Anda di halaman 1dari 16

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/228454721

APLIKASI MODEL ZERO-ONE GOAL


PROGRAMMING, DEMATEL, & ANP UNTUK
OPTIMASI PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN

Article

READS

529

2 authors:

Annisa Puspitasari Udisubakti Ciptomulyono


1 PUBLICATION 0 CITATIONS Institut Teknologi Sepuluh Nopember
81 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE

SEE PROFILE

All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate, Available from: Udisubakti Ciptomulyono
letting you access and read them immediately. Retrieved on: 01 August 2016
APLIKASI MODEL ZERO-ONE GOAL PROGRAMMING, DEMATEL, & ANP
UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN

Annisa Puspitasari, Udisubakti Ciptomulyono


Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: annisa.puspitasari@ymail.com ; udisubakti@ie.its.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model keputusan untuk memilih strategi
pemasaran yang terbaik bagi Surabaya Plaza Hotel. Karena semakin meningkatnya persaingan di
industri perhotelan, strategi pemasaran terbaik bisa menjadi faktor penting untuk memenangkan
posisi daya saing pasar. Untuk membuat keputusan terbaik dalam strategi pemasaran, studi ini
mengembangkan model sistematis dan struktural dari tiap strategi. Pemilihan strategi pemasaran
terdiri dari beberapa metode. Metode pertama menggunakan DEMATEL (Decision Making Trial
and Evaluation Laboratory) untuk menganalisis antara kriteria terkait yang dipertimbangkan
dalam penelitian ini. Metode berikutnya adalah ANP (Analytic Network Process) untuk
menentukan bobot masing-masing alternatif. Pengunaan metode ANP adalah untuk mengevaluasi
data kualitatif yang sulit untuk diungkapkan secara kuantitatif. Kemudian, hasil ANP bisa
diintegrasikan sebagai parameter untuk model ZOGP (Zero-One Goal Programming). Model
akhir ZOGP dapat digunakan untuk mengoptimalkan alternatif strategi yang akan dipilih.
Berdasarkan studi ini menyimpulkan bahwa strategi terbaik yang bisa menang dan menjadi solusi
terbaik adalah strategi differensiasi. Strategi terbaik didasarkan pada kriteria, pengembangan
strategi dan keterbatasan sumber daya hotel.

Kata kunci: Strategi Pemasaran, DEMATEL, ANP, Zero-One Goal Programming

ABSTRACT
This study aims to develop a decision model for selecting the best marketing strategy of Surabaya
Plaza Hotel. Due to increasing competition in the hospitality industry, the appropriate strategy
for marketing could be the important factor to win market competitiveness position. In order to
make the best decision in marketing strategy, this study develop a systematical and structural
model of strategy. Selection of the marketing strategy consist of several methods. The first method
is propose to utilize DEMATEL (Decision Making Trial and Evaluation Laboratory) for analyzing
the between related criteria that are considered in this research. The next method is the ANP
(Analytic Network Process) to determine the weight of each alternatives. The used of ANP method
is to evaluate the qualitative data which is difficult to expressed quantitatively. Then, the results of
the ANP could be integrated as the parameter for the model of ZOGP (Zero-One Goal
Programming). The final model of ZOGP could be use to optimize the alternative strategy
program that will selected. Based on this study conclude that the best strategy could be win and
could be a better solution is differentiation strategy. The best strategy should be based on criteria,
development strategy and limited resource of the hotel.

Keywords: Marketing Strategy, DEMATEL, ANP/AHP, Zero-One Goal Programming

1. Pendahuluan harinya dan sekitar rentangan satu juta sampai 2


Tingkat pariwisata di Jawa Timur juta tiap tahunnya. Sedangkan pada tingkat
dinilai masih dinilai kurang stabil. Hal ini dilihat penghunian kamar dinilai masih kurang karena
dari data statistik para wisatawan yang tercatat kenaikan tidak terjadi tajam tetapi lebih banyak
datang ke Jawa Timur melalui pintu lapangan memberikan penurunan.
udara Juanda dan Tingkat Penghunian Kamar Okupansi pada hotel Surabaya Plaza
(TPK) ( (Statistik, 2011) Rata-rata kedatangan Hotel masih cukup baik karena tingkat hunian
wisatawan mancanegara dari pintu Juanda masih lebih dari 50% terhuni tiap bulannya dan
dinilai memberi nilai positif. Selain itu, pencapaian okupansi tertinggi adalah sebesar
kedatangan wisatawan domestik ke Jawa Timur 95% dan memiliki nilai rata-rata hunian
memiliki nilai rata-rata sekitar 3688 orang per mencapai 80.3%. Jika dibandingkan tingkat
hunian hotel Surabaya Plaza Hotel dengan meningkatnya biaya operasional maka
grafik TPK Jawa Timur dan kedatangan wisman pemilihan strategi pemasaran menjadi sangat
melalui pintu Juanda dapat disimpulkan krusial. Maka dari itu, akan dilakukan pemilihan
kebanyakan dari wisatawan yang datang ke beberapa rancangan strategi pemasaran dengan
Jawa Timur datang dan menginap di ibukota cara mengaplikasikan metode multi criteria
propinsi yaitu, Surabaya. Disimpulkan demikian decision making. Metode yang akan di adaptasi
karena rata-rata hunian di daerah Jawa Timur pada penelitian ini adalah integrasi dari
hanya 48.87% berbeda dengan tingkat hunian DEMATEL, ANP, ZOGP (Zero-One Goal
hotel. Hal ini dapat diartikan bahwa terjadi Programming) dan juga metode ABC (Activity-
ketidak-rataan tingkat hunian di daerah Jawa Based Costing).
Timur. Kemungkinan pada beberapa lokasi Untuk hasil analisa terakhir, maka akan
hunian terjadi penumpukkan seperti contohnya digunakan metode ABC dan SWOT. Metode
di Surabaya yang merupakan ibukota propinsi ABC ini digunakan untuk mengetahui biaya
dan merupakan pusat bisnis Jawa Timur. Tetapi pasti dari tiap kegiatan pada alternatif terpilih.
potensi dari okupansi para wisatawan Kelebihan dari metode ini adalah dapat memberi
mancanegara masih dinilai kurang stabil karena gambaran biaya yang lebih akurat. Setelah itu
dari grafik kedatangan wisman melalui pintu dilakukanlah analisa SWOT. Metode SWOT
Juanda pun tidak stabil. Namun walaupun digunakan untuk menganalisa lebih dalam baik
tingkat kedatangan naik-turun, jumlah rata-rata kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman
wisman yang datang masih tinggi yaitu 14048 baik dari pihak internal maupun dari pihak
orang tiap bulannya. eksternal.
Selain hotel berbintang, terdapat juga
lebih banyak hotel non-bintang di Surabaya. 2. Metodologi Penelitian
Ditambah lagi investor dan pengembang masih Metodologi penelitian menguraikan
membidik potensi perhotelan di Surabaya. mengenai langkah-langkah sistematis yang
Mereka menilai bahwa pariwisata di Jawa dilakukan dalam penelitian agar proses
Timur khususnya Surabaya sebagai ibu kota pengerjaan penelitian ini dapat terstruktur
propinsinya, masih memiliki peluang yang baik dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang
dilihat dari tingginya wisatawan asing yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian ini
datang. Hal ini dibuktikan dengan akan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap
berdirinya pada tahun 2011 sebanyak 6 (enam) identifikasi masalah, tahap pengumpulan dan
hotel baru di wilayah Surabaya baik bintang pengolahan data, tahap analisa dan pembahasan
tiga, empat dan lima (Hermanto, 2010). Hal ini serta tahap simpulan dan saran. Tahapan
akan meningkatkan persaingan dan volume tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
bisnis perhotelan di Surabaya. .
Pemilihan strategi mana yang paling 2.1 Identifikasi Masalah
optimum untuk dicanangkan perlu perhitungan Pada tahapan ini dilakukan identifikasi
yang matang. Di sisi lain terdapat konstrain masalah yang sedang terjadi pada pemilihan
yang membatasi pembentukan strategi tersebut. strategi pemasaran yang memberi manfaat
Pihak hotel telah menentukan beberapa kriteria paling optimum, perumusan masalah yang ada
yang dikira sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini.
hotel. Strategi yang baru harus bisa memberi Setelah dilakukan studi literatur, selanjutnya
added value bagi pihak hotel, baik memberi akan dilakukan studi lapangan yaitu
keuntungan baru atau mengatasi permasalahan mempelajari keadaan nyata di hotel mulai dari
sebelumnya. mengidentifikasi kriteria-kriteria yang dirancang
Setiap alternatif pilihan strategi serta kelebihan dan kekurangan tiap strategi.
pemasaran memiliki trade-off tersendiri. Strategi Selain itu akan dilakukan diskusi ilmiah dengan
yang dicanangkan harus melewati beberapa pembagian kuesioner ke para pihak yang dirasa
proses pemilihan agar program tersebut dapat memiliki pengetahuan profesional dengan topik
menghasilkan strategi yang optimum dan terkait.
memenuhi kriteria yang ada. Apalagi mengingat
tingginya tingkat persaingan global yang 2.2 Pengumpulan Dan Pengolahan Data
semakin ketat ditambah dengan dengan Setelah tahap identifikasi permasalahan,
terbatasnya sumber daya dan semakin tahap selanjutnya adalah tahapan pengumpulan

