Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGENALAN POTENSI DIRI

BAB I
A. PENDAHULUAN

Bimbingan dan konseling diadakan di sekolah agar dapat memberikan bantun kepada anak didik
dalam mengatasi masalah. Bantuan ini penting sekali agar masalah tidak berlarut dan anak didik segera
bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Bimbingan dan konseling ini juga diberikan agar
anak didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Hal ini penting karena potensi yang tidak
dikembangkan secara baik maka keberadaannya tidak begitu berguna.Oleh karna itu, agar proses
pendidikan dapat berajalan dengan lancar dan menghasilkan yang terbaik, anak didik harus dibantu
dalam mengatasi masalahnya sekaligus mengembangkan potensi yang dimilikinya sacara optimal.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengatasi Masalah yang Terjadi


Ada pendapat yang mengatakan bahwa anak- anak tidak pernah merasa menghadapi masalah.
Dunia anak-anak adalah dunia barmain. Semua yang terjadi adalah kesenangan semata. Bila ada anak
yang merasa menghadapi masalah,biasanya terjadi tidak dalam waktu yang lama. Setelah itu,anak-anak
tentu melupakan masalahnya. Pendapat ini berangkat dari asumsi bahwa anak-anak belum bisa berpikir
secara dewasa.Namanya juga anak-anak,demikian komentar yang seakan-akan membenarkan
pendapat tersebut.
Penulis tidak sepakat dengan pendapat tersebut. Sebab,meskipun anak-anak, pikiran dan perasaannya
pun sudah tumbuh dan berkembang. Seiring dengan berjalanya waktu, tentu pikiran dan perasaanya
tidak sebagaimana orang dewas karena pengalman dan proses waktu yang berbeda. Dengan demikian
anak-anak tentu mempunyai atau mengenal masalah dalam hidupnya.
1. Kesulitan Dalam Memahami Diri Sendiri
Tidak jarang anak didik mengalami kesulitan dalam memahami diri sendiri. Memahami diri sendiri
terkait dengan sekolah adalah menyadari kehadirannya di sekolah dalam rangka belajar. Kesadaran
semacam ini ini bila dilupakan oleh anak didik tentu akan membuatnya mengalami kemunduran atau
berkurangnya semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Memahami diri sendiri terkait dengan
anak didik yang menjalani aktivitas sekolah dalam memahami tujuan dari belajar.
2. Kesulitan dalam Memahami Lingkungan
Kesulitan dalam memahami lingkungan yang dialami oleh anak didik perlu mendapatkan
perhatian dari bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah. Sebab ketidakmampuan anak
didik dalam memahami lingkungannya juga sangat berpengaruh terhadap tumbuh berkembanganya
.sudah barang tentu hal ini terkait pula dengan kemampuannya dalam proses belajar mengajar di
sekolah.
Secara garis besar, lingkungan yang mesti di pahami oleh anak didik adalah lingkungan
keluarga, lingkungkan tempat tinggal , dan lingkungan sekolah contoh: ada anak didik yang
sesungguhnya berprestasi di sekolah, namun tiba-tiba mengalami kemunduran dalam belajarnya, setelah
ditelusuri penyebabnya ia mengalami masalah dalam lingkungan keluarganya. Anak didik yang meras
takut , bingung, cemas, atau tidak tenang dengan keadaan yang terjadi di keluarganya termasuk anak
yang mengalami kesulitan dalam memahami lingkungannya.
Demikian pula dengan lingkungan tempat tinggal anak didik. Ada lingkungan atau tempat tinggal
yang kondusif dan masyarakatnya mendukung anak seusia sekolah untuk belajar, namun ada pula
lingkungan tempat tinggal yang tidak mendukung. Apabila lingkungan tempat tinggal yang tidak atau
kurang memberikan dukungan dalam belajar dan anak didik mengalami kesulitan dalam memahami
lingkungan , sehingga mengalami masalah dalam belajarnya. Lingkungan utama ketika anak didik
menjalani proses belajar mengajar adalah lingkungan sekolah. Di sinilah anak didik jangan sampai
mengalami kesulitan dlam memahami lingkungan sekolahnya, termasuk lingkungan sekolah ini adalah
para guru, temen-teman sekolah, segala fasilitas yang dimiliki dsekolah , peratura tata tertib, dalam
proses belajar mengajar., pelajaran tambahan atau kegiatan lain yang menunjang pengembangan diri
anak didik i sekolah. Dengan memahami lingkungan secara baik, anak didik lebih mudah dalam
mengikuti proses belajar mengajar yang sedang di jalaninya.

