Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH LOGOTERAPI TERHADAP ANSIETAS

NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN


KELAS IIB BLITAR
(The Effect of Logotherapy to the Anxiety of Women Prisoner in the Class IIB Blitar Prison)

Nurvina Taurimasari
STIKes Patria Husada Blitar
e-mail: nurvina.taurimasari@gmail.com

Abstract: Prisoner with all of the weaknesses and lack of social support is at risk of developing a
sense of helplessness and fear, also feel unable to survive in a system that lead to psychological
problems of anxiety. Logotherapy aims to reduce anxiety through the discovery process of life. The
purpose of this study was to analyze the effectiveness of logotherapy to the anxiety of women prisoner
in the Class IIB Blitar Prison. The research design use Quasy Experiment using One Group Pretest
Posttest approach. This study was conducted with 15 respondents in 4 sessions, 4 meetings for 2
weeks. The data analysis use by statistical tests using Paired Samples T-Test. The results showed that
the anxiety means before logotherapy is 21,33 and the anxiety means after logotherapy is 17,93 and
the significance P = 0.000 which is smaller than <0.05, means that there are significantly
effectiveness of logotherapy to the anxiety of women prisoner in the Class IIB Blitar Prison. It was
suggestions that the implementation of logotherapy in mental health program especially for prisoner
in prison should be done.

Keywords: anxiety, prisoner, logotherapy.

Latar belakang keadaan ekonomi keluarga yang terdapat 5.983 tahanan dan 10.383 napi.
rendah dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan Sedangkan di Lembaga Pemasyarakatan Blitar
yang tinggi serta banyaknya hutang membuat pada Bulan Februari 2016 terdapat 102 tahanan
keadaan menjadi sangat sulit bagi keluarga. dan 244 napi.
Dalam kondisi tertekan, terdesak akan Perubahan status menjadi narapidana
kebutuhan hidup dan terhimpit hutang serta dan menjalani hukuman pidana dalam rentang
adanya peluang untuk melakukan kejahatan, waktu yang cukup lama di Lembaga
maka mereka pun akhirnya terlibat dalam Pemasyarakatan (Lapas) merupakan stressor
tindakan kriminal atau kejahatan. Namun bagi mereka seperti: loss of family (kehilangan
alasan faktor ekonomi tersebut tidak dapat keluarga), loss of control (kehilangan kontrol
dijadikan faktor tunggal dimana seseorang bisa diri), loss of models (kehilangan model) dan
melakukan kejahatan. Banyak faktor lain yang lack of stimulation (kehilangan dukungan) yang
menyertai dan mendukung seseorang dapat menimbulkan masalah psikologis.
melakukan kejahatan terutama berkaitan Kejadian atau kondisi kehilangan tersebut
dengan kepribadian dan kejiwaan. dipersepsikan narapidana sebagai suatu yang
Ketidakmampuan dalam mengontrol diri dan mengancam, merusak, membahayakan dan
menghadapi permasalahan hidup tersebut akan membuat perasaan tidak nyaman dalam
menjerumuskan mereka untuk melakukan hidupnya (Boy, 2005).
tindakan kriminalitas (Koesno, 2007). Perempuan sering kali dianggap
Berdasarkan data yang diperoleh Sistem makhluk yang lemah oleh setiap orang. Dalam
Database Pemasyarakatan tahun 2011 di Jawa konteks budaya/non biologis, perempuan
Timur terdapat 5.652 tahanan dan 8.354 napi, diinterpretasikan berbeda dengan laki-laki,
dan terus mengalami peningkatan di tahun 2012 dimana perempuan memiliki ciri-ciri yaitu
hingga tahun 2016, dan data terakhir yang sikapnya yang lembut, diam, memelihara
diperoleh pada tahun 2016 Bulan Februari kehidupan dengan sabar, pasif tidak agresif dan