2
dan pengolahan data sesuai dengan berdasarkan dari hasil kuesioner kepada pihak
permasalahan yang dievaluasi di hotel. Tahap hotel dan para ahli tentang mana yang menurut
ini meliputi beberapa langkah-langkah yang mereka menjadi prioritas atas pembangunan
dapat dijelaskan sebagai berikut : strategi pemasaran yang optimum.

2.2.1 Pengumpulan Data 2.2.2.4 Pemilihan Strategi Pemasaran


Pada tahapan ini dilakukan Optimum Dengan Zero-One Goal Programming
pengumpulan data-data yang diperlukan untuk Setelah melakukan perhitungan
mendukung hipotesa dari penelitian yang ingin hubungan antara kriteria dan juga perhitungan
dilakukan. Data-data yang dikumpulkan antara bobotnya, maka pada tahap ini akan dilakukan
lain : pemilihan yang optimum. Strategi yang akan
1. Visi dan Misi hotel, dilakukan pemilihan harus berdasar pada kriteria
2. Kriteria yang diinginkan dalam yang diminta dan sesuai dengan batasan
pemenuhan sebuah strategi, (constrain) yang ada. Prinsip dari metode Zero-
3. Data komponen biaya, resources, One Goal Programming adalah alternatif akan
dan kuisioner. terpilih jika bernilai satu dan akan pasti tidak
Data-data tersebut dikumpulkan melalui terpilih jika nilainya nol.
pengamatan secara langsung, data sekunder dari
hotel dan wawancara dengan pihak-pihak yang 2.2.2.5 Evaluasi Strategi Pemasaran Terpilih
terkait dengan permasalahan ini. Dari tahapan - tahapan sebelumnya,
akan menghasilkan strategi yang paling
2.2.2 Pengolahan Data optimum. Output dari tahapan sebelumnya akan
Proses pengolahan data dilakukan menjadi input pada tahapan ini. Strategi yang
dengan beberapa tahapan yang harus dilakukan. terpilih akan dievaluasi dengan dua metode
Yaitu, membangun struktur analitis untuk yaitu:
pemilihan strategi pemasaran, mengetahui a. ABC (Activity Based Costing)
hubungan antar kriteria, melakukan perhitungan Melakukan perhitungan biaya pasti
bobot tiap kriteria, lalu menentukan program dari strategi terpilih.
yang paling optimal, dan terakhir mengevaluasi b. SWOT (Strengths, Weaknesses,
biaya tiap aktifitas. Opportunities, & Threats)
Mengetahui keuntungan dan
2.2.2.1 Membangun Struktur Analitis kekurangan yang dilihat dari dua
Pada tahap ini data tiap strategi sudut pandang yaitu internal dan
pemasaran akan di analisa baik dari kekurangan, eksternal untuk memaksimalkan
kelebihan, dan sumber daya.. Selain menilai potensi yang ada dan menjauhi
strategi mana yang paling memenuhi kriteria hambatan yang mungkin terjadi.
dan batasan, juga harus diidentifikasi mana yang
paling mungkin untuk dilaksanakan. Hasil dari 2.2.3 Analisa Dan Pembahasan
struktur analisis akan dibawa ke beberapa Pada tahapan ini, hasil dari pengolahan
metode MCDM untuk perhitungan lebih lanjut. data di tahap sebelumnya dilakukan analisa serta
pembahasannya. Hasil dari pemilihan optimum
2.2.2.2 Pengukuran Hubungan Kriteria Dengan akan dibuat analisa berupa kelebihan dan
DEMATEL kekurangan strategi tersebut. Strategi yang
Output dari pembangunan struktur terbentuk akan dibuat diagram kausal. Dari
analisis akan menjadi input pada tahapan ini. diagram kausal ini dapat diperhitungkan dalam
Disini akan dinilai hubungan dari masing- kondisi apa saja strategi masih dapat
masing kriteria dipergunakan.

2.2.2.3 Penghitung Nilai Bobot Kriteria Dengan 2.2.4 Kesimpulan Dan Rekomendasi
ANP Setelah melakukan analisa dari hasil
Output dari perhitungan DEMATEL pengolahan data, kemudian dari hasil tersebut
akan menjadi input pada tahapan ini. Kriteria ditarik kesimpulan-kesimpulan untuk menjawab
yang telah diuji keterhubungannya akan dari tujuan penelitian tugas akhir ini. Sehingga
diberikan penilaian bobot. Bobot ini manfaat-manfaat yang dapat diterima oleh

3
perusahaan sesuai dengan ekspektasi di awal dibangun sekitar 18 hotel yang akan dibangun di
yang dapat diimplementasikan dalam saran- Surabaya. Padahal menurut beliau, normalnya
saran perbaikan. pembangunan 2 (dua) buah hotel saja jika
kondisi pemukiman kota atau city width di
3. Pengumpulan Dan Pengolahan Data kisaran 70%. Dengan persaingan yang semakin
Bagian ini berisi pengumpulan data ketat, maka banyak persaingan yang tidak sehat
yang lalu hasilnya akan diolah untuk yang terjadi seperti contohnya hotel bintang 5
mendapatkan hasil yang diinginkan. (lima) yang menurunkan tarah huniannya
sekelas dengan hotel bintang 3 (tiga) maupun 4
3.1 Eksisting Hotel (empat).
Sebelum penelitian ini dilakukan, pihak
Hotel Surabaya Plaza telah menerapkan salah 3.2 Pengumpulan Data
satu strategi khusus untuk pemasaran hotel Sebelum masuk ke pengolahan data,
mereka. Strategi yang mereka terapkan adalah maka diperlukan pengumpulan data-data yang
Inside-Out Logic Marketing Strategy yang dibutuhkan. Data yang dibutuhkan yaitu kriteria
bersifat strategi differensiasi dimana mereka strategi pemasaran, strategi pemasaran yang
mencoba menerapkan beberapa produk, direkomendasikan oleh pihak hotel selain yang
program ataupun kegiatan yang mereka anggap ada pada strategi dasar Porter, kuesioner (berupa
berbeda atau berkebalikan dengan apa yang hubungan antar kriteria pembangun strategi
biasa dilakukan jika dibandingkan dengan apa pemasaran, essensi alternatif strategi dalam
yang diterapkan hotel lain. Dengan demikian, kriteria yang ada, prioritas antar kriteria, &
mereka memperkuat brand awareness dan citra plotting aktifitas perhotelan terhadap alternatif
positif dari hotel mereka. Beberapa produk, strategi pemasaran), dan beberapa data biaya,
program, ataupun kegiatan yang tercermin dari SDM, maupun fasilitas hotel. Banyak data yang
strategi yang mereka terapkan. dibutuhkan bersifat kualitatif yang di dapat dari
Berbagai program dan produk yang pengambilan kuisioner dan wawancara maka
diperkenalkan ke konsumen oleh pihak pada perhitungan kali ini semua data-data
Surabaya Plaza Hotel telah mencerminkan kualitatif tersebut akan dikuantitatifkan.
konsep pemasaran holistik yang diperkenalkan Validasi data kualitatif tidak dilakukan karena
oleh Koetler & Keller. Jenis pemasaran holistik pemberi data merupakan para ahli/expert.
yang berupa pemasaran Internal atau dapat Sedangkan untuk data kuantitatif, akan
diartikan perekrutan dan pelatihan bagi dilakukan validasi sesuai metode perhitungan
karyawan agar memiliki kemampuan baik untuk yang dilakukan.
menghadapi konsumen tidak terdapat pada tabel Kuesioner diberikan kepada 3 (tiga)
diatas. Walau begitu aktifitas perekrutan dan responden yang telah cukup ahli dibidangnya.
pelatihan kepada karyawan selalu dlakukan oleh Ketiga narasumber tersebut adalah Bapak Yusak
SPH namun tidak menjadi objek pemasaran. Anshori selaku General Manager Surabaya
Beberapa program diatas mencerminkan Plaza Hotel dan juga pengamat perhotelan
strategi yang diimplementasikan oleh pihak Surabaya, Ibu Nanik Erlyana selaku Director of
manajemen SPH. Dari beberapa program diatas Business dan yang bertanggung jawab atas
banyak yang sukses menaikkan nama SPH manajemen pemasaran Surabaya Plaza Hotel,
dengan mendapatkan beberapa penghargaan dan dan yang terakhir adalah Ibu Janti Gunawan
brand awareness dari konsumennya. Tetapi selaku staff pengajar Teknik Industri ITS dan
tidak sedikit pula yang menuai kritik dan telah berkecimpung pada bidang pemasaran
bahkan beberapa pakar perhotelan memandang selam lebih dari 13 tahun. Para responden expert
beberapa program mereka malah akan ini akan diminta mengisi bagian-bagian pada
menurunkan revenue mereka. kuesioner sesuai dengan latar belakang
Kondisi perhotelan saat ini menurut keahliannya.
General Manager SPH dan juga merupakan
pengamat perhotelan Surabaya Bapak Yusak 3.3 Kriteria Strategi Pemasaran
Anshori menyampaikan bahwa kondisi Pihak hotel mengangkat beberapa kriteria
perhotelan saat ini dan kedepannya akan yang mereka jadikan patokan sebagai dasar
menjadi sangat ketat. City width Surabaya saat pembangun strategi pemasaran di SPH. Kriteria
ini ada di kisaran 60% dan rencananya akan

