Anda di halaman 1dari 45

BAB III

ANALISA SITUASI

A. ANALISA HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN RUANGAN


1. Profil Rumah Sakit
Sejarah dan profil Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda. Rumah Sakit Umum Daerah A. Wahab Sjahranie
(RSUD AWS) merupakan salah satu dari 2 Rumah Sakit rujukan milik
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan merupakan Rumah Sakit
Rujukan tertinggi di Kalimantan Timur yang berkedudukan di kota
Samarinda. Diresmikan sebagai Rumah Sakit dengan nama RSUD AW.
Sjahranie pada tanggal 22 Februari 1986, dimana sebelumnya bernama
Landschap Hospital yang dibangun tahun 1933 pada zaman penjajahan
Belanda. Saat ini RSUD AW. Sjahranie merupakan Rumah Sakit kelas A
pendidikan dan sedang berproses untuk Akreditasi KARS Versi 2012
dimana sebelumnya sudah lulus dengan akreditasi madya menjadi
tingkat Paripurna.
Terkait hal ini maka semua staf dan terutama pihak manajemen
Rumah sakit berpartisipasi dalam proses akreditasi tersebut. Pada bulan
Februari 2014 RSUD AW Sjahranie telah melakukan operasi jantung
pertama kali yang bekerja sama dengan RSUP Jantung Harapan Kita
Jakarta. Berkat hal tersebut maka RSUD AW Sjahranie ditunjuk sebagai
Centre ke-10 di Indonesia untuk Operasi Jantung terbuka. Dengan
berbagai pencapaian yang telah ada sampai saat ini termasuk
peningkatan SDM dan Sumber daya lainnya maka Sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/390/2014 bahwa RSUD AW Sjahranie ditetapkan
sebagai salah satu dari 14 Rumah Sakit Rujukan Nasional.
RSUD Abdul Wahab Sjahranie terletak di Jalan Palang Merah
Indonesia, kecamatan Samarinda ulu kota Samarinda. RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda adalah rumah sakit kelas A pendidikan
milik pemerintah provinsi Kalimantan Timur sejak tahun 1993 atas
dasar SK Menkes no. 161/Menkes/SK/XIII/1993 yang ditetapkan di
Jakarta pada tanggal 15 Desember 1993.
Motto, Visi, Misi, Tujuan dan Peran
Adapun Motto, Visi, Tujuan dan Peran dari RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda yaitu :
a. Motto :
1) Respect / Santun
2) Excellent / Prima
3) Community / Bermasyarakat
4) Compassion / Semangat
5) Integritas / Jujur
6) Accountable / Tanggung Jawab
b. Visi :
Menjadi Rumah Sakit Bertaraf Internasional Pada Tahun 2018
c. Misi :
1) Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Bertaraf Internasional
2) Mengembangkan Rumah Sakit Sebagai Pusat Pendidikan dan
Penelitian di Bidang Kedokteran dan Kesehatan
d. Tujuan :
1) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya di
rumah sakit
2) Meningkatkan mutu pelayanan medis dan non medis di rumah sakit
3) Memberikan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat secara
professional
4) Meningkatkan kesejahteraan karyawan
5) Meningkatkan disiplin dan tata tertib pelaksanaan rumah sakit
e. Fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie
Sebagai rumah sakit yang baik dan demi terciptanya pelayanan yang
optimal, maka rumah sakit umum daerah Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda dilengkapi berbagai fasilitas yaitu fasilitas air bersih,
fasilitas listrik, fasilitas gas, fasilitas telekomunikasi dan fasilitas
pengobatan air limbah.
f. Program Unggulan, Sikap dan Jenis Pelayanan
Program unggulan, sikap dan jenis pelayanan di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda meliputi :
1) Program unggulan : stoke center, pelayanan jantung, kanker,
urology
2) Sikap : Senyum, Sapa, Salam, dan Ucapan terima kasih
3) Jenis pelayanan meliputi 46 macam pelayanan yaitu: poli
kebidanan dan kandungan, poli penyakit dalam, poli anak, poli
bedah umum, poli bedah tulang, poli bedah syaraf, poli bedah
urologi, poli syaraf, poli penyakit kulit dan kelamin, poli paru, poli
THT, poli mata, poli jantung, poli laktasi, poli khusus karyawan,
rehabilitasi medik, instalasi gawat darurat, radiologi: USG C-T
Scan, hyperthermia, MRI, angiografi, patologi klinik, patologi
anatomo, hemodialisa, instalasi kedokteran, kehakiman, instalasi
farmasi, rujukan spesialis ke rumah sakit tipe C dan D,
puskesmas, layanan pavilion teratai, layanan pavilion sakura,
ambulance 118 emergency dan layanan kesehatan diluar rumah
sakit, instalasi rawat inap, intalsi rawat jalan, laboratorium,
radioterapi, intalasi penunjang medic, farmasi, hemodialisa,
intensive care unit, kamar operasi, jadwal dokter, jaminan
kesehatan, system rujukan.

2. Profil Ruang Melati


a. Profil Ruangan
Ruang Melati merupakan bagian dari IRNA B yang melayani
perawatan pasien anak dengan klasifikasi infeksi, non infeksi dan
bedah. Ruang Melati memiliki kapasitas 13 kamar dengan
penggunaan kamar sebagai berikut: kamar 1 (perawatan
pulmonologi dan neurologi), kamar 2 (perawatan onkologi), kamar
4 (perawatan gastrointestinal), kamar 5 (perawatan bedah). kamar
6,7,8,9 (perawatan isolasi), kamar 10 (perawatan CMU), kamar 13
(perawatan khusus observasi), kamar 14 (perawatan kelas 2 untuk
perawatan semua kasus kecuali infeksi), kamar 15 (perawatan
kelas 1), dan kamar 16 (perawatan kelas 1).
Ruang rawat inap melati memiliki visi ruangan, yaitu
menjadikan perawatan anak sebagai tempat perawatan yang
memberikan perlindungan dan kenyamanan pada anak dengan
tidak menghambat tumbuh kembang anak, Motto ruang melati
adalah kesembuhan dan senyum anak-anak menjadi semangat
kami bekerja.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan tanggal 29 s/d 31 Mei 2017, meliputi
Struktur organisasi terdiri dari
1) Ketenagaan dan pasien
2) Sarana dan prasarana
3) Metode pemberian asuhan keperawatan
4) Pembiayaan
5) Pemasaran
Selanjutnya data yang diperoleh akan di analisis menggunakan
analisis SWOT, sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah
sebagai prioritas masalah utama.
B. Tenaga dan Pasien (M1-Man)
1. Struktur Organisasi Ruang Melati

Bagan 3.1
Struktur Organisasi Ruang Melati RSUD Abdul WahabSjahranie
Samarinda Tahun 2017

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR
PELAYANAN

KOORDINATOR PERAWATAN

ADMINISTRASI
Kepala Ruang IRNA
Ns. Sri Rohana S.Kep

Clinical Cast Manager


Ninawati Amd.Kep

Ketua Tim I Ketua Tim II


Siti Fatimah, S.Kep Marlia Hentika, Amd.Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


1. Yeni Nurhayati, S.ST 1. S.Irnawati. Amd.Kep
2. Nani Agus Rini, Amd.Kep 2. Fitria Ariyani, S.Kep
3. Ns. Hellen Dzianovalia S.Kep 3. Tri Meirita Amd.Kep
4. Nurmahayati Amd.Kep 4. Nur Amalya, Amd.Kep
5. Dzulfiqriyati Amd.Kep 5. Lina .A. Amd.Kep
6. Auliya Fahnida, S. Kep 6. Tiwi Oktavia Amd.Kep
7. Ns. Setiani Ningsih, S.Kep 7. Ns. Elly Fadly, S.Kep
8. Norlelawati Amd.Kep 8. Norma Yunita, Amd.Kep
9. Maria Stephani Amd.Kep 9. Danice Natalia Amd.Kep
10. Rinda Arianti Amd.Kep 10. Ns. Mince S.Kep
11. Tira Sumaryanti, Amd.Kep 11. Nurul .I. Amd.Kep
12. Henny Pratiwi S.ST 12. Ayu Dwi W, Amd.Kep
13. Fitria Ariyani Amd.Kep 13. Dyah Ajeng , Amd.Kep
14. Setiani Ningsih S.kep 14. Noviar, Amd. Kep
15. Eka Fitriyah, Amd.Kep 15. Shaulatiya, Amd.Kep
16. Dina Susana, Amd.Kep 16. Endah Setia .R. Amd.Kep
17. Citra Mega, Amd.Kep
Dalam pembagian struktur organisasi jelas terlihat pembagian tim, namun
untuk perawat pelaksana dalam pembagian tugas sesuai dinas.

