Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap kegiatan yang akan dilakukan apa lagi untuk mencapai


sesuatu dari yang dilakukan tersebut memerlukan suatu perencanaan
atau pengorganisasian yang dilaksanakan secara sistematis dan
terstruktur. Demikian juga dalam suatu pendidikan baik jenis dan
jenjangnya pasti memerlukan suatu program yang terencana dan
sistematis sehingga dapat menghantarkan pada tujuan yang diinginkan.

Seiring berjalannya waktu, dan dari masa ke masa generasi akan


terus berganti. Begitu banyak pelatihan-pelatihan yang dilakukan untuk
memperbaiki kwalitas pengajaran dalam sebuah proses pembelajaran. Hal
tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas serta
profesional seorang pengajar dalam proses pembelajaran. Oleh
karenanya, para calon tersebut yang dikumpulkan dalam pendidikan tinggi
dengan konsentrasi ilmu pendidikan harapannya bisa menjadi lebih
professional dan mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif dan
efisien serta menyenangkan dan bisa diterima oleh peserta didik atau bagi
siswa.Diantaranya dengan memanfaatkan fasilitas perkuliahan mata
kuliah pengajaran makro. Oleh karena itu mata kuliah makro teaching
merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan pada
lembaga pendidikan tinggi. Dengan demikian akan menjadi jelas dan
terencana tentang bagaimana dan apa yang harus diterapkan dalam
proses belajar mengajar. Peranan adalah pola tingkah laku yang
diharapkan dari seseorang yang menduduki suatu jabatan atau pola
tingkah laku yang diharapkan pantas dari seseorang.
Pada beberapa hal diatas maka, Universitas Indonesia Timur
fakultas keperawatan menyelenggarakan Program Studi D-4 Bidan
Pendidik bertujuan untuk menghasilkan tenaga pendidik profesional di
bidang kebidanan, serta handal dalam praktik klinikal.Universitas
Indonesia Timur fakultas keperawatan berkomitmen membentuk lulusan
D4 Bidan Pendidik yang berkualitas dengan nilai-nilai kepribadian dan
sikap yang positif, sehingga mampu menjalin hubungan interpersonal
yang harmonis baik di lingkungan pendidikan maupun dalam lingkungan
sosial - masyarakat.