1
Taurimasari, Pengaruh Logoterapi 2

tergantung pada orang lain. Perempuan dilakukan Rachmawati (2004) tentang


memperlihatkan dirinya sebagai makhluk yang kepercayaan diri narapidana pasca hukuman
lebih mempunyai rasa kasihan dan simpati, pidana menyatakan bahwa pada dasarnya 21%
lebih takut atau malu-malu, lebih cerewet, peka mantan narapidana narkotika memiliki harga
terhadap keindahan, kemudian secara umum diri rendah.
lebih emosional, secara moral lebih keras, lebih Menurut penuturan salah satu petugas
lemah dalam mengontrol emosinya, sensitif Lembaga Pemasyarakatan IIB Blitar untuk
yang lebih tinggi daripada laki-laki sehingga mengatasi hal tersebut berbagai upaya telah
laki-laki memiliki lebih tinggi stabilitas dilakukan oleh pemerintah melalui sistem
emosional daripada perempuan dan secara fisik pembinaan keterampilan dan pembinaan
kurang kuat (Pranasari, 2014). mental di Lembaga Pemasyarakatan. Walaupun
Narapidana perempuan dengan segala sudah dilakukan berbagai upaya pembinaan,
kelemahan dan kurangnya dukungan sosial hasilnya masih tetap ada beberapa narapidana
sangat berisiko mengalami rasa tidak berdaya yang belum mampu mengatasi permasalahan
dan ketakutan sehingga merasa tidak mampu psikologis. Hal ini menyebabkan narapidana
bertahan dalam suatu sistem. Ansietas yang merasa tidak berguna, putus asa, tidak berdaya
dialami narapidana akan bertambah dengan dan tidak mempunyai motivasi untuk bekerja
adanya stigma masyarakat yang masih dan beraktivitas. Menyikapi hal tersebut, maka
memberikan label negatif kepada mereka diperlukan suatu cara pembinaan kesehatan
sebagai penjahat dan pembuat kerusakan mental yang tepat dan efektif sehingga dapat
meskipun narapidana tersebut telah mengatasi permasalahan psikologis yang
menunjukkan perubahan sikap dan perilaku dialami narapidana.
yang baik. Logoterapi adalah suatu psikoterapi
Ansietas yang tinggi memberikan yang pertama kali dikembangkan oleh Viktor
dampak atau pengaruh yang besar bagi Frankl pada tahun 1938 dengan
kehidupan manusia, yaitu dapat mengakibatkan mengedepankan makna hidup sebagai tema
gangguan pada otak terutama fungsi hormon, sentralnya. Frankl mengemukakan bahwa jika
neurotransmitter dan berdampak pula pada seseorang berhasil menemukan dan memahami
sistem imun. Diantaranya glukokortikoid akan makna hidupnya, maka kehidupan akan
mendepresi sistem imun. Bila konsentrasinya menjadi lebih berarti dan berharga dan pada
cukup tinggi, akan terjadi penurunan respon akhirnya akan menimbulkan kebahagiaan
inflamasi terhadap injuri atau infeksi. Tahap- (Bastaman, 2007).
tahap proses inflamasi akan terhambat, limfosit Hasil penelitian yang telah dilakukan
akan dihancurkan dalam jaringan limfoid dan oleh Arlita (2015) Logoterapi terbukti dapat
produksi antibodi akan menurun. Akibatnya, menurunkan tingkat stress pada lansia di BPLU
kemampuan sesorang menahan infeksi akan Senja Cerah Paniki Bawah, Manado. Selain itu
berkurang (Smeltzer, 2002). Keadaan tersebut Logoterapi juga dapat meningkatkan
akan menimbulkan tanda dan gejala seperti kebermaknaan hidup bagi Lansia (Vera, 2015).
gejala fisik, psikis dan sosial seperti sakit Hasil penelitian yang dilakukan Sutejo (2011)
kepala, susah tidur, tidak nafsu makan, murung, Logoterapi juga dapat menurunkan ansietas
sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah penduduk pasca-gempa di Kabupaten Klaten.
dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilang Pada narapidana dengan masalah
rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan ansietas, mereka lebih dominan memandang
menurunnya daya tahan tubuh (Grandfa, 2007). aspek negatif dirinya dan kurang bergairah
Hasil penelitian yang dilakukan dalam mencari makna kehidupan ataupun
Novianto pada tahun 2008, menemukan dalam pencapaian tujuan hidup. Melalui
sebanyak 27% dari 76 tahanan di Lapas Sragen kegiatan logoterapi kelompok, narapidana bisa
mengalami gangguan psikologi atau depresi mendapatkan pengaruh positif dari anggota
sedang. Hal yang serupa ditemukan di Lapas kelompoknya berupa dukungan moral yang
Kelas IIA Palembang, dimana terdapat 30% dapat membantu mereka memperluas wawasan
narapidana perempuan mengalami harga diri dan cara pandang diri yang positif serta dapat
rendah (Nova, 2008). Hasil penelitian yang mengurangi kecemasan. Penerapan logoterapi
Taurimasari, Pengaruh Logoterapi 3