2. Tenaga Keperawatan

Tabel 3.2 Tenaga Keperawatan Di Ruang Melati RSUD Abdul Wahab


Sjahranie Samarinda Tahun 2017 (n=20)

NO NAMA JABATAN GOL PEND

1 Ns. Sri Rohana P. S.Kep Karu IIIb Ners


2 Ninawaty, A.md. Kep CCM IIIa D3 Kep
3 Siti Fatimah, S.Kep Katim 1 Honor S.Kep
4 Marlia Hentika, A.Md. Kep Katim 2 Honor D3 Kep
5 Yenny Nurhayani., SST PP IVa D4 Kep
6 Nani Agus R., A.Md. Kep Pj. Obat IIId D3 Kep
7 Auliya Fahnida, S. Kep PP Honor S. Kep
8 Ayu Dwi W., Amd. Kep PP Honor D3
9 Ayu Suryani B, Amd. Kep PP Honor D3
10 Danice Natalia., Amd. Kep PP Honor D3
11 Dyah Ajeng., Amd. Kep PP PNS D3
12 Dzulfiqriati., A.md, Kep PP Honor D3
13 Fitri Ariani., Amd. Kep PP Honor D3
14 Hellen D., S.Kep PP Honor Ners
15 Heni Pratiwi., SST PP Honor D4
16 Lina Ayuningtias., Amd. Kep PP Honor D3
17 Maria Stephani, A.Md. Kep PP Honor D3
18 Norlelawati., Amd. Kep PP Honor D3
19 Normayunita., Amd. Kep PP Honor D3
20 Noviar., Amd. Kep PP Honor D3
21 Ns. Elly Fadly, S. Kep PP Honor Ners
22 Ns. Mince., S.Kep PP Honor Ners
23 Ns. Setiani ningsih., S.Kep PP Honor Ners
24 Nur Amalia A.md. Kep PP Honor D3
25 Nurmahayati., A.Md. Kep PP Honor D3
26 Nurul Istiqomah., Amd. Kep PP Honor D3
27 Rinda Arianti., Amd. Kep PP Honor D3
28 Rusdianty., Amd. Kep PP Honor D3
29 S. Imawati., S.Kep PP Honor S.Kep
30 Shaulatiya., Amd. Kep PP Honor D3
31 Tira Surmayanti., Amd. Kep PP Honor D3
32 Tiwi Octavia., Amd. Kep PP Honor D3
33 Tri Meyrita., Amd. Kep PP Honor D3
34 Endah Setya R, A.Md. Kep PP Honor D3
35 Eka Fitriyah, A.Md. Kep PP Honor D3
36 Dina Susana, A.Md. Kep PP Honor D3
37 Citra Mega A.Md. Kep PP Honor D3

Dari tabel 3.2 diatas didapatkan, bahwa jumlah tenaga D3


Keperawatan di ruang Melati yang honor adalah 31 orang dengan
persentasi 83,8 % dari total jumlah tenaga perawat diruang Melati.

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin Pegawai


di Ruang Melati Tahun 2017 (n=37)
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase %
1 Laki laki 0 0

2 Perempuan 37 100
Total 37 100

Berdasarkan tabel 3.3 jumlah pegawai di ruang Melati semuanya


perempuan yang mendominasi adalah perempuan di karenakan
perawatan kelas Melati mengutamakan pelayanan caring, pada dasarnya
tingkat caring pada perempuan lebih tinggi karena memiliki mother insting
3. Jumlah tenaga berdasarkan tingkat pendidikan

Table. 3.1
Jumlah Tenaga Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Ruang Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2016

No Tingkat
Jumlah Persentase (%)
Pendidikan
1 Ners 5 13,5 %

2 Sarjana
3 8,1 %
Keperawatan
3 D-IV Keperawatan 2 5,4 %
4 D-III Keperawatan 27 72%
Total 37 100 %

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah tenaga keperawatan diruang
melati berjumlah 37 orang dengan persentase tingkat pendidikan tertinggi
adalah DIII-Keperawatan (72,9%). Jumlah tersebut tentu sudah memenuhi
jumlah perawat professional yang harus ada disetiap ruangan menurut syarat
PPNI, yaitu berjumlah 85%. Sedangkan menurut PPNI sendiri pengertian
perawat professional adalah perawat yang minimal setaraf dengan pendidikan
D-III keperawatan.

4. Status Kepegawaian
Berdasarkan hasil data yang dikumpulkan status kepegawaian di ruang
Melati sebagai berikut :
Tabel 3.4 Daftar Status Kepegawaian di Ruang Melati RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017 (n=37)
No Status Pegawai Jumlah Persentase %
1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 5 13.5%
2 Honorer 32 86,5%
Total 37 100

Berdasarkan tabel 3.4 status kepegawaian perawat diruang Melati masih


mayoritas tenaga Honorer dengan jumlah 32 orang perawat dengan
persentasi 86,5%.
5. Jumlah tenaga non-keperawatan

Table.3.2
Jumlah Tenaga Keperawatan dan Non Keperawatan
Di Ruang Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2016
Persentase
No Jabatan Jumlah
(%)
1 Dokter spesialis anak 7 33,33 %
2 Dokter spesialis bedah anak 3 14,30 %
3 Dokter CM 1 4,76 %
4 Administrasi 2 9,52 %
5 POS 2 9,52 %
6 Cleaning Service 5 23,81 %
7 Ahli Gizi 1 4,76 %
Total 21 100 %

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah tenaga non keperawatan
diruang melati berjumlah 21 orang yang terdiri dari Dokter spesialis anak,
Dokter spesialis bedah anak, Dokter CM, Administrasi, POS, Cleaning
Service, Ahli Gizi dengan persentase 100%.
6. Jumlah tingkat ketergantungan
Table 3.3
Jumlah tingkat ketergantungan (Tgl 29 Mei 2017 )Di ruang Melati RSUD
Abdul Wahab Sjahranie SamarindaTahun 2017

Klasifikasi tingkat ketergantungan Jumlah Klien

Minimal Parsial Total


0 49 1 50
0 98% 2% 100%
Table.3.4
Jumlah tingkat ketergantungan (30 Mei 2017 )Di ruang Melati RSUD Abdul
Wahab Sjahranie SamarindaTahun 2017

Klasifikasi tingkat ketergantungan Jumlah Klien

Minimal Parsial Total


44
0 43 1
0 98% 2% 100%

Table.3.5
Jumlah tingkat ketergantungan (31 Mei 2017 )Di ruang Melati RSUD Abdul
Wahab Sjahranie SamarindaTahun 2017

Klasifikasi tingkat ketergantungan Jumlah Klien

Minimal Parsial Total


47
0 46 1
0 98% 2% 100%

Tiap unit bangsal harus mempunyai perencanaan sistem ketenagaan


keperawatan untuk melaksanakan kebutuhan pelayanan setiap shift kebutuhan
staff keperawatan dasar adalah jumlah minimal dari tenaga keperawatan setiap
unit/bangsal, sesuai dengan kebijakan rumah sakit yang menentukan :
a) Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
b) Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun :
1) Jumlah hari minggu = 53 minggu
2) Jumlah hari libur nasional = 14 hari
3) Jumlah cuti pertahun = 12 hari
Total hari libur kerja non efektif adalah = 79 hari
c) Perhitungan jumlah jam kerja pertahun
1) Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun jumlah hari kerja non efektif
dalam 1 tahun = 365 79 = 286 hari
2) Jumlah minggu = 286 : 7 = 41 minggu
3) Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun = 41 minggu x 40 jam = 1640 jam
7. Jumlah kebutuhan tenaga perawat
a. Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Douglas
Tabel 3.6
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan Di ruang Melati RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tanggal 29 Mei 2017
No Kategori Pagi Sore Malam
1 Minimal 0 0 0
2 Parsial 49 x 0,27 = 49 x 0,15 = 49 x 0,10 =
13,23 7,35 4,9
3 Total 1 x 0,36 = 1 x 0,30 = 1 x 0,20 =
0,36 0,30 0,20
Total 13,59 7,65 5,1