Dalam program pendidikan D IV bidan pendidik dengan


memberikan mata kuliah yang harus dipelajari yaitu metode khusus dan
praktek klinical, praktik klinical untuk mahasiswa program pendidikan D IV
bidan pendidik adalah praktek kependidikan dilahan yang sudah
ditentukan oleh pendidikan sebagai bentuk laporan dari kegiatan praktik
kependidikan yang dilakukan dan disusun oleh mahasiswi untuk
pendidikan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik kependidikan, mahasiswa Program
Studi D4 Bidan Pendidik Fakultas keperawatan Universitas
Indonesia diharapkan mendapatkan pengalamam factual tentang
pelaksanaan proses pembelajaran atau kegiatan kependidikan,
administrasi, manajemen, teknologipendidikan.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktikkependidikan selama 3 minggu,
mahasiswa D-4 bidan pendidik diharapkan mampu:
a. Menguasai substansi kajian kebidanan atau materi dalam GBPP
Kurikulum D-III Kebidanan.
b. Merencanakan dan mempersiapkan proses pembelajaran.
c. Melaksanakan proses pembelajran dengan menggunakan
berbagai metode dan media yang tepat baik dalam teori
maupun praktik.
d. Melakukan penilaian proses pembelajaran baik teori maupun
praktik.
e. Melakukan administrasi akademik.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dan pengalaman dalam proses pembelajaran
baik teori maupun praktik, dan menerapkan secara langsung teori-
teori yang didapat di kelas.
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah pembendaharaan, perpustakaan,
dan perencanaan program di institusi pendidikan.
3. Bagi Masyarakat
Dengan adanya pembelajaran praktikkependidikan diharapkan
akan menghasilkan tenaga pendidik yang professionaldan mampu
mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efisien serta
menyenangkan dan bisa diterima oleh peserta didik atau bagi
siswa.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Makroteaching
1. Defenisi
Makroteaching adalah praktikum yang bersifat aplikatif dan terpadu
dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program
pelatihan untuk menyiapkan mahasiswa agar menguasai
kompetensi kependidikan sehingga dapat mengemban tugas dan
tanggung jawab secara professional. Pada program ini mahasiswa
sebagai calon dosen berlatih mengajar.
2. Tujuan
Untuk melatih mahasiswa agar memiliki pengalaman factual
tentang proses pembelajaran yang selanjutnya dapat dipakai
sebagai bekal untuk mengembangkan diri sebagai tenaga pendidik
yang professional yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diperlukan dalam profesinya.
B. Rancangan Pembelajaran Semester (RPS)
1. Definisi
Menurut RISTEKDIKTI (2016), RPS suatu mata kuliah adalah
rencana proses pembelajaran yang disusun untuk kegiatan
pembelajaran selama satu semester guna memenuhui capaian
pembelajaran yang dibebankan pada mata kuliah/modul. Rencana
pemebelajaran semester atau istilah lain, ditetapkan dan
dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam
kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau
teknologi dalam program studi.
2. Komponen-komponen
a. Nama program studi
Seharusnya sesuai dengan yang tercantum dalam ijin
pembukaan/ pendirian/ operasional program studi yang
dikeluarkan oleh Kementerian.
b. Nama dan kode semester, sks mata kuliah/modul
Harus sesuai dengan rancangan kurikulum yang dijalankan.
c. Nama dosen pengampu
Dapat diisi lebih dan satu orang bila pembelajaran
dilakukanoleh suatu tim pengampu (Teamteaching), atau kelas
parallel.
d. Capaian pemblajaran lulusan yang dibebankan pada mata
Kuliah
CPL yang tertulis dalam RPS merupakan sejumlah
capaianpembelajaran lulusan yang dihebankan pada mata
kuliah ini,yang bisa terdiri dan unsur sikap, ketrampilan
umum,ketrampilan khusus, dan pengetahuan. Rumusan
capaianpembelajaran lulusan yang telah dirurnuskan dalam
dokumen kurikulum dapat dibebankan kepada beberapa mata
kuliah,sehngga CPL yang dibebankan kepada suatu mata
kuliahmerupakan bagian dan usaha untuk memberi
kemampuanyang mengarah pada pemenuhan CPL
e. Kemampuan akhir yang direncanakan di setiap tahapan
pembelajaran
Merupakan kemampuan tiap tahap pembelajaran yang
diharapkan mampu berkontrihusi pada pemenuhan CPL yang
dibebankan, atau merupakan jabaran dan CP yang dirancang
untuk pernenuhan sebagian dan CP lulusan.
f. Materi Pembelajaran
Adalah maten pembelajaran yang terkait dengan
kemampuan akhir yang hendak dicapai. Desknipsi maten
pembelajaran dapat disajikan secara lebih lengkap dalam
sebuah buku ajar atau modul atau buku teks yang dapat
diletakkan dalam suatu laman sehingga mahasiswa peserta
mata kuliah ini dapat mengakses dengan mudah. Materi
pembelajaran ini merupakan uraian dan bahan kajian bidang
keilmuan (IPTEKS) yang dipelajari dan dikembangkan oleh
dosen atau kelompok dosen program studi. Materi pembelajaran
dalam suatu mata kuliah dapat berisi bahan kajian dengan
berbagai cabang/ranting/bagian dan bidang keilmuan atau
bidang keahlian, tergantung konsep bentuk mata kuliah atau
modul yang dirancang dalam kurkulum. Bila mata kuliah disusun
berdasarkan satu bidang keilmuan maka materi pembelajaranl
ebih difokuskan (secara parsial) pada pendalaman bidang
keilmuan tersebut, tetapi apabila mata kuliah tersebut disusun
secara terintergrasi (dalam hentuk modul atau blok) maka
materi pembelajaran dapat berisi kajian yang diambil dan
beberapa cabang/ranting/bagian bidang keilmuan/ keahlian
dengan tujuan mahasiswa dapat mempelajari secara
terintergrasi keterkaitan beberapa bidang keilmuan atau bidang
keahlian. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran
mengacu pada CPL yang dirumuskan dalam kurikulum.
g. Metode pembelajaran
Penetapan metode pembelajaran didasarkan pada
keniscayaan bahwa kemampuan yang diharapkan telah
ditetapkan dalam suatu tahap pembelajaran akan tercapai
dengan metode/model pembelajaran yang dipilih. Metode /
model pembelajaran bias berupa: diskusi kelompok, simulasi,
studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran .kooperatif,
pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah,
atau metode pembelajaran lain yang dapat secara efektif
memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Setiap
mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dan
beberapa metodepembelajaran
h. Waktu
Waktu merupakan takaran waktu sesuai dengan beban
belajar mahasiswa dan menunjukan kapan suatu kegiatan
pembelajaran dilaksanakan .Waktu dalam satu semester yakni
mulai minggu ke 1 sampai ke 16 (bisa 1/2/3/4 mingguan) dan
waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap
tahap kegiatn pembelajaran. Penetapan lama waktu di setiap
tahap pembelajaran didasarkan pada perkiraan bahwa dalam
jangka waktu yang disedia kan rata-rata mahasiswa dapat
mencapai kemampuan yang telah ditetapkan melalui
pengalaman belajar yang dirancang pada tahap pembelajaran
tersebut.
i. Pengalaman belajar mahasiswa
Pengalarnan belajar rnahasiswa yang diwujudkan dalam
deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama
satu semester, adalah bentuk kegiatan belajar mahasiswa
yangdipilih agar rnahasiswa mampu mencapai kemampuan
yangdiharapkan di setiap tahapan pembelajaran. Proses ini
termasuk di dalamnya kegiatan asesmen proses dan hasil
belajar mahasiswa.
j. Kriteria, indikator, dan bobot penilaian
Penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif,
akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.
Kriteria menunjuk pada standar keberhasilan mahasiswa dalam
sebuah tahapan pembelajaran, sedangkan indikator merupakan
unsur-unsur yang menunjukkan kualitas kinerja mahasiswa.
Bobot peniiaian merupakan ukuran dalam persen (%) yang
menunjukkan prosentase keberhasilan satu tahap penilaian
terhadap nilai keberhasilan keseluruhan dalam mata kuliah.
k. Daftar referensi
Berisi buku atau bentuk lain nya yang dapat digunakan
sebagai sumber belajar dalam pembelajaran mata kuliah.