4
ini dianggap telah disesuaikan dengan visi-misi 3.4 Alternatif Strategi
hotel. Visi-misi hotel yaitu, Untuk melakukan pemilihan strategi
yang baru, maka akan dilakukan pemilihan
Visi dari Surabaya Plaza Hotel adalah menjadi strategi dasar pemasaran terlebih dahulu.
hotel terbaik yang dipilih oleh semua Strategi dasar pemasaran akan diambil
stakeholder. berdasarkan strategi Porter (Differensiasi, Cost
Leadership, dan Fokus/Segmentasi) dan usulan
Misi dari Surabaya Plaza Hotel adalah secara jenis strategi dari pihak hotel (people strategy).
konsisten melebihi keinginan tamu, karyawan, People strategy adalah strategi yang
dan pemilik. mengedepankan kualitas karyawan atau staff
SPH akan mencapai visi dan misinya dengan dalam hal kompetensi dan kemampuan. Dengan
membuat produk yang kreatif dan inovatif serta begitu pihak korporasi memiliki para karyawan
menjaga posisi market leader untuk hotel dan staff yang unggul. Hal ini dapat dipandang
bintang empat di Surabaya. Hal ini berarti untuk sebagai salah satu strategi pemasaran yang
dapat terus menempati posisi market leader handal karena selain menjadi salah satu objek
dalam industri perhotelan, perusahaan harus pemasaran dan pihak korporasi juga
mengelola sumber daya dan kapabilitas yang mendapatkan SDM yang berkualitas, karyawan
dimiliki secara optimal. Berikut adalah kriteria- itu sendiri dapat lebih mengembangkan
kriteria tersebut, kemampuannya.

Tabel 3.1 Kriteria Strategi Pemasaran 3.5 Struktur Analitis


Kriteria Keterangan Dari data-data kriteria yang akan
dijadikan dasar atas perencanaan strategi
Unik Kegiatan atau perencanaan berbeda
dengan yang sudah ada pemasaran Hotel, maka akan dilakukan analisa
Kegiatan yang dijalankan fokus brainstorming dengan pihak director of business
kepada customer dan berkomitmen SPH. Analisa yang dibentuk merupakan plotting
Konsisten tentang kriteria apa saja yang dianggap esensial
untuk terus mengembangkan
strategi kearah yang lebih baik atau dapat menggambarkan alternatif strategi
Frekuensi Kontinuitas pelaksanaan yang ada. Berikut adalah bagan plotting antara
Mengikuti Menarik (pull) apa yang jadi minat kriteria pembangun strategi pemasaran hotel
Trend/Interest di pasaran dengan alternatf strateginya,
Memperluas Memperluas & mempererat para
Network pelaku di dalam stakeholder
Seberapa besar strategi yang
Biaya dicanangkan memberi pengaruh
atas kebutuhkan bantuan finansial
Kenaikan Seberapa besar pendatan yang akan
Revenue didapat korporasi
Kenaikan
Meningkatkan dan memperbanyak
Volume
konsumen dan kompetisi bisnis
Bisnis
Brand Brand akan mudah melekat pada
Awareness konsumen
Loyalitas Konsumen yang setia/loyal untuk
Pelanggan menggunakan produk/jasa
Pandangan baik dari pihak
Citra Positif stakeholder termasuk karyawan
dan konsumen terhadap korporasi
Gambar 3.1 Plotting Esensial Kriteria Terhadap
Alternatif Strategi

5
Hasil plotting antara kriteria dan dari rantai nilai hasil penelitian Tsai, Hsu, Chen,
alternatif strategi dapat dijadikan bahan analisa Lin, Chen pada tahun 2010. Disini peran

sebagai pembanding kualitatif dari berbagai Director of business adalah menganalisanya


perhitungan optimasi kuantitatif selanjutnya. dengan cara brainstorming tentang aktifitas apa
Plotting kriteria dan alternatif strateginya dapat saja yang pernah dilakukan dan yang memiliki
dijadikan kerangka gambaran awal tentang potensi sebagai subjek pemasaran bagi hotel.
alternatif yang ada. Dan berikut adalah rantai nilai aktifitas
Selanjutnya adalah melakukan plotting perhotelan serta bagan selanjutnya merupakan
antara kegiatan perhotelan yang ada dengan hasil plotting antara aktifitas perhotelan dengan
alternatif strategi. Kegiatan perhotelan didapat alternatif strategi,
Gambar 3.2 Rantai Nilai Aktifitas Perhotelan
(Sumber: Tsai, Hsu, Chen, Lin, Chen.,2010

Gambar 3.3 Plotting Aktifitas Perhotelan Dengan Alternatif Strategi

6
Dari hasil plotting diatas, tiap strategi yang dijelaskan pada sub-bab 2.2. Hasil k pada
mempunyai objek pemasarannya masing-masing perhitungan ini adalah 0.031 sehingga matriks
yang diambil dari rantai nilai kegiatan hubungan secara langsung dapat dilihat pada
perhotelan. Hasil pembagian tiap aktifitas gambar 3.4.
tersebut ke dalam masing-masing alternatif
strategi nantinya akan di optimasi mana yang mmult
Mengikuti Kenaikan
memenuhi batasan-batasan dilihat dari berbagai Memperluas Kenaikan Brand Loyalitas Citra
Kriteria Unik Konsisten Frekuensi trend/ Biaya Volume D
aspek sesuai dengan alternatif terpilih. Interest
Network Revenue
Bisnis
Awareness Pelanggan Positif