pada narapidana dengan masalah ansietas akan sampai terapi selesai dilaksanakan. Penelitian
membantu mereka dalam menggungkapkan ini dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan
perasaannya, rasa cemas yang dialami, Kelas IIB Blitar dan dilaksanakan dalam 4 sesi,
sehingga masalah ansietas yang dialami oleh 4 kali pertemuan dalam 2 minggu.
narapidana dapat berkurang atau hilang.
Dengan hilangnya masalah ansietas yang HASIL PENELITIAN
dialami oleh narapidana diharapkan agar Dari hasil penelitian yang sudah
mereka dapat lebih aktif, kreatif dan produktif dilakukan didapatkan karakteristik responden
dalam mengikuti kegiatan di Lapas dan mampu sebagai berikut:
menjaga sikap optimis dalam menghadapi masa
depannya. Tabel 1. Usia responden
Logoterapi untuk mengurangi ansietas Variabel N Mean Std. Min Max
pada narapidana di Lembaga Pemasyarakat Deviation
Usia (th) 15 34,27 9,208 22 52
Kelas IIB Blitar belum pernah dilakukan, oleh
karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
logoterapi kelompok yang berisi narapidana di Tabel 2. Karakteristik responden
No. Karakteristik f %
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Blitar. 1 Pendidikan
Mewujudkan hal tersebut, peneliti bermaksud SD 5 33,3
mengadakan penelitian tentang pengaruh SMP 2 13,3
logoterapi terhadap ansietas narapidana SMA 5 33,3
perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas Perguruan Tinggi 3 20,0
IIB Blitar. 2 Pekerjaan sebelumnya
Tidak Bekerja/IRT 1 6,7
Buruh 1 6,7
BAHAN DAN METODE Petani 4 26,7
Desain penelitian Quasy Eksperimen Wiraswasta/Pedagang 4 26,7
dengan rancangan One Group Pretest Karyawan Wiraswasta 1 6,7
Posttest untuk mengukur pengaruh logoterapi Swasta 4 26,7
terhadap ansietas narapidana perempuan di 3 Status Perkawinan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Blitar, Kawin 11 73,3
dimana responden diobservasi sebelum Belum Kawin 2 13,3
Janda 2 13,3
diberikan intervensi, kemudian diobservasi lagi 4 Lama Tahanan
setelah diberikan intervensi untuk menguji 0 bulan 3 bulan 8 53,3
pengaruh variabel independen terhadap >3 bulan 6 bulan 2 13,3
variabel dependen. Variabel bebas dalam >6 bulan 9 bulan 1 6,7
penelitian ini adalah Logoterapi dan variabel >9 bulan 12 bulan 4 26,7
terikatnya adalah ansietas. Populasi pada 5 Alasan Dipenjara
penelitian ini adalah narapidana perempuan di Pembunuhan 1 6,7
Narkoba 6 40,0
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Blitar Penggelapan 2 13,3
dengan jumlah 22 orang pada Bulan Februari Penipuan 2 13,3
2016. Pengumpulan sampel pada penelitian ini Pencurian 2 13,3
menggunakan cara purposive sampling dengan Pemalsuan 1 6,7
kriteria inklusi: 1) Menjalani masa tahanan 1 Judi 1 6,7
tahun, 2) Bisa membaca dan menulis, 3) 6 Pengalaman Tahanan Ke-
Bersedia menjadi responden, 4) Kooperatif dan Ke-1 13 86,7
Ke-2 2 13,3
mampu berkomunikasi dengan baik; dan 7 Jumlah Anak
kriteria eksklusi: 1) Responden yang tiba-tiba 1 6 40,0
tidak mengikuti salah satu sesi dari logoterapi, 2 4 26,7
2) Responden yang tiba-tiba meninggalkan sesi 3 3 20,0
saat terapi dilaksanakan dan tidak kembali Belum Punya Anak 2 13,3
Taurimasari, Pengaruh Logoterapi 4

Tabel. 3 Ansietas sebelum dan sesudah pemberian logoterapi


95% Confidence T-Test
Std. Interval for Mean
Variabel N Mean Min Max
Deviation Sig. (2-tailed)
Lower Upper
Pre 15 21,33 8,024 10 38 16,89 25,78
0,000
Post 15 17,93 8,884 5 38 13,01 22,85

