Disusun Oleh :
Dr.,Ir. Sholeh Hadi Pramono,MS Dr., Ir., Harry Soekotjo Dachlan, MSc
NIP. 19580728 198701 1 001 NIP. 19600701 199002 1 001
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA - PRAKTIK
Disusun Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini
dengan judul Analisis Hasil Preventive Maintenance (PM) Transformator Three
Winding dan Reaktor Seri Dry-Tipe Air Core.
Penulis menyadari bahwa laporan dan kerja praktik ini tidak dapat
terselesaikan tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-nya sehingga kerja praktik ini
beserta dapat terselesaikan
2. Kedua orang tua, adik, serta segenap keluarga yang senantiasa
memberikan kasih sayang, perhatian, dan dukungan baik moral maupun
material.
3. Bapak Sholeh Hadi Pramono, Dr., Ir., MS., selaku Ketua Program Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.
4. Bapak Harry Soekotjo Dahlan, Dr., Ir., MSc. sebagai Dosen Pembimbing
Kerja Praktik.
5. Bapak Rudy S. Kadir sebagai Manager Electrical Section yang telah
menerima kami untuk melaksanakan kerja praktik di Electrical Section.
6. Bapak Anas M.A. dan Isnarto , sebagai pembimbing kerja praktik yang
telah mengarahkan dan membantu penulisan laporan kerja praktik serta
mendampingi penulis saat presentasi.
7. Bapak Anas M.A., Bapak Bambang H, Bapak Budiman Tampubolon,
Bapak Reno Adi, Bapak Agus Rahmawan, Bapak Abd. Azis Gani, Bapak
Soekamto,Bapak Sitompul, Bapak Sukamto, Bapak Wawan, Bapak
Gunawan, Bapak Mislianto, Bapak Isnarto, Bapak Pramu dan Bapak Abd.
Sani Anwar yang telah banyak memberikan ilmu di lapangan.
8. Electrical Engineer di PT Badak NGL, Pak Ade Fianda, Pak Bagus
Tamami, Pak Rizky Fajar, Pak Hendra, Pak Defta, dan Pak Kurnia, atas
ilmu-ilmu yang telah diberikan.Mas-mas di Electrical Section, Mas
Hendra, Mas Erwin, Mas Marcel, Mas Mukti, Mas Johan, Mas Anton,
iii
Mas Ronald, dan Mas Suryadi yang telah banyak membantu dan
memberikan ilmu.
9. Karyawan di Electrical Section, Bu Rositah, Mbak Nur Ayati, Mbak
Nurul, Mbak Enah, Mbak Fero, Mbak Juli, Bu Stinjie, Pak Hemas, dan
Pak Marsono.
10. Bapak Posma Rajagukguk, Bapak Bambang Sukindar, Bu Telly Rantung,
Pak Muis dan seluruh keluarga Training section yang telah membantu
dalam melakukan kerja praktik ini.
11. Teman-teman kerja praktik di Electrical Section, Rizza, Elsa, Sita, Zakia,
Andikta, Gading, Armando, Kiki, yang telah menemani dalam pengerjaan
laporan, presentasi, dan juga tempat bertukar ilmu.
12. Teman-teman kerja praktik di seksi lainnya.
13. Keluarga besar civitas akademika Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya yang telah banyak memberikan banyak bantuan
alam urusan administrasi kerja praktik.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kerja
praktik ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
B A B I ....................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
BAB II ......................................................................................................... 5
v
2.3 Sejarah Berdirinya PT Badak NGL........................................... 15
B A B III .................................................................................................. 61
3.1.1 Umum.................................................................................... 61
vi
3.1.2 Jaringan Distribusi menurut Susunan Rangkaian ................. 61
3.2 Transformator............................................................................ 66
B A B IV ................................................................................................ 117
4.1 Analisa Pengaruh Transformator dan Reaktor Seri pada Ring Bus ..
................................................................................................. 117
vii
4.2.1 Insulation Resistance (IR) Test ........................................... 125
B A B V.................................................................................................. 154
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Diagram Satu Garis Sistem Distribusi 34.4/13.8 kV PT Badak NGL
Bontang ................................................................................................................... 1
ix
Gambar 2. 26 LineDiagram Loop Primary Selective Radial System ................... 48
Gambar 2. 27 Line Diagram Secondary Selective Radial System ........................ 49
Gambar 2. 28 Line Diagram Primary Radial Selective System ............................ 50
Gambar 2. 29 Representasi Grafis dari Transformator Daya ................................ 77
x
Gambar 4. 1 Simulasi Ring Bus dengan Menggunakan ETAP ........................... 118
Gambar 4. 2 Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Semua Transformator In-
service ................................................................................................................. 119
Gambar 4. 3 Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Transformator 30-PT-202
Out-service .......................................................................................................... 120
Gambar 4. 4 Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Salah Satu Kaki
Transformator 30-PT-202 Tidak Dioperasikan. .................................................. 121
Gambar 4. 5 Simulasi jika ring bus tidak dipasang Reaktor Seri tiga fasa Dry-type
Air-core ............................................................................................................... 122
Gambar 4. 6 Simulasi ring bus setelah dipasang Reaktor Seri tiga fasa Dry-type
Air-core ............................................................................................................... 123
Gambar 4. 7 Konstruksi Reaktor seri dry-type air-core 30-PLR-101 dan 30 PLR
102 ....................................................................................................................... 141
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Cadangan Gas Alam Wilayah-Wilayah di Indonesia ............................ 9
Tabel 2. 2 Daftar Negara Pengekspor dan Pengimpor LNG ................................. 10
Tabel 2. 3 Tabel Generator Diesel di PT Badak NGL .......................................... 44
Tabel 2. 4 Data Generator Turbin Uap.................................................................. 45
Tabel 2. 5 Data Generator Turbin Gas .................................................................. 46
xii
Tabel 4. 12 Nilai Standard PI Test Berdasarkan Appendix A ANSI C57.125.1990
............................................................................................................................. 149
Tabel 4. 13 Hasil Pengujian PI untuk Reaktor 30-PLR-102 ............................... 149
Tabel 4. 14 Hasil Pengujian Power Factor ......................................................... 150
Tabel 4. 15 Hasil Pengujian Transformator Three Winding ............................... 151
Tabel 4. 16 Hasil Pengujian Reaktor Seri Dry-Type Air-Core ........................... 152
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti yang dapat kita lihat pada gambar di atas, sistem ring bus terletak
di posisi paling atas. Tegangan yang dihasilkan oleh setiap generator sebesar 13,8
1
kV dinaikkan dengan menggunakan transformator tiga belitan (three winding
transformator) sampai 34,5 kV dan dikirim ke dalam ring bus. Generator di PT
Badak NGL terdiri dari 15 generator dengan rincian 12 generator turbin uap, 2
generator turbin gas, dan 1 generator turbin diesel.
Pada gambar dapat dilihat bahwa dalam satu modul terhubung dengan 4
transformator tiga belitan (three winding transformator). Yaitu Module-I yang
terhubung dengan 30-PT-101, 30-PT-102, 30-PT-103, dan 30-PT-104 sedangkan
Module-II terhubung dengan 30-PT-201, 30-PT-202, 30-PT-203, dan 30-PT-204.
Antara Module I dan Module II dihubungkan dengan reaktor yaitu three-phase
dry-type air-core series reactor.
Tulisan ini bertujuan untuk keadaan dari transformator tiga belitan (Three
winding Transformator) dan reaktor seri tiga fasa tipe-kering inti-udara (Three-
phase Dry-type Air-core Series Reactor) dari data yang diperoleh dari pengujian
yang dilakukan saat preventive maintenance. Selain itu, tulisan ini juga bertujuan
untuk memberikan rekomendasi mengenai upaya-upaya yang harus dilakukan PT
Badak NGL untuk menjaga kondisi dari ring bus tetap dalam keadaan baik.
2
1.2 Tujuan Penulisan
1. Studi literatur
2. Kunjungan langsung ke lapangan
3. Wawancara dengan karyawan PT. Badak NGL
3
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 4 PENUTUP
4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Teknologi LNG pada dasarnya adalah proses perubahan gas alam dari fasa
gas ke fasa cair atau yang dikenal sebagai Liquified Natural Gas (gas alam yang
dicairkan). Melalui perubahan fasa tersebut, volume gas alam tersebut mengecil
sampai dengan 1/600 kali dari volume asal. Hal tersebut dapat mempermudah
penyimpanan dan transportasi gas alam.
Proses pencairan gas alam dilakukan dilakukan pada suhu -156C dan
tekanan atmosfer. Proses tersebut memanfaatkan teknologi kriogenik sebagai
dasar prosesnya. Pada suhu tersebut, terdapat permasalahan teknis karena tidak
semua material tahan terhadap temperature serendah itu. Oleh karena itu, seluruh
peralatan yang mengalami kontak langsung dengan proses pencairan LNG dibuat
dari nikel atau aluminium yang dapat bertahan pada suhu tersebut.
5
2.1.1 Proses Pencairan Gas Alam Menjadi LNG
6
Siklus refrigerasi yang digunakan adalah siklus refrigerasi kompresi. MCR
dikondensasikan dengan menggunakan propana pada tiga tingkat tekanan
yang berbeda, yaitu high pressure propane, medium level propane, dan
low level propane. Setelah MCR dikondensasikan, MCR dilewatkan ke
dalam kolom pemisah untuk memisahkan fasa gas dan fasa cairnya. Fasa
cair akan diekspansikan yang kemudian digunakan sebagai pendingin
bagian warm bundle (untuk mendinginkan gas alam dan MCR yang berada
di dalam tube). Setelah fasa gas MCR dikondensasikan dan di sub-cool-
kan, MCR akan diekspansikan dan digunakan untuk mendinginkan gas
alam dan MCR dalam tube pada bagian cold bundle. Melalui tahapan
tersebut, gas alam akan dapat dicairkan.
7
Gambar 2. 2 Skema Proses Lisensi Conoco-Phillips
Saat ini, penjual gas alam cair lebih banyak dari pembelinya
sehingga perdagangan LNG lebih berpihak kepada konsumen (buyers market).
8
Hal tersebut didukung dengan mantapnya teknologi pemanfaatan gas alam, serta
desain pabrik yang lebih mengutamakan efisiensi. Motivasi perdagangan gas alam
cair sekarang lebih mengutamakan alternatif keekonomian energi. Karena penjual
gas alam cair lebih banyak, maka kontrak penjualan tidak memerlukan kontrak
dalam jangka panjang. Volume dan rumusan harga juga dapat berubah.
Sumatera 15,42
Natuna 52,59
Jawa 9,24
Kalimantan 24,96
Papua 24,21
Total 170,17
9
Negara Volume Ekspor Negara Volume Impor
10
meningkat sesuai dengan kemajuan ekonomi dunia, sehingga prospek industri
LNG semakin cerah di tahun-tahun mendatang. Jepang merupakan pasaran utama
LNG Indonesia karena kebutuhan Jepang akan LNG cukup besar dan stabil.
Selain itu, letak Jepang tidak terlalu jauh dari Indonesia.
Usaha pemanfaatan gas alam baru dimulai tahun 1968, setelah Pertamina
yang bekerja sama dengan pihak asing mulai melakuan penyelidikan cadangan-
cadangan minyak dan gas alam. Pada akhir tahun 1971, melalui production
sharing antara Pertamina dan Huffco Inc. di Lapangan Badak, Kalimantan
berhasil mendapatkan cadangan gas alam yang cukup besar.
