Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daerah penelitian secara administratif berada di Desa Majingklak dan

sekitarnya, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.

Secara regional daerah penelitian masuk kepada regional cekungan dalam busur

(intra-arc basin) dari Subcekungan Majalengka-Banyumas. Berdasarkan

pemetaan geologi permukaan, penyebaran batuan pada cekungan ini membentuk

sebuah pola khusus yang memiliki penyebaran relatif baratlaut tenggara yang

memanjang mulai dari utara hingga ke selatan Pulau Jawa. Kondisi penyebaran

batuan seperti ini menimbulkan sebuah kondisi yang menarik dikarenakan arah

penyebaran batuan pada cekungan ini sejajar terhadap sesar besar utama yaitu

sesar Pamanukan-Cilacap (Satyana dan Purwaningsih, 2002).

Sesar Pamanukan-Cilacap sendiri merupakan sesar mendatar mengkanan

dengan orientasi sesar berarah baratlaut - tenggara yang memotong daerah

penelitian pada awal Neogen. Pada sekitar daerah penelitian yaitu area

Majalengka, Kuningan dan Majenang merupakan zona sesar Pamanukan-Cilacap

yang membentuk sistem transtensional duplex sehingga menyebabkan

terbentuknya sistem bukaan cekungan pull apart (Armandita, et al, 2009). Bukaan

ini mengakibatkan pembentukan gunung api belakang busur pada akhir Miosen

(Gunung Ciremai) yang menjadi sumber dari Formasi Kumbang pada daerah

penelitian (Satyana, 2015).

1
Selain hal tersebut di atas, Berdasarkan hasil kajian awal (recognnaissance)

dari berbagai aspek pada daerah penelitian baik itu aspek stratigrafi, struktur

geologi, geomorfologi maupun sumber daya alam menimbulkan sebuah

ambiguitas terhadap data geologi regional sehingga menjadi sebuah daya tarik

tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian pada Desa Majingklak dan

sekitarnya, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.

Khususnya pada Formasi Tapak yang dijumpai pada daerah penelitian memiliki

karakteristik litologi penyusun yang berbeda terhadap data geologi regional.

Sebagian besar penilitian terdahulu menjelaskan bahwa Formasi Tapak

tersusun oleh dominasi batupasir yang berselingan terhadap batulempung dengan

setempat tersusun oleh breksi andesit yang mencirikan tipe endapan arus traksi

dengan lingkungan pengendapan yaitu neritik dalam, sedangkan pada daerah

penelitian Formasi Tapak tersusun oleh perselingan batupasir dan batulempung,

tuf, dan channel konglomerat yang menunjukkan tipe endapan hasil mekanisme

arus traksi pada lingkungan fluvial paralik hingga transisi. Hal ini pula didukung

oleh ketidakhadiran fosil foraminifera plangtonik maupun bentonik seperti pada

satuan tuf, satuan konglomerat ataupun bagian bawah dari satuan batupasir pada

Formasi Tapak. Kondisi geologi seperti pada daerah penelitian ini menjadi sebuah

data baru mengenai karakteristik litologi penyusun formasi tersebut atau bahkan

dapat memunculkan anggota formasi baru pada Formasi Tapak.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian pemetaan rinci

berupa pemetaan geologi permukaan berdasarkan data faktual di lapangan serta

didukung oleh analisis data laboratorium berupa analisis petrografi dan

paleontologi. Adapun aspek penelitian tersebut meliputi kondisi geomorfologi

2
daerah penelitian, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi, serta aspek geologi

lingkungan yang ada yang dapat memiliki potensi alam ataupun bencana terhadap

lingkungan sekitar daerah penelitian.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian Tugas Akhir tipe 2B ini adalah mempelajari dan

memberikan gambaran tentang kondisi geologi pada daerah penelitian dengan

melakukan pemetaan geologi permukaan rinci berdasarkan data faktual di

lapangan serta kajian dari data sekunder seperti kajian terhadap penelitian-

penelitian terdahulu meliputi kondisi geomorfologi daerah penelitian, stratigrafi,

struktur geologi, sejarah geologi, serta aspek geologi lingkungan sekitar daerah

penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi geomorfologi daerah

penelitian, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi, serta aspek geologi tata

lingkungan yang ada yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan lingkungan

sekitar daerah penelitian yang disajikan dalam peta geomorfologi, peta geologi,

dan peta lokasi pengamatan berskala 1 : 25.000.

1.3. Permasalahan

Daerah penelitian berada di Desa Majingklak dan sekitarnya, Kecamatan

Wanareja, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah dengan

tingkat kajian di bidang geologi yang masih rendah mengingat daerah ini

memiliki berbagai manifestasi keberadaan sumber daya alam yang potensial.

