(Pasal 1 angka 10 UU No. 32 Tahun 2009 dan Pasal 1 angka 1 PP No. 46 Tahun 2016)
DEFINISI KLHS : RANGKAIAN ANALISIS YANG SISTEMATIS, MENYELURUH DAN
PARTISIPATIF, UNTUK MEMASTIKAN BAHWA PRINSIP PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN TELAH MENJADI DASAR DAN TERINTEGRASI DALAM
PEMBANGUNAN SUATU WILAYAH DAN/ATAU KRP
Ps 16 UU
32/2009
KLHS
KLHS
Partisipatif Rangkaian Analisis Menyeluruh
Proses
Iteratif
Sistematis
Prediksi
Masa Lalu Sekarang Masa
Mendatang
Pembangunan
Berkelanjutan
DASAR HUKUM KLHS
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
a. Pasal 14: salah satu instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan;
b. Pasal 15: pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyusun KLHS, mekanisme
KLHS;
c. Pasal 16: muatan kajian KLHS;
d. Pasal 17: hasil KLHS dasar untuk KRP, wajib memperbaiki KRP, segala usaha
dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi:
e. Pasal 18: melibatkan pemangku kepentingan;
f. Pasal 19: setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS
2. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS
KLHS DALAM PERATURAN LAINNYA
Pasal 1 Pasal 40
s/d 31 Pasal 32 Pasal 34 Pasal 35 s/d 41
s/d 33 s/d 39
BAB VII -
BAB I - II BAB IV
VIII
Lintas sektor
Hasil dikonsultasikan
Lintas Wilayah dengan masyarakat
Lintas PW dan Pemangku
Lintas waktu kepentingan
Pasal 8 : Isu Pembangunan Berkelanjutan Yang
2 Paling Strategis:
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan yang paling strategis dilakukan dengan cara;
Menelaah hasil isu PB dengan mempertimbangkan unsur-unsur:
Alih fungai
Sempadan? Karst?
kawasan?
Melalui konsultasi Publik, disepakati Isu yang akan diambil menjadi Isu PB
yang Paling Strategis dengan mempertinbangkan hasil telaahan tersebut
Pasal 9 : Isu Pembangunan Berkelanjutan
Prioritas: 3
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan prioritas dilakukan dengan cara;
Menelaah hasil isu PB dengan mempertimbangkan unsur-unsur:
Isu PB DDDT Dampak Jasa Cakupan Mutu Perubahan Masy Kesehat Kaw
Strategis LH Ekosistem Wil SDA Ikkim miskin Masy Adat
Banjir? 5 5 5 5 5 5 5 5 2
Kekeringan? 5 5 5 5 4 4 5 5 4
Alih fungai
5 5 5 3 5 5 2 2 6
kawasan?
...dst...
Nilai bobot melalui konsultasi Publik yang disepakati Skala Bobot: 1 5 : tidak berpengaruh
untuk Isu yang akan diambil menjadi Isu PB Prioritas sangat berpengaruh
Identifikasi Isu PB: Identifikasi Isu PB Yang Paling Identifikasi Isu PB Prioritas:
1. Isu PB didapat dari studi Strategis: 1. Hasil PB Yang Paling
literatur dll oleh Tim 1. Hasil pemusatan Isu BP, Strategis diuji
Penyusun KLHS dianalisis dengan Ps 9 (1) pembobotan dengan Ps 9
2. Didiskusikan dengan Para PP 46; (2) PP 46:
Pemangku Kepentingan 2. Hasilnya dasar untuk 2. Minimal ada 3 isu
melalui Konsultasi Publik menentukan Isu PB
3. Hasil Konsultasi Publik Prioritas
dituangkan dalam Berita
Acara
4. Hasil Konsultasi Publik
menjadi dasar untuk Isu
PB Yang Paling Strategis
Pasal 10-11 : Identifikasi KRP yang berdampak, 4
ditapis dengan cara: (Penjelasan Pasal 15 UU No. 32 /2009)
No Dampak dan/atau Resiko LH Nilai
Isu Draft Kebijakan Rencana dan/atau a b c d e f g
Program
DRAFT
1 Rencana Pembangunan Pabrik Semen + + + + + + + Signifikan
Kebijakan Rencana
2 Rencana Peningkatan Produksi Daging - - - - - - - Tidak perlu
dan/atau Program 3 Rencana Pembangunan Infrastruktur + + + + + + + Signifikan
4 Rencana Ketahanan Pangan Program 1 + + -/+ + + -/+ - Significan
Muatan KRP yang berdampak: juta hektar
1. Rencana Pembangunan Pabrik 5 Rencana Pembangunan Kota + + + + + + + Signifikan
Semen Metropolitan
2. Rencana Peningkatan Produksi Keterangan:
Daging a. Perubahan Iklim
3. Rencana Pembangunan b. Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan biodiversity
c. Peningkatan intensitas & cakupan wilayah banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran
Infrastruktur
hutan dan lahan
4. Rencana Ketahanan Pangan
d. Penurunan mutu dan kelimpahan SDA
Program 1 juta hektar e. Peningkatan alih fungsi Kawasan Hutan dan/atau lahan
5. Rencana Pembangunan Kota f. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
Metropolitan sekelompok masyarakat
g. Peningkatan resiko tehadap kesehatan dan keselamatan manusia
5
Perlu kajian
4 Rencana Pembangunan 17 Pulau ya tidak ya ...dst...
muatan
5 Rencana Pembangunan Kolam Retensi tidak tidak tidak ...dst... Tidak perlu
5
Identifikasi
Identifikasi Isu PB
Muatan KRP
Identifikasi Isu PB: Identifikasi Isu PB Yang Identifikasi Materi Muatan
Identifikasi Isu PB Prioritas:
Paling Strategis: KRP:
1. Isu PB didapat dari
1. Hasil PB Yang Paling
studi literatur dll oleh 1. Hasil pemusatan Isu BP, 1. Dilakukan dengan
Strategis diuji
Tim Penyusun KLHS dianalisis dengan Ps 9 analisis uji silang
pembobotan dengan Ps
2. Didiskusikan dengan (1) PP 46; dengan Penjelasan
9 (2) PP 46:
Para Pemangku 2. Hasilnya dasar untuk Pasal 15 UU No 32
2. Minimal ada 3 isu
Kepentingan melalui menentukan Isu PB
Konsultasi Publik Prioritas Uji Tahun 2009
3. Hasil Konsultasi Publik Silang
dituangkan dalam
Berita Acara
4. Hasil Konsultasi Publik
Analisis pengaruh materi muatan
menjadi dasar untuk Isu kebijakan rencana dan atau program
PB Yang Paling yang berpotensi menimbulkan
Strategis
pengaruh terhadap kondisi LH
Pasal 13 : Muatan Kajian 6
Telaahan : Jalan Tol Sunter - Rawa Buaya - Batu Ceper (20 km)
a. Trace AB : warna kuning : Pemukiman
b. Trace BC : warna ungu : Perkantoran
c. Trace CD : warna kuning : Pemukiman
d. Trace DE : warna abu-abu : Industri dan Pergudangan
e. Trace EF : warna kuning : Pemukiman
Contoh Perumusan Alternatif
Muatan Kajian Analisis Kajian
Rumusan Rekomendasi
No Muatan KRP Jasa Resiko dan Perubahan
DDDT SDA Biodiversity Alternatif PB Sistem Perbaikan
Ekosistem Dampak LH Iklim
1 Jalan Akses Tanjung Priok (17 km)
2 Jalan Tol Cibitung - Cilincing (34 km)
Jalan Tol Sunter - Rawa Buaya - Batu Ceper
3
(20 km)
Telaahan:
a. Trace AB : Pemukiman padat Terlampaui Jasa Analisis Banjir Panas tidak ada a. Relokasi CBA 50 M
Ekosistem kebutuhan Reroute pada
air SDA unt trace pemukiman
b. Reroute CBA 45 M
/pangan Pemb : sedang atau
terganggu Semen, rendah
kerikil, DDDT
pasir. Dari pemukiman
mana c. Pemukiman terlampaui,
diambilnya CBA 70 M
Vertikal pemukiman
horizontal tidak
boleh lagi
d. Kereta api CBA 60 M
b. Trace BC : warna ungu : Perkantoran Belum Terganggu Banjir Panas tidak ada CBA
c. Trace CD : warna kuning : Pemukiman Belum Terganggu LS Panas tidak ada CBA
4 Dst .............
PENJAMINAN KUALITAS KLHS:
Pasal 19 Pasal 21 PP No. 46 Tahun 2016
Penjaminan Kualitas melalui penilaian mandiri oleh Penyusun KRP Penyusun Rencana
Tata Ruang.
Penilaian mandiri harus mempertimbangkan:
a. dokumen RPPLH yang relevan; dan
Dok RPPLH atau
b. laporan KLHS dari KRP yang terkait dan relevan
DDDT.
Dalam hal dokumen RPPLH belum tersusun maka penilaian mandiri
mempertimbangkan DDDT LH;
Sudah layak?
Hasil penjaminan kualitas KLHS harus disusun secara tertulis dengan
memuat informasi tentang: Ada Rekomendasi
a. kelayakan KLHS; dan/atau
perbaikan KLHS?
b. rekomendasi perbaikan KLHS yang telah diikuti dengan
perbaikan KRP. KRP sudah
disempurnakan?
Hasil penjaminan kualitas KLHS digunakan sebagai masukan untuk
penyempurnaan KRP.
Sudah ada SK Tim
Penyusun KLHS wajib memenuhi standar kompetensi. Penyusun KLHS?
9
1 Pelabuhan Apa hasil kajian? Apa yang Apakah sudah Apakah sudah
- DDDTLH? diperbaiki? atau belum Layak atau
2 Industri - Jasa diintegrasikan? belum?
Ekosistem?
3 Jalan dan Rel - Perubahan Dari KRP yang
Iklim? mana?
4 Kebun sawit - Resiko dampak
kerusakan LH?
5 Pemukiman - Efisiensi SDA? Menjadi apa?
- Kehati?
Pasal 21: Pendokumentasian KLHS 10