Dari 15 responden narapidana kehidupan dengan orang lain dengan


perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas permasalahan hidup yang akan dihadapi.
IIB Blitar yang mengalami penurunan ansietas Sebanyak 86,7% responden yang
sesudah pemberian logoterapi sebanyak 12 berstatus menjadi narapidana di Lembaga
orang, yang mengalami peningkatan ansietas Pemasyarakatan Kelas IIB Blitar sudah
sesudah pemberian logoterapi sebanyak 1 orang memiliki anak. Bagi narapidana yang sudah
dan sebanyak 2 orang memiliki nilai ansietas memiliki anak hal ini juga dapat menjadi salah
yang sama baik sebelum maupun sesudah satu faktor penyebab ansietas selain
pemberian logoterapi. Dimana terdapat selisih penyesuaian diri terhadap lingkungan baru di
rata-rata nilai ansietas sebesar 3,4 antara dalam Lembaga Pemasyarakatan.
sebelum dan sesudah pemberian logoterapi Beban ekonomi dalam keluarga yang
pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan tinggi tidak seimbang dengan jumlah
Kelas IIB Blitar. pemasukan yang didapat dimana sebanyak
26,7% responden yang bekerja sebagai petani
PEMBAHANASAN dan mengeluhkan pendapatnya tidak menetap
Ansietas Narapidana Perempuan Sebelum dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
Pemberian Logoterapi Di Lembaga sehari-hari saja dan tidak mencakup kebutuhan-
Pemasyarakatan Kelas IIB Blitar kebutuhan yang mendesak yang tiba-tiba
Berdasarkan data umum yang diperoleh muncul. Beban ekonomi inilah yang
rata-rata responden yang terlibat atau ikut serta mengakibatkan seseorang terlibat dalam kasus
dalam kegiatan penelitian ini sebanyak 40% atau tindakan kriminal yang menyebabkan
responden masuk ke Lembaga Pemasyarakatan seseorang tersebut masuk ke dalam lembaga
karena kasus narkoba dan 20% responden pemasyarakatan. Hal ini juga didukung oleh
berusia 35 tahun. Dari 6 responden yang latar belakang pendidikan responden, dimana
menggunakan narkoba mengutarakan alasan sebanyak 33,3% responden berlatar pendidikan
kenapa menggunakan narkoba pertama kali SD. Dimana menurut Sarwito (2000)
karena iseng atau coba-coba karena terhasut pendidikan formal pada hakikatnya berfungsi
oleh ajakan teman. Depkes RI (2009) masa sebagai sarana pemberdayaan seseorang untuk
dewasa awal berada pada rentang usia 26 tahun meningkatkan pengetahuan dalam rangka
sampai 35 tahun. Dewasa awal merupakan mengembangkan potensi. Oleh karena itu,
masa peralihan dari ketergantungan menjadi individu yang memiliki pendidikan tinggi
lebih mandiri, memiliki kebebasan untuk mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk
menentukan nasib diri sendiri dan atau masa dapat mengembangkan kemampuan
penyesuaian diri terhadap situasi dan harapan intelektualitas, kreatifitas dan aktualisasi ilmu
sosial yang baru. Ketidakmampuan seseorang pengetahuannya dalam menghadapi tantangan
dalam menyesuaikan diri dan menyelesaikan hidup kedepannya sehingga tercapai kualitas
persoalan hidup yang dialaminya dapat hidup yang memuaskan. Serta Dari hasil yang
membuat seseorang salah mengambil didapat sebanyak 53,3% responden yang diteliti
keputusan, didukung dengan tingginya beban baru menjalani masa tahanan 0 bulan 3 bulan.
hidup seseorang dimana sebanyak 73,3% Nilai ansietas yang tinggi juga
responden sudah berstatus kawin dimana dikarenakan mayoritas sebanyak 86,7%
menurut Ika Sari (2006) pernikahan adalah responden baru pertama kali menjalani masa
suatu peristiwa penting dalam kehidupan hukuman di lembaga pemasyarakatan.
manusia, karena sesorang mulai menjalani Penyesuaian diri dengan lingkungan baru,
Taurimasari, Pengaruh Logoterapi 5