11
Nama PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION
2.2.1 Visi
2.2.2 Misi
12
2.2.3 Motto
Innovative (Inovatif)
Aktif mencari peluang untuk mencapai keunggulan dengan terus-menerus
melakukan pembelajaran termasuk belajar dari kegagalan untuk maju.
Mencari peluang untuk meraih keunggulan
Belajar dari kegagalan untuk maju
Merespon perubahan secara proaktif
Meningkatkan kompetensi untuk menyesuaikan dengan tuntutan
pekerjaan.
Professional (Profesional)
Memberikan hasil dengan kualitas terbaik, andal, dan kompetitif melalui
komitmen yang tinggi, memiliki fokus yang jelas dan siap melakukan
perbaikan secara berkesinambungan.
Memberikan hasil kerja terbaik pada setiap kesempatan (kualitas
terbaik).
13
Bertindak cermat dengan menghindari pengulangan masalah
(andal).
Menjadikan standar terbaik sebagai acuan dalam menetapkan target
(kompetitif).
Tidak menghindari tanggung jawab terhadap tugas yang
dibebankan (komitmen).
Menetapkan skala prioritas dalam melakukan pekerjaan (fokus).
Melakukan perbaikan secara terus menerus untuk meningkatkan
kualitas hasil kerja.
Integrity (Integritas)
Mengutamakan keselarasan antara lisan dengan perbuatan melalui
kejujuran, bersikap transparan, dan mengutamakan kepentingan
perusahaandi atas kepentingan pribadi.
Selaras antara kata dengan perbuatan
Bersikap jujur
Mengemukakan data dan informasi secara akurat dan benar
(transparan).
Mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan
pribadi dan unit kerja.
Berkomitmen untuk menyelesaikan kewajiban terlebih dahulu
sebelum meminta hak.
Dignity (Bermartabat)
Menjaga citra perusahaan dan menghormati kesetaraan martabat manusia.
Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.
Bersikap sopan dan santun.
14
Ramah lingkungan dalam setiap kegiatan operasi melalui penerapan dan
sertifikat EMS ISO 14001.
Menghasilkan produk yang memenuhi semua persyaratan pelanggan
melalui penerapan quality management system dan mempertahankan
sertifikat ISO 9001-2000
Professional Excellence melalui pengembangan SDM yang berdasarkan
kompetensi
Mengelola bisnis dengan menerapkan Best Industrial Practices and Good
Corporate Governance.
Bulan-bulan kerja keras pun dijalani oleh Pertamina, Mobil Oil, Huffco
Inc. untuk menjual proyek kepada dua konsumen LNG potensial, penyandang
dana potensial, dan mitra potensial di seluruh dunia. Upaya tersebut akhirnya
membuahkan hasil dengan disepakatinya kontrak penjualan LNG terhadap lima
perusahaan Jepang: Chubu Electric Co., Kansai Electric Power Co., Nippon Steel
Corp., dan Osaka Gas Co.Ltd, pada 5 Desember 1973.
Kontrak yang kemudian dikenal dengan The 1973 Contract itu berisi
komitmen dari para pembeli untuk mengimpor LNG Indonesia selama 20 tahun,
yang mana saat itu kilang LNG belum selesai didirikan. Sementara itu, di
pertengahan 1977 Pertamina telah menyepakati untuk menyuplai LNG dari kedua
kilang LNG yang akan dibangun dalam waktu 42 bulan.
15
Dalam perjanjian kerjasama disebutkan bahwa PT Badak NGL tidak akan
mendapatkan keuntungan dari usaha ini. PT Badak NGL hanya menjadi salah satu
jaringan di tengah rantai bisnis LNG. Dengan demikian PT Badak NGL lebih
merupakan operating organization yang bersifat non-profit.
Pembangunan Train A dan Train B dibangun selama kurang lebih tiga tahun.
Tiap Train (A dan B) dibangun masing-masing dengan kapasitas 520 m3/jam.
Kilang memroses gas alam menjadi LNG dengan pengurangan volume hingga
1/600 kali. Gas alam dialirkan dari Badak Field melalui pipa sepanjang
kuranglebih 56 km ke kilang di PT Badak NGL di Bontang. Pembangunan dua
buah kilang pertama (Train A dan Train B) ditangani oleh tiga kontraktor umum:
Air Product Chemical Inc., untuk menangani desain proses
Pacific Bechel Inc., untuk menangani perancangan engineering dan
konstruksi.
Williams Brother Engineering Co., untuk menangani perencanaan dan
konstruksi perpipaan penyaluran gas alam dari Muara Badak ke kilang PT
Badak LNG di Bontang.
16
Santan, Tatun, dan Peciko) pada tahun 1978, dibangunlah dua Train tambahan,
yaitu Train C dan D. Konstruksi pembangunan Train C dan D dimulai pada bulan
Juli 1980. Pembangunan ini selesai dalam waktu tiga tahun. Pada tanggal 14 April
1981 ditandatanganilah kontrak penjualan untuk 20 tahun dengan grup pembeli
dari Jepang dengan menggunakan sistem Free On Board (FOB).Train C
menghasilkan LNG pertamanya pada tanggal 8 Juli 1983 dan pengapalan
pertamanya dilakukan pada tanggal 25 Agustus 1983. Sedangkan Train D
menghasilkan produk LNG pertamanya pada tanggal 2 September 1983. Kedua
Train ini diresmikan pada tanggal 31 Oktober 1983.
17
Kini, berbekal pengalaman dan pengapalan gas alam cair yang selama
kurang lebih 40 tahun, PT Badak NGL telah memberikan kontribusi yang cukup
besar di perindustrian gas internasional sehingga PT Badak NGL dikenal sebagai
perusahaan Operating Organization Professional yang terpercaya dan dapat
diandalkan.
Setelah ditemukannya sumber gas alam yang cukup besar di daerah Muara
Badak, maka direncanakanlah pendirian kilang pencairan gas alam. Setelah
dilakukan studi kelayakan, Bontang dipilih sebagai tempat untuk mendirikan
kilang pencairan gas alam tersebut. Jarak antara Bontang ke Muara Badak sekitar
57 km. Adapun pertimbangan yang digunakan adalah :
Kekuatan Tanah
Bontang merupakan daerah yang mempunyai kekuatan tanah yang cukup
kuat di antara daerah pesisir Kalimantan Timur yang lain yang terdiri dari
rawa-rawa.
Transportasi
Lokasi kilang terletak di tepi pantai dalam dan dilindungi pulau-pulau
kecil di depannya sehingga pantai menjadi tenang dan terhindar dari
ombak besar. Ini memungkinkan kapal dapat mengangkut produk LNG.
Bahan Baku
Jarak antara kilang dengan sumber bahan baku cukup dekat yaitu sekitar
56 km, sehingga pengiriman bahan baku gas alam dapat dilakukan dengan
sistem perpipaan secara kontinu dan efisien.
Kebijaksanaan Pemerintah
Pada tahun-tahun sebelum pendirian kilang LNG Bontang, Pemerintah
Daerah Kalimatan Timur memiliki kebijaksanaan untuk mengembangkan
18
daerah terpencil. Dengan adanya pembangunan kilang tersebut diharapkan
daerah Bontang menjadi berkembang dan maju.
Sosial Ekonomi
Hal ini berkaitan dengan kondisi masyarakat Bontang yang umumnya
hidup sebagai nelayan miskin dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah.
Dengan didirikannya kilang tersebut diharapkan kondisi perekonomian
masyarakat akan meningkat. Ini berkaitan dengan kebijaksanaan
Pemerintah Daerah untuk mengembangkan kawasan tersebut.
Prasarana yang Ada
Air laut cukup melimpah sehingga dapat digunakan untuk proses
pendinginan dan sebagai air pemadam kebakaran. Selain itu juga terdapat
sumber ait tanah yang cukup besar sebagai air umpan boiler dan keperluan
lainnya.
19
Gambar 2. 4 Peta Aliran Pipa Gas Alam dari Badak Field ke Kilang PT
Badak LNG
Untuk saat ini, bahan baku gas bumi untuk kilang LNG Badak di Bontang
dipasok dari lapangan-lapangan gas : Badak, Samberah, Nilam dan Mutiara yang
dioperasikan oleh VICO Indonesia ; Handil, Bekapai, Tunu, Senipah, Peciko dan
Tambora yang dioperasikan oleh TOTAL E&P Indonesie, sedangkan Attaka dan
Kerindingan dioperasikan oleh CHEVRON Indonesia, Co. Gas bumi dari
lapangan-lapangan tersebut dikumpulkan di pusat fasilitas penampungan gas di
Muara Badak untuk dikontrol mutunya dan kemudian disalurkan melalui 4 buah
jaringan pipa di bawah tanah sepanjang 60 kilometer menuju kilang LNG Badak
di Bontang.
20
Zona 2 merupakan daerah perkantoran yang berhubungan langsung
dengan proses dan sarana pendukung proses.
3. ZONA 3
Zona 3 merupakan daerah tempat kantor yang tidak berhubungan
langsung dengan proses, perumahan karyawan, sarana olahraga, dan
fasilitas-fasilitas pendukung perumahan yang lain. Kantor pusat PT Badak
NGL terletak di zona ini.
Pabrik tempat pencairan LNG dibagi menjadi 2 modul. Modul I terdiri dari
Train A , B, C, D dan utilitas penunjangnya. Sedangkan Modul II terdiri dari
Train E, F, G, H, dan utilitas penunjangnya.
21
Pertamina (Pemilik asset)
- 55%
HUFFCO (Produsen gas) -
30%
JILCO (Perwakilan pembeli
Jepang) - 15%
Pertamina - 55%
VICO - 20%
JILCO - 15%
Total E & P - 10%
22
Gambar 2. 8 Skema Bisnis PT Badak NGL
23
antara 10 sampai dengan 20 tahun, karena bisnis ini tentu bernilai tinggi sekali.
Transaksi dapat dilakukan dengan dua metode, antara lain:
FOB (Free On Board)
Pada jenis transaksi ini, pihak penjual (dalam hal ini adalah pengelola
kilang LNG) hanya bertanggungjawab atas produknya sampai ketika LNG
dimasukkan ke dalam kapal tanker. Pengukuran dan penetapan mutu
dilakukan di kapal sebelum berangkat dan selama di perjalanan hingga tiba
di tempat tujuan, menjadi tanggung jawab transporter. Sistem transaksi
seperti ini akan memebrikan resiko yang lebih rendah bagi pengelola
kilang.
CIF (Cost Insurance Freight)
Berbeda dengan jenis sebelumnya, pada CIF, maka produk LNG menjadi
tanggung jawab pengelola kilang sampai produk tersebut tiba di tempat
konsumen. Pengecekan mutu dan jumlah LNG yang dijanjikan penjual
akan dilakukan di receiving terminal. Oleh karena itu, tanggung jawab dan
resiko pengelola kilang menjadi lebih besar. Akan tetapi, jadwal
pengapalan dapat menjadi lebih fleksibel karena sepenuhnya diatur oleh
pengelola kilang.
