Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Etika Profesi Akuntansi dan

Contoh Kasusnya
Posted on 17 November 2015 by alazharjanuariabdulhamid Tinggalkan komentar

Pengertian Etika Profesi Akuntasi

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral
yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk jamaknya Mores,
yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang
baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang
sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau
moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian
sistem nilai-nilai yang berlaku. etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah
teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang
dapat ditentukan oleh akal.

etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
prilaku manusia dalam hidupnya. Pengertian ETIKA PROFESI Menurut (Murtanto dan Marini
2003),Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi
dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya Menurut
(Agoes 2004),Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki
kode etik, yang merupakan seperangkat prinsipprinsip moral yang mengatur tentang perilaku
profesional. Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai
penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Etika
profesi yang dimaksud adalah Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku yang
mengatur hubungan antara akuntan publik dengan kliennya, antara akuntan publik dengan rekan
sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Etika profesi terdiri dari lima dimensi yaitu
kepribadian, kecakapan profesional, tangung jawab, pelaksanaan kode etik, penafsiran dan
penyempurnaan kode etik.

Profesi Akuntan di Indonesia terbagi menjadi empat, yaitu :

1. Akuntan Publik

Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk
memberikan / menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan
laporan keuangan kepada kliennya di Indonesia atas dasar pembayaran tertentu. Mereka ini
bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan dalam waktu paling lama 6 bulan
sejak izin Akuntan Publik diterbitkan.
2. Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya
di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan
(BPK) dan Instansi Pajak.

3. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan
penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi
di perguruan tinggi.

4. Akuntan Manajemen Perusahaan

Akuntan manajemen disebut juga sebagai akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam
suatu perusahaan atau organisasi dan berpartisipasi dalam mengambil keputusan mengenai
investasi jangka panjang. Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan
keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin
perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.

Dalam dunia lembaga akuntansi, ada yang namanya kode etik profesi akuntansi, seorang akuntan
profesional harus memiliki Etika Profesi Akuntansi. di Indonesia, kode etik ini di gawangi oleh
organisasi profesi akuntansi, Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ), Tujuan dari kode etik profesi
akuntansi ini diantaranya adalah:

Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.


Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Untuk meningkatkan mutu profesi.
Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Menentukan baku standar

.Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia, meliputi 3 bagian:

1. Prinsip Etika,
2. Aturan Etika, dan
3. Interpretasi Aturan Etika
Prinsip Etika memberikan dasar kerangka bagi Aturan Etika yang mengatur suatu pelaksanaan
jasa profesionall oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres serta berlaku untuk seluruh
anggotanya, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan mengikat
hanya kepada anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika adalah
interpretasi jang ditetapkan oleh Badan yang di bentuk oleh Himpunan setelah
mendengarkan/memerhatikan tanggapan dari anggota dan juga pihak berkepentingan yang lain,
digunakan sebagai panduan menerapkan Aturan Etika tanpa bermaksud untuk membatasi
lingkup dan juga penerapannya.

Prinsip Etika Profesi Akuntansi

1. Tanggung Jawab Profesi.

Ketika melaksanakan tanggungjawabnya sebagai seorang profesional, setiap anggota harus


mempergunakan pertimbangan moral dan juga profesional didalam semua aktivitas/kegiatan
yang dilakukan..

2. Kepentingan Publik,

Setiap anggota harus senantiasa bertindak dalam krangka memberikan pelayanan kepada publik,
menghormati kepercayaan yang diberikan publik, serta menunjukkan komitmennya sebagai
profesional.

3. Integritas

Guna menjaga dan juga untuk meningkatkan kepercayaan publik, tiap tiap anggota wajib
memenuhi tanggungjawabnya sebagai profesional dengan tingkat integritas yang setinggi
mungkin

4. Obyektivitas

Tiap individu anggota berkeharusan untuk menjaga tingkat keobyektivitasnya dan terbebas dari
benturan-benturan kepentingan dalam menjalankan tugas kewajiban profesionalnya

5. Kompetensi dan sifat kehati hatian profesional

Tiap anggota harus menjalankann jasa profesional dengan kehati hatian, kompetensi dan
ketekunan serta memiliki kewajiban memepertahankan keterampilan profesional pada tingkatan
yang dibutuhkan guna memastikan bahwa klien mendapatkan manfaat dari jasa profesional yang
diberikan dengan kompeten berdasar pada perkembangan praktek, legislasi serta teknik yang
mutahir.
6. Kerahasiaan

Anggota harus menghormati kerahasiaan informasi selama melaksanakan jasa profisional dan
juga tak boleh menggunakan ataupun mengungkapkan informasi tersebut jika tanpa persetujua
terlebih dahulu kecuali memiliki hak ataupun kewajiban sebagai profesional atau juga hukum
untuk mengungkapkan informasinya.