3. Kesulitan dalam Menyalurkan Bakat dan Minat


Anak didik yang mengalami kesulitan dalam menyalurkan bakat dan minatnya sudah tentu harus
mendapatkan bantuan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, menyalurkan bakat dan
minat ini penting untuk diperhatikan terlebih bila kaitannya dengan pendidikan yang sedang dijalani anak
didik atau arah dari masa depan yang menjadi cita-citanya.
Sebenarnya,anak didik yang di pandang sedang tidak mengalami kesulitan dala menyalurkan
minat dan bakat akan tetap perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
di sekolah. Anak didik harus terus menerus mendapatkan perhatian dan bimbingan agar dapat
mengembangkan bakat dan minatnya secara baik.

4. Kesulitan dalam Memecahkan Masalah


Anak didik yang kesulitan dalam memecahkan masalah sudah barang tentu menjadi kewajiban
bagi guru atau konselor untuk membantunya dalam bimbingan dan konseling yang dilaksanakannya.
Ketidakmampuan anak didik dalam mengatasi masalah biasanya berangakat dari ketidakmampuannya
dalam mengidentifikasi masalahnya, dengan demikian anak didik berperan aktif dalam mengatasi
masalahnya sendiri.

B. MENGENAL POTENSI DIRI


Setiap manusia memiliki bermacam-macam potensi diri yang dapat dikembangkan. Tidak sedikit manusia
belum sepenuhnya mengembangkan dan menggunakan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini terjadi dikarenakan
mereka belum atau bahkan tidak mengenal potensi dirinya dan hambatan-hambatan dalam pengembangan potensi
diri tersebut. Mampu mengembangkan potensi diri merupakan dambaan setiap individu. Mampukan seseorang
mengembangkan potensi dirinya secara efektif? Itu bergantung pada motivasi diri, karena pengembangan potensi
diri merupakan suatu proses yang sistematis dan bertahap.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdasan akhlaq mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan. Dengan demikian, tugas seorang guru bukanlah
memberikan sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, melainkan membimbing mereka untuk
tumbuh dan berkembang.
Menurut Charles Handy ada tujuh potensi kecerdasan yang dimiliki dan bisa dikembangkan oleh manusia,
yakni :
Kecerdasan logika, kecerdasan ini sangat terkait dengan kemampuan manusia dalam menalar dan menghitung.
Kecerdasan verbal, kemampuan manusia dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Kecerdasan praktik, kemempuan manusia untuk mempraktikkan ide yang ada dalam pikirannya.
Kecerdasan dalam bidang musik, kecerdasan ini terkait erat dengan bagaimana seseorang bisa merasakan nada dan
irama.
Kecerdasan intrapersonal, kecerdasan ini berkaitan erat dengan kemempuan seseorang untuk bisa memahami segala
sesutau yang terkait dengan diri pribadi.
Kecerdasan interpersonal, kecerdasan ini berkaitan erat dengan kemampuan seseorang dalam memahami dan
menjalin hubungan dengan orang lain.
Kecerdasan spasial, kemampuan seseorang dalam mengenali ruang atau dimensi, termasuk di dalamnya bagaimana
mengenali warna, bentuk, maupun garis.
Secara garis besar, kecerdasan yang dimiliki manusia ada tiga macam, yaitu : 1). Kecerdasan intelektual(IQ),
2). Kecerdasan emosional (EQ), 3). Kecerdasan spiritual(SQ). Ketiga kecerdasan tersebut hendaknya menjadi
perhatian utama dalam proses belajar mengajar agar potensi yang dimiliki setiap anak didik bisa berkembang dengan
baik.
Kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan dengan kemempuan potensi manusia dalam mempelajari sesuatu
dengan alat-alat berfikirnya. Kecerdasan ini bisa diketahui atau diukur dengan kekuatan verbal dan logika yang