3. Kegiatan Belajar Mengajar


Kegiatan belajar adalah tahap-tahap kegiatan yang dilakukan
pengajar dan mahasiswa untuk menyelesaikan materi kuliah.
Dalam hal ini materi kuliah tersebut dibatasi pada pokok bahasan
yang ada dalam RPS. Tahap kegiatan itu terdiri dari tahap
pendahuluan (introduction), tahap penyajian (presentasion) dan
tahap penutup (test and follow up).
a. Pelaksanaan tes hasil belajar, untuk dijawab atau dikerjakan
mahasiswa. Sering kali tes ini dilaksanakan secara tidak normal
dan tidak tertulis, tetapi secara lisan untuk dijawab atau
dikerjakan oleh mahasiswa yang ditunjuk sebagai sampel.
b. Umpan balik yang berupa informasi atas hasil tes.
c. Tindak lanjut berupa tentang apa yang harus dilakukan atau
dipelajari mahasiswa selanjutnya, baik untuk memperdalam
materi yang telah dipelajari dalam pertemuan tersebut maupun
untuk mempersiapkan diri mengikuti pertemuan yang akan
datang.
d. Dari uraian kegiatan belajar mengajar tersebut nampak bahwa
didalamnya tercakup komponen metode pengajaran. Untuk
menjelaskan suatu konsep abstrak pengajar dapat
menggunakan ceramah, sedangkan untuk memberikan contoh
dalam bentuk kegiatan fisik pengajar menggunakan
demonstrasi.