Unik 0,17 0,18 0,19 0,25 0,30 0,24 0,35 0,36 0,40 0,33 0,36 3,13
3.6 Pengolahan Data Konsisten 0,22 0,16 0,23 0,23 0,31 0,29 0,35 0,35 0,40 0,36 0,37 3,25
Frekuensi 0,21 0,24 0,17 0,25 0,32 0,31 0,37 0,38 0,40 0,37 0,38
Pada sub-bab sebelumnya, data-data 3,40
Mengikuti trend/Interest
0,22 0,16 0,19 0,17 0,29 0,22 0,33 0,33 0,34 0,31 0,32 2,87
yang ada telah dibentuk struktur analitisnya Memperluas Network0,20 0,17 0,17 0,28 0,22 0,30 0,38 0,39 0,39 0,36 0,36 3,21
untuk memberi gambaran secara lebih detail Biaya 0,22 0,18 0,21 0,22 0,27 0,19 0,32 0,33 0,30 0,27 0,28 2,81
tentang hubungan antara tiap kriteria, alternatif Kenaikan Revenue0,23 0,19 0,18 0,23 0,26 0,29 0,25 0,32 0,32 0,26 0,28 2,83
Kenaikan Volume 0,26
Bisnis 0,21 0,21 0,26 0,30 0,32 0,40 0,30 0,41 0,36 0,38 3,41
strategi, dan aktifitas pada perhotelan secara Brand Awareness0,28 0,25 0,25 0,30 0,33 0,31 0,43 0,43 0,34 0,40 0,41 3,73
umumnya. Selanjutnya data-data tersebut akan Loyalitas Pelanggan0,26 0,23 0,22 0,27 0,28 0,25 0,41 0,40 0,41 0,27 0,39 3,40
dilakukan perhitungan matematisnya. Citra Positif 0,22 0,21 0,21 0,22 0,25 0,29 0,38 0,38 0,40 0,35 0,26 3,17
R 2,50 2,19 2,23 2,68 3,12 3,02 3,96 3,98 4,10 3,63 3,79

3.6.1 Pengolahan Data Dengan DEMATEL Gambar 3.5 Matriks Total Beserta Threshold
Metode pertama yang akan digunakan
adalah metode DEMATEL. Metode ini berguna Nilai R adalah jumlah dari kolom dan D
untuk mengetahui keterhubungan antar tiap adalah jumlah dari baris pada matrik keterkaitan
kriteria. Inputan dalam metode ini adalah secara total. Beberapa kriteria dengan nilai D-R
kuesioner yang telah diisi para responden positif mempunyai pengaruh yang lebih besar
sebelumnya. Data hasil kuisioner merupakan dari pada kriteria yang lainnya dan diasumsikan
data kualitatif yang dikuantitatifkan. sebagai prioritas utama, biasa disebut
Perhitungannya menggunakan aplikasi piranti dispatcher. Sedangkan kriteria dengan nilai D-R
lunak Microsoft Excel. Berikut adalah hasil negatif menerima pengaruh lebih besar dari
perhitungannya, kriteria yang lainnya dan diasumsikan sebagai
prioritas terakhir, biasanya disebut receiver.
Hasil Rata-Rata Berdasarkan nilai dari D-R dan D+R berikut
Unik Konsisten Frekuensi
Mengikuti
trend
Memperluas
Biaya
Kenaikan
Kenaikan
Volume
Brand Loyalitas Citra adalah tabel 3.2 yang menunjukkan kelompok
/Interest
Network Revenue
Bisnis
Awareness Pelanggan Positif
dispatcher dan receiver.
Unik 0,00 1,00 1,33 2,33 3,00 1,00 2,33 3,00 4,00 2,67 3,33 24,00
1,33 0,00 2,33 1,33 3,00 2,67 2,00 2,00 3,67 3,33 3,33 25,00
Tabel 3.2 Kelompok Dispatcher dan Receiver
Konsisten
Frekuensi 0,67 2,67 0,00 1,67 3,00 3,00 2,33 3,00 3,33 3,33 3,33 26,33
Mengikuti Kriteria D R D+R D-R Group
trend/Interest 2,00 0,67 1,67 0,00 3,33 1,00 2,67 2,67 2,67 2,67 2,67 22,00
Unik 3,1313 2,4961 5,6275 0,6352 Dispatcher
Memperluas
Network 0,67 0,33 0,33 3,00 0,00 3,00 3,33 3,67 3,67 3,67 3,33 25,00 Konsisten 3,2480 2,1901 5,4381 1,0579 Dispatcher
Biaya 2,33 1,67 2,67 1,67 2,67 0,00 2,67 3,00 1,67 1,67 1,67 21,67 Frekuensi 3,4001 2,2266 5,6268 1,1735 Dispatcher
Kenaikan
Mengikuti
Revenue 2,67 2,00 1,33 2,33 2,33 3,67 0,00 2,67 2,33 1,00 1,67 22,00 2,8683 2,6815 5,5498 0,1869 Dispatcher
Kenaikan
trend/Interest
Volume Bisnis 2,33 1,67 1,33 2,00 2,33 3,33 3,67 0,00 3,67 3,00 3,33 26,67 Memperluas
Brand 3,2129 3,1236 6,3365 0,0893 Dispatcher
Network
Awareness 2,67 2,33 2,33 2,67 2,67 2,00 3,67 3,67 0,00 3,67 3,67 29,33
Loyalitas Biaya 2,8079 3,0183 5,8262 -0,2103 Receiver
Pelanggan 2,33 2,33 2,00 2,33 1,67 0,67 4,00 3,67 3,67 0,00 3,67 26,33
Citra Positif 1,33 1,67 1,67 1,00 1,00 2,67 3,67 3,67 4,00 3,67 0,00 24,33 0,034 2,8267 3,9613 6,7880 -1,1346 Receiver
Kenaikan Revenue
18,33 16,33 17,00 20,33 25,00 23,00 30,33 31,00 32,67 28,67 30,00
0,031 dipilih karena kecil Kenaikan Volume
3,4077 3,9803 7,3880 -0,5726 Receiver
Gambar 3.4 Matriks Kuesioner DEMATEL Rata- Bisnis
Brand Awareness 3,7334 4,1034 7,8369 -0,3700 Receiver
Rata Loyalitas Pelanggan 3,3991 3,6285 7,0276 -0,2294 Receiver
Citra Positif 3,1657 3,7915 6,9572 -0,6258 Receiver
Pada gambar 3.4 merupakan hasil rata-
rata dari ketiga responden. Tahap selanjutnya Threshold value untuk penelitian ini
adalah mencari matriks hubungan secara adalah 0,32 sehingga tidak semua keterkaitan
langsung dengan cara menormalkan matrix antar kriteria yang ada pada matrik keterkaitan
dasar hubungan secara langsung. Penormalan antar kriteria secara total dapat dikonversikan
matrix tersebut dilakukan dengan cara pada peta impact-digraph. Threshold value
mengalikan dengan k, sesuai dengan rumus ditentukan berdasarkan diskusi dengan pihak

7
expert. Hasil rata-ratanya adalah 0.32, sehingga
jika nilai cell pada gambar 3.5 diatas threshold Gambar 3.7 di atas menunjukkan tiga
value yaitu 0.32 berarti kompetensi i level hierarki yang terdiri dari level satu yang
mempengaruhi kompetensi j sesuai dengan berupa goal atau tujuan yang ingin dicapai.
kondisi eksisting. Output DEMATEL berupa Level dua merupakan level kategori atau kriteria
hubungan keterkaitan yang digambarkan pada dan level yang terakhir adalah level alternatif
gambar 3.6 yang merupakan dasar dalam yang berupa pilihan strategi-strategi. Pada tiap
pembuatan model hierarki dari ANP. node di tiap level akan dimasukkan nilai untuk
mendapatkan goal yang diinginkan.