Berdasarkan kajian data sekunder dan pemetaan awal (recognnaissance) pada

3
daerah penelitian memunculkan beberapa permasalahan yang mendasari

dilakukannya penelitian rinci pada daerah penelitian, yaitu :

1. Penelitian aspek geologi daerah penelitian masih rendah

2. Penelitian mengenai aspek geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi

belum dilakukan secara rinci dengan berbagai metode komprehensif sehingga

masih menimbulkan bias interpretasi mengenai paleogeografi dan evolusi

tektonik daerah penelitian

3. Secara lebih khusus, karakteristik litologi penyusun Formasi Tapak memiliki

perbedaan terhadap penelitian terdahulu sehingga memunculkan ambiguitas

terhadap data geologi regional

4. Penelitian mengenai sumber daya geologi pada daerah penelitian masih

sangat rendah, sehingga optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam pada

daerah penelitian belum maksimal

5. Pada beberapa lokasi sering dijumpai adanya potensi bencana alam berupa

gerakan tanah pada daerah pertanian warga, sehingga dapat berpotensi

merugikan warga dari sisi perekonomian maupun berpotensi membahayakan

keselamatan warga

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maksud dan tujuan, serta permasalahan dari

penelitian dalam Tugas Akhir 2 tipe 2B ini maka terdapat beberapa aspek yang

menjadi fokus permasalahan utama yang akan dikaji dalam penelitian ini. Berikut

merupakan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

4
1. Bagaimana kondisi bentang alam yang ada pada daerah penelitian, dan secara

morfometri serta genesa dapat dibagi menjadi berapa satuan bentang alam?

2. Pada daerah penelitian terdapat berapa macam variasi litologi yang dapat

dikelompokan berdasarkan konsep litostratigrafi serta bagaimana hubungan

dari masing-masing satuan batuan tersebut?

3. Pada daerah penelitian terdapat berapa macam struktur geologi dan

bagaimana proses terbentuknya yang dikaitkan terhadap kejadian tektonik

regional?

4. Dari beberapa parameter kajian di atas, bagaimana sejarah geologi yang

berlangsung pada daerah penelitian?

5. Bagaimanakah kondisi geologi lingkungan, terkait aspek bencana geologi dan

sumberdaya geologi di daerah penelitian?

1.5. Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan pemetaan rinci berupa

pemetaan geologi permukaan dengan mengumpulkan data singkapan di lapangan

berupa pengamatan, penafsiran, pengukuran, penggambaran, dokumentasi dan

pengambilan sampel batuan. Data geologi yang digunakan pada penelitian ini

dibatasi berdasarkan data permukaan meliputi pengamatan dan pemerian

singkapan batuan, pengukuran kedudukan batuan, kemiringan lereng,

pengambilan sampel batuan, dan analisis laboratorium berupa analisis petrografi

dan paleontologi, serta interpretasi mengenai kondisi geomorfologi, stratigrafi,

struktur geologi, sejarah geologi, geologi lingkungan dan tataguna lahan yang ada

pada daerah penelitian.

5
1.6. Letak, Luas, dan Kesampaian Daerah Penelitian

Secara administratif daerah penelitian termasuk dalam enam desa yaitu Desa

Majingklak, Desa Malabar, Desa Wanareja, Desa Tambak Sari, Desa Madu Sari,

dan Desa Limbangan. Secara keseluruhan keenam desa tersebut masuk kepada

wilayah Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah

(Gambar 1.1). Secara astronomis daerah penelitian terletak pada koordinat 07o 16

03 LS 07o 19 20 LS dan 108o 38 20 BT 108o 41 36 BT dengan luas

daerah penelitian 36 Km2 ( 6 x 6 Km). Berdasarkan Indek Peta Rupa Bumi

Indonesia (RBI) terbitan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

(BAKOSURTANAL), daerah penelitian termasuk ke dalam peta RBI lembar

Wanareja No. 1308-514 berskala 1 : 25.000.

Lokasi penelitian

Gambar 1.1. Peta administrasi Jawa Tengah (BPBD Jawa Tengah, 2013)

6
Daerah penelitian dapat dicapai dari Yogyakarta ke arah barat dengan

melewati jalur selatan yaitu dari Yogyakarta Purworejo Kebumen

Purwokerto Banyumas Cilacap Majenang Wanareja dengan menggunakan

kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat dengan menempuh jarak tempuh

245 Km selama 5 6 jam perjalanan. Kondisi medan daerah penelitian bervariasi

dari dataran hingga perbukitan dengan kondisi jalan relatif masih cukup baik

sehingga masih dimungkinkan menggunakan kendaraan untuk menempuhnya,

tetapi untuk lokasi-lokasi tertentu terkhususkan di wilayah perkebunan hanya

dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Anda mungkin juga menyukai