4. Media dan alat pengajaran


Menurut Suparman (2005), media adalah alat yang digunakan
untuk menyalurkan isi pelajaran agar dapat dilihat, dibaca, atau
didengar oleh mahasiswa. Jenis media yang sering digunakan
dalam pengajaran adalah buku atau bahan cetak, papan tulis, foto,
contoh, batu-batuan untuk mata kuliah geologi, transparansi, dan
over head projector (OHP). Alat pengajaran adalah benda yang
digunakan dalam pengajaran sehingga memungkinkan terjadinya
proses belajar mengajar.
Disamping itu kadang-kadang digunakan pula film bingkai (slide)
dan slide projector, kaset video dan video set. Fungsi dari media
tersebut adalah menggambarkan isi pelajaran kepada mahasiswa.
5. Evaluasi
Menurut Suparman (2005), evaluasi adalah alat ukur yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa dan cara
melaksanan pengukuran tersebut. Alat ukur tersebut dapat
berbentuk tes karangan (essay test atau tes objektif untuk tujuan
instruksional dalam kawasan kognitif, dan tes kinerja
(performancetest) untuk tujuan instruksional yang mengandung
kawasan psikomotor. Cara pelaksanaannya dapat berbentuk tulisan
atau lisan untuk kawasan kognitif dari unjuk kerja untuk kawasan
psikomotor.
C. Referensi
Yang dimaksud referensi adalah buku atau bahan yang dijadikan
acuan dalam menyajikan materi dalam SAP tersebut (Suparman,
2005).
D. Bahan Ajar
Menurut Imas Kurniasih (2014), bahan ajar adalah segala bentuk
bahan berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis
untuk membantu siswa dan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan memungkinkan peserta didik untuk belajar. Bahan
ajar bisa berupa kaset, video, CD-Room, kamus, buku bacaan, buku
kerja, atau fotokopi latihan soal. Bahan juga bisa berupa koran, paket
makanan, foto, perbincangan langsung dengan mendatangkan penutur
asli, instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru, tugas tertulis atau
kartu atau juga diskusi antar siswa. Ada berbagai metode intruksional
yang biasa dipakai dosen dalam proses mengajar diperguruan tinggi,
seperti metode kuliah mimbar atau ceramah, metode diskusi, dan lain-
lain.
Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi perkuliahan yang
disusun secara sistematis yang digunakan dosen dan mahasiswa
dalam proses perkuliahan. Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan
yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai,
memotivasi mahasiswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran
belajar mahasiswa dalam bentuk penyediaan bimbingan bagi
mahasiswa untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan
bagi mahasiswa, menyediakan rangkuman, dan secara umum
berorientasi pada mahasiswa secara individual.
Ada berbagai cara dapat dilakukan dosen untuk mengatasi situasi
perkuliahan seperti itu salah-satunya adalah dengan menyusun bahan
ajar bagi mahasiswa. Bahan ajar yang dirancang dan dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip instruksional yang baik akan dapat
membantu mahasiswa dalam proses belajarnya, membantu dosen
untuk mengurangi waktu waktu penyajian materi dan memperbanyak
waktu bimbingan dosen bagi mahasiswa, membantu perguruan tinggi
dalam menyelesaikan kurikulum dan mencapai tujuan instruksional
dengan waktu yang tersedia.
E. Penuntun Belajar(Job Sheet)
Job sheet adalah suatu media pendidikan yang dicetak (a printed
type of teaching aid) yang mendukung instruktur dalam pengajaran
keterampilan terutama di workshop, yang isinya merupakan
seperangkat pengarahan dan gambar tentang bagaimana cara
membuat atau menyelesaikan suatu job. Jadi Job sheet merupakan
salah satu bentuk dari instruction sheet (Yahya, 2010).
Menurut Yahya (2010), salah satu aspek yang paling dominan
dalam proses pembelajaran praktik permesinan adalah keberadaan job
sheet, karena job sheet dipakai untuk pemandu atau pegangan
mahasiswa dalam mempelajari dan menguasai salah satu kompetensi
yang diajarkan oleh pendidik .
Komponen Pada Job Sheet Menurut Yahya (2010), komponen pada
job sheet memuat tentang:
1. Materi pokok
2. kegiatan praktik yang terdiri dari;
a. langkah-langkah kegiatan/proses yang harus dilakukan
mahasiswa
b. pembelajaran praktik dengan menggunakan peralatan harus
benar
c. seringkali dilakukan pre-test sebelum
d. mahasiswa praktik
3. Alat evaluasi yang digunakan
4. Keselamatan kerja.
Menurut (Yahya, 2010) ada dua jenis job sheet yang digunakan
dalam pebelajaran praktik yaitu: job produksi (productions job) dan
job kombinasi (combining exercises and production jobs).
F. Daftar Tilik
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk
mengukur sampai seberapa jauh pelayanan sesuai atau tidak sesuai
dengan standar yang ditetapkan.Daftar tilik berisi daftar kelengkapan
sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien,
dan sebagainya (Yahya, 2010).
Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan
secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan,
untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark). Daftar tilik
merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk mendukung
standarisasi suatu proses pelayanan. Daftar tilik tidak dapat digunakan
untuk prosedur yang kompleks.
Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor prosedur, bukan untuk menggantikan
prosedur itu sendiri.
Langkah-langkah Menyusun Daftar Tilik:

1. Identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk


mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya.
2. Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut
3. Buat daftar kerja yang harus dilakukan
4. Susun urutan kerja yang harus dilakukan
5. Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu
6. Lakukan uji-coba
7. Lakukan perbaikan daftar tilik
8. Standarisasi daftar tilik.
BAB III

