Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Buku ini merupakan ringkasan hasil studi dari Prastudi Kelayakan


Monorel Bandung Koridor 1 dan 2. Buku ini disusun sebagai informasi
dan pedoman untuk melaksanakan proyek investasi yang dituangkan
dalam materi-materi berdasarkan hasil kajian yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
Pada dasarnya buku ini membahas beberapa hal sebagai berikut :

Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, tujuan, peran monorel


Bandung dan panduan umum pelaksanaan kerjasama pemerintah.

Aspek Teknis LRT, berisi tentang jenis-jenis teknologi, kebutuhan


sarana dan prasarana LRT, tipikal potongan melintang jalur LRT dan
ilustrasi jalur monorel.

Pengembangan Jalur LRT, berisi pertimbangan pemmilihan trase,


justifikasi trase, tata guna lahan dan loading profile tiap koridor.

Estimasi Potensi Pengguna, berisi skenario potensi demand dan


pengguna LRT serta estimasi kebutuhan perjalanan.

Analisis Kelayakan, Hasil analisa estimasi kebutuhan biaya dan


manfaat ekonomi, net cash flow dan analisa kelayakan ekonomi
dan finansial.

Kelembagaan, berisi spektrum kerjasama pemerintah-swasta,


beberapa contoh kasus LRT dan beberapa alternatif kerjasama.

Kami berharap buku ini dapat bermanfaat dan digunakan seaik mungkin.

Bandung, Juli 2014


Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung
TTD

E.M. RICKY GUSTIADI, ATD, SE, MT


Pembina Tingkat I
NIP. 19660824 198903 1 003
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
LATAR BELAKANG .................................................................................. 2
TUJUAN PEMBANGUNAN LRT ............................................................... 3
PERAN LRT BANDUNG .......................................................................... 4
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH .................. 5

ASPEK TEKNIS LRT ................................................................................... 6


JENIS-JENIS TEKNOLOGI ........................................................................ 7
KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA LRT ......................................... 8
TIPIKAL POTONGAN MELINTANG JALUR LRT ......................................... 9
ILUSTRASI JALUR LRT ............................................................................ 10

PENGEMBANGAN JALUR LRT .................................................................. 11


PERTIMBANGAN PENGEMBANGAN JALUR LRT ...................................... 12
KORIDOR UTAMA DI METROPOLITAN BANDUNG ................................. 13
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI KOTA BANDUNG ............................ 14
TIPIKAL POTONGAN MELINTANG JALAN DI BANDUNG ........................ 15
JALUR MONOREL KORIDOR 1 DAN KORIDOR 2 TERPILIH ...................... 16
JUSTIFIKASI TRASE TERPILIH - KORIDOR 1 ............................................. 17
JUSTIFIKASI TRASE TERPILIH - KORIDOR 2 ............................................. 18
RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA BANDUNG ................................... 19
STASIUN DI KORIDOR 1 ....................................................................... 20
STASIUN DI KORIDOR 2 ....................................................................... 21

ii
ESTIMASI POTENSI PENGGUNA ............................................................. 22
SKENARIO POTENSI DEMAND LRT ....................................................... 23
POTENSI PENGGUNA LRT .................................................................... 24
ESTIMASI KEBUTUHAN PERJALANAN (Trip/hari) .................................... 25

ANALISIS KELAYAKAN ............................................................................ 26


ESTIMASI KEBUTUHAN BIAYA ............................................................... 27
ESTIMASI MANFAAT EKONOMI ............................................................. 28
NET CASH FLOW .................................................................................. 29
EVALUASI KELAYAKAN EKONOMI ......................................................... 30

KELEMBAGAAN ..................................................................................... 31
SINGAPORE MRT: CONTOH KASUS BERHASIL ....................................... 32
EVALUASI KELAYAKAN FINANSIAL MRT JAKARTA ................................... 33
NET CASH FLOW TAHUNAN -1 ............................................................ 35
NET CASH FLOW TAHUNAN -2 ............................................................ 36

iii
PENDAHULUAN

01
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kota Bandung Terutama perdagangan, jasa,


sebagai pusat pendidikan, industri dan sebagai
kota tujuan wisata
berbagai kegiatan