3.6.2.1 Input Nilai Pairwise Komparison Untuk


Model ANP
Nilai Pairwise comparison tiap kluster
yang ada diperoleh dari judgment pihak ahli.
Kuesioner ANP disusun berdasarkan hubungan
antar kriteria yang telah didapatkan sebelumnya
dengan metode DEMATEL yang menghasilkan
peta impact-digraph. Kusioner ini terdiri dari
pertanyaan berupa pairwaise comparison antar
kriteria ataupun antar alternatif mengenai
pemilihan strategi pemasaran.
Input data untuk pairwise comparison
terdiri dari tiga pihak ahli. Maka dari itu, perlu
dilakukan pentotalan hasil kuesioner
sebelumnya dengan cara mengkalikan hasil tiap
kategori dari seluruh jawaban pihak ahli dan
mengakarkannya sebanyak pihak ahli yang
Gambar 3.6 Peta Impact Diagraph menjadi responden pada kuesioner pairwise
comparison tersebut. Setelah itu
3.6.2 Pengolahan Data Dengan ANP memasukkannya pada kolom matriks yang
Pembuatan network ANP dibuat dengan tersedia. Input data perlu memperhatikan
software super decision dan berdasarkan peta konsistensi kategori baik yang ada di sisi kiri
impact-diagraph. Model tersebut digunakan dan sisi atas agar sama dengan kuesioner yang
untuk mengetahui seberapa besar bobot setiap dibuat. Berikut adalah tampilan kolom matriks
alternatif strategi pemasaran berdasarkan untuk memasukkan hasil total kuesioner,
kriteria yang ada agar mendapatkan strategi
pemasaran terpilih. berikut ini adalah gambar
hierarki yang ada pada software Super Decision,

Gambar 3.8 Kolom Matriks Pada Super Decision

Setelah didapatkan satu nilai pairwise


comparison untuk masing-masing hubungan
dilakukan perhitungan bobot prioritas lokal.
Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui
bobot masing-masing elemen yang saling
berhubungan. Setiap kali dilakukan pembobotan
Gambar 3.7 Model Hierarki Pada Super Decision

8
prioritas lokal yang harus diperhatikan adalah
nilai konsistensinya, nilai inkonsistensi yang
dimiliki tidak boleh melebihi nilai 0,1. Jika
semua data yang dimasukkan telah konsisten
(inkonsistensi dibawah 0,1) maka bobot untuk
tiap alternatif bisa didapatkan.. Dan berikut
adalah data pembobotannya,

Gambar 3.10 Uji Sensitifitas


Gambar 3.9 Hasil Sintesis Keseluruhan Model
Berdasarkan gambar 3.10, dapat
Dari hasil sintesis diatas, maka bobot dijelaskan jika alternatif fokus/segmentasi &
tiap alternatif telah didapatkan. Bobot tiap people akan mengalami titik temu pada kisaran
alternatif diambil dari kondisi Normal maka 0.14 dengan alternatif yang diprioritaskan yaitu
bobot masing-masing alternatif yaitu seperti alternatif differensiasi. Jika nilai sensitifitas
pada tabel 3.4, diturunkan maka alternatif differensiasi akan
mendapatkan bobot lebih besar sedangkan jika
Tabel 3.3 Bobot Tiap Alternatif Strategi Pemasaran nilai sensitifitas lebih besar dari 0.14 maka
alternatif people lah yang memiliki bobot
Kriteria Bobot Normal terbesar.
Cost Leadership 0.122377
Differensiasi 0.381782 3.6.3 Mengoptimasi Alternatif Dengan
Fokus / Segmentasi 0.245581
Zero-One Goal Programming
Metode Zero-One Goal Programming
People 0.250260 merupakan metode goal programming yang
menghasilkan hasil optimasi berupa angka biner
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa ( 0 dan 1 ). Metode ini digunakan agar
alternatif dengan strategi terbesar adalah strategi mendapatkan hasil yang paling optimum bagi
Differensiasi. Dengan begitu, tiap aktifitas pemilihan strategi pemasaran. Diperlukan
perhotelan yang tercakup pada alternatif tersebut penentuan variable, nilai konstrain, dan fungsi
akan dilakukan optimasinya dan perhitungan tujuan untuk mengolah data dengan metode ini.
biayanya. Selanjutnya perlu dilakukan analisa Berikut adalah penentuan variabel, konstrain
sensitifitas dari model ANP. dan fungsi tujuannya,
3.6.2.2 Uji Sensitifitas Tabel 3.4 Konstrain Dalam Penerapan Strategi
Pada sintesa bobot di pengolahan Pemasaran
sebelumnya telah didapatkan bobot terbesar Kebutuhan Sumber Daya Untuk Kandidat Strategi

yaitu dimiliki oleh strategi differensiasi. Strategi Biaya (Rp)


Pemasaraan (aij)

ini ternyata dianggap paling sesuai sebagai Variabel Alternatif (dalam ratusan
SDM
(org)
Jam Kerja
(jam)
Fasilitas
(Rp)
strategi pemasaran pada Surabaya Plaza Hotel. x1 Differensiasi
ribu)
2300 53 788 0
Dilakukan perubahan prioritas pada uji x2 Cost Leadership 2320 31 332 0
sensitifitas model tersebut dimana awalnya x3 Fokus/Segmentasi 3400 230 834 0

adalah biaya yang menjadi prioritas default dan x4 People 3520 230 301 0
bi 6000 230 2080 800
dirubah menjadi Differensiasi yang
diprioritaskan, maka tampilan sensitifitasnya Data dari tabel diatas akan di proses
akan berubah menjadi seperti berikut, dengan software optimasi LINDO. Data pada
tabel 3.4 merupakan data estimasi yang

9
diberikan oleh petinggi hotel dimana Beliau maka semua alternatif strategi terpilih atau
merupakan pengatur dan pengambil keputusan x1,x2,x3, & x4 akan bernilai 1 satu.
dari semua strategi dan aktifitas yang dilakukan
hotel. Nilai tersebut akan digunakan kembali 3.6.4 Perhitungan Model Finansial Dengan
sebagai patokan pada perhitungan biaya dengan Activity Based Costing
metode ABC nantinya. Nilai-nilai estimasi Pada tahapan selanjutnya, akan dibuat
tersebut akan lebih detail dijelaskan pada perhitungan finansial berdasarkan estimasi biaya
metode ABC. Berikut ini adalah model yang dilihat dari aktifitas-aktifitas tersebut.
matematis yang dibuat, Perhitungan biaya ini selain sebagai gambaran
untuk perencanaan strategi berdasarkan program
Minimize Z = (d1+) + (d2+) + (d3+) + (d4+) + yang dicanangkan juga digunakan untuk
0.381782d5- + 0.122377d6- + 0.245581d7- + mengetahui biaya terbesar dan terkecil pada tiap
0.25026d8- {1} aktifitas. Dengan penggunaan metode ABC,
biaya yang tidak tercatat secara detail dalam
Subject to: pembiayaan tradisional pada umumnya dapat
2300x1+2320x2+3400x3+3520x4+ d1- - d1+ = ditelusuri. Maka akan memudahkan pihak
6000 {2} manajerial untuk memantau pembiayaan
- +
53x1+31x2+230x3+230x4+ d2 - d2 = 230 finansial yang terjadi.
Ada beberapa poin yang akan
{3} digunakan sebagai perhitungan yaitu biaya
788x1+332x2+834x3+301x4+ d3-- d3+ = 2080 tenaga kerja, fasilitas, outsorcing, dan biaya
{4} eksekusi kegiatan. Berikut adalah program
x1+ x2+x3+x4+ d4- - d4+ = 800 {5} aktifitas hotel dari strategi differensiasi serta
x1+ d5- = 1 {6} tabel perencanaan biayanya,
x2+ d6- = 1 {7}
x3+ d7- = 1 {8} Tabel 3.5 Aktifitas Pada Strategi Differensiasi
x4+ d8- = 1 {9} No.
Aktifitas
Aktifitas Pada Strategi Differensiasi
x1 + x2 + x3 + x4 = 1 {10} 1 Financial reporting transparancy
xj = 0 atau 1 2 Governance Transparancy
j = 1,2,3,4 3 Stakeholder satisfaction
4 R&D cooperation with universities
5
Model matematis diatas dapat Product safety-healthy and local certified food
6
dijelaskan bahwa poin {1} merupakan fungsi 7
Community leisure activities support
Truthful advertising
tujuan yang ingin dicapai dalam formulasi ini. 8 Offer education & job training
Fungsi tujuan tersebut berisi deviasi positif dari
masing-masing konstrain serta bobot dari tiap
Aktifitas-aktifitas yang dijabarkan di
alternatif. Poin {2} menunjukkan konstran
atas akan di kelompokkan menjadi beberapa
biaya, poin {3} batasan SDM, poin {4} batasan
aktifitas primer dan sekunder. Data biaya yang
jam kerja karyawan, dan poin {5} menunjukkan
digunakan berbeda dengan data biaya yang
batasan fasilitas. Poin {6} sampai {9}
digunakan pada ZOGP. Data biaya pada metode
menunjukkan deiasi negatif dari alternatif yang
ABC, dihitung per aktifitas yang terjadi dilihat
tidak terpilih. Poin {10} menunjukkan bahwa
dari poin-poin yang disebutkan sebelumnya.
nilai variable hanya boleh bernilai 0 atau 1
Dari tiap aktifitas sekunder, maka akan dibuat
dan terdapat empat variabel dari formulasi
kluster berdasarkan kegiatan yang sejenis.
diatas. Dan didapatlah hasil running dapat
Kluster tersebut berupa aktifitas primer yang
dilihat bahwa strategi yang terpilih adalah
lebih umum. Kluster aktifitas primer tersebut
strategi differensiasi sebagai strategi pemasaran
adalah sebagai berikut,
hotel. Model dari zero-one goal programming
perlu divalidasi. Cara validasi yang dipakai
adalah dengan membesarkan nilai konstrainnya
dan nilai variablenya tetap. Pada model validasi
ini setiap nilai bi akan dikalikan seribu (103).
Hasil validasi model memberikan hasil running
LINDO bahwa saat nilai konstrain dinaikkan