Total tenaga perawat/hari pada tanggal 29 Mei 2017


Pagi : 13,59 = 14 orang
Sore : 7,65 = 8 orang
Malam : 5,1 = 5 orang +
Total = 27 orang

Tabel 3.7
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan Di ruang Melati RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tanggal 30 Mei 2017
No Kategori Pagi Sore Malam
1 Minimal 0 0 0
2 Parsial 43 x 0,27 = 43 x 0,15 = 43 x 0,10 =
11,61 6,45 4,3
3 Total 1 x 0,36 = 1 x 0,30 = 1 x 0,20 =
0,36 0,30 0,20
Total 11,97 6,75 4,5

Total tenaga perawat/hari pada tanggal 30 Mei 2017


Pagi : 11,97 =12 orang
Sore : 6,75 = 7 orang
Malam : 4,5 = 5 orang +
Total : = 24 Orang
Tabel 3.7
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan Di ruang Melati RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda Tanggal 31 Mei 2017

No Kategori Pagi Sore Malam


1 Minimal 0 0 0
2 Parsial 46 x 0,27 = 46 x 0,15 = 46 x 0,10 =
12,42 6,9 4,6
3 Total 1 x 0,36 = 1 x 0,30 = 1 x 0,20 =
0,36 0,30 0,2
Total 12,78 7,2 4.8
Total tenaga perawat/hari pada tanggal 31 Mei 2017
Pagi : 12,78 = 13 orang
Sore : 7,2 = 7 orang
Malam : 4,8 = 5 orang +
Total = 25 Orang

Dari hasil wawancara dan observasi selama 3 hari, didapatkan jumlah


perawat yang dinas tanggal 29-31 Mei 2017 sudah sesuai dengan
kebutuhan jumlah tenaga diruangan.

b. Untuk perhitungan jumlah tenaga perlu ditambah (faktor koreksi) yaitu hari
libur/cuti/hari besar (Loss day)
Rumus :

+ +

+ +
= , =

Jadi, tenaga yang diperlukan adalah :


Tenaga yang ada + faktor koreksi = 37 + 10 = 47 orang perawat

c. Metode ini dikembangkan oleh Ilyas sejak tahun 1995, rumus dasar dari
formula ini adalah sebagai berikut:
365
=
285/
7 (80 % 59 ) 365
=
(285 7 )
120596
= ( 1995)
= 60, 4

Jadi , jumlah tenaga perawat menurut ilyas 60 orang perawat


d. Metode Gillies
Perhitungan tenaga perawat berdasarkan rumus Gillies
365
=
(365 )/

Keterangan :

A: Jam perawatan/24 jam, yaitu waktu perawatan yang dibutuhkan pasien


B : Sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
C : Jumlah hari libur
Jumlah tenaga perawat di ruang Melati :
7 (80%59) 365 120596
= = 60
(365 78) 7 2009

hasil wawancara dan observasi selama 3 hari, didapatkan jumlah tenaga


yang ada di ruangan Melati adalah 37 orang sudah termasuk dengan kepala
ruangan. Kebutuhan perhitungan tenaga perawat masih kurang ditambah
lagi 3 orang cuti, sehingga tenaga keperawatan yang efektif saat ini
berjumlah 34 orang. Dari hasil perhitungan berdasarkan metode loss day
didapatkan jumlah tenaga perawat yang ideal adalah 37 orang kemudian
ditambah dengan faktor koreksi 10 orang sehingga jumlah tenaga perawat
yang dibutuhkan adalah 47 orang perawat, sedangkan jumlah perawat yang
terdapat sekarang di ruang Melati hanya berjumlah 37 orang. Metode illyas
dan metode gillies di dapatkan jumlah tenaga perawat yang ideal yaitu 60
orang. data di atas yang telah di peroleh yang tepat di gunakan untuk
menghitung ketenagaan di ruang melati menggunakan rumus loss day.

8. BOR (Bed Occupancy Ratio) = Angka penggunaan tempat tidur)


BOR menurut Huffman (1994) adalah the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a period under consideration. Sedangkan
menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI,2005)
Rumus :

100%
( )

50
29 2017 100% = 84,7 % = 85%
59

44
30 2017: 100% = 74,5 % = 75%
59

47
31 2017 100% = 79,6 % = 80%
59

Dari hasil observasi selama 3 hari didapatkan nilai BOR rata-rata sebanyak
80% sehingga dapat dilihat bahwa persentase pemakaian tempat tidur tahun
2017 adalah ideal.

9. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Huffman (1994) adalah the average hospitalization stay of
impatient discharged during the period under consideration. ALOS menurut
Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
di samping memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,2005)
Rumus ALOS :
( )
a. =
( (+))

131
= 29 2017
15

= 8,7 = 9 hari

34
b. = 30 2017
4

= 8,5 = 9 hari
11
c. 31 2017
1

= 11 hari

10. TOI ( Turn Over Interval = Tenggang Perputaran )


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1 3 hari.
Rumus TOI :
( )
( ( + ))

(59 3 ) 176
(20)

177176
= 0,05
20

11. BTO ( Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur )


BTO menurut Huffman (1994) adalah the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat
tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun
satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
( + )
( )

2952
2016 = 46,125 = 46
64

Perhitungan perbulan di bulan 2017..

207
2017 = 3,5 = 4
59

204
2017 = 3,4 = 3
59
192
2017 = 3,2 = 3
59

436
2017 = 7,3 = 7
59

206
2017 = 3,4 = 3
59

Dari perhitungan data didapatkan nilai BTO dilihat dari tahun 2016 sebesar
46 kali dan ditahun 2017 dari bulan januari 2017 4 kali/bulan, februari 3
kali/bulan, maret 3 kali/bulan, Aprill 7 kali/bulan, April 7kali/bulan, Mei 3
kali/bulan sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi tempat tidur adalah
idealnya yaitu 48 kali.

C. Sarana dan Prasarana ( M2 Material )


1) Lokasi dan denah ruangan
Proses penerapan praktikan Manajemen keperawatan mahasiswa
Program Profesi Ners STIKES Wiyata Husada Samarinda, mengambil
tempat di ruang Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie samarinda.
2) Peralatan dan Fasilitas
a) Data Tempat Tidur Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan gambaran tempat tidur di
Ruang Melati dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.8
Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur Di Ruang Melati RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2016
TIM 1 TIM 2
Kamar Jumlah Bed Kamar Jumlah Bed
1 5 Bed 4 6 Bed
2 10 Bed 5 11 Bed
13 2 Bed 6 2 Bed
14 4 Bed 7 2 Bed
15 2 Bed 8 2 Bed
16 2 Bed 9 2 Bed
R. Bermain 1 ruangan 10 9 Bed
Jumlah total bed tim 1 + tim 2 = 25 + 34 = 59 bed

Berdasarkan tabel di atas total jumlah bed di ruang melati = 59


bed dan setiap kamar mendapatkan fasilitas yang sama.
b) Sarana dan prasarana petugas kesehatan
- Ruang kepala ruangan berada di depan tepatnya disebelah
kanan pintu masuk ruangan.
- Masing-masing tim memiliki Nurse Stationyang terpisah,
berada di bagian tengah ruangan.
- Kamar mandi dan WC jadi satu dengan Nurse
stationdanterpisah dari rungan perawatan.
- Ruang konsultasi dokter bergabung dengan nurse station
- Ruang pertemuan perawat berada didepan nurse station
- Ruang administrasi bergabung dengan nurse station
- Ruang dokter muda bergabung dengan nurse station

c) Sarana dan Prasarana untuk pasien


Tabel.3.9
Daftar Fasilitas Untuk Pasien Di ruang Melati RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2016

