BAB I Yunita Septiani
BAB I Yunita Septiani
BAB I
PENDAHULUAN
batasan umur yang mencakup batasan umur orang yang masuk dalam kategori
lansia, diantaranya adalah 60 tahun (UU No. 13 Tahun 1998) dan 60-74 tahun
(WHO). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan
dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang
peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH) / Angka Harapan Hidup
Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun
(dengan persentase populasi lansia tahun 2000 adalah 7,74%), angka ini akan
meningkat pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun
(dengan persentase populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68%). Begitu pula
2
dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun
2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia
adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010
(dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi
sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi
kartu wisata khusus, mendahulukan para lanjut usia (Kementrian Kesehatan RI,
2013)
Indonesia termasuk negara berstruktur tua, hal ini dapat dilihat dari
persentase penduduk lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di atas 7%
dan nasional. Keadaan ini berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan
(Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di
pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta
pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan
4
relatif masih rendah. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk lansia serta ban-
pada usia lanjut. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh
sehingga ren-tan terkena infeksi penyakit menular. Penyakit tidak menular pada
lansia di antaranya hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi atau
Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2012 sebesar 26,93% artinya bahwa
dari setiap 100 orang lansia terdapat 27 orang di antaranya mengalami sakit. Bila
pada lansia
yang umum. Keluhan kesehatan yang paling tinggi adalah jenis keluhan lainnya
(32,99%). Jenis keluhan lainnya di antaranya keluhan yang merupakan efek dari
penyakit kronis seperti asam urat, darah tinggi, rematik, darah rendah dan
5
diabetes. Kemudian jenis keluhan yang juga banyak dialami lansia adalah batuk
tahun 2012 didapatkan total populasi penduduk sebesar 8.528.719 jiwa dengan
umur 60 tahun ke atas atau yang kategori lansia berjumlah 700.049 jiwa atau 5,8%
(Palembang.tribunnews.com 2013).
Di Kabupaten Pali jumlah golongan lanjut usia sebesar 3.439 jiwa, dengan
distribusi 1.773 jiwa (51,56%) berjenis kelamin laki-laki dan 1.666 jiwa (48,44%)
Data yang diperoleh di Puskesmas Talang Ubi tahun 2014, dari 17 desa yang
ada di wilayah Puskesmas Talang Ubi, desa Talang Ubi Selatan yang paling
banyak lansianya tidak aktif datang ke posyandu lansia. Jumlah lansia di Talang
Ubi Selatan ada 354 orang, dan yang aktif datang ke posyandu lansia ada 50 orang
(14,12%), sedangkan 304 orang tidak aktif (85,88%). Selanjutnya di Desa Beruge
Darat jumlah lansia ada 173 orang, yang aktif ke posyandu lansia ada 40 orang
(23,12%) sedangkan yang tidak aktif ada 133 orang (76,88%). Kemudian di desa
Panta Dewa jumlah lansia ada 326 orang lansia, yang aktif ke posyandu lansia ada
91 orang (27,91%) dan yang tidak aktif ada 235 orang (72,09%).
Dari hasil survey didapatkan bahwa penduduk lansia di Desa Talang Ubi
Selatan rata-rata tidak sekolah, sehingga kemungkinan para lansia diDesa Talang
Dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai :
terhadap peran serta dalam kegiatan posyandu lansia di Poskesdes Talang Ubi
Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Talang Ubi Kabupaten Pali tahun 2015?
terhadap peran serta dalam kegiatan posyandu lansia di Poskesdes Talang Ubi
Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Talang Ubi Kabupaten Pali tahun 2015.
7
lansia di Poskesdes Talang Ubi Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Talang Ubi
1. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi lansia agar lebih giat untuk datang
kesehatan.
menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut dengan mengantar lansia atau
di wilayah kerjanya
3. Menjaring lansia di wilayah kerjanya agar mau datang ke posyandu lansia dan
Enim.
penelitian ini, yaitu : pendidikan, pengetahuan, dan sikap lansia terhadap kegiatan
posyandu lansia, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di tempat penelitian.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
umur orang yang masuk dalam kategori lansia, diantaranya adalah 60 tahun (UU
No. 13 Tahun 1998) dan 60-74 tahun (WHO). Lansia adalah suatu keadaan yang
kesehatan dan kondisi stres fisiologis. Lansia juga berkaitan dengan penurunan
Selain pengertian lansia secara umum diatas, terdapat juga beberapa pengertian
1. Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu:
young old (65-74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old (lebih dari 85
tahun).
lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-
4. Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang telah
Menua secara normal dari system saraf didefinisikan sebagai perubahan oleh
usia yang terjadi pada individu yang sehat bebas dari penyakit saraf jelas menua
normal ditandai oleh perubahan gradual dan lambat laun dari fungsi-fungsi
merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai sejak
lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Nugroho Wahyudi,
2000).
Menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
kehidupannya yaitu : neonatus, balita, pra sekolah, sekolah, remaja, dewasa dan
lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis maupun psikologis
12
fisik yang ditandai dengan kulit menjadi keriput karena berkurangnya bantalan
mulai ompong, aktifitas menjadi lambat, nafsu makan berkurang dan kondisi
Menurut WHO dan UUD No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia
permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan proses
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. Menurut UU tersebut di atas
lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria
maupun wanita.
1. Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan diri dengan
kegiatan.
3. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses penuaan
4. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.
1. Teori Biologi
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
terprogramoleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
c. Teori autoimun
keseimbangan regulasi system imun (Corwin, 2001). Sel normal yang telah
antibody yang menghancurkan sel tersebut. Selain itu atripu tymus juga turut
d. Teori stress
e. Teori telomer
Dalam pembelahan sel, DNA membelah denga satu arah. Setiap pembelaan
f. Teori apoptosis
Teori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel jika
program prolifirasi sel tumor. Pada teori ini lingkumgan yang berubah,
termasuk didalamnya oleh karna stres dan hormon tubuh yang berkurang
b. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang
diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
16
3. Teori Lingkungan
proses penuaan.
b. Radiasi theory: Radiasi sinar y, sinar xdan ultrafiolet dari alat-alat medis
c. Polution theory: Udara, air dan tanah yang tercemar polusi mengandung
dalam darah. Kondisi stres yang terus menerus dapat mempercepat proses
penuaan.
Banyak kemampuan berkurang pada saat orang bertambah tua. Dari ujung
umur. Menurut Nugroho (2000) perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai
berikut:
1. Perubahan Fisik
a. Sel
intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati, jumlah
b. Sistem Persyarafan
c. Sistem Penglihatan.
Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram
d. Sistem Pendengaran.
Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau
nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada
otosklerosis.
e. Sistem Cardiovaskuler.
tekanan darah menurun menjadi 65mmHg dan tekanan darah meninggi akibat
g. Sistem Respirasi.
h. Sistem Gastrointestinal.
menurun.
i. Sistem Genitourinaria.
200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva,
j. Sistem Endokrin.
testoteron.
k. Sistem Kulit.
cairan dan vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat
l. System Muskuloskeletal.
sclerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah
2. Perubahan Mental
a. Perubahan fisik.
b. Kesehatan umum.
c. Tingkat pendidikan.
d. Hereditas.
e. Lingkungan.
20
kekakuan sikap.
3. Perubahan Psikososial
rasa tidak aman, takut, merasa penyakit selalu mengancam sering bingung
sosioekonomi.
g. Penyakit kronis.
j. Gizi
Menurut Hernawati Ina MPH (2006) perubahan pada lansia ada 3 yaitu
mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis yang menetap.
pendengaran.
fungsi mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia
lanjut.
seperti perut kembung nyeri yang menurunkan nafsu makan usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus dapat juga menyebabkan susah buang air besar
f. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak yang menyebabkan
yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut yang
dehidrasi.
2. Kemunduran psikologis
Pada usia lanjut juga terjadi yaitu ketidak mampuan untuk mengadakan
3. Kemunduran sosiologi
Pada usia lanjut sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pemahaman
usia lanjut itu atas dirinya sendiri. Status social seseorang sangat penting bagi
membawa akibat bagi yang bersangkutan dan perlu dihadapi dengan persiapan
yang baik dalam menghadapi perubahan tersebut aspek social ini sebaiknya
23
diketahui oleh usia lanjut sedini mungkin sehingga dapat mempersiapkan diri
sebaik mungkin.
1. Pendekatan Psikis.
2. Pendekatan Sosial.
persaudaraan.
3. Pendekatan Spiritual.
Tuhan dan Agama yang dianut lansia, terutama bila lansia dalam keadaan sakit.
Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS
yang kerap muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of Is.
OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan biologik
obesitas.
2. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa atau
kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk pada
sedangkan tipe II adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut karena
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih
tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang
terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak
4. Diabetes Mellitus
Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah
masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang
menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau sama
dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl. Obesitas,
pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut mempertinggi risiko
DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75 tahun menderita DM.
Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah,
berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa, dan luka yang lambat sembuh.
5. Dimensia
terjadi pada usia lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit
merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga kerap terjadi pada
terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan,
hingga kebingungan.
26
7. Kanker
Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel
mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat.
Sel yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa
beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari
keadaan awal (kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah
penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus
kanker terjadi di atas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk timbul
yang-sering-terjadi-pada-lansia/).
1). Penyebab
1) Penyebab
a) Klien :
(2) Latih untuk pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya
b) Lingkungan :
(4) Letakkan meja dekat tempat tidur, atur peralatan mudah pakai
(5) Lantai bersih, rata, tidak licin dan basah serta pasang pegangan
kamar Mandi
1) Penyebab
b) Kurangnya motivasi
29
2) Rencana tindakan
1) Penyebab
b) Ggn psikologisinsomsia
2) Rencana tindakan
1) Penyebab
curiga
2) Rencana tindakan :
3. Tindakan keperawatan
b. Penerangan cukup
pelayanan bagi kaum lansia, yang dilakukam dari, oleh dan untuk kaum usila yang
kelompok usia lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional.
Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk
31
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah
Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) usia lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang
(Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di
pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta
pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan
a. Keluarga lansia
f. Masyarakat luas
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga
kesehatannya;
1. Pelaksanaan kegiatan
bimbingan puskesmas
2. Pengelola
Pengurus yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal maupun non
formal.
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
penyelenggara. Ada yang system 5 meja , ada yang 7 meja, ada juga yang 3 meja,
badan.
2. Meja 2 : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, Indek Masa Tubuh
antara lain :
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan atau minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar atau kecil dan sebagainya;
status mental dilakukan karena proses mental lansia sudah mulai dan sedang
menerima hal baru, juga merasa tidak tahan dengan tekanan, perasaan seperti
dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan hal tertentu sehingga mereka
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks massa tubuh (IMT);
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok lansia
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat yaitu:
2. Kegiatan olahraga antara lain senam lansia, gerak jalan santai dan lain
2.3.1 Pendidikan
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta
jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya (Ki Hajar
Dewantara, 2014)
37
Tingkat pendidikan sangatlah menentukan pola pikir manusia tersebut. Untuk itu,
Makam Haji Surakarta, dengan jumlah responden lansia yang tidak aktif pada
kegiatan posyandu ada 54 orang, dimana lansia yang berpendidikan tinggi ada 11
orang (20,37%) dan lansia yang berpendidikan rendah ada 43 orang (79,63%).
(http://eprints.ums.ac.id/9520/1/J210080010.pdf)
2.2.2 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia (apa yang diketahui orang) yang
pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat
1. Tahu (know)
yang spesifik dari suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.
38
2. Memahami (comprehension)
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
3. Aplikasi (aplication)
situasi atau kondisi yang real (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai
4. Analisis (analysis)
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Adapun dalam analisis ini
sebagainya.
5. Sintesis (syntesis)
6. Evaluasi (evaluation)
materi atau objek. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
2. Kurang : apabila responden dapat menjawab benar < 7 dari semua pertanyaan
yang diberikan
sebagai berikut.
1. Umur, adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam
yang baru dan harapan baru, semakin bertambah umur semakin banyak
bertambah.
proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
yang berguna.
Pada penelitian Nur Anita (KTI 2014) di Posyandu Lansia Sehat Mandiri
aktif berkunjung ke posyandu lansia sebanyak 51 orang, yang terdiri dari lansia
nuranita 20-66-1-nuranit-6.pdf ).
2.3.3 Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui
(Widayatun,T.R, 2009).
41
2. Struktur Sikap
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Seperti dalam keyakinan ibu
terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan
yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya.
3. Tingkatan Sikap
a. Menerima dapat diartikan bahwa orang atau objek mau dan memperhatikan
masalah.
42
d. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengans egala
resiko.
4. Pengukuran Sikap
terhadap suatu objek. Sikap dapat di ukur dengan suatu alat yang dinamakan skala
sikap dengan menggunakan skala likert. Skala likert adalah instrument yang
dia sangat setuju, setuju, ragu ragu, tidak setuju atau sangat tidak setuju.