10
Tabel 3.6 Aktifitas Primer Pada Perencanaan Strategi
Differensiasi Table 3.8 Poin Aspek Weaknesses
Aktifitas WEAKNESSES
No.
Staff yang di posisikan dalam bidang pemasaran kebanyakan tidak memiliki pengalaman
1 Perencanaan & Evaluasi W1
di bidang tersebut.
2 Pembuatan draft, data laporan, & administrasi
W2 Ada beberapa properti yang terlambat untuk di renovasi.
3 Studi lapangan
Lokasi Hotel tidak tepat berada di pinggir jalan utama dan memungkinkan tamu untuk
4 Manajemen personalia W3
tidak menyadari keberadaan hotel.
5 Eksekusi kegiatan W4
Strategi differensiasi biasanya memerlukan dana yang besar untuk bisa selalu berinovasi
tetapi dana yang dimiliki sangat terbatas.
Penerapan strategi differensiasi harus dikomunikasikan dengan jelas tidak hanya dalam
Dari kluster aktifitas primer diatas, W5
lingkup internal tetapi juga dalam lingkup eksternal.
maka akan diestimasi biaya per aktifitasnya. Produk Nasi Goreng Jancuk cukup menarik minat masyarakat untuk mencoba, tetapi
Data biaya dari metode ABC dapat digunakan W6
pelayanan yang ada memakan waktu cukup lama untuk menghidangkannya.
sebagai manajemen perencanaan finansial dan
mendriver kemungkinan keluarnya biaya yang Tabel 3.9 Poin Aspek Opportunities
tidak perlu dalam implementasi OPPORTUNITIES
program/aktifitas hotel. Biaya tiap aktifitas Penerapan strategi differensiasi secara umum tidak melihat segmen tertentu suatu pasar
dapat dilihat pada lampiran A. Untuk biaya O1
dan memiliki peluang untuk di terima tiap segmen pasar
tenaga kerja, didasarkan atas UMR daerah yaitu Banyak konsumen dari tiap segmen yang tertarik untuk mencoba produk SPH yaitu
Rp. 1.100.000,- (pada tahun 2010) yang O2
"Nasi Goreng Jancuk"
dihitung per jam kerja karyawan. O3
Banyak sekali program-program yang mengikut sertakan suatu komunitas yang diadakan
oleh pihak hotel yang dapat memperkuat brand awareness .

3.6.5 Eksplorasi Strategi Pemasaran O4


Pemberlakuan program yang lain dari biasanya yaitu No Mark-Up dan larangan merokok
malah menarik minat para tamu-tamu baru.
Dengan SWOT
Pengolahan data dengan menggunakan
metode SWOT merupakan metode terakhir Table 3.10 Poin Aspek Threats
dalam penelitian ini. Eksplorasi strategi dengan THREATS
Kebanyakan implementasi strategi differensiasi bersifat tangible dan memungkinan untuk
SWOT akan memberikan ulasan mendalam dari T1
dijiplak oleh kompetitor bahkan kompetitor bisa memodifikasi strategi tersebut
sisi internal dan eksternal tentang kondisi hotel Adanya program larangan merokok memperkecil kesempatan pasar mereka bagi tamu
dan untuk mengefektifkan strategi yang terpilih.
T2
yang perokok dan dapat mengurangi pelanggan aktif mereka.
Tidak diperluasnya penerimaan penerbangan internasional dan sedikitnya convention
Strategi yang terpilih masih bersifat sangat T3 center membuat tidak maksimalnya turis yang masuk ke wilayah Jawa Timur via
umum dan hanya berdasar pada rantai nilai Surabaya.
aktifitas perhotelan, maka dari itu pada tahapan Hotel lain sebagai kompetitor kebanyakan memilih untuk menurunkan harga hotel
T4 mereka karena anggapan umum bahwa konsumen biasanya lebih meilihat harga sebagai
ini akan menjadi kerangka bantuan untuk prioritas utama memilih hotel
mengembangkan strategi pemasaran ke T5
Semakin menjamurnya pembangunan hotel baru di Surabaya yang tidak sejalan dengan
depannya. city width
Banyaknya bencana yang akhir-akhir ini terjadi (lumpur Lapindo, erupsi gunung, dll)
Untuk membuat analisi SWOT, maka T6 membuat lesu pariwisata di Jawa Timur.

perlu diidentifikasi poin-poin yang tercakup


dalam SWOT. Berikut adalah identifikasi poin- SWOT Map akan digunakan untuk
poin SWOT berdasarkan aspek dan sub- menentukan arah strategi berdasarkan faktor
aspeknya, internal dan eksternal. Perhitungan dari faktor
internal dan eksternal ini disajikan dalam bentuk
Tabel 3.7 Poin Aspek Strengths Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks dan
Eksternal Factor Evaluation (EFE) Matriks
STRENGTHS
Karyawan memiliki skill yang cukup baik dan terlatih karena pihak hotel melakukan
S1 banyak sekali pelatihan membuat mereka menjuluki hotel mereka dengan Surabaya (lampiran B). Pemberian bobot dan nilai pada
Plaza University . perhitungan kedua matriks ini diberikan oleh
S2
Berbeda dengan hotel-hotel lain yang memiliki range tipe kamar, di SPH semua jenis jabatan tertinggi pengambil keputusan hotel
kamar tipenya suite.
yaitu General Manager hotel. Perhitungan IFE
S3 Lokasi hotel cukup strategis karena dekat dengan pusat perbelanjaan dan wisata.
dan EFE matriks terdapat di lampiran B. Hasil
S4 Tamu dapat memesan kamar secara langsung via internet. IFE & EFE matriks akan membentuk suatu peta
SWOT. Peta SWOT berguna untuk mengetahui
S5 Area hotel free smoking yang mendukung aksi hidup sehat.
arah stategi yang akan dijalankan. Peta SWOT
S6
Strategi differensiasi; selalu menampilkan keunikan atau perbedaan yang dapat hasil plotting IFE & EFE matriks adalah sebagai
meningkatkan brand awareness.
S7 Berani tampil beda dan unik (dapat dilihat dari program yang dijalankan).
berikut,