Peningkatan Menuntut pembangunan infrastuktur


pertumbuhan yang berkelanjutan untuk menunjang
ekonomi dan berbagai kegiatan sosial-ekonomi
masyarakat
Penduduk

Perlunya Sistem Sistem transportasi massal,


transportasi khususnya transportasi massal
perkotaan yang berbasis rel
efisien

Teknologi
Monorel, A-Bahn & Aeromovel
Transportasi Massal

02
PENDAHULUAN

TUJUAN PEMBANGUNAN LRT

LRT kota bandung dibangun untuk mengatasi kemacetan yang semakin


hari kian bertambah. LRT juga berfungsi untuk memberikan layanan ter-
baik bagi pengguna transportasi publik kota bandung.

03
PERAN LRT BANDUNG

Sebagai Tulang Punggung


Transportasi Umum Kota
Bandung

Sebagai Feeder dari Transportasi


Umum Kota Bandung

Sebagai Land Mark Arsitektur


(etalase) Kota Bandung

04
PENDAHULUAN

PANDUAN UMUM PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH


DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

Perencanaan
Penyiapan Proyek Transaksi Proyek Manajemen Pelaksanaan
Proyek
Kerjasama Kerjasama Perjanjan Kerjasama
Kerjasama

Daftar Prioritas Penyiapan Kajian Awal - Kajian akhir - Perencanaan dan Im-
Proyek Kerjasa- Prastudi Kelayakan prastudi ke- plementasi Manajemen
ma (potensial, - Hukum dan Kelemba- layakan dan Pelaksanaan Perjanjian
prospektif dan gaan rancangan Kerjasama
siap ditawar- - Basic Design rencana pen- - Dilakukan pada Periode:
kan) - Kelayakan Proyek gadaan Badan Pra-konstruksi, Konstruk-
- Lingkungan dan Sosial Usaha si, Operasi, dan Berakh-
- Bentuk Kerjasama - Pelelangan irnya Masa Perjanjian
- Dukungan/Jaminan umum Badan
Pemerintah Usaha

Penyiapan Kajian Ke-


siapan (kelembagaan,
tapak, rencana pemuki-
man kembali, perolehan
izin lingkungan, periz-
inan, dukungan pemer-
intah)

1-2 tahun (atau


1-2 tahun (atau lebih)
lebih) - tergan-
- sangat tergantung Berlangsung selama
tung investor
1-2 tahun proses perizinan yang masa perjanjian (30
peminat terkait
melibatkan multi tahun atau lebih)
pengadaan
stakeholder
badan usaha

05
ASPEK TEKNIS
LRT

06
ASPEK TEKNIS LRT

JENIS-JENIS TEKNOLOGI

H-BAHN AEROMOVEL

MONOREL

07
KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA LRT

Guideway

Pylon

Switch
Infrastructure
Bridge

Station

Facility
Integration
System
LRT Electric
LRT
SYSTEM
Depot

CTC

Signal/ATO

Communication

SCADA
Operation
system Ticketing

Security
System

08
ASPEK TEKNIS LRT

TIPIKAL POTONGAN MELINTANG JALUR MONOREL

CL CL

Kabel Sinyal Kabel Sinyal


Kabel Power Supply Kabel Power Supply
Precast Box Girder

Reinforced Concrete Reinforced Concrete

Bar Bar
Ground Level Ground Level
Pilecap Pilecap
Pile Pile

Potongan Melintang Potongan Melintang


Mono Rail (Stasiun) Mono Rail (Jalur)

Kriteria Desain Monorel:


Kecepatan Rencana = 60 km/jam
Jari-jari Min. = 50 m
Kelandaian maks. = 7%
Jalur monorel direncanakan elevated
dengan tinggi ruang bebas minimal
5 m di atas permukaan jalan dan
6,8 m di atas permukaan jalan rel.