Pengukuran skala Likert, metode skala likert dapat dikatakan sebagai yang
pertama yang melakukan pendekatan yang mengukur luas dalamnya pendapat dari
responden bukan hanya dengan jawaban ya atau tidak. Dalam metode ini
sedemikian rupa agar bisa dijawab dalam lima tingkatan pertanyaan atau
Pernyataan Positif
1. Sangat Setuju : SS
2. Setuju : S
3. Ragu Ragu : R
4. Tidak Setuju : TS
1. Skala Likert adalah skala dengan mengukur sikap dengan menyatakan setuju
a. Sangat menyetujui
b. Setuju
d. Tidak menyetujui
pernyataan dengan nilai tertinggi 5 maka nilai maksimal yang didapatkan yaitu 50
2013), yaitu :
Karang Raja Kota Prabumulih, dari 47 landia yang tidak aktif dating ke posyandu
posyandu lansia ada 32 orang responden (68,09%) dan responden yyang tidak
BAB III
dirumuskan dari fakta - fakta observasi (Ari Setiawan, Saryono, 2011). Banyak
lansia , dukungan keluarga dan lain-lain. Oleh sebab itu, peneliti hanya akan
meneliti faktor pendidikan, pengetahuan, dan sikap lansia terhadap peran serta
dalam kegiatan posyandu lansia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka
konsep berikut :
Pendidikan
Sikap
3.2.1 Pendidikan
3.2.2 Pengetahuan
yang diberikan.
yang diberikan.
3.2.3 Sikap
1. Pengertian : suatu reaksi atau respon lansia terhadap peran dalam kegiatan
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan suatu penelitian Survey Deskriptif yaitu suatu survey
tersebut (Ari Setiawan dan Saryono, 2011).. Pada penelitian ini faktor-faktor
serta dalam kegiatan posyandu lansia di Poskesdes Talang Ubi Selatan Wilayah
(Notoadtmojo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua usia lanjut
yang tidak berperan serta dalam kegiatan posyandu lansia di Poskesdes Talang
Ubi Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Talang Ubi Kabupaten Pali pada bulan
Sampel penelitian adalah objek yang diteliti atau yang dianggap mewakili
secara acak sistematis, yaitu membagi jumlah atau anggota populasi dengan
(Notoatmojo 2010) Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 304 orang
2,3,4.304)
I (Interval) = 304 : 50 = 6
Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap elemen (nama
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang lansia umur 60 -74
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Data primer
dalam penelitian ini diperoleh dari objek penelitian secara langsung dari
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh dari laporan Dinas Kesehatan Pali, Puskesmas
Talang Ubi Poskesdes Talang Ubi Selatan, internet dan penelusuran sumber
buku.
secara langsung oleh peneliti yang mengacu pada beberapa sumber referensi.
ganda (a,b, dan c). Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah
50
diberi nilai 0. Adapun kisi kisi pertanyaan pengetahuan dapat dilihat pada
Tabel 4.1
Kisi kisi Kuisioner Pengetahuan
Kuisioner pengisian kuisioner skala likert terdiri dari 10 soal yaitu pernyataan
favourable yang positif atau mendukung sebanyak 5 soal dan pada pernyataan
Adapun kisi kisi soal sikap dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.
51
Tabel 4.2
Kisi Kisi Kuisioner Skala Pengukuran Sikap
Favourable Unfavourable
No Pernyataan No. Item Jumlah No. Item Jumlah
Soal Soal Soal Soal
1 Pengertian Posyandu lansia 1 1 6 1
2 Peran keluarga 7 1 2 1
3 Manfaat Posyandu 3 1 8 1
4 Pola Makan lansia 9 1 4 1
5 Senam lansia 5 1 10 1
Total 5 5
isian atau formulir hasil wawancara, angket atau kuisioner. Adapun pengecekan
pengolahan data.
Pengkodean atau coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Misalnya Jenis Kelamin : 1 = Laki laki, 2 =
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dilakukan pembetulan atau koreksi, dan proses ini disebut Pembersihan data
(Data Cleaning).
Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat yaitu analisa yang
terhadap peran serta dalam kegiatan posyandu lansia di Poskesdes Talang Ubi
53
Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Talang Ubi Kabupaten Pali tahun 2015 yang