7. Perilaku Profesional

Tiap anggota wajib untuk berperilaku konsisten dengan reputasi jang baik dan menjauhi
kegiatan/tindakan yang bisa mendiskreditkan profesi.

8. Standar Teknis

Anggota harus menjalankan jasa profesional sesuai standar tehknis dan standard proesional yang
berhubungan/relevan. tiap tiap anggota memiliki kewajiban melaksanakan penugasan dari klien
selama penugasan tersebut tidak berseberangan dengan prinsip integritas dan prinsip objektivitas

Dalam kode etik yang telah disebutkan pada Etika Profesi Akuntansi sudah diatur bagaimana
para akuntan harus bertindak. Namun pada kenyataan, penyimpangan oleh para akuntan banyak
terjadi. Penyimpangan penyimpangan yang dilakukan tentu saja berdampak buruk terhadap nama
baik ataupun kredibilitas akuntan dimata publik.

Contoh Kasus

Seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk
mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI Cabang Jambi pada 2009, diduga
terlibat kasus korupsi dalam kredit macet.

Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut pada
kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut. Fitri Susanti, kuasa hukum
tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat kasus itu, Selasa (18/5/2010) mengatakan,
setelah kliennya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan para saksi, terungkap ada
dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus ini. Hasil
pemeriksaan dan konfrontir keterangan tersangka dengan saksi Biasa Sitepu terungkap ada
kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke
BRI. Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut oleh
akuntan publik, sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan
korupsinya. Ada empat kegiatan laporan keuangan milik Raden Motor yang tidak masuk dalam
laporan keuangan yang diajukan ke BRI, sehingga menjadi temuan dan kejanggalan pihak
kejaksaan dalam mengungkap kasus kredit macet tersebut, tegas Fitri. Keterangan dan fakta
tersebut terungkap setelah tersangka Effendi Syam diperiksa dan dikonfrontir keterangannya
dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus tersebut di Kejati Jambi.
Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke BRI saat itu harus lengkap,
namun dalam laporan keuangan yang diberikan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan
Raden Motor ada data yang diduga tidak dibuat semestinya dan tidak lengkap oleh akuntan
publik. Tersangka Effendi Syam melalui kuasa hukumnya berharap pihak penyidik Kejati Jambi
dapat menjalankan pemeriksaan dan mengungkap kasus dengan adil dan menetapkan siapa saja
yang juga terlibat dalam kasus kredit macet senilai Rp 52 miliar, sehingga terungkap kasus
korupsinya.
Sementara itu pihak penyidik Kejaksaan yang memeriksa kasus ini belum mau memberikan
komentar banyak atas temuan keterangan hasil konfrontir tersangka Effendi Syam dengan saksi
Biasa Sitepu sebagai akuntan publik tersebut. Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak
pidana korupsi itu terungkap setelah kejaksaan mendapatkan laporan adanya penyalahgunaan
kredit yang diajukan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor. Dalam kasus ini
pihak Kejati Jambi baru menetapkan dua orang tersangka, pertama Zein Muhamad sebagai
pimpinan Raden Motor yang mengajukan pinjaman dan tersangka Effedi Syam dari BRI yang
saat itu menjabat sebagai pejabat penilai pengajuan.

Analisi Dari Kasus :

Seorang akuntan publik seharusnya tidak boleh membuat laporang keuangan yang secara
disengaja menguntungkan satu pihak. Bukti yang terdapat dalam kasus ini yaitu ada empat
kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut oleh akuntan publik,
sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya. Akibat dari
pelanggaran etika profensi akuntansi tersebut semakin tipisnya kepercayaan masyarakat umum
untuk menggunakan jasa akuntan publik yang dapat membuat laporan secara jujur dan
terpercaya.

Anda mungkin juga menyukai