09
ILUSTRASI JALUR LRT

LRT Pada Kawasan Niaga Integrasi dengan Moda Lain

LRT Pada Kawasan Pusat Kota LRT pada Kawasan Jalur Hijau

10
PENGEMBANGAN
JALUR LRT

11
PENGEMBANGAN JALUR LRT

PERTIMBANGAN PENGEMBANGAN JALUR LRT

Sistem Jaringan Transportasi Kota Bandung

Peran Monorel Bandung

Guna Lahan Sepanjang Jalur

Karakteristik Teknis Jalur


Kondisi Topografi
Kondisi Geologi dan Geoteknik
Ketersediaan Ruang (ROW Jalan)

Dampak Lingkungan

12
PENGEMBANGAN JALUR LRT

KORIDOR UTAMA DI METROPOLITAN BANDUNG

PADALARANG

JATINANGOR

CIMAHI
SELATAN

DAYEUHKOLOT
SOREANG + MAJALAYA

13
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI KOTA BANDUNG

g
an
nju
a
Cih

Cimahi

Bandung Giri
Gahana Golf dan
Arcamanik Raya Country Club
Golf dan
Cileunyi
Country Club

Margaasih

Rancaekek
Jl. M

Jl. G
oh

Bojongsoang ede
Toh

Bag
e
Bandung Indah Golf
a

dan Country Club

Legenda
Trayek DAMRI
Trayek Eksisting dan Rencana Trans Metro Bandung
Trayek Angkot Bandung
Rencana Trayek Cable Car

Sumber: Masterplan Transportasi Kota Bandung, BAPPEDA


Pemerintah Kota Bandung, 2009 - diolah

14
PENGEMBANGAN JALUR LRT

TIPIKAL POTONGAN MELINTANG JALAN DI


BANDUNG

Jl. Juanda

Jl. Dipatiukur

15
JALUR MONOREL KORIDOR 1 DAN KORIDOR 2
TERPILIH

AWAL KORIDOR 2 ALT. 2 AWAL KORIDOR 1


STA: 0+000 KORIDOR 1 STA: 0+000
Jl. Cipaganti
Jl. Sukajadi

Jl. Ir. H. Juanda

Jl. Dr. Djunjunan Jl. C


ikutr
a

Jl. Surapati Jl. Ph.


Hasan
Mustap
a
Bandara Husein
Jl.

Jl.
Wr

Sastranegara Jl. R AH
.S

iau Arcamanik Raya Golf Na


up

sut
ion
rat

dan Country Club


ma

Jl. Terusan Jakarta


n

Jl. Rajawali Tim


ur
Jl. Laswi

Jl. Jendral Sud


irman Jl. Asia Afrika
Jl. Kiaracondong

Jl.
Pu
ngk
ur
Jl.
Pe
ta
Jl. BKR
Jl. Hatta
Bu Jl. Soekarno
ah
Ba
tu
Jl. Soekarno Hatta

ALT. 2 AKHIR KORIDOR 1 ALT. 3 AKHIR KORIDOR 2


KORIDOR 2 STA: 10+147 KORIDOR 2 STA: 20+046

ALT. 3
KORIDOR 1

16
PENGEMBANGAN JALUR LRT

JUSTIFIKASI TRASE TERPILIH - KORIDOR 1

Trase terpilih diperhitungkan melewati kantong demand


lebih banyak:
Kawasan permukiman: Wilayah Cibeunying, Wilayah
Tegallega.
Kawasan komersil: BIP, BEC, Factory Outlet Dago, Hotel
di sepanjang Jalan Ir. H. Juanda.
Kawasan perkantoran: Bank di sepanjang Ir. H. Juanda,
Balai Kota di Jalan Merdeka, Jalan Asia Afrika.
Kawasan Pendidikan: Unpad, ITB, Unikom, Unpas.

Pertimbangan lain merujuk pada pertimbangan:


Ketersediaan ROW jalan,
Kemudahan pelaksanaan, dan
Konektivitas dengan jaringan pelayanan transportasi ke/
dari kawasan luar Kota Bandung.

17
JUSTIFIKASI TRASE TERPILIH - KORIDOR 2

Trase terpilih diperhitungkan melewati kantong demand lebih banyak:


Kawasan permukiman: Wilayah Gedebage, Wilayah
Bojonagara, dan Cimahi Selatan.
Kawasan komersil: Pasar Gedebage, Factory Outlet
Jalan Riau, BIP, BEC, Istana Plaza.
Kawasan perkantoran: Perkantoran di Jalan Riau, Balai
Kota di Jalan Merdeka, Perkantoran di Jalan Pajajaran.