No Nama Alat Jumlah Kondisi Keterangan

1 Tempat tidur/bed 64 Baik


2 Lemari 65 Baik
3 KM dan WC 18 Baik
4 Kipas Angin 3 Baik
AC 24 Baik
5 Jam Dinding 3 Baik
6 Tempat Sampah 18 Baik
7 Timbangan 3 Baik Infant 1,
dewasa2
8 Wastafel 5 Baik
9 Alat Pemadam 2 Cukup Berada di tim I
baik dan tim II
d) Peralatan dan sarana kesehatan

Table.3.10
Daftar Peralatan dan Sarana Kesehatan Di Ruang Melati
RSUD Abdl Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2016

No Nama Barang Jumlah Kondisi

1 Stetoskop 10 Baik
2 Tensi meter 4 Baik
3 Thermometer 5 Baik
4 Senter 2 Baik
5 Gluko Test 4 Baik
6 Set Perawatan Luka CCSD Baik dan
Lengkap
7 Set Lumbal Fungsi CCSD Baik dan
lengkap
8 Tromol Tidak ada Tidak ada
9 Korentang dan tempat Tidak ada Tidak ada
10 Bengkok 4 Baik
11 Gunting Perban 2 Baik
12 Kom CCSD Baik
13 Standar Kom CCSD Baik
14 Skerem 3 Baik
15 Telepon 4 Baik
16 Almari alat tenun 1 Baik
17 Almari obat 4 Baik
18 Lemari es untuk obat 2 Baik
19 Pojok laktasi 1 Baik

20 Regulator O2 Dinding 14 Baik


21 Regulator O2 Tabung 4 Baik
Kecil
22 Regulator tabung besar 9 Baik
23 O2 Dinding 27 Baik
24 Tabung O2 kecil 4 Baik
25 ECG 1 Rusak
26 Suction 3 Baik
27 Nebulizer 4 2 Baik 1
Rusak
28 Urinal 5 Baik
29 Syring Pump 2 Baik
30 Infusion Pump 2 Baik
29 Lampu bacaan foto 2 Baik
30 Autoclave Tidak ada Tidak ada
31 Standart infuse 70 30 baik 40
rusak
32 Ambu bag 2 Baik
33 Resusisator 2 Baik
34 Laryagoscope 2 Baik
35 Mayo 3 Baik
36 Monitor 2 Baik
37 Lemari Dokumen 3 Baik
38 Branchard / Bed 5 Baik
transport
39 Kursi roda 6 2 Baik dan 2
Rusak
40 Lampu darurat 4 ada

e) Administrasi Penunjang
Tabel 3.11
Daftar Administrasi Penunjang di Ruang Melati RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2016
No Nama Barang Keterangan
1 Buku timbang terima Ada
2 SOP dan SAK Ada
3 Buku obat dan alat Ada
4 Format Pemberian obat Ada
5 Format discharge planning Ada
6 Format persetujuan tindakan pasien Ada
7 Format persetujuan pulang atas permintaan Ada
sendiri
8 Format pengirian laboratorium Ada
9 Format konsul dokter Ada
10 Format cek list operasi Ada
11 Format visite harian Ada
12 Format surat kematian Ada
13 Format surat kematian Ada
14 Format keterangan pengambilan jenazah Tidak ada
15 Jadwal dokter jaga Ada
16 Format rehabilitasi medik Ada
17 Format penolakan tindakan ada Ada
18 Format permintaan pemeriksaan radiologi Ada
19 Format perminaan darah untuk transfusi Ada
20 Format gravik vital sign Ada
21 Daftar dinas pegawai keperawatan Ada
22 Papan jadwal operasi Ada

Dari data pengkajian diatas, sebagaian besar peralatan di ruang


Melati masih belum memenuhi standart jumlah yang ditetapkan,
dengan membandingkan jumlah pasien yang ada.
Alat-alat tersebut telah dimanfaatkan oleh ruangan secara optimal
sesuai dengan kebutuhan pasien. Alat-alat yang rusak sudah
diusulkan dan dalam proses pengadaan. Untuk pemiliharan alat-
alat kesehatan belum dilaksanakan sesuai dengan program, hal
tersebut terlihat banyaknya alat-alat kesehatan yang hilang dan
rusak. Perawatan alat hanya dilakukan pada saat kondisi ada
kerusakan.

D. Metode asuhan keperawatan ( M3-Method)


1) Penerapan Metode Tim di ruang Melati
Penerapan Metode Tim di ruang Melati menggunakan metode
TIM, dimana pasien yang dirawat inap di kelola oleh dua TIM, TIM
1 mengelola pasien di kamar 1, 2, 13, 14, 15,16 dan R. Bermain
sedangkan TIM II mengelola pasien di kamar 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan
10. Dalam pelaksanaannya perawat pelaksana dalam kedua TIM
dipilih setiap harinya. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan
ruangan mengacu pada visi dan misi yang ada. Tindakan dan
asuhan keperawatan yang diberikan diruangan berdasarkaan
SOP dan SAK.
Berdasarkan perhitungan jumlah tenaga menurut Douglas, tenaga
yang membantu optimalisasi penerapan metode tim masih kurang.
Berdasarkan hasil wawancara pembagian anggota tim telah
ditetapkan oleh kepala ruangan. Untuk ketua tim ditetapkan
secara periodeoleh kepala ruangan.
2) Timbang Terima
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama 3 hari yaitu
dari tanggal 29 Mei 31 Mei 2017, didapatkan kegiatan timbang
terima dilakukan setiap pergantian shift, yaitu pagi jam 07.30, sore
14.30, dan malam 21.30. Timbang terima dilakukan oleh perawat
yang selesai jam kerja dan perawat yang masuk shift kerja
selanjutnya di ruang pertemuan perawat. Timbang terima
dilakukan di ruang pertemuan perawat untuk membahas kondisi
klien. Timbang terima mencakup nama pasien, kondisi pasien,
rencana tindakan, dan observasi pada pasien. Selanjutnya
perawat yang akan dinas melakukan validasi data dengan
membawa buku laporan perawat diikuti perawat dinas shift
sebelumnya. Ada SOP yang baku tentang timbang terima dari
Rumah Sakit.

Saran dan Usulan :


Diharapkan timbang terima dilakukan oleh semua anggota
perawat yang akan berganti dinas dan perawat shift selanjutnya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima (Nursalam,


2013)
a) Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift
b) Dipimpin oleh kepala ruangan atau ketua tim
c) Dilaksanakan oleh semua perawat yang telah dan yang akan
dinas
d) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis
dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga
kerahasiaan pasien.
e) Overan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
f) Pada saat operan di kamar pasien, menggunakan volume
suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak
mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung
didekat pasien.
g) Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan syok
sebaiknya di bicarakan di nurse station.

Bagan 3.2
Alur operan / timbang terima/hand over (Nursalam , 2013)

Pasien

Diagnosis Medis Diagnosa Keperawatan


Masalah Kolaboratif (didukung data)

Tindakan
Telah dilakukan Belum dilakukan

Perkembangan/keadaan
pasien

Masalah :
1. Teratasi
2. Belum teratasi
3. Teratasi sebagian
4. Muncul masalah baru
3) Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan serta CCM
di Ruang Melati diperoleh informasi bahwa sebagian dari mereka
mengerti tentang ronde keperawatan tapi tidak pernah dilakukan.
Berdasarkan hasil observasi kemungkinan yang menjadi kendala
dalam kegiatan ronde keperawatan karena jumlah tenaga perawat
yang tidak sebanding dengan jumlah pasien, kesibukan tim
kesehatan yang lain
Saran :
Diadakan sosialisasi tentang ronde keperawatan kepada seluruh
staff dan dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan.