KEGIATAN PRAKTIK MAKROTEACHING

A. SAP (SATUAN ACARA PEMBELAJARAN)/RPS

Bidang Studi : Konsep dasar AKDR / IUD

Kode Mata Kuliah : 308

Beban Studi : 3 SKS

Pokok Bahasan : Konsep dasar pelayanan IUD

Sub Pokok : 1. Definisi AKDR

Bahasan 2. Jenis AKDR

3. Mekanisme kerja AKDR

4. Efektivitas IUD

5. Keuntungan dan kerugian penggunaan IUD

6. Indikasi dan kontra indikasi IUD

Sasaran ; Mahasiswa Prodi D3 kebidanan

Pertemuan : 4

Semester : II

Waktu : 3 x 50

Dosen : ROHANI MUSTARI, S.ST, M.kes


I. Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah menyelesaikan perkuliahan

ini mahasiswa akan dapat memahami tentang Konsep dasar

AKDR / IUD

II. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat :

a. Menjelaskan definisi AKDR

b. Menjelaskan Jenis AKDR

c. Menjelaskan mekanisme kerja AKDR

d. Menjelaskan efektivitas IUD

e. Menjelaskan keuntungan dan kerugian IUD

f. Menjelaskan indikasi dan kontra indikasi IUD

III. Materi

Peran dan fungsi majelis pertimbangan

IV. Kegiatan Belajar Mengajar

KEGIATAN
NO KEGIATAN DOSEN WAKTU
MAHASISWA

A. Membuka
perkuliahan
Menjawab salam 15
1. Memberi salam
memperkenalkan diri
kepada mahasiswa

2. Memeriksa daftar Menyimak


hadir
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Menjawab
4. Memberikan apersepsi

B. Kegiatan Inti

1. Menyampaikan materi Menyimak


tentang Konsep dasar
penyulit kala I dan II Mencatat

2. Memberikan
kesempatan kepada Mengajukan
mahasiswa untuk bertanya pertanyaan
120
3. Memberikan Menjawab secara
kesempatan kepada bervariasi
mahasiswa lain untuk
menjawab

4. Memberikan
reinforcement

5. Memperjelas jawaban
mahasiswa

C. Kegiatan akhir

1. Menyimpulkan materi Menyimak 15

2. Memberikan evaluasi Mengerjakan evaluasi

3. Memberikan Tugas Melaksanakan tugas


pada mahasiswa untuk
mencoba kembali materi
yang telah disampaikan
I. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
d. Tugas
II. Evaluasi
Pertanyaan Tertulis sebanyak 8 soal
1. Jelaskan definisi AKDR
2. Jelaskan Jenis AKDR
3. Jelaskan mekanisme kerja AKDR
4. Jelaskan efektivitas IUD
5. Jelaskan keuntungan dan kerugian IUD
6. Jelaskan indikasi dan kontra indikasi IUD

B. Bahan Ajar

KONSEP DASAR AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM) / IUD

(INTRA UTERINE DEVICE)

1. DEFINISI AKDR

AKDR atau IUD atau spiral adalah suatu benda kecil yang

terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga

mengandung hormon dan dimasukkan kedalam rahim melalui vagina

dan mempunyai benang (Handayani, 2010).

AKDR adalah suatu usahah pencegahan kehamilan dengan

menggulungkan secarik kertas yang terbuat dari secarik kertas, diikat

dengan benang lalu dimasukkan kedalam rongga rahim (Handayani,

2010).
AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam

rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat

dipakai oleh semua wanita usia reproduktif (Handayani, 2010).

AKDR atau spiral adalah suatu alat yang dimasukkan kedalam

rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi (Handayani, 2010).

AKDR atau IUD adalah suatu alat kontrasepsi modern yang telah

dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif

fungsi kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha

kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplantasi

dalam uterus (Hidayati, 2009).

Intra Uterine Device (IUD) merupakan alat kontrasepsi yang

digunakan dalam rahim sebagai pencegah kehamilan.

Cara kerjanya sebagai benda asing dalam rahim dapat

menimbulkan reaksi pera-dangan setempat. Tembaga yang terdapat di

dalam IUD mem-pengaruhi reaksi biokimia dalam rahim yang

menyebabkan disfungsi sperma sehingga tidak mampu melakukan

pembuahan. Intra uterine device (IUD) relatif aman dan efektif dalam

mencegah kehamilan (Hidayati , 2009).

2. JENIS AKDR

1) AKDR Non-hormonal

Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. Karena

itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari

generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam


sampai generasi plastik (polietilen) baik yang ditambah obat atau

tidak.

a. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2 :

Bentuk terbuka (Open Device): Misalnya: Lippes Loop,

CUT, Cu-7.Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.