11
Strategi dasar dari Porter dan strategi
pemasaran yang diusulkan oleh hotel menjadi
alternatif pemilihan strategi pemasaran yang
baru. Alternatif strategi akan disaring oleh
kriteria-kriteria yang diminta. Namun masih
terlalu luas kalau hanya menentukan alternatif
berdasarkan kriterianya saja. Lalu akhirnya
dipersempit kembali dengan memanfaatkan
rantai nilai aktifitas yang ada pada hotel untuk
dijadikan objek pemasaran. Sistem penyaringan
ini ditampilkan dalam bentuk sebuah struktur
analitis. Struktur analitis ini akan membantu
alur penyaringan yang dilakukan. Pengolahan
Gambar 3.11 Peta SWOT data menjadi struktur analitis dilakukan dengan
brainstorming melalui pengisian kuesioner
Dapat dilihat dari gambar 4.21 tentang sebagai alat bantu pengambilan data bagi
peta SWOT bahwa posisi hotel terletak pada responden.
bagian WO. Dalam hal ini dapat diartikan Pada gambar 3.1, terdapat sebuah gambar
bahwa hotel harus menggunakan kesempatan plotting antara kriteria dengan alternatif
yang ada untuk menutupi kekurangan atau strateginya. Sistem plotting dilakukan dengan
kelemahan pada hotel. brainstorming dengan reponden tentang kriteria
mana yang dapat menggambarkan alernatif
4. Analisa dan Interpretasi Data strategi yang ada secara tepat. Responden
Pada bab ini, akan dilakukan analisa dan melakukan pengisian dan kemudian di analisa
interpretasi data mengenai kriteria pembangun kembali pada pengertian teoritis masing-masing
sebuah strategi pemasaran di Surabaya Plaza alternatif. Hasil plotting ini akan dijadikan
Hotel beserta aktifitas hotelnya yang dapat pembanding pada hasil strategi teroptimasi
menjadi potensi objek pemasaran selanjutnya. nantinya.
Analisa selanjutnya adalah analisa
4.1 Analisa Kondisi Eksisiting Dan Struktur gambar 3.2 dan 3.3. Gambar 3.2 menunjukkan
Analitis rantai nilai aktifitas perhotelan pada umumnya.
Permasalahan tugas akhir ini muncul Rantai nilai ini akan dilakukan plotting terhadap
akibat adanya perencanaan pembuatan strategi alternatif strategi yang ada berdasarkan dengan
pemasaran yang baru untuk menghadapi kondisi kecocokan aktifitas tersebut sebagai objek
persaingan bisnis perhotelan saat ini. Kondisi pemasaran jika diterapkan pada alternatif yang
bisnis perhotelan di Surabaya ini telah ada. Plotting dilakukan dengan hasil responden
dijelaskan pada wawancara dengan General dari pihak hotel yang lebih mengenal aktifitas-
Manager dari Surabaya Plaza Hotel dan juga aktiftas perhotelan tersebut. Gambar 3.3
selaku pengamat perhotelan Surabaya yaitu merupakan hasil plottingnya. Terdapat beberapa
Bapak Yusak Anshori dan juga data-data media aktifitas yang bisa diterapkan pada keseluruhan
seperti Kompas. Data-data yang didapatkan alternatif strategi tetapi ada juga aktiftas yang
adalah akan Jika dapat digambarkan bahwa hanya cocok diterapkan di salah satu alternatif
adanya pembangunan beberapa hotel baru yang strategi. Lebih lanjutnya hasil plotting ini akan
tidak sesuai dengan tingkat penghunian kota digunakan untuk perhitungan pada optimasi
atau city width dari kota Surabaya ini goal programming sebagai komponen konstrain.
menimbulkan banyak persaingan tidak sehat.
Menjamurnya pembangunan hotel yang tidak 4.2 Analisa Pengolahan Data DEMATEL
diperhitungkan dengan cermat dapat Metode DEMATEL merupakan salah
menimbulkan ketatnya persaingan bisnis yang satu metode yang dapat digunakan untuk
dapat berakibat jika tidak dengan teliti menyusun atau merumuskan hubungan antar
melakukan strategi pemasarannya dapat kriteria tersebut menjadi model terstruktur yang
menurunkan revenue dari hotel itu sendiri mudah dipahami. Hubungan antar kriteria ini
bahkan memungkinkan untuk terjadinya dibutuhkan untuk membangun model Analytical
closure. Network Process. Tahapan awal pengolahan

12
data dengan DEMATEL diperlukan input data 4.3.1 Analisa Dan Interpretasi Pengolahan
berupa hasil kuesioner. Kuesioner tersebut Dengan ANP
berupa pertanyaan tentang seberapa besar suatu Awal penggunaan metode ANP ini
kriteria mempengaruhi kriteria lainnya. diperlukan suatu model hierarki untuk sebagai
Threshold perlu ditentukan untuk menentukan suatu sistem thinking dan juga acuan software
kriteria-kriteria yang masuk dalam ambang dalam memproses data. Dari model manual
batas suatu nilai. Alasan kenapa harus ditransformasikan ke dalam software super
digunakan threshold adalah jika semua nilai decision sehingga di dapat model hierarki
pada matriks dikonversikan ke peta impact- seperti pada gambar 3.7.
digraph maka strukturnya akan terlalu kompleks Model hierarki yang telah dibuat perlu
untuk mendapatkan informasi dalam pembuatan dimasukkan data tambahan agar bisa
keputusan. Penentuan threshold tidak memiliki menghasilkan bobot pada masing-masing
ketentuan tertentu. Peneliti bisa menentukan alternatif. Data tersebut berupa kuesioner
berapa pun nilai threshold yang diinginkan. perbandingan berpasangan yang didapat dari
Pada penelitian ini ditentukan nilai threshold masing-masing responden.
yaitu berada pada kisaran 0,32. Nilai ini didapat Semua data yang dimasukkan perlu
berdasarkan nilai minimum yang dapat diperhatikan konsistensinya. Nilai perbandingan
mencakup pengaruh setiap kriteria. Nilai ini berpasangan yang dimasukkan pada comparison
ditetapkan dengan tujuan menyaring pengaruh matrix bisa diukur ketidak-konsistensinya
nyata yang ditunjukkan oleh elemen pada matrik dengan cara penggunaan fungsi Ideal Priorities.
keterkaitan antar kriteria secara total yang Fungsi tersebut akan memberikan nilai
nantinya membentuk struktur keterkaitan antar inconsistency. Nilai incosistency yang baik
kriteria. adalah tidak lebih dari 0,1. Jika ada comparison
Sebelum masuk ke peta Impact- matrix yang nilainya lebih dari 0,1 maka akan
Diagraph maka perlu ditentukan dispatcher dan lebih baik jika mendiskusikan kembali dengan
receiver. Dispatcher merupakan kriteria yang responden. Untuk mencari tahu nilai mana yang
memberikan pengaruh pada kriteria lain berkontribusi pada incosistency dapat digunakan
sedangkan receiver merupakan kriteria yang fungsi Most Inconsistency.
menerima pengaruh dari kriteria lain. Penentuan Nilai bobot bisa didapatkan dengan
didapat dari matrik mmult dari hasil nilai D mensintesiskan. Hasil running sintesis berupa
(penjumlahan kriteria pada sisi kiri) dan hasil bobot normal, menghasilkan alternatif
nilai R (penjumlahan kriteria pada sisi kanan). differensiasi yang memiliki bobot paling besar
Tabel 3.3 merupakan inputan untuk yaitu sebesar 0.381782 diikuti oleh alternatif
membuat Peta Impact Diagraph seperti pada people dengan 0.250260 dan fokus/segmentasi
gambar 3.6. Kriteria Unik, Konsisten, serta cost leadership dengan bobot masing-
Frekuensi, Mengikuti Trend/Interest, & masing yaitu 0.245581 dan 0.122377. Dengan
Memperluas network merupakan kriteria yang strategi differensiasi memiliki bobot terbesar
memberi pengaruh (dispatcher). Kriteria Biaya, bisa diartikan bahwa strategi pemasaran jenis ini
Kenaikan Revenue, Kenaikan Volume Bisnis, lebih diprioritaskan dari pada alternatif strategi
Brand Awareness, Loyalitas Pelanggan, & Citra yang lain berdasarkan kriteria yng ditetapkan.
Positif merupakan kriteria yang menerima Bobot yang didapat akan digunakan untuk
pengaruh (receiver). Maka dari itu pada peta perhitungan optimasi selanjutnya.
Impact-Diagraph kriteria yang bersifat Analisa sensitifitas dari model ANP
dispatcher menyalurkan anak panah dan kriteria dilakukan untuk mengetahui apakah model yang
receiver menerima anak panah tersebut. didapat memiliki konsistensi dari hasil yang
diberikan. Untuk mengantisipasi perubahan dari
4.3 Analisa Pengolahan Data ANP & Analisa perkiraan ketidak konsistesian maka dilakukan
Uji Sensitifitas analisa sensitivitas terhadap perkiraan tersebut.
Tahapan pengolahan selanjutnya adalah Analisa sensitivitas dilakukan untuk mengetahui
pengolahan dengan metode ANP untuk mendapatkan sejauh mana stabilitas dari prioritas dari
bobot masing-masing alternatif dan juga uji alternatif yang ada. Analisa sensitifitas
sensitifitas untuk menguji model yang ada. dilakukan dengan cara memberikan variasi
perubahan kendala dan bobot prioritas. Garis
horizon menunjukkan nilai bobot pada masing-

