Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program pemberian bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu telah
berlangsung sejak tahun 1980 hingga sekarang Dalam kurun waktu tersebut,
banyak hal yang menunjukkan bahwa pemberian bantuan hukum bagi masyarakat
tidak mampu sangat diperlukan, dan diharapkan adanya peningkatan atau
intensitas pelaksanaan bantuan hukum dari tahun ke tahun.
Arah kebijaksanaan dari program bantuan hukum bagi masyarakat tidak
mampu, disamping memberdayakan keberadaan dan kesamaan hukum bagi
seluruh lapisan masyarakat, juga bertujuan untuk menggugah kesadaran dan
kepatuhan hukum masyarakat, yaitu melalui penggunaan hak yang disediakan
oleh Negara dalam hal membela kepentingan hukumnya di depan Pengadilan.
Era keterbukaan informasi dan kebebasan pers yang terjadi saat ini, telah
membuka mata masyarakat tentang betapa banyaknya pekerjaan rumah yang
masih harus dibenahi dibidang penyadaran dan penegakkan hukum di negara ini.
Setiap hari, selalu ada saja media yang memberitakan tentang berbagai kejadian
pelanggaran hukum seperti kasus kekerasan, tawuran pelajar, bentrokan antar
warga di beberapa daerah, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan
pertanian maupun tambang, perjudian, korupsi, dan lain-lain.
Dengan semakin tingginya intensitas pemberitaan terkait berbagai isu yang
terjadi di Indonesia, saat ini masyarakat jadi semakin kritis dan peka dalam
menilai masalah-masalah hukum. Namun, tidak bisa dipungkiri, kepekaan dan
daya kritis yang tinggi terhadap permasalahan hukum ini juga terkadang tidak
didukung dengan pengetahuan dan pemahaman yang utuh tentang teori serta
aplikasi hukum dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan ketentuan UUD 1945, bahwa setiap warga negara
mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan, terhadap
siapapun yang melanggar hukum akan dikenakan sanksi sesuai dengan aturan
hukum yang berlaku.
Dengan menyadari arti pentingnya fungsi hukum bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, maka pemerintah menyelenggarakan
pembinaan terhadap semua unsur-unsur sistem hukum. Sasaran pembinaan hukum

1
selain materi hukum dan lembaga hukum adalah juga pembinaan terhadap budaya
hukum.
Kesadaran akan perlunya pembinaan budaya hukum dikarenakan
berkembangnya pemikiran bahwa hukum baru akan mulai efektif apabila
masyarakat telah mengetahui, memahami dan melaksanakan aturan hukum secara
konsisten. Kegiatan pembinaan budaya hukum diantaranya adalah dengan
penyuluhan hukum.
Penyuluhan hukum adalah bagian dari pembangunan hukum nasional dan
pembangunan hukum nasional adalah bagian dari pembangunan nasional.
Karenanya kegiatan penyuluhan hukum tidak dapat dilepaskan dari rencana besar
mengenai bagaimana kehidupan manusia (WNI) ingin dibangun agar kualitasnya
bertambah baik dan mengarahkan mereka yang intinya agar berperilaku dan
bersikap tindak sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam UUD 1945.
Mengacu pada Pasal 1 Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor :
M-01.PR.08.10 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : M-01.PR.08.10 Tahun 2006 tentang Pola
Penyuluhan Hukum, yang dimaksud dengan penyuluhan hukum adalah salah satu
kegiatan penyebarluasan informasi dan pemahaman terhadap norma hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku guna mewujudkan dan
mengembangkan kesadaran hukum masyarakat sehingga tercipta budaya hukum
dalam bentuk tertib dan taat atau patuh terhadap norma hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku demi tegaknya supremasi hukum.
Tujuan utama dari kegiatan penyuluhan hukum ini pada intinya adalah
agar masyarakat tahu hukum, paham hukum, sadar hukum, untuk kemudian patuh
pada hukum tanpa paksaan, tetapi menjadikannya sebagai suatu kebutuhan.
Pemahaman seseorang tentang hukum beranekaragam dan sangat tergantung pada
apa yang diketahui dari pengalaman yang dialaminya tentang hukum.
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

