Pada judul terdapat sesuatu yang implisit dalam judul tersebut atau
simbolisan tersebut dari judulnya perahu (bisa perahu Nooh secara pandangan
teologis atau perahu tersebut bisa sebagai Negara atau organisasi). Dibawahnya
diperjelas dengan cermin perselisihan jawa islam diawalai kerajaan Mataram.
Baiklah dari sini dapat dilihat dan menimbulkan tanya, mengapa terjadi
perselisihan? Apa yang menyebabkannya? Dibawahnya sub judul tertulis tahun
1992. Dari hal tersebut bisa dihubungkan antara cerita dengan tahun yang ditulis,
atau mungkin politik yang berlangsung pada tahun 1992 ketika orde baru yang
memerintah dengan tangan besi. Dari sini muncul kelebihan cerita yang pertama
yaitu bagaimana cerita tersebut dihubungkan dengan konteks jaman modern 1992.
Lebih jelas jika membaca cerita tersebut. Tetapi untuk menyamarkan ditulislah
sebuah lakon tradisi sehingga orang atau pembaca yang diafan hanya memikirkan
bahwa itu hanya cerita jaman dulu atau legenda bahkan sejarah jaman dulu. Pada
pendahulu bab satu tertulis sesungguhnya merupakan tranformasi politik dari pola
kepemimpinan pesisiran yang berwatak lebih terbuka, egaliter, demokratis menuju
atau menjadi kekuasaan pedalaman yang relative lebih tertutup. Hal tersebut
menjadi karakteristik cerita ini yaitu menjelaskan sesuatu lewat karya tulis ini
kepada pembaca terutama sasaran pembaca bahwa ini potret pemerintahan kita
saat ini, lihatlah lewan cerita ini, pahamlah dan belajarlah dari cerita ini dan paling
tidak menumbuhkan kesadaran dan bergerak atau take action
Contohnya lagu pada babak satu. Ketika Kalong mengucapkan padahal
yang menjadi persoalan di Mataram bukanlah kebanggaan atas mahkota-
mahkota kepribadian tetapi perlawanan terhadap kekuasaan yang menjebak-
jebak. tersebut ada hubungannya dengan pemerintah saat itu yang mana selalu
membungkam kritik-kritik dengan alasan pembangunan, lebih spesifiknya
stabilitas nasional yang sering diploklamirkan oleh order baru terutama pada
program repelita. Jadi sekali lagi karakteristik cerita ini yaitu berusaha menggugah
pembaca terutama sasaran pembaca yang sebenarnya lewat keimplisitan kata-kata
dalam tiap dialog terutama ketika Kalong bercakap dengan
Syeh Jangkung selain itu terdapat banyak sekali kata-kata yang kadang untuk tahu
arti sebenarnya.
3
Pesan Moral:
a. Pemerintahan di era orde baru, banyak masyarakat yang kurang setuju
dengan kepemimpinan pemerintahan.
b. Sejarah zaman orde baru, bisa dijadikan pelajaran karena pemerintahan
masih bersifat tertutup, menjadi lebih demokratis
Hubungan Tema dan Pesan Moral pada Kondisi Masyarakat Saat Ini:
Jenis Lakon:
Alur Dramatik :
Alur dari drama ini selalu mengrah ke belakang atau alur mundur.
Latar :
Kerajaan Mataram
Penokohan :
Nama-nama tokoh yang berada dalam naskah perahu retak ini terdiri dari
syech jangkung, Kiayi Tegalsari, Raden Mas Kalong, Nimas Jambuwangi, Warok,
Tumenggung Karang Gumantung, Tumenggung Cekal Birowo, Ki Mondoroko,
4
Syech Jangkung adalah salah satu tokoh utama dalam naskah drama perahu
retak Syech adalah seorang guru yang berpengetahuan luas,yang senantiasa
mendidik murid-muridnya dengan cara yang kadang-kadang tidak terduga. Syech
jangkung juga adalah seorang pengembara, ia dihormati dan disegani tidak hanya
di kalangan para murid saja. Syech seorang yang tidak tergesa-gesa dalam
mengambil sutau tindakan, dapat bertindak bijak dalam permasalahan jawa islam.
2. Tokoh Raden Mas Kalong
Nimas adalah adik perempuan Kalong dan juga kakak seperguruan Kalong.
Nimas mempunyai watak yang sangat jauh berbeda dari Kalong. Nimas adalah
seorang yang sabar dan juga lemah lembut. Nimas adalah sosok yang manja tapi
bersungguh-sungguh dalam melakukan segala sesuatu, selalu
mempertimbangakan baik dan buruknya keputusan yang akan diambil,disisi lain
Nimas juga lemah tegas dalam mengambil sebuah keputusan dari pada Kalong.
4. Kiai Tegalsari
Kiai Tegalsari adalah pimpinan pesantren dan juga teman dari Syech, yang
seumuran dengan Syech sendiri. Seorang yang bijaksana dan cukup sabar dalam
menghadapi setiap permasalahan dan kejadian yang terjadi disekitarnya. Selalu
berusaha meredamkan amarah orang-orang agar tidak terjadi kesalahan yang lebih
fatal lagi.
5. Warok Gagang subendo dan Warok Jolego
Subendo adalah dua orang warok yang wataknya hampir sama,mereka
sama-sama gampang terpancing emosi dan gampang dipengaruhi pemikirannya.
5
Mereka berdua juga warok yang rela bertanding habis-habisan demi membela
yang meraka yakini sebagai kebenaran.
6. Tumenggung Karang Gumantung dan Tumenggung Cekal Bhirowo
Keduanya adalah tumenggung mataram yang licik, yang selalu memancing
perseteruan tapi kemudian tidak berani menghadapinya.
7. Ki Mondoroko
Ki Mondoroko adalah penasihat mataram yang licik juga cerdas,seorang
yang bijaksana dan cukup sabar,dalam mengatasi suatu permasalahan tidak cepat
emosi.
8. Nyi Demang Sendangsih
Nyi demang adalah seorang wanita yang bersabar dan bijaksana dlam
menghadapi permasalahan, juga mampu meredamkan amarah diantara tokoh-
tokoh yang sedang bertikai. Disisi lain Nyi Demang adalah wanita yang keras
bagi siapa pun yang melanggar perintahnya.
9. Carik sukadal
Carik sukadal adalah pamong trambesi yang menunjukan kesabaran dan
kebijaksaan untuk menutupi kemunafikan dan kelicikan dirinya.
10. Ki Jogoboyo Marsiung
Jogoboyo adalah pamong trambesi juga,teman dari carik sukadal. Jogoboyo
adalah sosok yang angkuh,tidak sabaran dan juga pemarah.
11. Sukijing, Sukiman, Tiwul, Wuluh, Para Santri
Meeka adalah kumpulan rakyat dan para santri yang mempunyai keteguhan
hati dan semangat yang berkobar untuk membela apa yang mereka anggap benar.
6
Penutup