ditunjukkan oleh seseorang. Kecerdasan inilah yang tampaknya menjadi hal utama dalam pendidikan saat ini.
Potensi kecerdasan selanjutnya yang dimiliki setiap manusia yaitu Kecerdasan emosional (EQ). Setidaknya
ada lima komponen pokok yang termasuk kecerdasan emosional, yakni kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi,
empati, dan mengelola sebuah hubungan sosial.
Kecerdasan yang ketiga adalah kecerdasan spiritual(SQ), kecerdasan ini mengangkat fungsi jiwa sebagai
perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada dibalik sebuah
kenyataan atau kejadaian tertentu.
Ketiga potensi kecerdasan yang dimiliki oleh anak didik sebagaimana tersebut harus dikembangkan oleh
sekolah sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan bagi para muridnya. Lebih khusus
lagi, jika terjadi permasalahan pada diri anak didik terkait dengan pengenalan sekaligus pengembangan potensi ini
maka bimbingan dan konseling harus dilakukan kepadanya, dimana ketiga kecerdasan tersebut harus seimbang
untuk potensi anak tersebut.
Pengukuran Potensi
Pengukuran potensi diri untuk mengetahui sejauh manakah potensi-potensi yang dimiliki oleh seorang
individu, baik yang diperoleh melalui introspeksi diri maupun melalui feed back dari orang lain serta tes psikologis
(kepribadian):
1) Penilaian diri
Yang dimaksud dengan penilaian diri ini adalah menilai diri sendiri. Ada juga yang mengatakan
instropeksi. Sebagian orang mengatakan bahwa dengan cara ini penilaian yang dilakukan sangat subyektif, karena
orang umumnya tidak mau melihat kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Tapi pendapat lain mengatakan bahwa
yang paling kenal diri anda adalah anda sendiri.
2) Pengukuran diri melalui feed back orang lain
Feed back (umpan balik) merupakan komunikasi yang ditujukan kepada seseorang yang akan memberikan
informasi kepada orang yang bersangkutan, bagaimana orang lain terkena dampak olehnya, bagaimana kesan yang
ditimbulkan pada orang lain dengan tingkah laku yang ditunjukkannya. Feed back membantu seseorang untuk
menelaah dan memperbaiki tingkah lakunya dan dengan demikian ia akan lebih mudah mencapai hal-hal yang
diinginkannya.
3) Tes kepribadian
Tes kepribadian merupakan salah satu instrumen untuk pengenalan diri sendiri, beberapa tes kepribadian
untuk pengukuran potensi diri, yaitu: kepercayaan terhadap diri sendiri, tingkat kehati-hatian, daya tahan
menghadapi cobaan, tingkat toleransi, dan pengukuran ambisi.

BAB III
KESIMPULAN

Pengenalan dan pengukuran potensi diri sangat di perlukan bagi manusia termasuk anak didik, untuk itu
pemahaman tentang potensi dirinya sangat dianjurkan, dengan mengetahui potensi diri, maka diharapkan guru dapat
memaksimalkan potensi-potensi positif yang dimiliki dan meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada pada anak
didik.
Adapun manfaat pengembangan potensi adalah untuk mengembangkan nature dan nuture secara
tepat. Nature adalah kepribadian manusia yang terbentuk dari bawaan/lahir/bakat. Sedangkan nurture adalah
kepribadian manusia yang terbentuk karena pengaruh lingkungan.
Dalam pengenalan potensi diri yakni dimana setiap pendidik harus bisa membimbing anak didik untuk
mengembangkan bakat dan minat mereka, atau mengembangkan potensi mereka, dari segi kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Dan ketiga kecerdasan yang bersifat umum itu harus seimbang. Dan
pengukuran pengenalan potensi, yang terutama penilaian diri, feed back(diskusi),tes kepribadian.
Dengan begitu anak didik tidak merasa kesulitan dengan mengatasi masalah, menyalurkan bakat mereka,
bahkan mereka juga sudah mengetahui potensi masing-masing anak.

Anda mungkin juga menyukai