2
Negara Kesatuan Republik Indonesia.1 Pemerintahan Desa adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah
Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Dalam hal ini suatu desa
harus memiliki Peraturan Desa tersendiri sebab suatu Desa harus mampu
mengatur dan mengurus wilayah nya sendiri selanjutnya disebut sebagai otonomi
desa.
Desa Tanjung Beringin terletak di Kecamatan Curup Utara, Kabupaten
Rejang Lebong Provinsi Bengkulu berjarak 1 km dari ibu kota kecamatan.
Dengan luas desa 2.164 H yang berada pada ketinggian 1000 - 1500 m di atas
permukaan laut dengan kemiringan antara 0% hingga 95%. Dari luas wilayah desa
Tanjung Beringin tersebut dimanfaatkan untuk lahan persawahan seluas 256 ha,
Perkebunan Rakyat 367 ha dengan komoditas utama tanaman kopi, selebihnya
merupakan hutan dan lahan tidur atau belukar. Secara administrasi batas-batas
Desa Tanjung Beringin Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kota Pagu Lama,
Sebelah Selatan berbatasan Desa Tasikmalaya, Sebelah Barat Berbatasan dengan
Desa Kota Pagu Baru dan Sebelah Timur Berbatasan dengan Wilayah TNKS. 2

Hal pertama yang dilakukan pada saat survei dan saat pertama kali datang
menempati lokasi KKN yaitu pada tanggal 23 Juni 2016 adalah melakukan
observasi menyeluruh. Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
secara pasti potensi apa yang terdapat di desa ini dan juga kendala dan
permasalahan apa yang harus diselesaikan. Dengan mengetahui potensi dan
permasalahan yang ada akan memudahkan dalam pengaplikasian disiplim ilmu
yang didapat di bangku kuliah selama ini, sesuai atau tidak, efektif atau
tidak.Setelah diadakannya observasi dan survei dimana saya sempat melakukan
diskusi dan sharing bersama perangkat desa, tokoh masyarakat dan perwakilan
karang taruna saya pun menangkap bahwaa kurang tersedianya kelengkapan
Administrasi Desa juga menjadi pendukung terhambatnya kemajuan di desa ini.
Peranan Mahasiswa sebagai agen perubahan ( agent of change ) sangat di
butuhkan dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada pengabdian

1
Undang-Undang No.06 Tahun 2014 Pasal 1
2
Sumber: Profil Desa Tanjung Beringin 2011-2015

3
masyarakat yang di tuangkan dalam nawacita semangat perubahan kesadaran
masyarakat terhadap Hukum dalam Ruang Lingkup terkecil di dalam sistem
Pemerintahan Desa.
Di desa Tanjung Beringin ini masyarakat cenderung sangat buta terhadap
hukum, alhasil seringkali permasalahan hukum terus menyelimuti kehidupan
masyarakat yang awam. Sehingga tingkat kesadaran untuk mematuhi sebuah
aturan hukum sangat lemah. Lebih dari itu tidak adanya satu bentuk pun
peraturan desa yang sesuai dengan tata cara Pembentukan peraturan sesuai amanat
Undang undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang - undangan selanjutnya yang kita sebut sebagai Perdes, kurang nya
kesadaran dari pekrangkat desa untuk membentuk suatu peraturan desa tersendiri
dan ketidakmampuan perangkat desa untuk menyusun dan membentuk peraturan
desa tersebutlah yang menjadi pokok permasalahan tidak adanya peraturan desa di
Desa Tanjung Beringin ini, kalau kita berpacu pada otonomi desa dijelaskan
bahwa suatu desa mampu mengatur dan mengurus desa nya sendiri berdasarkan
Undang-undang yang berlaku.

Berangkat dari permasalahan ini lah saya tergerak dan memiliki ide untuk
melaksanakan program kerja perorangan yaitu Penyuluhan Hukum (Advokasi
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Terhadap Ilmu Hukum)
kepada Perangkat Desa, Desa Tanjung Beringin, kecamatan Curup Utara
kabupaten Rejang Lebong. Dari program kegiatan individu ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan kemampuan untuk membentuk dan mengatur suatu
tatanan masyarakat dan sistem Pemerintahan desa yang sadar Hukum dan dapat
membentuk aturan hukum sendiri secara mandiri di desa Tanjung Beringin.
Program kerja perorangan ini dilakukan dalam rentang waktu kurang lebih 3x
pertemuan dengan rentan waktu 4 minggu, yang akan langsung bekerja sama
dengan pihak pemerintah daerah Kabupaten Rejang Lebong. Dalam program
Kerja perorangian ini harapan saya kedepan Perangkat Desa beserta masyarakat
desa Tanjung Beringin menjadi masyarakat sadar Hukum dan mampu mengatur
desa nya dan terkususnya dalam pembentukan Peraturan Desa sendiri.