Bentuk tertutup (Closed Device): Misalnya: Ota-Ring,

Altigon, dan Graten Ber Ring.

b. Menurut tambahan atau metal

Medicated IUD: Misalnya: Cu T 200 (daya kerja 3 tahun),

Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3

tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T

(daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun). Pada

jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD

menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang

ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah

220 mm2. Cara insersi: Withdrawal.

Un Medicated IUD: Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T

Coil, Antigon. Cara insersi Lippes Loop: Push Out. Lippes

Loop dapat dibiarkan in-utero unuk selama-lamanya sampai

menopause, sepanjang tidak ada keluhanan persoalan bagi

akseptornya. IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa

ini dari jenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari

jenis Medicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.


2) IUD yang mengandung hormonal

1) Progestasert T = Alza T

a. Panjang 36 mm, labar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor

warna hitam.

b. Mengandun20g per hari.

a. Sedang diteliti di Finlandia.

b. Angka kegagalan /kehamilan angka terendah: <0,5 per 100

wanita per tahun.

c. Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan

perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya,

karena 25% mengalami amenore atau perdarahan haid yang

sangat sedikit (Handayani, 2010).

3. MEKANISME KERJA AKDR/IUD

Mekanisme kerja AKDR menimbulkan reaksi radang di

endometrium, disertai peningkatan produksi prostaglandin dan infiltrasi

leukosit. Reaksi ini ditingkatakan oleh tembaga, yang mempengaruhi

enzim-enzim di endometrium, metabolisme glikogen, dan penyerapan

estrogen serta menghambat transportsi sperma. Pada pemakai AKDR

yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa yang mencapai

saliran genetalia atas berkurang. Perubahan cairan uterus dan tuba

mengganggu viabilitas gamet, baik sperma atau ovum yang diambil dari

pemakai AKDR yang mengandung tembaga memeperlihatkan degerasi

mencolok (WHO, 1997).


Pengawasan hormon secara dini memperlihatkan bahwa tidak

terjadi kehamilan pada pemakai AKDR modern yang mengandung

tembaga. Dengan demikian, pencegahan implantasi bukan merupakan

mekanisme kerja terpenting kecuali apabila AKDR yang mengandung

tembaga digunakan untuk kontrasepsi pasca coitus. LNG-IUS

menginduksi atrofi dan produksi mukus serviks antagonis, yang akan

meningkatkan efektifitasnya (Anna dan Ailsa: 2006).

Rincian mekanisme kerja AKDR adalah sebagai berikut:

Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara

pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang

menimbulkan reaksi radang setempat, dengan serbukan leukosit yang

dapat melarutkan blastokist atau sperma.

Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan-perubahan

pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokist tidak dapat hidup

dalam uterus.

Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan

sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR yang dapat

menghalangi nidasi.

Pergerakan ovum yang bertambah cepat dalam tuba fallopii.

AKDR yang mengeluarkan hormon akan mengentalkan lendir

serviks sehingga menghalangi pergerakan sperma untuk melewati

kavum uteri.
Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan

seksual terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim dan

memepengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak

terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan

suksual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme

yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi

atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi.

Dari penelitian-penelitian terakhir, disangka bahwa IUD juga

mencegah spermatozoa membuahi sel telur (mencegah fertilitas). Ini

terbukti dari penelitian di Chili:

a. Diambil ovum dari 14 wanita pemakai IUD dan 20 wanita tanpa

menggunakanan kontrasepsi. Semua wanita telah melakukan

senggama sekitar waktu ovulasi.;

b. Ternyata ovum dari wanita akseptor IUD tidak ada yang

menunjukkan tanda-tanda fertilitas maupun perkembangan

embrionik normal, sedangkan setengah jumlah ovum pada wanita

ynag tidak menggunakan kontrasepsi menunjukkan tanda-tanda

fertilisasi dan perkembangan embrionik normal.;

c. Penelitian ini menunjukkan bahwa IUD antara lain bekerja dengan

cara mencegah terjadinya fertilisasi.

Untuk IUD yang mengandung Cu:

a. Antagonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat

dalam enzim carboniyc anhydrase yaitu salah satu enzim dalam


traktus genitalia wanita, dimana Cu menghambat reaksi carboniyc

anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi

dan juga mugkin menghambat aktivasi alkali phosphatase.;

b. Mengganggu pengambilan estrogen endogeneuse oleh mukosa

uterus.;

c. Menganggu jumlah DNA dalm sel Endometrium.;

d. Mengganggu metabolisme glikogen.