kebebasan yang terbatas, terpisah dengan masalah yang dialami oleh narapidana
keluarga, teman dan komunitasnya, stigma perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas
buruk yang muncul dimasyarakat serta rasa IIB Blitar adalah penurunan harga diri (malu),
bersalah yang selalu menghantui merupakan perasaan putus asa, sering merasa malas dan
stressor yang cukup mengganggu yang dapat bosam, penurunan nafsu makan hingga
mempengaruhi nilai ansietas pada responden di penurunan berat badan, hilangnya kepercayaan
lembaga pemasyaraktan (Iyus, 2014). pada diri sendiri, perasaan tidak berguna,
perasaan sedih yang berkepanjangan, dihantui
Ansietas Narapidana Perempuan Sesudah rasa ketakutan, kecemasan serta rasa bersalah,
Pemberian Logoterapi Di Lembaga sering kesal dan marah karena hal yang sepele.
Pemasyarakatan Kelas IIB Blitar Setelah responden mengungkapkan
Logoterapi merupakan salah satu jenis masalah apa saja yang mereka alami selama
terapi untuk untuk melawan atau berada di lembaga pemasyarakatan, responden
mengembalikan kemaknaan hidup yang positif. mengungkapkan harapan yang diinginkan agar
Menurut Marshall (2010) responden yang masalah yang menyebabkan ansietas dapat
diberikan logoterapi harus mampu mengetahui berkurang. Beberapa harapan klien yang
penyebab kecemasan, mengeksplore masalah muncul seperti ingin segera bebas, ingin segera
kecemasan dan dapat melawan kecemasan berkumpul dengan anak dan keluarga, ingin
sehingga mendapatkan makna hidupnya bekerja kembali dan membantu suami, ingin
kembali. Dengan kemampuan mendapatkan menjadi sosok orang tua yang lebih baik lagi
makna hidupnya kembali dapat merubah bagi anak-anaknya, ingin menjadi manusia
pikiran negatif menjadi pikiran positif, yang lebih baik lagi, taat dengan agama dan
sehingga responden dapat menilai dirinya selalu di jalan Tuhan. Selain itu ada juga
bukan hanya dari segi negatif tetapi dari segi responden yang memiliki harapan setelah
positif yang juga ada pada dirinya. Hal ini keluar dari lembaga pemasyarakatan ingin
bermanfaat untuk diri responden sendiri dan membuka usaha warung sebagai tambahan
orang lain. Dimana responden dapat merasa pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
bahagia, tidak cepat marah, tidak tegang, dan hari da nada juga responden yang memiliki
presepsi menjadi luas, bila hal ini dirasakan harapan ingin membuka yayasan setelah keluar
maka responden akan merasa berguna, dari Lembaga Pemasyarakatan.
berharga dan berarti walaupun dalam kondisi Setelah menemukan harapan yang
menjadi warga binaan di Lembaga paling diinginkan oleh responden, responden
Pemasyarakatan (Pandia, 2007). diminta untuk mencari makna dibalik harapan
Penurunan angka ansietas pada yang mereka inginkan dan mencari cara agar
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas harapan yang mereka inginkan dapat terwujud
IIB Blitar dikarenakan saat logoterapi dengan menyesuaikan kondisi yang ada di
berlangsung responden dapat saling bertukar dalam lembaga pemasyarakatan. Beberapa
pengalaman dan saling berbagi mengenai makna yang muncul dari harapan responden
pengalaman dan perasaan meraka saat berada di adalah makna kekeluargaan, tanggung jawab,
dalam Lembaga Pemasyarakatan. Dengan tolong menolong, rasa kasih sayang dan
saling berbagi cerita dan pengalaman, spiritual.
responden dapat menggali masalah-masalah Sebagai upaya untuk mewujudkan
apa saja yang menyebabkan mereka mengalami harapan yang paling diinginkan responden,
ansitas. Ansietas yang dialami narapidana di responden diminta mencari cara bagaimana
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Blitar agar harapan yang paling diinginkan tersebut
yaitu kesedihan karena berpisah dan tidak dapat dapat terwujud dan diaplikasikan sesuai dengan
berkumpul kembali dengan keluarga, rasa keadaan yang masih di dalam lembaga
bersalah pada diri sendiri karena perbuatan dan pemasyarakata.
tindakan yang diambil yang mengakibatkan Dengan meningkatnya rasa percaya diri
dirinya masuk ke lembaga pemasyarakatan, pada responden hal ini juga menimbulkan
serta perasaan bersalah karena sudah perasaan bahagia pada diri responden. Dengan
mengecewakan keluarga. Selain itu, beberapa perasaan bahagia yang dirasakan oleh
Taurimasari, Pengaruh Logoterapi 6

responden masalah ansietas yang dialami oleh kondisi apapun dan harus disertai dengan
responden perlahan dapan menurun. keyakinan (Bastamand, 2007).

