PENDAHULUAN
Dengan = , = 0,1, ,2
+=
() = , () = , () = [].
=1 =1 =1
Misalkan
() = ()()
= 0 + 1 + 2 2 + + 2 2
2
= 1
=1
Dengan
m = += , = 1,2, , 3
= +=(+= )ck
= ++=
Dengan cara yang serupa dapat diperlihatkan bahwa :
() = () ()
= u0 + u1x + u2x2 +. + u2nx2n
Dengan up = += ,sehingga bila () = ()[()()], maka kita peroleh
() = ()[()()]
= () () = 0 + 1 + 2 2 + . +3 3
Dengan
vq = += untuk q = 0,1,2,.,3n
= +=(+= )
= ++=
Sehingga untuk setiap r=0,1,2,3n kita peroleh fakta vr = er. Hal ini berakibat
a()[()()] = [()()] ( ), yakni operasi perkalian polynomial adalah asosiatif.
Selanjutnya, misalkan
() = ()[() + ()]
= d0 + d1 + d22 +.. + d2n2n.
Dengan mengingat defenisi penjumlahan dan perkalian polynomial, koefisien dari suku ke k
dari a()[()()] adalah
dk = += ( + )
= += +
= += + +=
Tetapi += adalah koefisien suku k dari a() b(), dan += adalah koefisien
suku ke k dari a() c(). Karenanya dk sama dengan koefisien suku ke k dari a() b() + a()
c(). Hal ini berakibat
()[() + ()] = ()() + ()().
Dengan cara yang sama dapat diperlihatkan bahwa
[() + ()]() = ()() + ()().
= =0(( + ) + ) , = max(, )
= =0( + ( + )) , = max(, , )
= =0 + (
=0 +=0 )
= () + [() + ()]
() + () = =0 0 + =0
= =0(0 + )
= =0 = ()
d. Untuk semua ()di [] mempunyai invers penjumlahan yaitu (()) =
=0( ) sehingga dapat ditunjukkan
() + (()) = =0 + =0( )
= =0( + ( ))
= =0 0 = ()
(()) + () = =0( ) + =0
= =0(( ) + )
= =0 0 = ()
e. Penjumlahan bersifat komutatif
() + () = =0 +
=0 = =0( + )
=
=0 + =0 = () + ()
2. Terhadap perkalian
a. Bersifat assosiatif
()[()()] = =0 (
=0 . =0 )
= =0 +
=0 ( )
Misalkan = +=
+(+)
()[()()] = =0 (+= )
+(+)
= =0 (+= (+= ))
= ++
=0 (++= )
(+)+
= =0 (+=(+= ) )
= +
=0 (+= ) (=0
= (=0
=0 ) =0 )
= [()()]()
=+
=0 ( . ) = ()()
= =0 + =0( + ) , = max(, )
()[() + ()] = + +
=0( += ( + )) = =0( +=( + ))
max(+,+)
= ( + )
=0 += +=
+ +
= ( ) + ( )
=0 =0
+= +=
= =0 .
=0 +=0 =0
= ()() + ()()
Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa [() + ()]() = ()() +
()() terbukti bahwa [] ring komutatif dengan elemen satuan.
Teorema berikut ini lebih lanjut menyatakan bahwa jika D adalah suatu daerah
integral, maka demikian juga gelanggan polynomial [].
Teorema 15.1.3 Bila D adalah suatu daerah integral, maka gelanggang polynomial []
adalah suatu daerah integral.
Bukti. Teorema 15.1.2 memperlihatkan bahwa []adalah suatu gelanggang. Karena D
adalah suatu gelanggang komutatif, maka untuk setiap dua unsure a,b D diperoleh ab=ba.
Hal ini berakibat bahwa untuk sebarang dua unsur a(x) = =0 () =
=0 [], maka
a(x)b(x) = =1(+= )
= =1(+= )
= b(x) a(x)
Sehingga [] adalah suatu gelanggang komutatif. Selanjutnya, karena D adalah suatu
daerah integral, maka D mempunyai unsure kesatuan katakana 1 D. Hal ini berakibat
bahwa 1=1 + 0x + 0x2 + + 0xn adalah unsur kesatuan di [].
Sekarang kita tinggal memperlihatkan bahwa D[] tidak mempunyai unsure pembagi
nol. Untuk itu misalkan a(), b() D[] dengan
a(x) = a0 + a1x2 + a2x2 + + anxn, an 0
a(x) = b0 + b1x2 + b2x2 + + bmxm, bm 0
karena an 0 dan bm 0, maka perkalian polynomial menghasilkan a(x) b(x) 0, hal ini
disebabkan oleh an bm 0. Ini berarti bahwa () () = 0 dipenuhi hanya bila () = 0
atau () = 0. Sehingga D[x] tidak mempunyai unsure pembagi nol. Jadi [] adalah suatu
daerah integral.