4) Supervisi Keperawatan
Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan dari
tanggal 29-31 Mei 2017, didapatkan bahwa data supervisi
diruangan dilakukan oleh kepala ruangan untuk pagi hari dan piket
keperawatan pada sore dan malam hari, sedangkan supervisi
Askep, kondisi pasien dan kinerja staff belum ada format yang
baku dan piket keperawatan hanya melakukan supervisi absen
kehadiran perawat dan kondisi pasien di ruangan. Belum ada
format supervisi yang baku yang digunakan oleh kepala ruangan.
Saran :
a) Supervisi keperawatan sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh
kepala ruangan, tapi ketua tim dapat melakukan supervisi
terhadap anggota lain.
b) Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan pada saat, pada waktu
mulai shift, sepanjang hari dinas, sekali dalam sehari
Disediakannya format kegiatan supervisi yang meliputi :
- Instrumen supervisi Asuhan Keperawatan Pasien Secara
Langsung
- Instrumen Supervisi Pada Kepala Ruangan
- Instrumen Supervisi Pada Perawatan Primer / Ketua Tim
5) Discharge Planning
Discharge Planning di ruang melati dilakukan pada pasien yang
sudah diperbolehkan pulang. Discharge planning dilakukan oleh
perawat. Berdasarkan hasil wawancara, proses dari discharge
planning yang dilakukan dengan cara perawat yang bertugas pada
shift tersebut yang bertugas mengisi dan yang merencanakan
discharge planning kemudian dilaporkan kepada ketua tim.
Hasil observasi didapatkan discharge planning telah diisi.
Format Pengkajian Discharge Planning Ruang Melati

Discharge Planning Nama :


Tanggal MRS : Umur :
Tanggal KRS : No. Register :
Ruang :
( i ) Pulang dari rumah sakit dengan keadaan :
o Sembuh
o Meneruskan dengan obat jalan
o Dirujuk
o Pindah rumah sakit lain
o Pulang paksa
o Melarikan diri
o Meninggal
( ii )Kontrol
o Waktu :
o Tempat :
( iii ) Lanjutan perawatan di rumah
.......................................................................................................
...........
.......................................................................................................
...........
( iv) Aturan Diet / Nutrisi
.......................................................................................................
...........
.......................................................................................................
...........
(v) Obat-obatan yag masih diminum dan dosisnya
..........................................................................................................
..........
..........................................................................................................
...........

6) Hasil Pengkajian data di ruang Melati


Hasil pengkajian pada praktik manajemen merupakan tahap awal dari
kegiatan praktik yang dilakukan dari tanggal 29-31 Mei 2017 didapatkan
data sebagai berikut :
Kepuasan Pasien terhadap kinerja perawat
Pelaksanaan evaluasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan kuisioner yang berisi 22 pertanyaan.

Tabel 3.11 Frekuensi deskriptif Kepuasan Pasien Kategori


Kepuasan Di Ruang Melati RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda Tahun 2017
Kepuasan pasien Frekuensi Persen
Puas 25 orang 67,57 %
Tidak Puas 12 orang 32,43%
Total 37 orang 100 %

Berdasarkan hasil kueisioner tingkat kepuasan yang kami


bagikan kepada 37 pasien di ruang Melati didapatkan bahwa tingkat
kepuasan pasien di ruang Melati terkait pelayanan keperawatan
sudah merasa puas, namun beberapa pasien yang menyatakan
merasa kurang puas terhadap pelayanan yaitu yang berkaitan
dengan:
Masalah :
1. Responden ( orang tua pasien ) menyatakan alat- alat yang
dibutuhkan seperti pispot, urinal, alat mandi belum siap bila
diperlukan.
2. Responden ( orang tua pasien ) menyatakan bahwa perawat tidak
membantu mereka dalam melakukan berbagai kegiatan, antara
lain: Personal hygiene pasien (Memandikan), Latihan Gerak
(Mobilisasi).
3. Responden ( orang tua pasien ) menyatakan bahwa ada
beberapa perawat yang kurang ramah dalam berkomunikasi
seperti cara menegur keluarga pasien, dalam hal ketidakpahaman
tentang peraturan di ruangan.
h. Hasil Analisis Pengkajian Manajemen di Ruang Perawatan Melati
1) Kepala Ruangan Melati
Hasil pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner
diperoleh hasil pengkajian terhadap Kepala Ruangan Melati
dengan hasil berikut :
Data Umum :
Usia : 42 tahun
Pendidikan Terakhir : Ners
Massa Kerja : 17 Tahun
Lama Jabatan :
Status Kepegawaian : PNS

a) Fungsi Perencanaan
Tabel 3.12 Fungsi Perencanaan Karu Di Ruang Melati
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2017

Indikator Jumlah Persentase %

Dilaksanakan 12 100
Tidak dilaksanakan 0 0
Total 12 100

Hasil data yang dikumpulkan melalui kuesioner Kepala


Ruangan Melati didapatkan data bahwa Kepala Ruangan
Melati melaksanakan tugas dan rencana kerja sesuai dengan
Visi, Misi Rumah Sakit, Kepala Ruangan juga diikutsertakan
didalam penyusunan rencana strategi bidang keperawatan,
melaksanakan tugas perencanaan, terutama rencana bulanan
seperti jadwal dinas, dan pembagian tugas perawat. Rencana
harian berupa tugas keperawatan harian yang diberikan pada
saat pembinaan pre dan post conference, namun untuk
rencana harian tidak tersedia format rencana harian PP,
Katim, Karu. Rencana harian terdokumentasi di buku pre dan
post conference. Rencana tahunan seperti pemberian
pelatihan dan pendidikan. Kepala Ruangan melati telah
mengajukan pelatihan bedah anak untuk meningkatkan
kompetensi perawat pada bulan Oktober 2017 kepada dua
perawat.
Kepala Ruangan telah Karu membuat dan mengajukan
perencanaan anggaran, perencanaan fasilitas dan sarana
dalam menunjang kegiatan keperawatan, serta Karu
mensosialisasi setiap kebijakan prosedur dan peraturan
organisasi keperawatan. Karu sudah mempunyai perencanaan
untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan.

b) Fungsi Pengorganisasian
Tabel 3.13 Fungsi Pengorganisasian Di Ruang Melati
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2017

Indikator Jumlah Persentase

Dilaksanakan 7 90 %
Tidak dilaksanakan 1 10 %
Total 8 100

Hasil data didapatkan bahwa karu sudah melaksanakan


fungsi pengorganisasian walaupun belum optimal, hal ini
dikarenakan belum ada landasan teori dan alur yang jelas.
Metode yang digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan di ruang Melati adalah metode TIM tetapi masih
belum maksimal dikarenakan jumlah tenaga perawat lebih
sedikit dibanding jumlah pasien di ruang Melati. Karu
mempunyai uraian tugas yang menjadi acuan dalam bekerja.
Karu belum optimal dalam membagi tugas kepada PP sesuai
dengan kompetensi dan pendidikannya.
c) Fungsi Ketenagaan
Tabel 3.14 Fungsi Ketenagaan Di Ruang Melati RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun
2017

Indikator Jumlah Persentase

Dilaksanakan 6 66,67 %
Tidak dilaksanakan 3 33,33 %
Total 9 100 %

Berdasarkan hasil kuesioner yang dikumpulkan diperoleh


data bahwa kepala ruangan telah melaksanakan fungsi
ketenagaan, kebutuhan tenaga di ruang Melati belum
memadai, Karu memberikan kesempatan kepada SDM untuk
melanjutkan pendidikan formal serta mengikuti pelatihan-
pelatihan keperawatan, pembuatan Jadwal dinas dibuat oleh
Karu dan CCM, Karu memberi orientasi pada tenaga perawat
baru diruangan.

d) Fungsi Pengarahan
Tabel 3.15 Fungsi Pengarahan Di Ruang Melati RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017

Indikator Jumlah Persentase

dilaksanakan 9 100 %
Tidak dilaksanakan 0 0%
Total 9 100 %

Berdasarkan hasil kuesioner yang dikumpulkan diperoleh


data bahwa kepala ruangan sudah melakukan fungsi
pengarahan dengan baik dan komunikatif. Kepala ruangan
juga memberikan motivasi kepada staf untuk bekerja dengan
lebih baik, seperti : menyampaikan hal-hal penting
berhubungan dengan pasien safety dalam pre dan post
comprens, melakukan pertemuan rutin diruangan 1 kali dalam
1 bulan, Karu telah melakukan supervisi namun supervisi yang
dilakukan tidak terjadwal dan tidak terstruktur (belum ada
format supervisi). Karu sudah memberikan reward secara lisan
kepada staf yang berprestasi. Karu memberikan punishment
kepada Staf yang kurang disiplin dalam bentuk teguran. Karu
melakukan delegasi tugas kepada wewenang dan
menerapkan manajemen konflik bila ada permasalahan
diruangan dengan cara menganalisa lebih dahulu, mencari
masalahnya lalu dicari jalan keluarnya.

