Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bawang merah (Allium ascalonium L.) adalah salah satu komoditas
sayuran unggulan yang mempunyai arti penting bagi masyarakat sebagai
pelengkap bumbu penyedap dan memiliki kandungan zat yang bermanfaat bagi
kesehatan, khasiatnya sebagai zat anti kanker dan pengganti antibiotik,
menurunkan tekanan darah, kolestrol serta penurunan kadar gula darah.
Bawang merah merupakan komoditas yang memiliki nilai jual tinggi,
dimana ketersediaan terbatas namun permintaan tinggi. Potensi pengembangan
bawang merah masih sangat luas, tidak saja kebutuhan dalam negeri tetapi juga
luar negeri. Jika komoditas bawang merah ini diusahakan, maka akan menjadi
komoditas yang menguntungkan.
Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia dan Direktorat Jendral
Hortikultura (2015) bahwa produksi bawang merah nasional pada tahun 2015
sebesar 1.229.184 ton. Berdasarkan data Pusat Statistik Kalimantan Barat (2016)
bahwa di Kalimantan Barat permintaan bawang merah pada tahun 2015 yaitu
8.950 ton sedangkan produksi bawang merah pada tahun 2015 sebesar 15 ton.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa pemintaan bawang merah jauh lebih tinggi
dari produksi yang ada di Kalimantan Barat. Total produksi bawang merah di
Kalimantan Barat pada tahun 2015 masih sangat kecil dibandingkan produksi
nasional, untuk itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan produksi bawang
merah untuk memenuhi permintaan bawang merah di Kalimantan Barat.
Daerah Kalimantan Barat mempunyai data tanah yang potensial untuk
dikembangkan sebagai areal pertanaman bawang merah, salah satunya adalah
tanah aluvial. Menurut Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat Tahun (2015), luas
tanah aluvial di Kalimantan Barat 3,3 juta ha atau 22,17 % dari luas tanah
di Kalimantan Barat.
Pemanfaatan tanah aluvial sebagai media tumbuh tanaman dihadapkan
beberapa kendala diantaranya sifat fisik tanah aluvial yang kurang baik terutama
pada kondisi basah tanah menjadi teguh sedangkan disaat kering tanah akan
mengeras dan berbongkah-bongkah dan bahan organik rendah.

1
2

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki


kesuburan dan sifat fisik tanah agar tanah aluvial menjadi lebih gembur, sehingga
baik untuk perkembangan umbi bawang merah dan meningkatkan hasil tanaman
bawang merah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan cara
pemberian pupuk kandang.
Pupuk kandang kotoran hewan yang digunakan memiliki keunggulan
masing-masing diantaranya: Pupuk kandang kotoran ayam tergolong pupuk
panas, mengalami perubahan yang berlangsung sangat cepat dan baik digunakan
pada tanah berat. Pupuk kandang kotoran sapi dikatakan pupuk lengkap karena
mengandung unsur hara makro dan mikro dapat memperbaiki sifat fisik tanah
seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, sturktur tanah, kemampuan menahan
air dan kation-kation tanah. Pupuk kandang kotoran kambing tergolong pupuk
panas dengan proses pelapukan yang berjalan cepat mampu meningkatkan
kemampuan tanah dalam menahan air, dan meningkatkan mikroorganisme dalam
tanah. Pupuk kandang kotoran bebek tergolong pupuk dingin dapat memperbaiki
struktur tanah, menahan daya serap terhadapn air, memperbaiki kehidupan
didalam tanah dan mengandung zat makanan bagi tanaman. Pupuk kandang
kotoran puyuh tergolong pupuk panas yang mudah terdekomposisi sehingga lebih
cepat tersedia bagi tanaman menambah bahan organik dan menambah unsur hara
pada tanah.
Pupuk kandang merupakan bahan organik. Menurut Hakim dkk (1986),
bahan organik secara fisik dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air,
merangsang granulasi, memantapkan agregat tanah, menurunkan plastisitas dan
kohesi tanah. Bahan organik juga meningkatkan KTK tanah, mengikat unsur N, P
dan S dalam bentuk organik sehingga terhindar dari pencucian, melarutkan
sejumlah unsur, meningkatkan jumlah dan aktivitas mikroorganisme tanah.
B. Masalah Penelitian
Produksi tanaman bawang merah di Kalimantan Barat masih sangat
rendah dibandingkan dengan permintaan pasar dan produksi nasional, sehingga
perlu upaya peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan bawang merah di
Kalimantan Barat dengan memanfaatkan tanah aluvial sebagai media tumbuh.
3

Tanah aluvial di Kalimantan Barat cukup luas yaitu 3,3 juta ha atau
22,17% dari luas tanah di Kalimantan Barat, namun penggunaan tanah aluvial
sebagai media tumbuh tanaman dihadapkan pada beberapa kendala diantaranya
sifat fisik yang kurang baik ketika kondisi basah tanah menjadi teguh sedangkan
disaat kering tanah akan mengeras dan berbongkah-bongkah dan bahan organik
rendah sehingga tidak baik untuk pertumbuhan bawang merah terutama dalam
proses pembentukan umbi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat fisik tanah aluvial
sebagai media tumbuh bawang merah salah satunya dengan pemberian pupuk
kandang kotoran hewan. Pemberian pupuk kandang kotoran hewan pada tanah
aluvial diharapkan dapat memperbaiki struktur tanah sehingga pertumbuhan
tanaman bawang merah dapat lebih optimal, struktur tanah yang gembur akan
memudahkan perkembangan umbi bawang merah. Dilihat dari keunggulan
masing-masing pupuk kandang kotoran hewan sehingga perlu diteliti pengaruh
berbagai jenis pupuk kotoran hewan untuk pertumbuhan dan hasil tanaman
bawang merah pada tanah aluvial.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pupuk kandang yang
terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada tanah aluvial.

Anda mungkin juga menyukai