Chief Executive Officer (CEO) ini membawahi COO dan lima departemen
yaitu :
Internal Audit Department
Corporate Strategic Planning and Bussiness Development Department
Corporate Secretary Departement
24
Safety Health & Environment Quality Department
Corporate Strategic Planning and Business Development Department
Corporate Secretary Department
Chief Operating Officer (COO) ini membawahi dua divisi, dua departemen,
dan satu seksi yaitu :
Production Division
Business Support Division
Accounting Operation and Control Department
Safety Health & Environment Quality Department
Security Section
25
Gambar 2. 9 Struktur Organisasi PT Badak NGL
26
Vice President,
Production
SR Secretary
Manager, Laboratory
Manager, Train EFGH Manager, Electrical
& Env. Cntrl
Manager, Production
Coordinator, Shift Manager, Stationary
Plann. & Energy
Operation (6) Eqpt. & Construction
Conserv.
Manager, Maint.
General Assistant
Planning &
Operation
Turnaround
27
2.8.1 Production Division
Production
Division
Operations
Department
Operations
Train ABCD Train EFGH Shift Fire and
Deputy General
Section Section Coordinator Safety
Assistance
Utility I
Section
Utility II
Section
Storage &
Loading
Section
Marine
Section
28
Departemen operasi menjalankan tugasnya 24 jam secara terus-menerus
dengan empat kelompok regu jaga (secara bergiliran / shift ). Masing-masing regu
jaga bekerja selama 8 jam sehingga satu shift diberi kesempatan untuk libur. Tiap-
tiap regu jaga ini di bawah pengawasan seorang Shift Coordinator yang melapor
langsung ke manager operasi. Di bawah shift coordinator terdapat beberapa shift
supervisor yang masing-masing bertanggung jawab atas tugas di seksinya. Mereka
melapor kepada shift coordinator.
29
Fire & Safety
Bertanggung jawab atas keselamatan kerja di daerah PT. Badak NGL
Bontang dan juga bertanggung jawab apabila terjadi kebakaran di daerah
PT. Badak NGL Bontang.
Deputy Manager
Terdiri dari :
Utilities ISection
Bertanggung jawab terhadap pembangkit tenaga listrik, pengadaan
udara bertekanan, sistem air pendingin, unit pengolahan air boiler,
nitrogen plant semua air tawar, unit pengolahan air minum dan
pemadam kebakaran.
Utilities II Section
Bertanggung jawab terhadap fasilitas yang terdapat pada Utilities II
antara lain pusat pembangkit tenaga listrik, pembangkit uap,
pengolahan air umpan boiler, sistem air bertekanan, sistem air
pendingin, nitrogent plant.
Storage and Loading Section
Bertanggung jawab atas pengolahan fasilitas penerimaan umpas,
fasilitas penyimpanan LNG, condensate stripping unit, nitrogent
plant, dermaga pengapalan LNG dan pengapalannya.
Marine Section
Bertanggung jawab atas fasilitas penyediaan tug boat dan mooring
boat serta rambu-rambu yang ada di alurpelayaran kolam
pelabuhan.
Maintenance
Department
30
Departemen ini bertanggung jawab atas perancanaan dan pelaksanaan
pemeliharaan peralatan dan bangunan baik di kilang maupun servis serta
pelabuhan dan pipa gas alam di lapangan gas sampai kilang. Pekerjaan
Maintenance Department meliputi :
Pemeriksaan yang bersifat rutin, yaitu harian, bulanan, tiga bulanan, enam
bulanan ataupun tahunan.
Pembersihan alat-alat, untuk mencegah akibat buruk dari kotoran.
Pengkalibrasian alat-alat
Perbaikan alat-alat
Penggantian alat-alat yang rusak atau perbaikan alat yang rusak sehingga
dapat dipakai kembali.
Technical
Department
31
Departmen ini bertanggung jawab terhadap kelancaran pengoperasian,
perawatan dan efisiensi kilang dengan cara memberikan bantuan teknik kepada
semua departemen yang terkait, antara lain berupa :
Troubleshooting untuk permasalahan-permasalahan yang memerlukan
analisa yang mendalam
Perencanaan produksi berdasarkan permintaan
Quality Assurance/Quality Control, yaitu memberikan jaminan mutu dari
objek yang diverifikasi dan yang diperiksa secara fisik sejak mulai dari
study kelayakan hingga beroprasinya peralatan-peralatan tersebut, serta
pengendalian kualitas produksi LNG/LPG berdasarkan hasil laboratorium.
Project Engineering, yaitu melakukan modifikasi-modifikasi terhadap
peralatan kilang untuk meningkatkan kehandalan dan efisiensi.
Business Support
Division
32
Business Support Division bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya
manusia, manajemen, meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan karyawan.
Divisi ini membawahi 4 departemen, yaitu :
Human Resources and Development Department
Information Technology Department
Procurement & Contract Department
Services Department
Human Resources
Training Section
Service Section
Services
Department
Community
Facility Services
Planning & Contract
Section
Implementation
Departemen ini bertanggung jawab atas pengadaan fasilitas yang layak bagi
karyawan dan keluarga. Departemen ini terdiri dari :
Community Planning and Contract Implementation Section
33
Facility Services Section
Procurement &
Contract
Department
Procurement
Contract Section
Section
Information and
Technology
Department
34
2.8.3 Corporate Strategic Planning and Business Development Department
Finance and
Accounting
Department
35
2.8.6. Safety Health & Environment Quality Department
SHE-Q
Department
Corporate
Secretary
Department
Communication
Legal Section
Section
36
singkat proses pencairan gas alam ini dilakukan pada suatu rangkaian peralatan
yang disebut Process Turbine.PT Badak NGL memiliki delapan Train, dari Train
A sampai dengan Train H dan masing-masing terdiri dari lima plant, yaitu:
1. Plant 1, yang berfungsi sebagai unit penghilang CO2.
2. Plant 2, yang berfungsi sebagai unit penghilang merkuri dan H2O.
3. Plant 3, yang berfungsi sebagai unit fraksionasi dan pemisahan.
4. Plant 4, yang berfungsi sebagai unit pendinginan atau refrigerasi.
5. Plant 5, yang berfungsi sebagai unit pencairan gas alam.
Trainprocess adalah unit pengolahan gas alam hingga menjadi LNG serta
produk-produk lainnya (pencairan fraksi berat dari gas alam). Dalam pengolahan
gas alam di proses Train dilakukan proses pemurnian, pemisahan H2O dan Hg,
serta pendinginan dan penurunan tekanan secara bertahap hingga di akhir proses
hasilnya berupa LNG.
37
produksi Ucarsol. Proses ini dapat mengurangi CO2 sampai di bawah 50
ppm (batas maksimum kandungan CO2 pada proses selanjutnya), dari
aliran gas alam.
PLANT- 3 (FRACTINATION)
Sebelum gas alam didinginkan dan dicairkan pada Main Heat Exchanger
5E-1 pada suhu yang sangat rendah hingga menjadi LNG, proses
pemisahan (fracination) gas alam dari fraksi-fraksi berat (C2, C3, C4, dst.)
perlu dilakukan. Proses fraksinasi tersebut dilakukan di Plant3.
Pemisahan gas alam dari fraksi beratnya dilakukan pada scrub column 3C-
1. Setelah dipisahkan dari fraksi beratnya, gas alam didinginkan terlebih
dahulu hingga temperatur sekitar 50C dan selanjutnya diproses di Plant5
untuk didinginkan lebih lanjut dan dicairkan.
Sedangkan fraksi beratnya dipisahkan lagi sesuai dengan titik didihnya
dengan beberapa alat (Deethanizer, Deprophanizer, dan Debuthanizer)
untuk mendapatkan prophane, buthane, dan condensate.
PLANT-4 (REFRIGRATION)
Selain penurunan tekanan, proses pencairan gas alam dilakukan dengan
menggunakan system pendingin bertingkat. Bahan pendingin yang
digunakan adalah propane dan Multi Component Refrigerant (MCR).
38
MCR adalah campuran nitrogen, methane, ethane, prophane, dan buthane
yang digunakan untuk pendingin akhir dalam proses pembuatan LNG.
Plant 4 menyediakan propane dan MCR sebagai pendingin diperoleh dari
hasil sampingan pengolahan LNG.
Siklus pendingin prophane
Cairan prophane akan berubah fase menjadi gas prophane saat
temperaturnya naik setelah digunakan untuk mendinginkan gas
alam dan MCR. Sesuai dengan kebutuhan pendinginan bertingkat
pada proses pengolahan LNG, kondisi pencairan prophane yang
digunakan untuk pendinginan ada 3 tingkat untuk MCR dan 3
tingkat untuk gas alam. Gas alam yang telah dipakai utnuk
pendinginan dikompresikan oleh Prophane Recycle Compressor
4K-1 untuk menaikkan tekanannya. Kemudian prophane
didinginkan oleh air laut dan selanjutnya dicairkan dengan cara
penurunan tekanan. Proses itu berjalan secara terus menerus seperti
sebuah siklus.
Siklus Pendingin MCR
Cairan MCR berubah fase menjadi gas MCR dengan kenaikan
temperature karena dipakai pendinginan gas alam pada Main Heat
Exchanger 5E-1. Gas MCR tersebut dikompresikan secara seri oleh
MCR First Stage Compressor 4K-2 dan MCR Second Stage
Compressor 4K-3 untuk menaikkan tekanannya. Pendinginan
dengan air laut dilakukan pada interstage 4K-2 dan 4K-3 serta
pada discharge 4K-3.
PLANT- 5 (LIQUEFACTION)
Pada Plant 5 dilakukan pendinginan dan pencairan gas alam. setelah gas
alam mengalami pemurnian dari CO2, pengeringan dari kandungan H2O ,
pemisahan Hg, serta pemisahan dari fraksi beratnya dan pendinginan
bertahap oleh prophane. Gas alam menjadi cair setelah keluar dari Main
Heat Exchanger 5E-1 dan peralatan lainnya selanjutnya ditransferke
storage tank.
39
2.9.2 Utilities Process
Pada daerah Off-Plot Utilities terdapat beberapa plant yang terdiri sebagai
berikut,
PLANT-32
Cooling water plant, penyediaan air laut untuk pendinginan pada proses
pembuatan LNG. Peralatan utama di Plant 32 adalah 22 buah pompa air
laut.
PLANT-33
Fire Water System, menyediakan air yang diperlukan untuk pemadam
kebakaran (air tawar dan air laut).
40
PLANT-36
Water Tearing Plant, untuk menyediakan air yang sudah diolah untuk
keperluan pembuatan steam (uap air) serta make-up air untuk penambahan
kebutuhan pembuatan steam.
PLANT-34
Sewer and sewage plant, mengolah air linbah untuk dinetralkan sebelum
limbah cair tersebut dibuang ke laut.
PLANT-48/49:
Water Treating Plant, mengolah air limbah dari sumur untuk dipakai
keperluan di pabrik ataupun community.
Storage and loading section adalah salah satu bagian dari Operation
Department yang bertugas menunjang jalannya operasi kilang LNG/LPG dengan
handal, aman, dan efisien dengan batasan area: Plant-21, Plant-24, Plant-16,
Plant-20, Plant-19, Plant-39, Plant-15, Plant-17, Plant-26, dan Plant-34. Tugas
utama yang ditangani oleh storage & loading section adalah sebagai berikut:
1. Menampung dan menyimpan hasil produksi LNG dan LPG hingga
pengapalannya.