Masalah :
Supervisi yang dilakukan belum terjadwal dan terstruktur
karena tidak ada panduan yang dipakai
e) Fungsi Pengendaliaan
Tabel 3.16 Fungsi Pengendalian Karu Di Ruang Melati
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2017

Indikator Jumlah Persentase %

Dilaksanakan 11 100
Tidak dilaksanakan 0 0
Total 11 100

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, dapat diketahui


bahwa kepala ruangan Melati telah melakukan pengendalian
mutu di ruangan. Adapun hambatan dalam peningkatan mutu
pelayanan keperawatan di ruangan adalah adanya beban
kerja yang meningkat menyebabkan mutu pelayanan belum
maksimal. Pelaksaanaan dalam mengaudit dokumentasi
asuhan keperawatan rutin dilakukan secara internal ruangan.
Audit SPO dan SAK dilakukan, namun tidak terjadwal. Untuk
meningkatan program pengendalian mutu di RS AWS telah
memiliki sistem laporan insiden secara online dan akan
ditindaklanjuti ke bagian mutu pelayanan keperawatan.
Masalah : Tidak Ada
2) Clinical Care Manager (CCM) ruangan melati
Ruangan memiliki Clinical Care Manager (CCM) yang
bertugas melakukan evaluasi tentang mutu asuhan keperawatan,
mengkoordinasi, mengarahkan dan mengevaluasi mahasiswa
praktik serta membahas dan mengevaluasi tentang implementasi
MPKP. Clinical Care Manager (CCM) bekerjasama dengan PP
menvalidasi setiap diagnosa keperawatan yang sudah ditetapkan
oleh PP. Clinical Care Manager (CCM) menganalisis data klien
berdasarkan dokumentasi,
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada
Clinical Care Manager (CCM) diruangan melati didapatkan data,
menurut Clinical Care Manager (CCM) supervisi dapat
meningkatkan efektivitas kerja staf dengan metode pengarahan
dan bimbingan yang dilakukan kepada staf dengan berdiskusi.
Kendala yang terjadi di lapangan, khususnya di ruangan melati
belum terjadwal karena keterbatasan waktu dan tenaga.
Masalahnya :
- Supervisi yang dilakukan belum terjadwal dan terstruktur
karena tidak ada panduan format penilaian yang dipakai dan
keterbatasan waktu serta tenaga

3) Ketua TIM ruangan melati


Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada kedua katim
ruang melati diperoleh data sebagai berikut :
a) Fungsi Perencanaan
Tabel 3.17 Fungsi Perencanaan Di Ruang Melati RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017

Indikator Jumlah Persentase %

Dilaksanakan 4 100
Tidak dilaksanakan - -
Berdasarkan hasil kuesioner dan hasil observasi,
didapatkan data bahwa 100% Katim Ruangan Melati telah
melaksanakan fungsi perencanaan dengan baik, memiliki
rencana harian dan bulanan namun belum memiliki format
perencanaan yang baku.
b) Fungsi Pengorganisasian
Tabel 3.18 Fungsi Pengorganisasian Katim Di Ruang
Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017

Indikator Jumlah Persentase %

Dilaksanakan 10 100
Tidak dilaksanakan - -
Total 10 100

Berdasarkan hasil data dari kuesioner sebanyak 100 %


Katim Ruang Melati telah melaksanakan Fungsi
pengorganisasian. Katim memahami uraian tugas dan dan
melaksanan tugas sesuai dengan SOP dan SAK. Di ruangan
melati dilakukan pertemuan rutin antara katim dengan perawat
terkait asuhan keperawatan. Metode yang dilakukan diruangan
melati adalah MAKP dan belum efektif dalam pelaksanaannya.
Ruangan melati melakukan pre dan post conference
setiap hari sesuai dengan SOP dan SAK.

c) Fungsi Ketenagaan

Tabel 3.19 Fungsi Ketenagaan Katim Di Ruang Melati


RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2017
Persentase
Indikator Jumlah
%
Dilaksanakan 2 75 %
Tidak dilaksanakan 1 25%
Total 3 100

Berdasarkan hasil data kuesioner katim ruang melati


telah melaksanakan fungsi ketenagaan, kebutuhan tenaga di
ruangan belum memadai terlihat dari beban kerja dan
mobilisasi tinggi, misalnya dalam melakukan tindakan
keperawatan lebih banyak membutuhkan waktu, karena
pasien diruangan melati mayoritas anak anak membutuhkan
pendekatan yang lebih ekstra.
Masalah :
- Beban Kerja dan tanggung jawab tinggi tetapi imbalan
tidak sesuai

d) Fungsi Pengarahan
Tabel 3.20 Fungsi Pengarahan Katim Di Ruang Melati
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2017

Indikator Jumlah Persentase %

Dilaksanakan 7 100 %
Tidak dilaksanakan - -
Total 7 100 %
Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data bahwa katim
ruangan Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie telah
melaksanakan fungsi pengarahan dengan baik. Pengarahan
dari katim diberikan kepada perawat pelaksana terkait
tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien dan
katim mendapatkan motivasi dari kepala ruangan untuk
pengembangan diri, supervisi melakukan bimbingan.
e) Fungsi Pengendaliaan
Tabel 3.21 Fungsi Pengendalian Katim di Ruang Melati
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2017
Indikator Jumlah Persentase %

Dilaksanakan 3 60 %
Tidak dilaksanakan 2 40 %
Total 5 100

Berdasarkan hasil data kuesioner yang diperoleh 60 %


Katim melaksanakan fungsi pengendalian dengan baik, namun
belum ada form khusus untuk mengevaluasi perawat
pelaksana terkait dengan pengendalian mutu pelayanan.
3) Perawat Pelaksana Ruangan Melati

Tabel 3.24 Manajamen perawat pelaksana di Ruangan Melati


RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017

Indikator Jumlah Persentase %

Dilaksanakan 15 71,4
Tidak dilaksanakan 6 28,6
Total 21 100

Berdasarkan data kuesioner diatas, dapat disimpulkan


bahwa 71,4 % perawat pelaksana di ruangan melati mengatur
manajemen kerja sudah cukup baik, namun dari segi
perencanaan tidak semua perawat melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan pembagian tugas yang diberikan. Sistem
pemberian asuhan keperawatan berdasarkan TIM yang dibagi
menjadi dua. Pemberian asuhan keperawatan belum
mengklasifikasikan secara spesifik tingkat ketergantungan pasien
(total, parsial, minimal) namun di bagi menjadi TIM 1 dan TIM 2.
Pendekatan yang digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan menggunakan proses keperawatan dan rutinitas
tugas.
Dari segi pengorganisasian perawat pelaksanan mendapat
bimbingan dari ketua TIM dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, bentuk bimbingan yang di berikan oleh ketua tim
adalah secara lisan dalam bentuk diskusi, waktu bimbingan
dilakukan saat pre dan post conference, hal yang memotivasi
perawat pelaksana dalam melaksanakan asuhan keperawatan
adalah kewajiban sebagai perawat, dan ketua tim memberikan
pengarahan serta pembagian tugas tindakan yang akan diberikan
pada pasien serta pembagian tugas pada masing-masing anggota
TIM. Bimbingan yang diberikan berupa bimbingan langsung
selama melaksanakan tugas dan koreksi terhadap dokumentasi
asuhan keperawatan. Waktu bimbingan yang diberikan pada
perawat pelaksana saat terus-menerus selama memberikan
asuhan keperawatan, namun tidak ada koreksi khusus terhadap
asuhan keperawatan pada pasien yang memiliki masalah yang
tidak teratasi. Adapun motivasi perawat melakukan asuhan
keperawatan sebagian besar karena kewajiban profesi dan
tuntutan profesi, bahkan karena tunjangan yang diberikan.
Dari segi pengarahan perawat pelaksana sudah memahami
cara pendokumentasian asuhan keperawatan yang benar sesuai
dengan standar (SAK). Di ruangan tersedia SAK dengan 10
penyakit teratas yang mengacu NANDA NOC NIC, pengkajian
dilakukan pada saat pasien masuk, pendokumentasian atas
tindakan yang dilakukan masih kurang, perawat sudah
mengidentifiksikan identitas pasien dengan tepat.
Dari segi pemgendalian, sebagian besar perawat pelaksana
mendapatkan umpan balik atas pelaksanaan asuhan keperawatan
dari ketua tim, pemberian penghargaan dari kepala ruangan
masih dalam proses penilaian bagi perawat yang berprestasi serta
sanksi dari kepala ruangan bagi perawat yang bermasalah berupa
teguran , terdapat pembinaan khusus dari kepala ruangan bagi
perawat yang bermasalah, secara keseluruhan perawat
pelaksana merasa puas di RSUD AWS Samarinda.