Untuk IUD yang mengandung hormon progesteron.

a.Gangguan proses pematangan proliferatif sekretoir sehingga

timbul penekenan terhadap endometrium dan terganggunya proses

implantasi endometrium tetap berada dalam fase

decidual/progestational.;

b.Lendir serviks yang menjadi lebih kental/tebal karena pengaruh

progestin (Handayani:2010).

4. EFEKTIVITAS IUD

Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation

rate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa: Ekspulsi

spontan, terjadinya kehamilan dan pengangkatan/pengeluaran karena

alasan-alasan medis atau pribadi.

Efektivitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada :

a.IUD-nya : Bentuk, Ukuran, dan mengandung CU atau progesteron.

b.Akseptor
(1). Umur : makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, makin

rendah angka ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD.

2). Paritas : makin muda usia, terutama pada nuligravida, makin

tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD.

3). Frekuensi senggama.

Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8

kehamilan per 100 perempuan dalam satu tahun pertama (1 kegagalan

dalam 125-170 kehamilan). (Handayani:2010)

5. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN IUD

1. Keuntungan

a. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

b. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-308A dan

tidak perlu diganti).

c. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

e. Meningkatkan kenyamanan seksual, karena tidak perlu takut

hamil.

f. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-

380A).

g. Tidak mempengaruhi kualitas ASI.

h. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah

abortus (apabila tidak ada infeksi).


i. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih

setelah haid terakhir).

j. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

k. Membantu mencegah kehamilan ektopik (Handayani:2010).

l. AKDR modern bersifat efektif dan bekerja lama, sementara

AKDR tembaga harganya sangat murah. Alat ini menghasilkan

kontrsepsi sampai 10 tahun sehingga sangat efisien dari segi

biaya (Anna dan Ailsa:2006).

m. LNG-IUS memiliki manfaat tambahan selain kontrasepsi dan

semakin sering digunakan untuk penatalaksanaan masalah-

masalah ginekologis (Sturridge dan Guilebaud: 1997). Alat ini

mengurangi secara nyata jumlah darah menstruasi dan

dismenore serta dapat bermanfaat dalam terapi menorargia

(Anderson dan Rybo: 1990). Namun bercak darah yang

berulang sering mendahuluinya oligomenore, terutama selama

3 bulan pertama pemakaian (Anna dan Ailsa, 2006)

n. AKDR umumnya sangat mudah dikeluarkan dan pemulihan

kesuburan berlangsung cepat (angka konsepsi 78-88% setelah

12 bulan dan 92-97% pada 3 tahun setelah pengeluaran).

Kesuburan cepat pulih setelah pengeluaran LNG-IUS (Anna

dan Ailsa, 2006).

2. Kerugian

a. Efek samping yang umum terjadi:


- Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama

dan akan berkurang setelah 3 bulan).

- Haid lebih lama dan banyak.

- Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

- Saat haid lebih sakit (disminorea).

b. Komplikasi lain:

Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari

setelah pemasangan.

Perdarahan hebat diwaktu haid atau diantaranya dapat

memungkinkan penyebab anemia.

Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila

pemasangannya benar).

c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau

perempuan yang sering berganti pasangan.

e. Penyakit radang panggul dapat terjadi setelah wanita dengan

IMS memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.

f. Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam

pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama

pemasangan.

g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah

pemasangan AKDR. Biasanya menghilang selama 1-2 hari.


h. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas

kesehatan terlatih yang harus melepas AKDR.

i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi

apabila AKDR dipasang sesudah melahirkan).

j. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi

AKDR untuk mencegah kehamilan normal.

k. Perempuan harus memeriksakan posisi benang AKDR dari

waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus

memasukkan jarinya ke dalam vagina , sebagian perempuan

tidak mau melakuakan ini.

6. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI IUD

1. Indikasi

a. Usia reproduksi.

b. Keadaan nulipara.

c. Mengiginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

d. Perempuan menyusui yang menginnginkan kontrasepsi.

e. Setelah menyusui dan tidak ingin menyusui bayinya.

f. Setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.

g. Perempuan dengan risiko rendah IMS.

h. Tidak menghendaki metode hormonal.

i. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.

j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama

(Handayani, 2010).
k. AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan,

misalnya :

Perokok.

Pasca abortus.

Sedang memakai obat antibiotik dan anti kejang.

Pasien obesitas/kurus.