Pertimbangan lain merujuk pada pertimbangan yang sama dengan


trase koridor 1.

18
PENGEMBANGAN JALUR LRT

RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA BANDUNG

Kawasan Pemerintah
Kawasan Komersial
Kawasan Industri
Kawasan Permukiman
Tanah Kosong

19
STASIUN DI KORIDOR 1
Jl. Sukajadi

No Nama Stasiun Kelurahan Kecamatan


1 2 Jl. Tuba
Jl. Cipaganti

gus Ism
ail
Institut 1 Babakan Siliwangi Lebak Siliwangi Coblong
Jl. Cihampelas

Teknologi
Jl. Ir. H. Juanda

Bandung
2 Simpang Dago Lebak Siliwangi Coblong
Jl. Pasirkaliki

3 3 UNPAD Lebak Gede Coblong


Jl. Layang
Pasupati
4 Jl. Surapati
4 Panatayuda Lebak Gede Coblong
5
5 Dukomsel Citarum Bandung Wetan
Jl.
Jl. Pajajaran
6 Ria
u 6 BIP Citarum Bandung Wetan
Jl.
Su

7 Balaikota Babakan Ciamis Sumur Bandung


7
mb
aw

Jl. Rajawali Tim


a

8 Braga Braga Sumur Bandung


ur
8 9 Jl. V
Jl. Jendral Su ete 9 Tamblong Kebon Pisang Sumur Bandung
dirman Jl. Asia Afrika
ran
10
Jl. Jamika

tan
Jl. Karapi

10 Asia Afrika Balong Gede Regol


Jl. Otto Iskandardinata

Jl. Pasir Koja


Jl. 11
Pu 11 UNPAS Cikawao Lengkong
po

ngk
o
Jl. K

ur
Jl. 12Jl 12 Karapitan Paledang Lengkong
Pe .B
14 ta 13 ua
h 13 Tegal Lega Ciateul Regol
Jl. BKR Ba
tu
14 Immanuel Situsaeur Bojongloa Kaler
Jl. M
op
Ko

oh.
Jl.

Toh

15 Leuwipanjang Situsaeur Bojongloa Kaler


a

15 Jl. Soekarno Hatta

Sumber: Hasil Analisis, 2013

20
PENGEMBANGAN JALUR LRT

STASIUN DI KORIDOR 2

Jl. Sukajadi

Jl. Tuba
Jl. Cipaganti

gus Ism
ail
Institut
Teknologi
Jl. Cihampelas

Jl. Ir. H. Juanda


Bandung
1 Jl. Dr. Djunjunan Jl. C
ikutr
Jl. Pasirkaliki

4 5 6 8
Jl. Layang 9
a

Jl. Surapati Jl. Ph.


Pasupati Hasan
Musta
13
pa
14 15
Jl.
Bandara Husein
10 16
Wr
Sastranegara Jl. Jl.
11Riau
.S
AH

up
Na
2 3 Jl. Pajajaran
rat
Arcamanik Raya Golf
dan Country Club
sut
ion
ma
Jl.

7 12
Su

n
m ba

Jl. Rajawali Tim Jl. Terusa


wa

ur
an
i n Jakart
Jl. Melong Raya

Jl. V
ete dY a
ma
Jl. Laswi

Jl. Jendral Sud ran Ah


irman Jl. Asia Afrika Jen
d.
Jl.
Jl. Jamika

Jl. Kiaracondong
Jl. Otto Iskandardinata

Jl. Pasir Koja


Jl.
Pu
ngk
po

ur
o
Jl. K

ol
Jl. T Jl.
Pe
ta
Jl. BKR
Jl. Hatta
Bu Jl. Soekarno
po

ah
Ko

Ba
Jl.