Masalah perencanaan :
Belum maksimalnya penerapan metode tim
SAK yang tersedia masih mengacu pada sepuluh penyakit
terbanyak (diagnosa medis) dan belum ada revisi.
Tindakan yang dilakukan belum sesuai SOP

Masalah pengorganisasian :
Pendelegasian tugas tidak sesuai dengan job description.
Koreksi khusus terhadap asuhan keperawatan yang belum
teratasi tidak dilakukan

Masalah pengendalian :
Kegiatan mutu pelayanan keperawatan diruang melati belum
optimal.

Masalah pengarahan :
SAK belum diperbaharui.
Pelaksanaan asuhan keperawatan belum sesuai SOP.

4) Kepuasan kerja perawat

Tabel 3.25 Kepuasan kerja perawat pelaksana di Ruangan


Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017

Indikator Jumlah Persentase %

Sangat tidak setuju 3 14,3


Tidak setuju 7 33,3
Setuju 7 33,3
Sangat setuju 4 19,0

Total 21 100

Berdasarkan hasil kuesioner diatas, bahwa kepuasan kerja


perawat pelaksana diruangan melati antara tidak setuju dan setuju
presentasenya sama yaitu 33,3 %. Hal ini dikarenakan sebagian
perawat merasa semangat kerja dan produktivitas kerja belum
baik, pengembagan karir perawat dirumah sakit belum jelas,
beberapa perawat diruangan melati tidak memiliki hubungan baik
dengan rekan kerja. Namun sebagian perawat setuju dikarenakan
Rumah Sakit memberikan penghargaan kepada perawat yang
berprestasi, Rumah Sakit memperhatikan kesejahteraan perawat,
dalam atasan dan bawahan diruangan melati memperlakukan
sebagai seorang rekan, informasi yang penting menyangkut hak
karyawan disampaikan.

5) Kuesioner Patient Sefety


Tabel 3.26 Penerapan pasien safety di Ruangan Melati RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017

Indikator Jumlah Persentase %

Dilaksanakan 18 90
Tidak dilaksanakan 2 10
Total 20 100

Berdasarkan hasil kuesioner yang dikumpulkan diperoleh data


bahwa diruangan melati 90 % perawat diruang melati telah
melaksanakan pasien safety berdasarkan six goals, yang terdiri dari
ketepatan identifikasi pasien dengan memberikan gelang warna pink
untuk pasien perempuan dan gelang biru untuk pasien laki-laki
mencakup 3 gelang pengenal yaitu nama, tanggal lahir, nomor rekam
medik, peningkatan komunikasi efektif dengan menggunakan metode
SBAR(Situation, Background, Analysis, Recomondation), waspada
penggunaan obat HAM menggunakan 7 benar (benar obat, pasien,
dosis, waktu, rute pemberian, benar dokumentasi dan benar informasi
dengan dilakukan double check saat pemberian obat hight alert.
Tepat prosedur tepat lokasi dilakukan marking site serta tepat
pasien pembedahan dengan mengidentifikasi ulang sebelum di antar
ke kamar operasi dan mengingatkan pasien untuk melepaskan
perhiasan, gigi palsu apabila digunakan.
Untuk menurunkan resiko infeksi perawat telah menerapkan
five moment, dan menurunkan resiko pasien jatuh perawat telah
melakukan assessment risiko jatuh dan pemberian gelang berwarna
kuning, meninggikan pagar pengaman tempat tidur pasien.

g. ANALISA SWOT DAN PETA KEKUATAN RUANG MELATI


Berdasarkan hasil pengkajian Manajemen keperawatan di Ruang Melati
RSUD AWS Samarinda, maka selanjutnya dilakukan analisis lingkungan
eksternal (SW) dan internal (OT) untuk kemudian dilakukan analisis IE
(Internal External) Matrix yang bertujuan mengetahui posisi bidang
keperawatan rumah sakit berdasarkan analisis situasi yang ada, sehingga
dapat disusun strategi yang sesuai melalui The Input Stage. Secara jelas
analisis SWOT akan ditampilkan sebagai berikut:
Pada tahap ini dilakukan dengan dua matrix yaitu IFE dan EFE. Hasil
pemetaan analisis kondisi internal dapat dilihat pada Tabel 4.2 & 4.3

a) Matrix IFE
Tabel 3.12
Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix di Ruang Melati
Bulan Mei 2017
No Critical Success Factor Bobot S Total
Kekuatan (Strenghts)
1 Adanya visi, misi rumah sakit 0,1 4 0,4
2 Adanya struktur organisasi dan
tatalaksana kerja yang dilengkapi
0,1 4 0,8
dengan uraian tugas dan sistem
komando yang jelas
3 Adanya SOP 0,1 2 0,3
4 Sudah ada Metode Praktik
Keperawatan Profesional (metode 0,05 2 0,1
tim)
5 Tenaga perawat yang tersedia
diruang melati Sarjana
0,05 4 0,2
keparawatan 3, ners 5, D IV 2,
dan D III 27 orang.
6 Rumah Sakit milik pemerintah,
sehingga tidak ada masalah 0,1 4 0,4
dalam anggran.
7 Sumber dana ruangan diperoleh
dari dana operasional yang 0,1 3 0.3
diberikan dari pihak RSUD
8 Rumah sakit RSUD AWS
merupakan rumah sakit pusat
rujukan dan tempat praktik bagi 0,05 3 0,15
institusi pendidikan kesehatan di
wilayah kalimantan timur
9 Ada komite keperawatan 0,1 2 0,2
10 Sebagai rumah sakit terakreditasi 0,2 4 0,8
kelas A di wilayah kalimantan
timur serta persiapan menuju
akreditasi JCI.
11 Penjadwalan dinas telah disusun 0,02 3 0.06
12 Pre dan post confrence telah
0.03 3 0.09
dilaksanakan
1

3,8
Total

Kelemahan (Weakness)
1 Jumlah tenaga perawat belum
0,1 3 0,3
memenuhi standar
2 Belum ada otonomi secara penuh
dalam pengelolaan dana dan 0,05 3 0,6
peningkatan asuhan keperawatan
3 Fasilitas pelayanan keperawatan
0,1 3 0,3
belum optimal
4 MPKP metode TIM belum berjalan
0,1 3 0,3
secara maksimal
5 SAK yang ada belum ada revisi,
dan Belum ada SAK untuk 10
0,2 3 0,015
keluhan utama klien berdasarkan
Nanda Nic Noc
6 Pendokumentasian askep belum
0,2 3 0,6
berjalan secara maskimal
7 Fungsi Pengarahan (supervisi)
kepala ruangan & ketua tim belum 0,1 3 0,3
berjalan maksimal
8 Belum memiliki visi dan misi
0,1 2 0,2
ruangan
9 Belum dilaksanakan ronde
0,05 3 0.015
keperawatan secara rutin.
Total 1 2,63
3,8 - 2,63 = 1,17
S-W

b) Matrix EFE
Tabel 3.13
External Factor Evaluation (EFE) Matrix Ruang Melati
Bulan Oktober 2013
No Critical Success Factor Bobot AS Skor
Peluang (opprotunities)
1 Kerjasama dengan institusi
pendidikan keperawatan sebagai 0,1 4 0,4
lahan praktik
2 Adanya kerjasama dengan pihak
luar rumah sakit untuk 0,1 4 0,4
pengadaan alat kesehatan.
4 Persiapan RS menuju akreditasi
0,2 2 0,4
JCI
5 Adanya kebijakan rumah sakit
untuk mengajukan kelengkapan 0,2 4 0,8
peralatan yang belum terpenuhi
6 Tersedianya SOP 0,1 3 0,3
7 Diberikan Kesempatan bagi
perawat untuk meningkatan
0,2 2 0,6
pendidikan keperawatan
berkelanjutan
8 Adanya kerja sama yang baik
antara mahasiswa dengan 0,1 3 0,3
pegawai ruangan
Total 3,2
1

Ancaman (Threats)
1 Semakin bertambahnya
beberapa rumah sakit swasta
yang menerima jaminan 0,2 4 0,8
kesehatan yang lebih lengkap.