13
masing alternatif, sedangkan garis titik-titik kondisi hotel. Jika dipandang dari sisi
vertikal merupakan selang indikator untuk differensiasi secara umum maka diambil
perubahan nilai bobot pada masing-masing kesimpulan bahwa strategi harus bisa dengan
alternatif. cepat disampaikan ke pasar dengan maksud
yang jelas agar pasar bisa menerima dengan
4.4 Analisa Pengolahan Data Zero-One Goal baik. Penyampaian harus cepat atau dengan kata
Programming lain ide tersebut belum dilakukan kompetitor
Didapat dari metode sebelumnya bahwa strategi biar keunikannya bisa benar-benar dikenal pasar
differensiasi memiliki bobot tertinggi. Dengan hasil orisinalitas SPH.
hasil dari ANP, bisa saja pemilihan strategi Dari hasil peta SWOT yang telah
dapat langsung di tetapkan. Tetapi pihak hotel didapatkan pada pengolahan data di sub-bab
memiliki batasan-batasan dalam menjalankan 4.6.5, menempatkan Surabaya Plaza Hotel pada
suatu strategi. Maka dari itu hasil pembobotan posisi WO (Weakness-Opportunity). Pengertian
tersebut akan di optimasi lagi dengan posisi strategi pada WO adalah memanfaatkan
memasukkan unsur keterbatasan hotel dalam sebuah kesempatan untuk menutupi kekurangan
menjalankan strateginya. Metode zero-one goal yang ada. Analisa yang lebih detail dari metode
programming digunakan untuk melakukan SWOT ini dapat dilihat pada lampiran B & C.
optimasi atas konstrain yang ada.
Poin-poin batasan yang akan digunakan 5. Kesimpulan dan Saran
untuk nilai konstrain pada formulasi ZOGP Pada bab ini, akan dilakukan penarikan
adalah biaya, banyaknya SDM yang digunakan, kesimpulan berdasarkan hasil analisa data dan
outsorcing (kebutuhan untuk merekrut pihak pembahasan yang telah dilakukan serta
luar seperti pelatih, dan lainnya), jumlah jam pemberian saran-saran sebagai masukkan bagi
kerja karyawan, dan fasilitas yang di butuhkan. penelitian selanjutnya.
Nilai dari batasan-batasan ini akan berupa
estimasi yang ditentukan oleh pengatur strategi 5.1 Kesimpulan
utama hotel yaitu oleh GM hotel itu sendiri. Setelah seluruh tahapan dalam
Batasan ini diambil berdasarkan beberapa metodologi penelitian telah dilalui maka
kriteria kerangka yaitu biaya, SDM, waktu, & kesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir
fasilitas. ini adalah :
1. Alternatif strategi pemasaran yang baru
4.5 Analisa Pengolahan Data Activity Based bagi Surabaya Plaza Hotel berdasarkan
Costing kriteria dan batasan yang ada yaitu
Penggunaan metode ABC ini adalah terpilihlah strategi differensiasi.
untuk memberikan gambaran penggunaan biaya 2. Kriteria yang menjadi kerangka
yang lebih detail. Terkadang dalam sistem pembangun strategi pemasaran adalah
pembiayaan yang biasa, banyak indirect cost unik, konsisten, frekuensi, mengikuti
yang tidak diperhitungkan. Maka dari itu untuk trend/interest, memperluas network,
mempermudah driver pengeluaran biaya maka biaya, kenaikan revenue, kenaikan
dibuatlah sistem perhitungan biaya per aktifitas volume bisnis, brand awareness,
yang dilakukan. Pada umumnya, penggunaan loyalitas pelanggan, dan citra positif.
metode ABC digunakan dengan menggunakan Semua kriteria tersebut sudah di validasi
data yang aktual. Tetapi karena penelitian ini pihak hotel agar sesuai dengan visi misi
merupakan suatu perencanaan, maka dan tuntutan para stakeholder.
digunakanlah data estimasi. Aktifitas-aktifitas 3. Dari uji keterhubungan kriteria,
yang dilingkup dalam tabel 3.6 ditentukan oleh diketahui bahwa kriteria unik, konsisten,
peneliti dan di validasi oleh pihak hotel. Data frekuensi, mengikuti trend/interest, dan
pembiayaan terdapat pada lampiran A. memperluas network merupakan kriteria
yang berpengaruh lebih besar terhadap
4.6 Analisa Hasil SWOT kriteria lainnya. Kriteria biaya, kenaikan
Analisa poin aspek SWOT seperti yang revenue, kenaikan volume bisnis, brand
dapat dilihat pada tabel 3.7 sampai tabel 3.10 awareness, loyalitas pelanggan, dan
diambil dari dua sudut pandang yaitu dari citra positif merupakan kriteria yang
strategi differensiasi secara umum dan dari dipengaruh oleh kriteria lainnya.

14
4. Metode Activity Based Costing Jian-hua, J., Li-li, Q. & Qia-lun, G., 2007. Study
mengevaluasi biaya dari aktifitas yang on CODP Position of Process Industry
ada pada strategi differensiasi. Hasil Implemented Mass Customization. Systems
perhitungan biayanya dapat dilihat pada Engineering - Theory & Practice, 27(12).
lampiran A Sedangkan untuk eksplorasi
dari strategi tersebut digunakan SWOT Kalisch, A., 2002. Corporate Futures: Social
(strenghts, weakneses, opportunities, Responsibility In The Tourism Industry.
and threats). Hasil SWOT dapat dilihat International Journal of Tourism Research.
pada lampiran C.
Kotler, P. & Keller, K., 2009. Marketing
Management. 13th ed. New Jersey: Pearson
5.2 Saran
Prentice Hall.
Kekurangan yang terjadi selama
penelitian ini antara lain adalah, Lin, C.-T., Lee, C. & Wu, C.-S., 2009.
1. Strategi yang menjadi alternatif Optimizing a marketing expert decision
merupakan strategi yang masih sangat process for the private hotel. Expert System
umum. Akan lebih baik jika pihak hotel with Application.
telah memiliki draft outline berbagai
macam strategi pemasaran yang akan Liou, J.J.H. & Tzeng, G.-H., 2007. A Non-
diterapkan. Dengan data draft resmi dari Additive Model for Evaluating Airline
pihak hotel, maka penelitian ini akan Service Quality. Journal of Air Transport
bisa lebih valid. Management.
2. Data biaya yang digunakan merupakan
data estimasi. Perhitungan biaya akan Lovelock, C. & Wright, L., 2002. Principles of
lebih akurat jika data finansial Service Marketing and Management. New
merupakan data aktual. Jersey: Prentice Hall.
3. Strategi yang paling baik bisa Saaty, T.L., 2008. Decision Making for
didapatkan dengan menkombinasikan Leaders: The Analytic Hierarchy Process for
beberapa strategi contohnya seperti Decisions in a Complex World. Pittsburgh,
perpaduan dari strategi differensiasi & Pennsylvania: RWS Publications.
cost leadership.
Tsai, W.-H. et al., 2010. An integrated approach
6. Referensi forselecting social responsibility programs
Charnes, A. & Cooper, W., 1961. Management and cost evaluation in the international
Models and Industrial Application of Linier tourist hotel. International Journal of
Programming. New York: Wiley. Hospitality Management.
Ciptomulyono, U., 1988. Slide Ajar MCDM: Tsaur, S.-H., Chang, T.-Y. & Yen, C.-H., 2002.
Metode Electre. In Tabucanon, M.T. The evaluation of airline service quality by
Multiple Criteria Decision Making in fuzzy MCDM. Tourism Management.
Industry. Amsterdam: Elsevier Science
Publisher. pp.92-94. Tzeng, G.-H., Chiang, C.-H. & Li, C.-W., 2007.
Evaluating Interwined Effects in E-learning
Hsien, W.T. & Chou, W.C., 2009. Selecting Programs: A Novel Hybid MCDM Model
Management Systems For Sustainable Based on Factor Analysis and DEMATEL.
Development in SMEs: A Novel Hybrid Expert System with Application.
Model Based on DEMATEL, ANP, and
ZOGP. Expert System with Applications, Zeithaml, V. & Bitner, M.J., 2000. Service
pp.1444-58. Marketing. New York: Mcgraw Hill.

Hsu, J.-L. & Tsai, W.-H., 2008. Corporate


social responsibility programs choice and
costs assessment in the airline industry-A
hybrid model. Journal of Air Transport
Management.

15

Anda mungkin juga menyukai