2. Menanggulangi system blowdown, flare, dan burn pit.
3. Memroduksi nitrogen gas dan gas cair untuk keperluan LNG tanker.
41
Unit ini berfungsi untuk mengubah hidrokarbon cair hasil kondensasi gas
umpan yang dikirim dari Muara Badak yang terpisahkan lewat Knock Out
Drum (KOD) di Plant-21 dan juga mengolah kiriman fraksi berat dari
proses Train A/B/C/D.
PLANT-17
Penyimpnan cairan LPG (LPG Storage Tanks) terdapat 3 buah tangki
penampungan produk prophane dan dua buah tangki penampungan untuk
buthane dengan masing-masing kapasitas 40.000 m3.
PLANT-19
Relief & Blowdown System , cairan gas bocoran dikumpulkan dari proses
Train dikirim ke tempat yang aman untuk dibakar. Ada tiga jenis cara/alat
pembakaran yang dipakai, yaitu:
PLANT-20
Unit ini berfungsi untuk menampung cairan ethane dan propane dari
proses Train sebagai cadangan untuk kebutuhan start-up, make up MCR,
dan Plant-15. Terdapat satu buah tangki ethane dengan kapasitas 176 m3
dan dua buah tangki propane dengan kapasitas masing-masing 497 m3.
PLANT-21
Knock Out Drum (KOD). Plant-21 meliputi system pemipaan yang
menghubungkan Muara Badak hingga kilang LNG Bontang. Terdapat
tangki KOD yang berfungsi untuk memisahkan antara gas dan cairan
hidrokarbon, sebelum dialirkan ke process Train untuk diolah menjadi
LNG.
PLANT-24
LNG Tank dan Loading Dock, produk LNG dari proses Train ditampung
pada 6 tangki LNG 24-D-1/2/3/4/5/6.
42
PLANT-38
Sistem Gas Bahan Bakar, menampung dan menyediakan kebutuhan
bahan bakar boiler. Bahan bakar boiler (fuel system) tersebut didapatkan
dari sisa uap LNG dari compressor 2K-1 pada masing-masing prosesTrain
serta dari boil-off compressorPlant 24K.
PLANT-39
Nitrogen Generator, dua unit generator yang digunakan untuk mengolah
udara sebagai bahan baku dengan produk nitrogen cair dan gas.
Dimana ketiga hal tersebut di atas merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi
untuk menciptakan sebuah sistem yang handal, dengan pengertian bahwa
perlengkapan listrik tersebut diharapkan dapat bekerja pada kondisi normal
maupun kondisi abnormal yang mungkin dialami bila terjadi gangguan. Untuk
menekan jumlah gangguan, maka perencanaan sistem dengan baik, dan
perhitungan koordinasi isolasi yang teliti perlu dilakukan sehingga gangguan yang
terjadi dapat dilokalisir dan dampak yang merusak dapat dicegah.
Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan yang vital dalam kehidupan sehari-
hari, khususnya dalam dunia industri dan pabrik yang membutuhkan suplai daya
yang kontinu untuk menggerakkan mesin-mesin, untuk aplikasi penerangan, dan
sebagainya. Kebutuhan akan listrik ini biasanya berbanding lurus dengan ukuran
besar kecilnya suatu industri.
PT Badak NGL sebagai salah satu produsen LNG kelas dunia tentu
memerlukan tenaga listrik yang besar untuk keperluan produksi maupun untuk
keperluan penunjang lainnya. PT Badak NGL memiliki sistem kelistrikan yang
43
terbagi menjadi empat level tegangan, yaitu level tegangan 34,5 kV pada sistem
ring bus, level tegangan 13,8 kV untuk sistem distribusi, level tegangan 4,16 kV
untuk beberapa motor tegangan menengah, dan 480 V serta 380 V untuk tegangan
rendah. Secara garis besar, sistem kelistrikan di PT Badak NGL terdiri dari
substation 13,8 kV yang terbagi menjadi delapan main switchgear diantaranya
switchgear yang berdekatan yang terhubung oleh 3-windings transformator
34,5/13,8/13,8 kV; 15,7/7,5/7,5 MVA dan daya disalurkan melalui transformator
tersebut ke ring bus 34,5 kV. Substation ini disuplai oleh 15 unit generator yaitu 1
x 5 MW diesel generator, 12 x 12,5 MW steam turbine generator, dan 2 x 12,5
MW gas turbine generator.
Daya 5 MW
Arus 262 A
rpm 428
KVA 6275
Frekuensi 50 Hz
Tabel 2. 3 Tabel Generator Diesel di PT Badak NGL
44
2.10.1.2 Turbine Generator
Turbin Uap
Generator yang ada di PT Badak NGL yang digerakan oleh turbin uap
yaitu generator 31-PG-2, 31-PG-3, 31-PG-4, 31-PG-5, 31-PG-6, 31-PG-8,
31-PG-9, 31-PG-10, 31-PG-11, 31-PG-12, 31-PG-13, 31-PG-14. Data
untuk generator uap ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Mc-Graw Edison
Daya 12,5 MW
Arus 654 A
rpm 3000
Frekuensi 50 Hz
45
13,8 kV
Tegangan
Output
654 A
Arus
3000
rpm
15,625 MVA
MVA
Tabel 2. 5 Data Generator Turbin Gas
46
Gambar 2. 25 Line Diagram Simple Radial System
47
to power source
Load Load
Load
v
Load
Sistem ini memiliki dua buah incoming feeder. Kedua feeder ini
dioperasikan bersama-sama untuk melayani dua unit beban yang dipisahkan oleh
sebuah breaker dalam kondisi normally-open. Apabila salah satu feeder tidak
mengalirkan daya listrik, baik yang dikarenakan oleh adanya perawatan maupun
akibat gangguan, maka beban yang harus dilayani oleh feeder lain dengan cara
menutup tie breaker (breaker penghubung). Sistem distribusi ini yang ada di PT
Badak NGL sebagian besar menggunakan sistem ini.
48
to power source
N N
NO
O O
load load
49
to power source
N N
NO
O O
load load
2.10.3.1 Switchgear
Switchgear digunakan untuk menampung daya listrik dari sumber daya yang
disalurkan ke pemakai. Switchgear yang ada di PT Badak NGL dikelompokkan
menjadi :
Switchgear 13,8 kV
Menampung daya dari semua generator yang ada.
Switchgear 34,5 kV
Mempunyai penaik tegangan 13,8/34,5 kV yaitu berupa transformator tiga
belitan.
50
Bus yang merupakan batang penghantar untuk menampung daya sebelum
disalurkan ke cabang-cabang penghantar
Kubikel
Circuit breaker untuk memutus aliran arus baik saat terjadi gangguan
maupun dalam kondisi normal apabila diperlukan
Relay-relay pengaman yang dapat mendeteksi keadaan abnormal yang
mungkin terjadi dengan membandingkan besaran listrik yang ada (arus,
tegangan, sudut fasa, frekuensi, dll) pada keadaan normal dan pada saat
terjadi gangguan
Sumber baterai
2.10.3.2 Transformator
51
Transformator ini mempunyai tiga buah belitan dengan hubungan -/Y
(deta-delta/wye) dengan data-data sebagai berikut :
KVA rating 15000 continuous 55 C Rise Sel Cooled
KVA rating 20000 continuous 55 C Forced Air
KVA rating 22400 continuous 65 C Forced Air
52
2.10.4 Sistem Pentanahan
53
2.10.5 Uninterruptible Power Supply (UPS)
UPS yang digunakan di PT Badak NGL, khususnya pada utility area adalah
dari UPS static, yang pada dasarnya terdiri dari :
Penyearah (rectifier)
Battery unit
Inverter
Static Switch
Transformator dan Regulation Transformator
Bypass switch
Pada kondisi operasi normal, tegangan suplai 480 V yang berasal dari MCC
4,16 kV ke 480 V pada plant 30, 3 fasa, 50 Hz melalui stepdown transformator
dan unit penyearah gelombang penuh SCR, diubah menjadi tegangan searah 118-
400 V. Tegangan arus searah ini merupakan tegangan input dari inverter dan juga
sebagai charging dari baterai.
Sedangkan dalam kondisi gangguan saat utility power supply terputus, maka
unit baterai akan mensuplai semua beban yang terhubung dengan UPS. Sedangkan
bila gangguan terjadi terjadi pada inverter, maka static switch akan menstransfer
54
semua beban UPS ke step down transformator / regulation transformator dalam
waktu kurang dari 0,5 ms.
2.10.5.1 Rectifier(Penyearah)
2.10.5.3 Inverter
55
2.10.5.5 Transformator dan Regulation Transformator
Apabila terjadi gangguan terhadap sistem tenaga listrik, maka akan terjadi
perubahan yang tidak normal dari besaran-besaran listrik atau mekanis yang dapat
dirasakan oleh peralatan proteksi tersebut.Peralatan proteksi dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu :
Pemutus daya (circuit breaker)
Pengaman lebur (fuse)
Relay pengaman
56
2.10.6.1 Pemutus Daya (Circuit Breaker)
57
Pada pemutus daya ini, terdapat suatu wadah dengan tingkat kehampaan
yang tinggi (sekitar 10-7 mmHg) dimana elemen-elemen kontak dibuka
dan ditutup dari luar. Karena ruang hampa, maka daya isolasinya sangat
tinggi dan gerakan elemen-elemen kontak ini sangat kecil.
Pemutus daya dengan gas SF6 (sulfur hexafluoride circuit breaker)
Bunga api dipadamkan dengan menggunakan gas SF6. Kelebihan dari
pemutus daya jenis ini adalah hampir tidak memerlukan pemeliharaan.
58
Relay ini berfungsi sebagai pengaman lilitan stator generator dari arus
hubung singkat antar fasa dari batas daerah yang diproteksinya saja dan
tidak mengenal gangguan di luar daerah tersebut.
Loss Excitation Relay (40)
Relay ini berfungsi sebagai pengaman apabila eksitasi generator hilang.
Relay ini bekerja berdasarkan daya reaktif yang diserap oleh sistem. Relay
ini juga bekerja berdasarkan besarnya arus gangguan yang melewatinya.
Overcurrent Relay (51 V)
Relay ini berfungsi sebagai pengaman generator apabila terjadi gangguan
arus hubung singkat antar fasa. Relay ini bekerja berdasarkan besarnya
arus gangguan yang melewatinya.
Voltage Balance Relay (51 V)
Relay ini bekerja sebagai pendeteksi adanya ketidakseimbangan tegangan
pada ketiga fasanya.
Directional Power Relay (32)
Relay ini digunakan untuk mengamankan generator dari gangguan
kehilangan prime mover yang mengakibatkan generator dapat berubah
menjadi motor.
Reverse Phase/Phase Balance Current Relay (46)
Relay ini bekerja untuk mendeteksi apabila terjadi pertukaran fasa atau
ketidakseimbangan arus pada fasa-fasanya.
Thermal Relay (49)
Relay ini berfungsi sebagai pendeteksi kenaikan panas pada belitan stator
di atas nilai yang diperbolehkan.
Bearing Protection Relay (18)
Relay ini berfungsi untuk mendeteksi kenaikan temperature pada bearing.
Overspeed Relay (18)
Relay ini digunakan sebagai pengaman generator apabila putaran
generator melampaui batas kecepatan yang diijinkan.