Pengaruh Logoterapi terhadap Ansietas SIMPULAN DAN SARAN


Narapidana Perempuan Di Lembaga Simpulan
Pemasyarakatan Kelas IIB Blitar Berdasarkan hasil penelitian yang di
Dengan rata-rata ansietas sebelum lakukan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
pemberian logoterapi 21,33, nilai ansietas Blitar dan tabulasi tentang pengaruh logoterapi
tertinggi 38 dan nilai ansietas terendah 10, dan terhadap ansietas narapidana perempuan
setelah pemberian logoterapi rata-rata ansietas didapatkan bahwa: 1) Ansietas narapidana
menurun menjadi 17,93, nilai ansietas tertinggi perempuan sebelum pemberian logoterapi rata-
38 dan nilai ansietas terendah 5. Terdapat rata memiliki nilai ansietas 21,33, 2) Ansietas
selisih rata-rata nilai ansietas sebesar 3,4 antara narapidana perempuan sesudah pemberian
sebelum dan sesudah pemberian logoterapi logoterapi rata-rata memiliki nilai ansietas
pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan 17,93, 3) Hasil uji statistika menggunakan uji
Kelas IIB Blitar. T-Test didapatkan nilai kemaknaan P=0,000
Dari hasil analisa data yang dilakukan dimana lebih kecil dari <0,05 sehingga
dengan SPSS dan uji statistika menggunakan menyatakan terdapat pengaruh logoterapi
uji T-Test didapatkan nilai kemaknaan P=0,000 terhadap ansietas narapidana perempuan di
dimana lebih kecil dari <0,05 sehingga Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Blitar.
kesimpulannya terdapat pengaruh logoterapi
terhadap ansietas narapidana perempuan di Saran
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Blitar. Untuk tempat Penelitiam diharapkan
Berdasarkan hasil penelitian yang ada membentuk atau mengadakan kegiatan
maka dapat dikatakan bahwa logoterapi dapat pembinaan mental secara individu maupun
menyadarkan seseorang untuk menyadari kelompok bagi narapidana seperti konseling
kondisi yang sedang dialami. Dengan memiliki atau konsultasi dan terapi rehabilitasi kelompok
kesadaran akan kondisinya tersebut akan yang berguna sebagai wadah untuk berkkumpul
memunculkan harapan atau keinginan yang bagi sesama narapida dan sebagai sarana untuk
membuat seseorang akan merasa berguna, menyampaikan masalah-masalah yang
berharga dan berarti walaupun dalam kondisi dihadapi narapidana selama berada di lembaga
apapun. Faktor lainnya adalah responden telah pemasyarakatan. Kegiatan ini bertujuan untuk
berhasil menemukan makna dari situasi yang mengatasi masalah psikologis ansitas, depresi
dialaminya masing-masing dan hal itu atau masalah psikologi lainnya yang dialami
menimbulkan respon yang positif pada diri narapidana selama berada di Lembaga
responden seperti merasa berarti, merasa Pemasyarakatan.
berguna, merasa ada hikmahnya dan bisa Untuk institusi diharapkan hasil penelitian
menyelesaikan masalah. Dukungan dan ini dapat dijadikan referensi bacaan dan dapat
penerimaan yang positif dari responden lainnya menambah ilmu pengetahuan mengenai
dapat membuat responden merasa dihargai dan intervensi yang dapat diberikan kepada
diterima dalam kelompok dan hal tersebut dapat individu maupun kelompok dengan gangguan
membuka persepsi responden bahwa dirinya psikologis ansietas.
tidaklah sendiri masih ada orang lain yang Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
memperhatikan dan menyanyanginya mengembangkan teknik logoterapi lainnya
walaupun dalam kondisi apapun. Karena ajaran seperti logoterapi dengan metode modification
logoterapi didasarkan atas prinsip bahwa hidup of attitudes, applealling technique dan socratic
manusia memiliki makna yang penting yang dialogue untuk mengatasi masalah psikologis
harus dicapai dalam hidup dan setiap individu ansietas, depresi dan harga diri rendah pada
memiliki kebebasan dalam menemukan sendiri individu maupun kelompok.
maknanya. Serta makna hidup dapat ditemukan
dalam kehidupan individu itu sendiri dalam
Taurimasari, Pengaruh Logoterapi 7