tu
Jl. Soekarno Hatta

No. Nama Stasiun Kelurahan Kecamatan No. Nama Stasiun Kelurahan Kecamatan

1 Kebon Kopi Campaka Andir 9 Banda Citarum Bandung Wetan


Bundaran 10 Citarum Citarum Bandung Wetan
2 Garuda Andir
Rajawali

3 Elang Dungus Cariang Andir 11 Taman Pramuka Cihapit Bandung Wetan

Husein 12 Stadion Persib Samoja Batununggal


4 Bandara Cicendo
Satranegara
13 Jakarta Kebon Waru Batununggal
5 Ciroyom Arjuna Cicendo
6 Istana Plasa Pamoyanan Cicendo 14 Purwakarta Cicaheum Kiaracondong

7 Kebon Kawung Pasirkaliki Cicendo 15 Setra Dago Antapani Cicadas


Sumur
8 Purnawarman Babakan Ciamis 16 Antapani Antapani Cicadas
Bandung

Sumber: Hasil Analisis, 2013

21
LOADING PROFILE KORIDOR 1(ORANG/HARI)

ESTIMASI POTENSI
PENGGUNA

22
20
ESTIMASI POTENSI PENGGUNA

SKENARIO POTENSI DEMAND LRT

Skenario 1 (S1) - Kondisi transportasi tanpa pembenahan

Skenario 2 (S2) - Kondisi transportasi dengan restrukturisasi jaringan


pelayanan angkutan umum

Kedua skenario tersebut dianalisis untuk tarif sebagai


berikut:
Koridor 1 (ATL 3,70 km) - K1: Tarif Rp 6.000,-
Koridor 2 (ATL 8,30 km):
K2A: Tarif Rp 7.500,-
K2B: Tarif Rp 12.500,-

23
POTENSI PENGGUNA LRT

PNP
180.000

160.000 K1-S2

K2A-S2
140.000

120.000

100.000 K2A-S1
K2B-S2
80.000
K2B-S1
60.000 K1-S1

40.000

20.000

-
2019

2021

2023

2025

2027

2029

2031

2033

2035

2037

2039

2041

2043

2045

2047

2049

2051

2053

2055

Potensi penumpang LRT pada tahun pertama operasi (2019): 2057

Koridor 1 - tarif Rp 6.000,-


Skenario 1 (K1-S1): 9.975 pnp/hari
Skenario 2 (K1-S2): 32.418 pnp/hari
Koridor 2 - tarif Rp 7.500,-
Skenario 1 (K2A-S1): 15.784 pnp/hari
Skenario 2 (K2A-S2): 50.508 pnp/hari
Koridor 2 - tarif Rp 12.500,-
Skenario 1 (K2A-S1): 10.661 pnp/hari
Skenario 2 (K2A-S2): 33.581 pnp/hari

Sumber: Hasil Analisis, 2013

24
ESTIMASI POTENSI PENGGUNA

ESTIMASI KEBUTUHAN PERJALANAN (Trip/hari)

Trip
35

30 K1-S2

K2A-S2
25

20
K2A-S1
K2B-S2
15

K2B-S1
10 K1-S1

-
2019

2021

2023

2025

2027

2029

2031

2033

2035

2037

2039

2041

2043

2045

2047

2049

2051

2053

2055

2057

Sumber: Hasil Analisis, 2013

25
LOADING PROFILE KORIDOR 1(ORANG/HARI)

ANALISIS
KELAYAKAN

26
20
ANALISIS KELAYAKAN

ESTIMASI KEBUTUHAN BIAYA

Contoh Biaya Investasi Prasarana: Koridor 1 (10,147 Km)


No Uraian Pekerjaan Harga (Rp.)
1 Desain Teknis dan Supervisi 15,948,133,595
2 Pekerjaan Persiapan Konstruksi Jalan Rel 97,994,555,826
3 Pekerjaan Konstruksi Jalur Monorel 979,945,558,264
4 Pembangunan Stasiun Ujung 88,067,002,785
5 Pembangunan Stasiun Antara 100,876,748,645
6 Pembangunan Stasiun Besar 154,117,254,874
7 Pembangunan Depo 550,000,000,000
8 Pekerjaan Sinyal dan Telekomunikasi 83,263,348,088
9 Pembebasan Lahan 1,837,397,922
GRAND TOTAL 2,072,050,000,000
PPN 10% 207,205,000,000
TOTAL SESUDAH PPN 2,279,255,000,000
DIBULATKAN 2,279,255,000,000