Lock Out Relay (86 G)
Relay ini berfungsi untuk membuka pemutus daya sesuai dengan perintah
relay yang bersangkutan.
59
Overcurrent Relay (51 G)
Relay ini berfungsi untuk mengamankan generator terhadap gangguan arus
fasa ke tanah.
60
B A B III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1 Umum
Penyaluran daya dalam sistem distribusi dapat melalui saluran udara atau
saluran bawah tanah. Pemilihan saluran udara dan saluran bawah tanah tergantung
pada beberapa faktor yang berlainan. Yaitu faktor kontinuitas pelayanan, arah
perkembangan daerah, biaya pemeliharaan tahunan, biaya modal, segi estetis, dan
umur manfaat sistem tersebut. Gabungan kedua saluran ini sering kali diperlukan.
Baik buruknya suatu sistem distribusi dinilai dari beberapa faktor, yaitu :
1. Regulasi tegangan (Jatuh Tegangan)
2. Kontinuitas pelayanan
3. Efisiensi
4. Harga sistem
61
3.1.2.1 Sistem Radial
Sistem radial ini merupakan suatu sistem distribusi tegangan menengah yang
paling sederhana, murah, banyak digunakan terutama untuk sistem yang kecil,
kawasan pedesaan. Proteksi yang digunakan tidak rumit dan keandalannya paling
rendah.
Keuntungan / Kerugian :
1. Mudah mengoperasikannya
2. Mudah mencari tegangan
3. Cocok untuk sistem yang sederhana
4. Tidak dapat dimanipulasi bila terjadi gangguan.
62
3.1.2.1 Sistem Loop
Keuntungan/Kerugian :
1. Secara teknis lebih baik dari sistem radial.
2. Biaya sedikit lebih mahal karena harus dibangun dua penyulang pada jalur
yang sama .
3. Bisa dimanipulasi bila terjadi gangguan.
63
3.1.2.3 Sistem Tertutup/Ring
Keuntungan/Kerugian :
1. Jumlah konsumen yang besar bisa dijangkau
2. Gangguan salah satu sisi penghantar harus sanggup menampung seluruh
beban yang terpasang pada sistem, disini erat hubungannya dengan rugi
tegangan.
3. Mudah operasi
64
3.1.2.4 Sistem Spindel
65
3.2.2.5 Sistem Cluster
Sistem clutser ini hampir mirip dengan sistem spindel. Dalam sistem cluster
tersedia satu express feeder yang merupakan feeder atau penyulang tanpa beban
yang digunakan sebagai titik menufer beban oleh feeder atau penyulang lain
dalam sistem cluster tersebut. Proteksi yang diperlukan untuk sistem yang relatif
sama dengan sistem open loop atau sistem spindle.
3.2 Transformator
66
yang bersifat sangat serius, yang mungkin memerlukan perbaikan mahal dan
waktu yang lama. Jaminan terbaik untuk mengatasinya adalah memastikan bahwa
transformator terpasang dengan benar dan dipelihara.
67
Pada transformator tipe ini, lilitan dan inti direndam secara keseluruhan
pada cairan yang dimasukkan pada tangki transformator. Tangki dilengkapi
dengan sirip pendingin untuk sirkulasi dari cairan transformator. Cairan
transformator memberikan isolasi medium untuk gulungan sebaik mungkin untuk
disipasi panas. Dua cairan sudah digunakan secara luda untuk transformator: oli
mineral dan polychlorinated biphenyls (PCB), yang pada umumnya dikenal
sebagai askarel. Askarel secara luas digunakan pada transformator untuk aplikasi
dalam ruangan karena itu adalah cairan isolasi sintesis yang tidak mudah terbakar.
Askarel adalah nonbiodegradable dan beracun. Environmental Protection Agency
(EPA) melarang penggunaan dari askarel pada transformator dan peralatan
elektrik lainnya, dan kemampuannya untu digunakan kembali pada aplikasi baru
hampir tidak ada. Cairan yang lebih baru telah diperkenalkan seperti silikon,
Rtemp, Wecosal, dan Alpha 1 untuk pengganti dari askarel. Yang lain masih
dalam tahap pengembangan. Tanpa menghirauan apa cairan baru yang ada dalam
pasaran untuk aplikasi transformator, mereka harus tetap dipelihara dan diuji
untuk menjamin integritas dari transformator.
68
atau diluar dari tangki transformator. Kelas desain pendinginan untuk
transformator ini adalah FOW.
3.2.2.2 Konstruksi
Konstruksi tangki
69
perubahan tekanan udara dan temperatur diluar tangki. Beberapa dari
transformator dapat dilengkapi dengan komponen dehidrasi pada breather.
Konstruksi Inti
70
2. Tipe Shell
Pada tipe ini, Inti magnetik mengelilingi kumparan. Satu keuntungan
dari jenis shell adalah bahwa ia menawarkan jalur terpisah untuk arus urutan
nol melalui inti, dibandingkan dengan jenis core di mana jalan-urutan nol ada
hanya melalui tangki transformator dan akhir sambungan.
71
memiliki peringkat kVA lebih dari 500 kVA dan tegangan primer sampai dengan
23 kV.
3. Transformator Arc-Furnace
Transformator ini memiliki rating lebih dari 500 kVA dan terutama
digunakan dalam mengubah energi dari stasiun pembangkit ke jaringan transmisi,
dari jalur transmisi untuk gardu distribusi, atau dari jalur layanan utilitas untuk
pembangkit gardu distribusi.
72
Gambar 3. 8 Diagram Rangkaian dan Koneksi dari Transformator
Sederhana
Sisi Primer:
Vp adalah tegangan primer
Np adalah lilitan primer
Zps adalah impedansi bocor
Ip adalah arus primer
Sisi Sekunder:
Vs adalah tegangan sekunder
Ns adalah lilitan sekunder
Zps adalah impedansi bocor
Is adalah arus sekunder
73
= 108
= 4,44 108
Dimana:
F adalah frekuensi
= 4,44 108
Dalam transformator daya komersial, fluks bocor sangat kecil dan sering
diabaikan. Fluks bolak-balik dalam inti besi menginduksi tegangan di kumparan
primer dan sekunder. Tegangan induksi dalam sekunder menghasilkan gaya
electromotive karena induktansi sendiri. Menurut hukum Lenz, back emf sama
74
dengan tegangan yang diberikan ke kumparan primer di bawah kondisi tanpa
beban. Tegangan yang digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut:
Rugi-rugi tembaga (I2R): Ini adalah rugi daya dalam resistansi dari
kumparan primer dan sekunder karena arus beban dan magnetisasi dari
transformator.
Rugi Inti: Rugi daya ini dala transformator inti dan dikarenakan oleh arus
eksitasi. Rugi inti dapat dibagi menjadi rugi-rugi arus eddy dan histerisis. Rugi-
rugi arus eddy dikarenakan arus eddy dan arus sirkulasi kecil dalam inti,
sedangkan rugi-rugi histerisis dikarenakan oleh ekergi yang dibutuhkan untuk
meluruskan luasan dalam material inti magnetik. Rugi inti terus berlanjut selama
transformator digunakan.
75
ekivalen berdasarkan tegangan primer dan sekunder. Gambar 2.10
memberlihatkan diagram rangkaian ekivalen dari transformator berdasarkan sisi
sekunder. Beberapa kali diinginkan untuk merepresentasikan transformator
berdasarkan vektor diagram. Vektor diagram diperlihatkan pada gambar 2.10 (b)
berdasarkan diagram rangkaian ekivalen pada gambar 2.10 (a).
76
Gambar 3. 10 (a) Diagram Ekivalen yang Telah Disederhanakan
dan (b) Diagram Vektor yang Telah Disederhanakan
dari Transformator
77
3.2.3.1 Hubungan Tegangan
78
Persamaan tegangan, arus, dan impedansi untuk transformator dapat ditulis
ulang sebagai:
atau
dan
Dan sebaliknya:
79
Gambar 3. 11 Diagram Rangkaian Ekivalen dari persentase dasar.
Maksud dari bagian ini adalah untuk menjelaskan prosedur praktik dari
pemeliharaan preventif transformator. Prosedur yang direkomendasikan
ditentukan dalam bab ini. Banyak tugas yang dilakukan selama pemeliharaan rutin
dan perbaikan besar dari transformator. Praktek pemeliharaan yang dibahas dalam
bagian ini berlaku untuk transformator yang belum mencapai kerusakan yang
parah. Selain itu, rekomendasi dari prosedur pemeliharaan preventif transformator
ini ditulis untuk kondisi rata-rata dimana transformator diperlukan pemeliharaan
selama beroperasi. Hal yang lebih lanjut menjelaskan bahwa semua bagian yang
terkait dengan pemeliharaan yang sesuai dengan pengalaman dalam pemeliharaan
transformator.
80
salah satu dari persyaratan dasar peralatan listrik dapat menyebabkan masalah
serius. Tujuan dari pemeliharaan transformator dapat digambarkan sebagai
berikut:
3.2.4.3 Perawatan
81
Langkah pertama adalah membangun desain transformator untuk menjaga
kelembaban dan oksigen diluar transformator, Langkah berikutnya adalah dengan
mengoperasikan transformator pada rating temperaturnya. Selain itu, tingkat
kerusakan harus dikontrol dengan memonitor dan menguji sistem isolasi
transformator secara berkala, dan mengambil tindakan korektif untuk
mengembalikan transformator ke kondisi aslinya. Prinsipnya dapat diringkas
sebagai berikut:
3.2.5.1 Pemasangan
82
celah udara yang diperlukan tergantung pada tinggi dari lemari besi. Untuk
pendinginan dari transformator, luas efektif yang diperlukan harus minimal 1 ft
untuk setiap inlet dan outlet per 100 kVA dari kapasitas rating transformator,
setelah dikurangi daerah yang ditempati oleh layar, kisi-kisi, atau louver.
3.2.5.2 Pemeriksaan
83
harus dikencangkan sebelung transformator dioperasikan. Body dan inti dari
transformator seharusnya bersifat tetap dan diketanahkan.
Tes isolasi resistance (IR), tes ini bertujuan untuk membandingkan nilai
isolasi yang diinginkan dan menentukan kesesuaian transformator dalam
memberikan energy dan penerapan tes tegangan tinggi. Tes IR harus dilakukan
segera sebelum transformator dioperasikan.
Nilai-nilai tes IR, pada suhu pabrik 20C sekitar 1000 MOhm, atau sama
dengan atau lebih besar dari nilai yang ditampilkan dalam tabel 3.1 Rumus berikut
dapat digunakan untuk menghitung nilai IR pada transformator satu fasa atau tiga
fasa :
Dimana :
84
Tes Indeks Polaritas (PI) Tas ini merupakan pengembangan tes IR dimana
dalam tes ini, dua kali dilakukan pengukuran IR, pertama pada 1 menit dan kedua
pada 10 menit. Kemudian dihitung rasio keduanya dari pengujian 10 menit dan 1
menit. Tes ini untuk memberikan nilai penyerapan dielektrik. Seharusnya
ditentukan tes PI untuk belitan-belitan dan belitan-ground. Nilai tes PI dibawah 2
merupakan indikasi dari kerusakan isolasi.