Akibat 15.2.2 Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila dan () [], maka ()
adalah sisa hail bagi dari () oleh ( ).
Bukti.
Menurut teorema 15.2.1 untuk polinomial () dan( ) terdapat polinomial (), ()
[] sehingga () = ( )() + () dengan derajat () lebih kecil dari derajat (
) . Akibatnya () adalah suatu konstanta yang berada di , sehingga () = (
)() + . Karena () [] , untuk kita dapat memandang sebagai suatu
pemetaan : . Sehingga () = ( )() + , yakni sisa hasil bagi = ().
Akibat 15.2.3 Andaikan F adalah suatu lapangan, dan misalkan dan () [].
Unsur a adalah pembuat nol dari () jika dan hanya jika ( ) adalah faktor dari ().
Bukti. Dengan menggunakan algoritma pembagian, maka polinomial () dapat ditulis
sebagai
() = ( )() + ()
Dengan () = 0 atau derajat dari () adalah 0. Bila pembuat nol dari (), maka
() = 0 = ( )() +
Yang berakibat = 0. Jadi ( ) adalah faktor dari ().
Sebaliknya jika ( ) adalah faktor dari (), maka terdapat polinomial ()
[] sehingga () = ( )() . Hal ini berakibat () = ( )() = 0() = 0 .
Jadi a pembuat nol dari ().
Akibat 15.2.4 Bila adalah suatu lapangan, maka suatu polynomial di [] yang berderajat
1 mempunyai paling banyak akar.
Bukti. Andaikan () adalah suatu polinomial berderajat di [] . Kita akan
memperlihatkan pernyataan di atas dengan menggunakan induksi pada derajat dari ().
Andaikan () adalah polinomial berderajat = 1. Misalkan () = + , dengan
, dan 0 . Akibatnya 1 adalah akar dari () . Sekarang andaikan ()
berderajat > 1. Andaikan adalah pembuat nol dari (). Menurut Akibat 15.2.3, ()
dapat ditulis sebagai () = ( )() dengan () adalah polinomial berderajat 1.
Jika adalah akar dari (), maka
0 = () = ( )().
Karena 0, maka () = 0. Yakni adalah pembuat nol dari (). Tetapi menurut
hipotesis induksi () mempunyai paling banyak 1 akar. Sehingga mempunyai paling
banyak akar.
3.1. Kesimpulan
1. Definisi 15.1.1 Andaikan R suatu gelanggang komutatif. Himpunan
[] = {0 + 1 + 2 2 + + : }
di sebut sebut gelanggang polinomial atas R dalam indeterminate x.
2. Teorema 15.1.2 Bila R adalah suatu gelanggang, maka himpunan gelanggang
polynomial R[x] dengan operasi penjumlahan dan perkalian polynomial adalah
suatu gelanggang.
3. Teorema 15.1.3 Bila D adalah suatu daerah integral, maka gelanggang
polynomial [] adalah suatu daerah integral.
4. Teorema 15.2.1
Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila f(x) , g(x) F[x] dengan g(x) 0 ,
maka terdapat polinomial q(x) dan r(x) di F[x] yang tunggal sehingga f(x) =
g(x)q(x)+r(x) dengan r(x) = 0 atau derajat r(x) lebih kecil dari derajat g(x) .
5. Akibat 15.2.2 Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila dan () [],
maka () adalah sisa hail bagi dari () oleh ( ).
6. Akibat 15.2.3 Andaikan F adalah suatu lapangan, dan misalkan dan ()
[]. Unsur a adalah pembuat nol dari () jika dan hanya jika ( ) adalah
faktor dari ().
7. Akibat 15.2.4 Bila adalah suatu lapangan, maka suatu polynomial di [] yang
berderajat 1 mempunyai paling banyak akar.
3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini semoga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita meskipun disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya,
maka kedepan nya jika ada pihak lain yang ingin menulis tentang pokok materi yang
sama maka isinya harus lebih baik lagi dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Suwilo, Saib, dkk. 1997. Aljabar Abstrak: Suatu Pengantar. Medan: USU Press
https://uas201142033.files.wordpress.com/2014/12/bab-xi.doc [diakses 19 April 2015]
http://eprints.undip.ac.id/32247/6/M03_Mohammad_Arifin_Y_chapter_II.pdf [diakses
19 April 2015]