Contoh Biaya Investasi Prasarana: Koridor 2 (20,046 Km)


No Uraian Pekerjaan Harga (Rp.)
1 Desain Teknis dan Supervisi 31,559,775,751
2 Pekerjaan Persiapan Konstruksi Jalan Rel 199,306,937,428
3 Pekerjaan Konstruksi Jalur Monorel 1,993,069,374,275
4 Pembangunan Stasiun Ujung 89,382,595,878
5 Pembangunan Stasiun Antara 110,915,675,794
6 Pembangunan Stasiun Besar 469,258,628,361
7 Pembangunan Depo 550,000,000,000
8 Pekerjaan Sinyal dan Telekomunikasi 110,915,675,794
9 Pembebasan Lahan 2,491,336,718
GRAND TOTAL 3,556,900,000,000
PPN 10% 355,690,000,000
TOTAL SESUDAH PPN 3,912,590,000,000
DIBULATKAN 3,912,590,000,000

Biaya Pengadaan Sarana


Harga Satuan
No Item Biaya Satuan
(Rp.)
1 Train Set Paket 23,000,000,000

Sumber: Hasil Analisis, 2013

27
ESTIMASI MANFAAT EKONOMI

Biaya Operasi Kendaraan


7000

6000

5000

4000
y = 0,7368x2 - 112,7x = 6013,7
3000 R2 = 0,869
2000

1000

01 02 03 04 05 06 07 08 09 0 100 110 120 130

Sumber: Hasil Analisis, 2013

Biaya Polusi Udara


Tipe Besar Biaya Polusi Biaya Polusi
Emisi Polusi (Rp/kg) (Rp/km)
Nox 10 63.700 637
HC 10 31.850 318,5
CO2 250 364 91
Sumber: KK Transportasi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
ITB, 2007

Nilai Waktu Perjalanan


Nilai waktu perjalanan Rp 1.858,-/orang/jam.
(sumber; Kajian penentuan Tarif Jalan Tol, BPJT,2012

28
ESTIMASI POTENSI PENGGUNA

NET CASH FLOW

Contoh Perhitungan: Skenario 2, koridor 2 dengan tarif Rp 12.500,-

500.000

250.000
x 1000.000 Rp

-250.000

-500.000
2016

2018

2020

2022

2024

2026

2028

2030

2032

2034

2036

2038

2040

2042

2044

2046

2048

2050

2052

2054

2056

2058
Revenue
Perawatan Prasarana
O&M Sarana
Investasi Prasarana
Investasi Sarana
NetCast Flow

Sumber: Hasil Analisis, 2013

29
EVALUASI KELAYAKAN EKONOMI

Koridor 1 - Skenario 1 Koridor 1 - Skenario 2

Indikator Kelayakan Discount Rate Indikator Kelayakan Discount Rate


Ekonomi 15% 20% 25% Ekonomi 25% 30% 35%
NPV (milyar Rp) 686.60 -292.85 -811.06 NPV (milyar Rp) 540.98 -54.61 -444.59
BCR 1.292 0.873 0.644 BCR 1.235 0.976 0.803
EIRR 18.51% EIRR 29.54%

Koridor 2A- Skenario 1 Koridor 2A- Skenario 2


Indikator Kelayakan Discount Rate Indikator Kelayakan Discount Rate
Ekonomi 20% 25% 30% Ekonomi 30% 35% 40%
NPV (milyar Rp) 904.61 -158.15 -800.43 NPV (milyar Rp) 212.15 -392.13 -814.98
BCR 1.279 0.951 0.747 BCR 1.066 0.878 0.744
EIRR 24.26% EIRR 31.76%

Koridor 2B - Skenario 1 Koridor 2B - Skenario 2


Indikator Kelayakan Discount Rate Indikator Kelayakan Discount Rate
Ekonomi 25% 30% 35% Ekonomi 35% 40% 45%
NPV (milyar Rp) 317.13 -430.75 -920.99 NPV (milyar Rp) 100.49 -395.75 -760.36
BCR 1.100 0.863 0.706 BCR 1.032 0.874 0.757
EIRR 27.12% EIRR 36.01%