85
Tes Isolasi Faktor Daya (PF) : Tes ini mengukur lossesrugi-rugi daya
dalam isolasi yang diuji. Tes ini berhubungan masalah korona. Tes ini dapat
dilakukan sebagai tes tip-up PF untuk transformator tipe kering untuk
membedakan penyebab losses sebagai akibat antara kelembaban atau karbonisasi.
3.2.5.4 Perawatan
Tes untuk pemeliharaan rutin: Berikut ini adalah tes yang dilakukan untuk
pemeliharaan rutin dari transformator tipe kering :
Tes IR pada winding-to-winding dan winding-to-ground.
86
Tes penyerapan dielektrik harus dibuat winding-to-winding dan winding-
to-ground selama 10 menit. Batas dari nilai PI yang diijinkan harus di atas
2.0.
Tes rasio putaran (TTR) harus dilakukan sama seperti tes yang dianjurkan.
Pengeringan dengan Internal heat: Metode ini relatif lambat dan dijadikan
alternatif jika dua metode yang lain tidak mengatasi. Transformator harus
87
diletakkan pada posisi dimana memungkinkan sirkulasi bebas dari udara dapat
mengair melalui kumparan dari bagian bawah ke bagian atas transformator. Salah
satu belitan harus di hubung singkatkan, dan diberi tegangan yang cukup pada
frekuensi normal pada belitan kumparan yang lain untuk pendekatan arus normal.
3.2.6.1 Pemasangan
88
Gambar 3. 13 Transformator Basah Tiga Fasa
3.2.6.2 Pengecekan
89
dimasukkan pada tangki transformator. Penutup tidak boleh dibuka dalam
keadaan basah, karena cairan transformator tidak boleh terkontaminasi dengan
udara di atmosfer ketika kelembaban relatif di atas 65%.
Nilai tes IR harus dibandingkan dengan nilai tes IR yang dilakukan pabrik.
Apabila tidak ada data yang dapat dijadikan acuan dari tes sebelumnya, rumus
berikut dapat digunakan untuk transformator satu fasa, atau transformator tiga fasa
dengan satu belitan.
Dimana :
90
E adalah rating tegangan dari belitan yang diuji
Jika transformator yang diuji adalah jenis transformator tiga fasa maka :
kVA adalah kapasitas rating belitan tiga fasa dari transformator yang diuji
yang diuji
Tes dielektrik cairan isolasi : Cairan isolasi harus di tes dengan cara
diambil samplenya sesuai standar dengan ASTM D-923 dan tes ini bertujuan
untuk menentukan kekuatan dielektrik-nya, keasaman, kelembaban, interfacial
tension, warna, dan PF. Tes ini dilakukan untuk memastikan bahwa cairan isolasi
tidak berada pada level yang bervariasi atau untuk memastikan kekuatan
dielektrik belum turun karena terkontaminasi benda asing. Sampel minyak dan
Rtemp diambil dari bagian bawah tangki, sedangkan sampel untuk askarel dan
silikon diambil dari bagian atas tangki.
Tes TTR : Tes TTR ini bertujuan untuk memastikan bahwa rasio putaran
transformator dalam keadaan yang handal, dimana tidak ada kumparan
transformator yang sort circuit. Pada dasarnya tes ini membandingkan jumlah
putaran di kumparan 1 dengan jumlah putaran pada kumparan 2. Tes ini dilakukan
pada setian tap pada transformator yang dilengkapi dengan tap changers. Tes TTR
ini juga dapat digunakan untuk memeriksa polaritas transformator. Nilai dari tes
91
TTR ini yang masih dapat ditoleransi tidak boleh lebih besar dari 0,5%
dibandingkan nilai yang dihitung pada (lihat Bagian 2.2.7.1).
Tes Hi-pot : Tes Hi-pot ( tes ini juga disebut tes tegangan tinggi)
dilakukan pada semua rentang teganggan tinggi dan rendah kumparan pada
transformator ke ground. Baik tegangan AC maupun DC dapat digunakan pada tes
ini. Namun dalam praktiknya baik itu tegangan AC maupun DC tidak melebihi 34
kV, untuk transformator diatas 34kV, tes tegangan tinggi AC yang dapat
digunakan. Tegangan AC yang diberikan pada transformator dengan rentang
waktu 3 menit, Jika pada tes ini transformator tidak mengalami kegagalan dan
tidak terjadi kerusakan maka transformator sudah layak digunakan (lihat Bagian
5.8.1).
3.2.6.4 Perawatan
92
orchemical, inspeksi dengan interval 3 atau 6 bulan mungkin diperlukan.
Biasanya, setelah periode beberapa pemeriksaan pertama, jadwal pasti dapat
diatur berdasarkan kondisi yang ada.
3.2.6.5 Pemeliharaan
93
Tabel 3. 4 Daftar Pengecekan Inspeksi dan Pemeliharaan Transformator
94
Arus beban: Pembebanan transformator menentukan pemanasan
transformator. Suhu transformator menentukan harapan hidup, dan penting pada
unit besar untuk memonitor beban pada setiap jam. Untuk pembebanan yang tepat
dari transformator, lihat standar ANSI C57.92 untuk transformator terendam
cairan dan ANSI C57.96 untuk kering tipe transformator. Untuk transformator
daya kecil, pembacaan dapat dilakukan secara harian atau mingguan.
95
alarm atau untuk memutus CB. Kontak alarm dan hubungan perkabelannya
seharusnya diperiksa setiap bulannya.
Breather: transformator memilik banyak breather baik itu tipe terbuka atau
jenis dehidrasi. Fungsi agen dehidrasi adalah untuk mencegah kelembaban
memasuki tangki transformator. Kebanyakan breather tipe dehidrasi mengandung
gel silika, yang akan berubah dari biru ketika kering ke merah muda pucat saat
basah. Pemeriksaan dapat dilakukan melalui jendela kaca yang disediakan untuk
tujuan tersebut. Breather harus diperiksa bulanan dan agen dehidrasi diganti atau
direkondisi jika ditemukan rusak atau basah.
96
Peralatan bantu: peralatan Bantu yang dibutuhkan untuk pendinginan,
seperti kipas, minyak pompa, alat kontrol, dan kabel, harus diperiksa setiap tahun.
Peralatan tersebut harus dibersihkan dan bagian yang rusak diganti.
97
akan ada lebih banyak uap air dalam minyak transformator ketika pembebanan
daripada saat dibongkar. Faktor-faktor lain, seperti dekomposisi isolasi kertas dan
kontaminan, akan cenderung menghasilkan lebih banyak uap air dalam cairan
transformator. Ketika diperlukan untuk mengeringkan cairan transformator,
metode berikut dapat digunakan: (1) panas saja, atau (2) panas diikuti dengan
vakum.
98
3.2.7 Pengujian Transformator
99
transformator yang di tes dapat di kenai tegangan rating selama 3 menit daripada
menggunakan 65% tegangan tes pabrik.
Hasil atau informasi yang ditunjukkan tes TTR ialah sebagai berikut
Menunjukan rasio perbandingan jumlah belitan dan masing masing
polaritas dari single atau transformator 3 phasa.
100
ANSI/IEEE C5.7.12.00-2006 bagian 9.1 yang menjelaskan bahwa hasil
harus berkisar kurang lebih 0.5% dari nameplate dengan tegangan rating
yang di aplikasikan pada salah satu belitan. TTR dengan error 0.1%
diperbolehkan menjadi penentu.
101
3.2.7.3 Pengujian Polaritas
Tes ini merupakan suatu tes pembuktian dan dilakukan pada tingkat
tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan operasionalnya. Dalam tes ini,
isolasi antar belitan dan isolasi antar fasa dikenai tegangan 65% dari tegangan tes
pabrik dan pada frekuensi yang lebih tinggi dari 60 Hz, misalnya 200-300 Hz. Tes
ini harus dilakukan tiap 5 tahun sekali atau lebih pada transformator yang besar.
180 40
102
240 30
300 20
400 18
Tabel 3. 5 Frequency versus Duration of Test
Ketika tes ini dilakukan pada transformator, frekuensi dari tegangan yang
diberikan seharusnya cukup tinggi untuk mencegah arus dari transformator yang
di uji melebihi 30% dari arus ratingnya. Biasanya untuk menguji peralatan yang
menggunakan frekeuensi 60 Hz digunakan frekuensi sebesar 120 Hz.
Ketika digunakan frekuensi yang lebih tinggi dari 120 Hz, resiko dari tes
ini secara abnormal meningkat dengan pesat dan hal tersebut menyebabkan waktu
pengujian harus di persingkat seperti pada tabel 3.5.
Tegangan awal harus bernilai seperempat atau kurang dari tegangan penuh
dan secara bertahap di tingkatkan dalam waktu tidak lebih dari 15 detik. Setelah
diuji selama waktu yang tertera pada tabel 3.5, nilai tegangan harus diturunkan
secara perlahan (tidak boleh lebih dari 5 detik) ke seperempat atau kurang dari
nilai penuh, dan setelah itu sirkuitnya di open.
Transformator tiga fasa dapat di uji dengan tegangan satu fasa, tegangan
untuk menguji di induksikan dari tiap line terminal ke ground atau ke line
terminal yang lain. Bagian netral dari belitan boleh di groundkan saat tes tersebut.
103
Ketika tes induksi pada belitan menghasilkan tegangan di antara terminal
dari belitan yang lain, belitan yang lain dapat di tanahkan, Tes induksi tambahan
harus dilakukan untuk memberikan tegangan uji di antara terminal yang di
ketanahkan.
3.2.7.5 FRA
Tes FRA dapat di lakukan sebagai respon impuls dari tes SFRA, metode
impuls memperkirakan respon frekuensi dan respon frekuensi sapu mengukur
respon dari tingkat frekuensi tertentu. Tes FRA dan SFRA merupakan
nondestructive test yang digunakan untuk mengetahui deformasi (pergeseran) dari
inti dan kumparan. Respon frekuensi sapu ialah kemajuan yang besar pada
analisis kondisi transformator, tes tersebut medapat memberi kita visualisasi dari
isi tanki transformator tanpa membukanya. Pengertian FRA pada umumnya
adalah perbandingan dari output sinusoidal yang stabil dari objek yang di tes
dengan input sinusoidal yang stabil. SFRA adalah teknik yang terbukti untuk
menghasilkan pengukuran yang akurat dan presisi. Di antara konfigurasi
geometris dari belitan dan inti, serta jaringan impedansi yang disusun seri dan
paralel sebenarnya terdapat suatu hubungan. Jaringan ini dapat di identifikasi
karena jaringan tersebut memiliki transfer function yang bergantung pada
frekuensi. Tes FRA dengan metode respon frekuensi sapu menggunakan alat
analisis jaringan untuk menentukan transfer functionnya. Perubahan pada
konfigurasi geometris dapat mengubah jaringan impedansi dan berakibat
berubahnya transfer functionnya, hal tersebut mengakibatkan kegagalan dapat di
identifikasi. Masalah mekanis yang biasanya terdeteksi pada transformator dengan
tes FRA adalah :
Pergeseran inti
Pergeseran belitan atau deformasi belitan
Pentanahan inti yang rusak
Kerusakan sebagian pada belitan
Tertekuknya hoop
Patah atau kendornya penjepit
Belitan yang open atau short circuit
104
3.2.7.6 DC Resistansi Lilitan
105
Gambar 3. 15 IR tester (megohmmeter). (Courtesy of Megger Inc., Valley
Forge, PA.)