Penderita tumor jinak payudara.

Penderita Ca payudara.

Pusing-pusing atau nyeri kepala.

Varises kaki dan vulva.

Pernah menderita penyaikit seperti stroke, DM, liver dan

empedu.

Menderita hipertensi, jantung, malaria, skistomiasis (tanpa

anemia), penyakit tiroid, epilepsi, atau TBC non pelvis.

Pasca KET.

Pasca pembedahan pelvis (Hidayati, 2009).

2. Kontraindikasi

a. Kontraindikasi mutlak

Diketahui atau di curigai hamil

Alergi terhadap tembaga

Memiliki ims yang aktif atau baru terjadi tiga bulan terakhir

Perdarahan vaginal abnormal yang belum di diagnosis


Rongga uterus mengalami distorsi hebat sehingga

pemasangan dan penempatan sempit di lakukan, fibroid besar

(uliyah 2010)

Penyakit tropoblas ganas

Tbc pelviks (hidayati 2009)

b. Kontraindikasi relatif

Usia pakai yang masih mudah dan sangat rawan terjangkit

IMS karena tingkat aktivitas seksual yang masih sangat tinggi.

Memiliki banyak pasangan seksual

Menorargia dan anemia. Ini adalah kontraindikasi relatif untuk

spiral tembaga

Baru mendapat infeksi panggul.

Penderita penyakit katup jantung memiliki resiko endokarditis

bakterialis subalut terutama saat pemasangan spiral.

Perempuan yang menderita penyakit jantung progestik harus

diberikan antibiotik saat pemasangan.

Baru mengidap penyakit tropoblas jinak.

Sedang mendapat terapi koagulan.

Kelainan uterus ( polip, mioma, luka parut bekas sc)

Tumor ovarium

Gonorea

Stenosis kanalis servikalis

Dismenorea
Tfu < 6,5 cm (indonesia < 5 cm).

C. Satuan Acara Praktik

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Kode Mata Kuliah :

Beban Studi :

Pertemuan :

Hari/tanggal : Sabtu, 20 Mei 2017, Jam 12.00 Wita

Pembimbing : LILIANA PARERUNG, AMd. Keb.

1. Tujuan Pembelajaran Umum

a. Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa

dapat menjelaskan tentang pemasangan IUD

b. Tujuan Pembelajaran Khusus

Pada akhir bimbingan pemberian materi mahasiswa akan dapat

mendemontrasikan langkah-langkah pemasangan IUD

2. Pokok Bahasan

Pemasangan IUD

3. Sub Pokok Bahasan

a. Praktik Pra Tindakan Pemasangan IUD

b. Tindakan Pemasangan IUD

c. Praktik Pasca Tindakan Pemasangan IUD


4. Kegiatan pembelajaran

KEGIATAN
WAK-
TAHAP MAHASI METODE MEDIA
TU DOSEN
SWA
Penda- 20 Menyampaikan Menja- Diskusi
huluan Menit salam wab
Salam

Penya- 60 1. Mendemons- Memper- Demon- Job


jian Menit trasikan Pra hatikan trasi Shet
Tindakan Daftar
Pemasangan Tilik
IUD Alat dan
2. Mendemons- Mende- Bahan
trasikan monstrasi Pemasa
Tindakan kan ngan
Pemasangan Pemasan IUD
IUD gan IUD
3. Mendemons-
trasikan Memper-
Pasca hatikan
Tindakan Menyi-
Pemasangan mak
IUD
4. Meminta Menyi-
siswa mak
Mendemons-
trasikan
Tindakan
Pemasangan
IUD
Penu- 20 1. Menyimpul- Memper- Tanya
tup Menit kan demons- hatikan Jawab
trasi yang menja-
telah wab
dilakukan salam
2. Menutup
pertemuan
dengan
salam
1. Evaluasi Pembelajaran
a. Jenis Evaluasi : Praktik
b. Bentuk Evaluasi : Tanya Jawab
c. Alat Evaluasi : Demonstrasi & Daftar Tilik
2. Kepustakaan
a. Bobak. Keperawatan Maternitas. Penerbit Buku Kedukteran
EGC. Jakarta. 2005. hal 384-403
b. Johnson, Ruth. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 2005. hal. 263-273
c. Henderson, Christine. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006. hal 385-390
d. Saifuddin, Abdul Bari.Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Puataka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2005. hal. 136-138
e. Saifuddin, Abdul Bari.Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Puataka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2002. hal. N30-N34

Anda mungkin juga menyukai