Sumber: Hasil Analisis, 2013

30
KELEMBAGAAN

31
KELEMBAGAAN

SINGAPORE MRT: CONTOH KASUS BERHASIL

US$
125
juta
US$
210
juta

US$
134
juta
US$ 2
juta
US$
54 US$ 3
juta juta

subsidi pendapatan biaya biaya sewa net cash


operasi pinjaman prasarana flow

MRT Singapura (SMRT). Mulai beroperasi pada tahun 1987 dengan 51


stasiun (16 di bawah tanah), panjang rute 89,4 km dengan jumlah
penumpang 346 juta orang pada tahun 1999 dan 391 juta orang pada
tahun 2004.
Kepemilikan aset:
Prasarana dimiliki (dan dibangun) oleh Pemerintah dan SMRT
membayar sewa kepada pemerintah atas penggunaan prasarana
tersebut.
Sarana dimiliki oleh SMRT.

Pemerintah menetapkan:
Subsidi sedemikian rupa agar cash flow SMRT berada pada level yang
tepat.
Biaya sewa prasarana sebagai fungsi dari keuntungan operasi.

Sumber: SAPROF 2005

32
KELEMBAGAAN

EVALUASI KELAYAKAN FINANSIAL MRT JAKARTA

Sensitivitas Nilai FIRR terhadap Beragam Resiko

Pembengkakan
Biaya Konstruksi

Resiko
Jadwal Mundur
Selama
(terlambat)
Konstruksi

Resiko Kualitas
Konstruksi

Resiko
Proyek MRT
Resiko
Pendapatan
Non-KA
Resiko
Pendapatan
Resiko Volume
Penumpang
Resiko Selama
Operasi dan
Pemeliharaan Resiko Biaya
Operasi
Resiko Biaya
Operasi dan
Pemeliharaan
Resiko Biaya
Pemeliharaan

Sumber: Special Assistance For Project Formation (SAPROF) For


Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) System, 2005

33
Asumsi-asumsi Nilai FIRR (%)

meningkat 10% dari


total biaya konstruksi 1.46

terlambat 1 tahun
(1 tahun tanpa 1.00
pendapatan)

1.30
5 untuk rehabilitasi
tahun lebih cepat

1.44

rasio pendapatan non-


KA 10% (tadinya 15%)
0.92

vol. penumpang
berkurang 10% 0.44

biaya operasi mening- 1.16


kat 10%

1.30
biaya pemeliharaan
meningkat 10%

34
KELEMBAGAAN

NET CASH FLOW TAHUNAN -1

Monorel Bandung Koridor 2 (dengan Restrukturisasi Jaringan)


(tarif rata-rata Rp 12.500,-; average trip length 8,3 km)
Biaya
Revenue
Sarana

Investasi Sarana
3
O&M Sarana
4
1
Pemeliharaan Prasarana 5 Revenue operasi
Monorel

2 Investasi Prasarana

6
Biaya Beban
Prasarana Pemerintah

Keterangan:
1. Biaya perawatan prasarana Rp 465.91 M
2. Biaya investasi prasarana Rp 27.44 M
3. Biaya investasi sarana Rp 29.50 M
4. O&M sarana Rp 17.41 M
5. Revenue Rp 316.54 M
6. Beban Pemerintah Rp 223.7 M

Asumsi:
1. Biaya investasi berasal dari modal Pemerintah (sehingga tidak
memperhitungkan bunga pinjaman)
2. Revenue hanya dihitung dari operasi monorel

35
NET CASH FLOW TAHUNAN -2

Koridor 2 Koridor 2 Koridor 1


(Tarif Rp 12.500) (Tarif Rp 7.500) (Tarif Rp 6.000)
Biaya perawatan prasarana 465.91 465.91 271.41
Biaya investasi prasarana 27.44 27.44 15.99
Biaya investasi sarana 29.50 39.31 24.56
O&M sarana 17.41 25.80 8.26
Revenue 316.54 285.66 146.68
Contoh perhitungan
223.54 272.81 173.54
untuk monorel

Keterangan:
Satuan dalam Milyar Rp
Sebagai perbandingan, Anggaran Belanja Kota Bandung 2013
Rp 4,29 triliun

36
CATATAN :

Anda mungkin juga menyukai