Gambar 2.17c menunjukan perubahan dari Vmax dengan tc; dapat dilihat
bahwa kurva Vmax/tc berada pada pincak saat mencapai nilai time constant. Hasil
ini menunjukan bahwa kurva Vmax/tc juga menunjukan spektrum polarisasi
dengan nilai maksimum pada time constant isolasi.
106
Gambar 3. 16 (a) Prinsip Rangkaian Pengukuran tegangan recovery dari
Waktu tc; (b) Siklus Pengukuran RVM dan kuantitas perekaman selama
satu siklus; dan (c) tegangan recovery V sebagai fungsi waktu tc.
3.3 Reaktor
3.3.1 Definisi
Pada intinya reaktor adalah induktor. Secara fisik ini adalah koil kabel
yang didalamnya terdapat medan magnet karena aliran arus listrik yang melewati
koil tersebut. Ketika di energize gaya magnet yang terbentuk menekan aliran
listrik yang melewatinya sehingga arus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
tidak berlebih sehingga arus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak
berlebihan sehingga arus yang keluar dari reaktor aman untuk peralatan listrik.
Sebuah loop sederhana pada kabel akan membawa sifat konduktor. Ketika
semakin banyak loop-nya maka akan membuat nilai induktansi semakin tinggi.
Kebanyakan bahan seperti besi ditambahkan sebagai pelindung dari belitan. Ini
memiliki efek dari pengonsentrasian fluks magnetis yang akan membuat induktor
semakin efektif.
107
3.3.2 Tipe dari Reaktor Seri Dry-type air-core
1. Air-core Reactor
Sebuah reaktor yang tidak memiliki sebuah lapisan magnetis atau
perisai magnet dan menggunakan aliran udara di sela-selanya sebagai
pendingin.
2. Iron-core Reactor
Sebuah reaktor yang memiliki perisai besi sebagai pelindung dan
menggunakan oli sebagai pendingin.
3. Indoor Reactor
Reaktor yang diletakkan dalam ruangan tertutup karena
konstuksinya yang harus dilindungi dari cuaca luar.
4. Outdoor Reactor
Reaktor yang mampu bertahan dari cuaca luar
5. Three-phase Dry-type Air-core Reactor
Sebuah reaktor yang terdiri dari peralatan fasa tunggal yang
ditumpuk dan aan secara magnetis terhubung. Tergantung dari aplikasi,
nilai impedansinya dapat dimodifikasi untuk mengimbangi efek hubungan
coupling.
108
mengurangi impedansi sirkuit dan kopling positif pada kondisi gangguan
untuk meningkatkan impedansi sirkuit.
4. Feeder Reactor
Sebuah reaktor pembatas arus yang terkoneksi secara seri dengan
sirkuit feeder untukmembatasi dan melokasikan gangguan.
5. High-voltage Power Flow
Sebuah reaktor transmisi yang terkoneksi secara seri dengan
jaringan transmisi yang bertujuan untuk mengoptimalisasi aliran daya
dengan merubah reaktansi kabel.
6. Insertion Reactor
Sebuah reaktor yang terkoneksi sesaat ditengah hubungan terbuka
dari sirkuit yang terganggu untuk kebutuhan sinkronisasi dan atau
kebutuhan pengalihan tekanan transien.
7. Load Balancing Reactor
Sebuah reaktor yang terhubung seri yang berguna untuk
memperbaiki divisi arus diantara tranformer paralel atau sirkuit yang
memiliki nilai impedansi tegangan yang tidak sama dibawah kondisi
steady-state dan kondisi short-circuit.
8. Motor Starting reactor
Sebuah reaktor pembatas arus yang berguna untuk membatasi
arus starting motor.
109
Kekurangan:
- Setiap kontribusi arus dari satu incoming-feeder menjadi tidak terbatas
Keuntungan:
- Disamping sama seperti keuntungan yang terpasang coupling, arus hubung
singkat pada feeder sumber menjadi terbatas.
Kerugian:
- Tingginya rugi-rugi daya dan buruknya regulasi tegangan.
110
3.3.4.2 Terpasang seri dengan outgoing feeder
Reaktor terpasang pada outgoing feeder yang akan mereduksi arus hubung
singkat pada awal puncak pembangkitan arus.
Keuntungan:
- Reaktor yang terpasang seperti ini memiliki rugi-rugi daya yang lebih kecil
dan regulasi tegangan yang lebih baik.
Kerugian:
- Biaya instalasi menjadi lebih besar karena banyak reaktor yang akan
dipasang.
= (2)
111
= (2 3.14 50)
= 314
L = induktansi (henri)
f = frekuensi (hertz)
Besarnya proteksi oleh CLR tergantung pada rasio T/R yang besarnya
ditentukan dengan:
Unit pengukuran dari reaktor adalah henri. Kemampuan dari reaktor untuk
menghalangi aliran dari arus AC disebut dengan induktansi. Induktansi dari CLR
pada umumnya dari 5 sampai 50 milihenri. Nilai dari CLR didasarkan pada total
impedansi sistem yang diinginkan dari sumber daya. Impedansi sistem membatasi
nilai maksimum dari arus yang dapat mengalir pada rangkaian primer dan pada
umumnya dispesifikan sebagai persen impedansi. Nilainya dari 30% sampai 50%
dari yang biasa digunakan. Impedansi dari reaktor dapat dihitung dengan:
% =
Atau
314
% = 100
= = 100
%
112
CLR didesain dengan sebuah inti yang akan menangani arus beberapa
waktu tanpa menyentuh titik jenuh. Drop tegangan yang melewati CLR akan
berbanding lurus dengan arus yang lewat. Jika reaktor jenuh maka arus lebih akan
lewat tanpa ada penurunan tegangan dan ini berbahaya bagi sistem disisi keluaran
CLR. Pengujian
3.3.5 Pengujian Rutin, Desain, dan Pengujian lain untuk Reaktor Seri
Pengujian untuk reaktor seri tipe kering diperlihatkan pada tabel 3.6.
113
Pengujian
tegangan impuls
- Sistem yang
- Pengujian tegangan impuls petir
mempunyai X
harus dilakukan pada semua unit.
tegangan
nominal lebih
besar dari 34,5
- Sistem yang
- Pengujian tegangan impuls petir X
mempunyai
dilakukan hanya jika
tegangan
dispesifikasikan.
nominal lebih
kecil dari 34,5
Pengujian suara
Unit harus diuji hanya jika
yang dapat X
dispesifikasikan
didengar
Pengujian Hubung
X
Singkat
114
3.3.5.1 Pengujian Rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan pada setiap unit dengan
desain yang spesifik dan secara khusus menunjukkan kualitas dari reaktor.
Pengujian desain adalah pengujian yang dilakukan pada unit satuan dari
desain spesifik dan secara khusus menunjukkan kemampuan dari reaktor pada
persyaratan pada aplikasi pelayanan. Pengujian desain harus dilakukan pada setiap
reaktor seri sesuai dengan persyaratan pada tabel 3.6.
Pengujian yang didesain seperti yang lainnyadari satu dari seluruh unit
dari desain spesifik jika diinginkan dari permbeli. Pada umumnya diinginkan
untuk mendemonstrasikan conformance pada persyaratan spesial sebagai lawan
dari persyaratan umum pada persyaratan yang biasanya dilakukan oleh pengujian
desain. Ketika dispesifikasikan ( sebagai pengujian individu) dan pengujian
lainnya yang lebih spesial, seperti yang dituliskan pada tabel 3.6, harus dilakukan
pada reaktor seri.
115
digunakan dalam melakukan pengujian dan menspesifikasikan pengujian yang
akan mendemonstrasikan performansi ke ratingnya.
116
B A B IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Pengaruh Transformator dan Reaktor Seri pada Ring Bus
117
Semua beban (load) dalam simulasi dianggap hidup dan dinyatakan dalam lump
load dengan perbandingan beban statis dan beban dinamis sesuai yang tertera
dalam single line diagram.
Semua generator turbin uap 12,5 MW dalam simulasi ini juga dianggap
hidup dan membangkitkan daya ke sumber dengan efisiensi 95%. Sedangkan
generator turbin gas dan generator turbin diesel dimatikan karena diasumsikan
generator tersebut hanya digunakan untuk Black-Out Start-Up (BOSU). Generator
31PG-04, 31PG-05, 31PG-11, 31PG-12 adalah swing generator sedangkan 31PG-
02, 31PG-03, 31PG-06, 31PG-08, 31PG-09, dan 31PG-10 adalah voltage control
generator.
118
Gambar 4. 2 Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Semua Transformator
In-service
Dalam simulasi diatas dapat dilihat bahwa aliran daya keluar dari
transformator 30-PT-201 dan 30-PT-202, hal ini dikarenakan swing generator 31-
PG-11 dan 31-PG-12 memberikan daya pada kedua transformator tersebut.
Sedangkan pada transformator 30-PT-203 diberikan daya karena terjadi
kekurangan daya akibat generator yang ada di bus tersebut hanya 31-PG-10 dan
juga merupakan voltage control generator. Daya yang mengalir pada ring bus
sebesar 1966kVA.
119
Gambar 4. 3 Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Transformator 30-PT-
202 Out-service
120
Gambar 4. 4 Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Salah Satu Kaki
Transformator 30-PT-202 Tidak Dioperasikan.
121
Gambar 4. 5 Simulasi jika ring bus tidak dipasang Reaktor Seri tiga fasa
Dry-type Air-core
Gambar diatas adalah hasil simulasi short circuit jika salah satu bus
mengalami hubung singkat. Simulasi yang dilakukan dianggap bus 5 mengalami
hubung singkat (short circuit). Data yang diperlihatkan adalah aliran arus yang
ada di ring bus. Pada gambar dapat dilihat karena adanya ring bus maka arus
hubung singkat yang ada di module I ke module II. Dengan demikian hubung
singkat yang awalnya hanya terjadi di module I tetapi karena sistem ring bus
maka arus hubung singkat juga tersebar ke module II.
122
Gambar 4. 6 Simulasi ring bus setelah dipasang Reaktor Seri tiga fasa Dry-
type Air-core
Analisa kondisi trafo ini didasarkan pada pengujian yang digunakan untuk
mencari parameter isolasi. Parameter isolasi tersebut dilakukan pada saat
transformator dalam kondisi off-line, sehingga dikategorikan ke dalam preventive
maintenance. Dari pengujian yang dilakukan, data yang akan dianalisis adalah
pengujian:
123
Spesifikasi transformator Three Winding
Serial M122342D
Capacity 15000/7500/7500KVA
Configuration Wye-Delta-Delta
Impedance 3,62%
PM Scheedule : 3Year
Nitrogen liquid
4 30-PT-104 30/I 06 March 2012
was filled in to
124
maintain pressure
04 November
5 30-PT-201 30/II
2010
09 December
6 30-PT-202 30/II
2010
Nitrogen liquid
09 December
7 30-PT-203 30/II was filled in to
2010
maintain pressure
125
Tabel 4. 2 Standard for maintenance Testing Specifications for Electrical
PoweDistribution Equipment and Systems (InterNational Electrical
TestinAssociation/NETA) MTS 2007 , Table 100.5
Plant/
No Equipment Primary Secondary X Secondary Y
Module
126
No Equipment Plant/ Primary Secondary X Secondary Y
Module
Min=1000 M Min=800 M Min=800 M
127
Time Resistanse Reading
30-PT-101
6000
5000
Resistance (M)
4000
3000 Primary
Secondary X
2000
Secondary Y
1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-101 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan
primer, sekunder X, dan sekunder Y terus mengalami kenaikan dari menit ke satu
sampai menit ke sepuluh. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan
isolasi pada transformator ini masih dalam keadaan baik.