DAFTAR RUJUKAN Kaplan, Sadock. 2010. Buku ajar psikiatri


Agnes. Pengaruh logoterapi terhadap klinis. Jakarta: EGC.
hipertensi pada pasien lanjut usia. Jurnal Koesno, Adi. 2007. Diversi sebagai upaya
Kedokteran Indonesia, Vol. alternative penanggulangan tindak
1/No.2/Juli/2009. pidana narkotika oleh anak. Malang:
Arlita, Hendro, Michael. Pengaruh penerapan UMM-Press.
logoterapi terhadap tingkat stres pada Masyur, Marini. 2011. Peranan rumah tahanan
lansia di BPLI Senja Cerah Paniki Negara dalam pembinaan narapidana
Bawah Kecamatan Mapanget Manado. (studi kasus rutan klas IA Makassar).
Ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Makassar: Unhas Skripsi.
Nomor 2, Mei 2015. Marshall, Maria. 2010. Guide to the
Bastaman. 2007. Logoterapi: Psikologi untuk fundamental priciples of victor E. Franks
menemukan makna hidup meraih hidup Logotherapy. Canada.
bermakna. Jakarta: PT Raja Grafindo Nursalam & Pariani S. 2000. Pendekatan
Persada. praktis metodologi riset keperawatan.
Bobak. 2005. Buku ajar keperawatan Jakarta: CV. Info Medika.
maternitas. Jakarta: EGC. Pandia. 2007. Penerapan konsep logoterapi
Direktirat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen dalam konseling. Online diakses tanggal
PAS) Kementarian Hukum dan HAM. 10 Mei 2015.
Online diakses tanggal 04 Februari 2016. (http://www.tiranus.net/?p=29).
(http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/c Prabowo, Eko. 2014. Konsep dan aplikasi
urrent/monthly). asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta:
Direktirat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Nuha Medika.
PAS) Kementarian Hukum dan HAM. Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku ajar
Online diakses tanggal 04 Februari 2016. keperawatan medical bedah volume 1.
(http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/ Jakarta: EGC.
detail/daily/upt/db635990-6bd1-1bd1- Stuart, G. W. 2009. Principles and practice of
bac9-313134333039). psychiatric nursing. Canada: Mosby, Inc.
Franlk, V. E. 2006. Logoterapi psikologis Sugiono. 2011. Metode penelitian kuantitatif
melalui pemaknaan eksistensi. kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Yogyakarta: Kreasi Wacana. Sutejo, Budi A. K., Susanto P. H., Helena H.
Grandfa. 2007. Tanggulangi depresi secara Penurunan ansietas melalui logoterapi
tepat. Online diakses 10 Februari 2016. kelompok pada penduduk pasca-gempa
(http://id.shvoong.com/medicine-and- di Kabupaten Klaten. Jurnal
health/neurology/1670144-tanggulangi- Keperawatan Indonesia, Volume 14, No.
depresi-secara-tepat/) 2, Juli 2011; hal. 107-112.
Hendra, Hendro, Michael. Perbandingan Townsend, C. M. 2009. Psychiatric of nursing.
penerapan antara terapi okupasi dan Philadelphia: Davis Company Tierney.
logoterapi terhadap tingkat stress di Vera, Hendro, Maikel. Pengaruh penerapan
Panti Werdha Damai Perkamil logoterapi terhadap kebermaknaan hidup
Kecamatan Ranomuut Manado dan Panti lansia di Badan Penyantunan Lanjut
Werdha Senja Cerah Paniki Kecamatan Usia Senja Cerah Paniki Bawah Manado.
Mapanget Manado. Ejournal Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3
Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Nomor 2, Mei 2015.
Mei 2015. Videbeck, S.L. 2008. Buku ajar keperwatan
Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Metode penelitian jiwa. Jakarta: EGC.
keperawatan dan teknik analisis data. Yosep, H. Iyus. 2014. Buku ajar keperawatan
Jakarta: Salemba medika. jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.
Isacs A. 2001. Mental health and psychiatric
nursing. Philadelphia: Linppincort
Willian & Wilkins.
Taurimasari, Pengaruh Logoterapi 8

Anda mungkin juga menyukai