2 Tuntunan dari keluarga dan


masyarakat untuk mendapatkan
0,1 2 0,2
pelayanan yang lebih profesional

3 Adanya kebutuhan tak terduga


untuk tercapainya perawatan
yang profesional /pasien yang 0,1 3 0,3
tidak mampu

4 Masyarakat sudah mulai


mengerti tentang UU.
0,2 3 0,6
Perlindungan konsumen

5 lambatnya proses pengadaan


alkes diruangan 0,2 2 0,4

6 Berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi
dalam ilmu keperawatan yang 0,2 3 0,6
tidak diimbangi dengan minat
untuk mengakses informasi.
Total 1 2,9
O T 3,2 2,9= 0.3

c) Peta kekuatan Ruang Melati RSUD AWS Samarinda


Berdasarkan faktor internal dan eksternal bidang keperawatan setelah
dilakukan scoring sehingga peta kuadran organisasi dibuat seperti
diagram berikut
Gambar 3.1 Diagram Layang Analisis SWOT Ruang Melati
Bulan mei 2017
o Kuadran I

0,3

1,17 S
w

Berdasarkan diagram layang diatas memberikan makna bahwa peta


kekuatan Ruang Melati berada pada diagram I (+, +), hal tersebut
mengandung makna bahwa saat ini Ruang Melati berada pada posisi
strategis yakni dengan membuat perencanaan yang bersifat progresif
dengan cara memanfaatkan seluruh peluang yang ada dengan
menggunakan kekuatan organisasi yang dimiliki, dengan sendirinya hal
tersebut akan semakin membuat ruang melati akan lebih semakin maju
dan berkembang yang dengan sendirinya mutu pelayanan serta seluruh
elemen yang terkait didalamnya akan meningkat.
h. PERUMUSAN MASALAH
NO FUNGSI MANAJEMEN MASALAH
1 Perencanaan 1. Belum dipubliksikan visi dan misi
ruangan,
2. Tidak memiliki format perencanaan
(rencana harian, bulanan, tahunan)
yang baku
3. Belum terlaksanya ronde
keperawatan secara rutin
2 Pengorganisasian 1. Masih terdapat metode fungsional
dalam pelaksanaan metode tim
2. Cara pendokumentasian askep di
ruang melati belum sesuai dengan
standar asuhan keperawatan
Nanda Noc Nic

3 Ketenagaan 1. Imbalan yang tidak sesuai dengan


beban kerja dan belum ada
penghargaan bagi perawat
berprestasi.

4 Pengarahan 1. belum ada format supervisi untuk


kepala ruangan.
2. tindakan yang dilakukan belum
sesuai dengan SOP
5 Pengendalian 1. tidak ada masalah

Dari rumusan masalah di atas dapat di simpulkan :


1. Belum ada visi dan misi ruangan
2. SAK yang tersedia masih mengacu pada 10 penyakit terbanyak
(diagnosa medis) dan belum ada revisi.
3. Jumlah kebutuhan tenaga perawat yang belum sesuai dengan
kapasitas tempat tidur
4. Tindakan yang dilakukan belum sesuai dengan SOP
5. Belum maksimalnya program supervisi (Karu dan Katim), belum ada
format supervisi untuk kepala ruangan
6. Belum maksimalnya pelaksanaan metode tim
7. Belum terlaksanya ronde keperawatan secara rutin

i. PRIORITAS MASALAH
Setelah diidentifikasi dari 7 masalah, selanjutnya masalah tersebut
diproritaskan berdasarkan metode pembobotan dengan memperhatikan
aspek-aspek yang meliputi; kecenderungan besar dan seringnya kejadian
masalah tersebut (Magnitude=Mg), besarnya kerugian yang ditimbulkan
(severity=Sv), berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur
perubahannya (Managebility=Mn), perhatian terhadap bidang keperawatan
(Nursing Concern =Nc), dan ketersediaan sumber daya (Affordability=Af),
Setiap aspek akan diberi nilai 1-5 dengan ketentuan : Nilai 1 jika sangat
kurang sesuai, nilai 2 jika kurang sesuai, nilai 3 jika cukup sesuai, nilai 4
jika sesuai, nilai 5 jika sangat sesuai.
Hasil Pembobotan untuk menentukan prioritas masalah tampak pada tabel
dibawah ini :

Tabel 3.14
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan di Ruang melati RSUD AWS
Samarinda Mei 2017

Aspek yang dinilai Total Rangkin


No Masalah
Skor g
Mg Sv Mn Nc Aff
Belum ada visi dan misi
1 ruangan 5 4 4 4 4 1280 IV

SAK yang tersedia masih


mengacu pada 10 penyakit
terbanyak ( diagnosa medis)
2 5 5 5 5 4 2500 I
dan belum ada revisi. Dan
pendokumentasian asuhan
keperawatan belum sesuai
standar asuhan
keperawatan.

Jumlah kebutuhan tenaga


3 keperawatan belum sesuai 4 4 4 4 4 1024 VI
dengan jumlah pasien

Tindakan yang dilakukan


belum sesuai dengan SOP
4 karena fasilitas yang 5 5 4 4 4 1600 III
diperlukan belum memadai.

Belum maksimalnya program


supervisi (karu dan katim)
5 belum ada format supervisi 5 5 4 4 3 1200 V

untuk kepala ruangan.

Belum maksimalnya
6 pelaksanaan metode tim 5 5 5 4 4 2000 II

Sumber : Data Primer, 2016


Atas dasar pertimbangan waktu , keterbatasan sumber daya dan
kewenangan atau kemampuan mengatasi masalah manajemen
keperawatan diruang Melati , maka hanya 2 masalah dari 6 masalah
teridentifikasi yang akan diatasi , kedua masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. SAK yang tersedia masih mengacu pada 10 penyakit terbanyak
(diagnosa medis) dan belum ada revisi. Dan pendokumentasian
asuhan keperawatan belum sesuai standar asuhan keperawatan
(2500)
2. Belum maksimalnya pelaksanaan metode tim (2000)

j. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Prioritas untuk alternatif pemecahan masalah diseleksi dengan
menggunakan pembobotan berdasarkan metode CARL, meliputi aspek-
aspek : Capability (C) adalah kemampuan kedua belah pihak antara
mahasiswa dan rumah sakit untuk melaksanakan alternatif, Accesability (A)
adalah kemudahan dalam melaksanakan alternative, Readiness (R) adalah
kesiapan untuk melaksanakan alternative , Leverage (L) adalah daya
ungkit alternatif dalam menyelesaikan masalah.
Selanjutnya masing-masing aspek diberikan penilaian dengan rentang 1
sampai dengan 4 dengan pemaknaan: Nilai 1 = tidak mampu, Nilai 2 =
cukup mampu, Nilai 3 = mampu dan Nilai 4 = sangat mampu

Tabel 3.15
Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

NO ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH C A R L SKOR


Melakukan FGD (Focus Group Discusion)
1 untuk menentukan sepuluh diagnosa 4 4 4 4 256
keperawatan terbesar di ruang Melati.
Penyegaran tentang konsep metode tim
2 pada karu, ccm, katim dan perawat 4 3 4 4 192
pelaksana
Penyegaran sistem pendokumentasian
3 asuhan keperawatan kepada karu, CCM, 4 3 3 3 108
katim dan perawat pelaksana
4 Penyegaran Fungsi Pengarahan (supervisi) 4 4 4 4 256
Role play pelaksanaan asuhan keperawatan
5 sesuai dengan nanda NIC NOC diruang 3 3 4 3 108
Melati
Evaluasi aplikasi pendokumentasi Asuhan
6 4 3 3 3 108
Keperawatan dari pelaksanaan metode tim

Anda mungkin juga menyukai