5000
Resistance (M )
4000
3000 Primary
2000 Secondary X
Secondary Y
1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-102 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan
primer, sekunder X, terus mengalami kenaikan dari menit ke satu sampai menit ke
128
sepuluh. Sedangkan pada sekunder Y dari menit ke satu sampai menit ke tujuh
dan menurun pada menit ke delapan sehingga diindikasikan terdapat arus bocor
dililitan sekunder Y.
Time-Resistance Reading
30-PT-103
3000
2500
Resistance (M )
2000
1500 Primary
1000 Secondary X
Secondary Y
500
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-103 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan
primer, sekunder X, dan sekunder Y terus mengalami kenaikan dari menit ke satu
sampai menit ke sepuluh. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan
isolasi pada transformator ini masih dalam keadaan baik.
129
Time-Resistance Reading
7000
30-PT-104
6000
5000
Resistance (M )
4000
Primary
3000
Secondary X
2000
Secondary Y
1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-104 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan
primer, sekunder X, dan sekunder Y terus mengalami kenaikan dari menit ke satu
sampai menit ke sepuluh. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan
isolasi pada transformator ini masih dalam keadaan baik.
12000
Resistance (M )
10000
8000
Primary
6000
Secondary X
4000 Secondary Y
2000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
130
Pada 30-PT-201 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan
primer, sekunder X, dan sekunder Y terus mengalami kenaikan dari menit ke satu
sampai menit ke sepuluh. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan
isolasi pada transformator ini masih dalam keadaan baik.
12000
Resistanse (M)
10000
8000
Primary
6000
Secondary X
4000 Secondary Y
2000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-202 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan
primer, sekunder X, terus mengalami kenaikan dari menit ke satu sampai menit ke
sepuluh. Sedangkan pada sekunder Y dari menit ke satu sampai menit ke tujuh
dan menurun pada menit ke delapan sehingga diindikasikan terdapat arus bocor
dililitan sekunder Y.
131
Time Resistance Reading
30-PT-203
4500
4000
3500
Resistansi (M)
3000
2500
Primary
2000
Secondary X
1500
Secondary Y
1000
500
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-203 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan
primer, sekunder X, dan sekunder Y terus mengalami kenaikan dari menit ke satu
sampai menit ke sepuluh. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan
isolasi pada transformator ini masih dalam keadaan baik.
132
Time Resistance Reading
30-PT-204
2000
1800
1600
1400
Resistance (M)
1200
1000 Primary
800 Secondary X
600 Secondary Y
400
200
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-202 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan
primer, sekunder X, terus mengalami kenaikan dari menit ke satu sampai menit ke
sepuluh. Sedangkan pada sekunder Y dari menit ke satu sampai menit ke dua dan
menurun pada menit ke tiga sehingga diindikasikan terdapat arus bocor dililitan
sekunder Y.
Equipment Kondisi
30-PT-101 Baik
30-PT-103 Baik
30-PT-104 Baik
30-PT-201 Baik
30-PT-203 Baik
133
30-PT-204 Arus Bocor (Secondary Y)
Tabel 4. 5 Ringkasan Kondisi Transformator berdasarkan Time-Resistance
Readings
Tujuan dari Polarization Index (PI) Test adalah untuk menentukan apakah
peralatan cocok untuk operasi atau bahkan pengujian tegangan lebih. Polarization
Index (PI) Test adalah rasio resistansi pada akhir menit kesepuluh dengan akhir
menit pertama pada tegangan konstan.
1. Arus charging dikarenakan kapasitansi dari isolator yang diukur. Arus ini
akan jatuh dari nilai maksimumnya ke nol dengan sangat cepat.
2. Arus yang diserap dikarenakan molecular charge shifting pada isolasi.
Arus transien akan turun secara perlahan ke nol.
3. Arus bocor yang menggambarkan konduksi arus yang sebenarnya dari
isolasi. Arus bocor akan bervariasi dengan tegangan pengujian. Hal ini
juga memiliki komponen yang dikarenakan kebocoran permukaan
dikarenakan kontaminasi permukaan.
134
Kurang dari 1 Berbahaya
1,0-1,1 Buruk
1,1-1,25 Dipertanyakan
1,25-2,0 Cukup
Diatas 2 Baik
135
5 30-PT-201 30/II Cukup Cukup Baik
30-PT-101
Voltage Low Side (X) Low Side (Y) High Side
2 kV 0.359 0.327 0.31
30-PT-102
2 kV 0.221 0.297 0.3
136
6 kV 0.225 0.3 0.302
30-PT-103
2 kV 0.392 0.399 0.408
30-PT-104
2 kV 0.257 0.325 0.317
30-PT-201
2 kV 0.279 0.265 0.353
30-PT-202
2 kV 0.201 0.265 0.255
30-PT-203
2 kV 0.33 0.37 0.31
137
8 kV 0.37 0.42 0.34
30-PT-204
2 kV 0.336 0.454 0.391
Dari hasil pengujian, nilai dari PF dan PF tip up masih kurang dari 1%
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa aktifitas partial discharge yang terjadi
dalam isolator lilitan masih berada pada ambang batas yang diizinkan. Sehingga
transformator 30-PT-101 masih dalam keadaan baik.
138
Tabel 4. 9 Berdasarkan NETA Maintenance Testing Specification, Table 100-
4.1, 2005
139
30-PT-202 26.4 28.5 32.5 29,13
140
Gambar 4. 7 Konstruksi Reaktor seri dry-type air-core 30-PLR-101 dan 30
PLR 102
ITEM REQUIREMENT
30PLR-102
Site Condition
Yearly Ave. 26 C
141
V:0.07 g
Instalation
Location Outdoor
Construction
Enclose Outdoor
Ventilation Natural
Rating
No of Phase 3
142
System Voltage and Neutral 34,5 kV, solid grounding
Frequency 50 Hz
Painting:
Others
143
Analisa kondisi reaktor seri dry-type air-core ini didasarkan pada
pengujian yang digunakan untuk mencari parameter isolasi. Parameter isolasi
tersebut dilakukan pada saat transformator dalam kondisi off-line, sehingga
dikategorikan ke dalam preventive maintenance. Dari pengujian yang dilakukan,
data yang akan dianalisis adalah pengujian:
Reactor Winding
144
44,2 M 15,5 M 42,5 M
Tabel 4. 11 Hasil Insulation Resistance Reaktor Seri
Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai resistansi dari fasa 2-3 berada di
bawah standar yaitu 35,0 M.
145
Time-Resistance Readings
30-PLR-101
120
110
100
90
80
Resistansi (M)
70
60
50 Winding 1
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Menutes
146
Time-Resistance Readings
30-PLR-101
120
110
100
90
Resistance (M)
80
70
60
50 Winding 2
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Menutes
147
Time-Resistance Readings
30-PLR-101
140
120
100
Resistansi (M )
80
60 Winding 3
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Menutes
Tujuan dari Polarization Index (PI) Test adalah untuk menentukan apakah
peralatan cocok untuk operasi atau bahkan pengujian tegangan lebih. Polarization
Index (PI) Test adalah rasio resistansi pada akhir menit kesepuluh dengan akhir
menit pertama pada tegangan konstan. Analisis dilakukan hanya pada 30-PLR-
101 karena data preventive maintenace dari 30-PLR-102 tidak ada. Nilai standar
yang digunakan untuk analisis polarization index sama dengan transformator
yaitu:
148
Indeks Polarisasi Kondisi Isolasi
1,0-1,1 Buruk
1,1-1,25 Dipertanyakan
1,25-2,0 Cukup
Diatas 2 Baik
Tabel 4. 12 Nilai Standard PI Test Berdasarkan Appendix A ANSI
C57.125.1990
2 45 71,2 105
3 52 73,8 98,7
149
Tetapi dari tabel diatas ini dapat dilihat bahwa nilai polarization indeks
dari reaktor 30-PLR-101 pada winding 2 dan winding 3 kurang dari 2.
4 Rata-rata 22,56
8 Rata-rata 29,42
12 Rata-rata 70,56
Tabel 4. 14 Hasil Pengujian Power Factor
150
Tetapi dari grafik dibawah ini dapat dilihat bahwa nilai power factor (PF)
dari reaktor 30-PLR-101 pada winding 3 jauh lebih besar dibandingkan dengan
winding 2 dan winding 3.
4.4 Analisis
Berikut ini adalah tabel dari seluruh pengujian yang dilakukan pada
transformator tiga belitan (Three winding Transformator).
Oil
Time-
Equipment IR Test PI Test PF Test Dielectric
Resistance
Breakdown
30-PT-101 X
30-PT-102 X X
30-PT-103 X
30-PT-104 X
30-PT-201 X X
30-PT-202 X X
30-PT-203 X
30-PT-204 X X X
Tabel 4. 15 Hasil Pengujian Transformator Three Winding
151
pengujian diatas, klasifikasi transformator dibagi menjadi tiga, yaitu: baik, perlu
mendapatkan perhatian, dan buruk. Transformator yang diklasifikasikan baik
adalah transformator 30-PT-101, 30-PT-104. Sedangkan transformator yang perlu
mendapat perhatian adalah 30-PT-102 dan 30-PT-202. Transformatur yang dalam
keadaan buruk adalah 30-PT-103, 30-PT-201, 30-PT-203, dan 30-PT-204.
30-PLR-101 X X X X
Dengan melihat kondisi reaktor maka dapat dilihat bahwa pada reaktor
seri 30-PLR-101 dalam kondisi out of standard sehingga dari pembacaan semua
pengujian dari 30-PLR-101 diindikasikan terdapat kerusakan pada winding 2 dan
winding 3. 30-PLR 102 tidak ditemukan data.
4.5 Upaya
Upaya yang harus dilakukan terhadap hasil analisis yang telah dilakukan
terhadap transformator dan reaktor agar kondisi ring bus dapat menjadi baik
adalah:
152
dapat berupa uap air dan karbon. Jika nilai dari IR yang kecil maka arus bocor
pada isolasi sangat besar. Sehingga, jika nilai IR dibawah standar yang digunakan
maka maka pada transformator perlu diadakan oil purification dan investigasi
lebih lanjut.
Analisis time reading dapat dilihat bahwa 30-PT-102, 30-PT-202, dan 30-
PT-203 memiliki nilai resistansi yang tidak selalu meningkat dibandingkan waktu.
Hal tersebut mengindikasikan adanya arus bocor yang ada dalam isolasi. Hasil
dari analisis ini tidak dapat digunakan sebagai dasar perbaikan transformator.
Tetapi hanya digunakan sebagai isyarat bahwa isolasi berada dalam keadaan
buruk sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih.
Kondisi isolasi berada pada kondisi yang tidak memenuhi standar untuk
pelayanan, investigasi secepatnya harus dilakukan untuk mengetahui kondisi
degradasi. Karena tidak diketahui data pada di 30-PLR-102 sehingga diperlukan
kegiatan pemeliharaan di 30-PLR 102
153
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
154