B. Permasalahan Mitra
Permasalahan yang terjadi di desa Tanjung Beringin terkait dengan
program kerja yang akan dilaksanakan yaitu belum adanya kesadaran dan

4
kemauan Masyarakat dan perangkat desa dan/atau pemerintah desa Desa Tanjung
Beringin untuk mengerti pentingnya suatu aturan Hukum dan membentuk suatu
peraturan desa, Perangkat Desa Tanjung Beringin Banyak yang belum mampu
mengoprasikan komputer dan belum mampu juga untuk membentuk peraturan
desa dan tidak mengetahui mekanisme dalam pembentukan peraturan desa.
Dalam hal ini Peraturan Desa Tidak lah dianggap penting oleh
Pemerintahan Desa Tanjung Beringin, sehingga masyarakat desa sebagai subjek
hukum di Desa lebih mengutamakan kesibukan sendiri, padahal suatu Peraturan
Desa sangat penting untuk berjalan nya suatu roda pemerintahan desa, seperti
dijelaskan pada bab terakhir latar belakang saya tadi kalau kita berpacu pada
otonomi desa permasalah di desa Tanjung Beringin ini adalah permasalah yang
sangat besar, Pemerintah Desa Tanjung Beringin berfikir bahwa peraturan desa
merupakan suatu kepentingan yang mana belum sangat diperlukan untuk desa
tersebut, hal ini lah yang harus diperbaiki dan menjadi landasan dasar saya
memilih program kerja perorangan yaitu Penyuluhan Hukum (Advokasi
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Terhadap Ilmu Hukum).

C. Alasan Penerapan Kegiatan


Alasan menerapkan kegiatan ini sesungguhnya adalah beranjak dari
permasalahan yang telah dijabarkan diatas. Dengan dilakukan nya Penyuluhan
Hukum (Advokasi Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Terhadap
Ilmu Hukum) ini Pemerintahan Desa mampu bersinergi dan membentuk karakter
masyarakat desa yang sadar hukum serta menjadi desa yang mandiri, mewujudkan
suatu prodak hukum (peraturan desa) sendiri sehingga terciptanya suatu desa
yang menjadi desa sadar hukum percontohan di Kecamatan Curup Utara
Kabupaten Rejang Lebong.

D. Tujuan
Adapun tujuan dalam melaksanakan Program Kerja Perorangan yang
berjudul tentang Penyuluhan Hukum (Advokasi Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa Terhadap Ilmu Hukum), yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan pengatahuan kepada Masyarakat Desa dan Aparatur Desa
Tanjung Beringin Tentang Pentingnya Hukum dan kesadaran
Masyarakat Terhadap Hukum;

5
2. Melakukan pendampingan serta praktek langsung kepada masyarakat
dan Aparatur Desa Tanjung Beringin dalam pembentukan suatu
Peraturan Desa;
3. Terciptanya Aparatur desa yang mandiri dan mampu membentuk
sendiri suatu peraturan desa di Desa Tanjung Beringin.

E. Hasil yang Diharapkan


Adapun Hasil yang saya harapkan dalam program kerja perorangan saya
ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan dengan adanya Penyuluhan Hukum (Advokasi
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Terhadap Ilmu
Hukum) ini perangkat desa Tanjung Beringin mampu membentuk
sendiri suatu peraturan desa di desa Tanjung Beringin;
2. Diharapkan terciptanya peraturan desa yang ideal bagi desa Tanjung
Beringin dan mampu di terapkan di desa Tanjung Beringin;
3. Terciptanya desa yang sadar hukum mulai dari pembentukan sampai
penerapan hukum dan/atau peraturan-peraturan;
4. Terciptanya perangkat desa yang cerdas terhadap peraturan perundang-
undangan tentang desa maupun tentang hirarki perundang-undangan.

6
BAB II
METODE PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan Program Kerja Perorangan yang berjudul adanya
Penyuluhan Hukum (Advokasi Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa Terhadap Ilmu Hukum), tahap-tahap dalam menjalankan kegiatan ini akan
saya jabarkan di bawah ini:
A. Observasi
1. Menemukan permasalahan yang ada;
2. Melakukan diskusi dan sharing kepada Aparatur dan masyarakat
Desa Tentang identifikasi masalah.
B. Penentuan lokasi dan Permohonan izin
1. Menetapkan lokasi Penyuluhan terlebih dahulu agar benar-benar
efektif dan efisien, baik dari segi selama proses berlangsung maupun
dari segi hasil akhir;
2. Pengajuan perizinan kepada pihak yang bersangkutan yaitu Aparatur
desa setempat.

C. Tahapan Bimbingan Teknis Peraturan Desa, Sebagai Berikut:


1. Pertemuan ke-1
Penyuluhan Hukum (Advokasi Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintahan Desa Terhadap Ilmu Hukum) ini terdiri dari
rangakaian kegiatan yaitu :
1. Sosialisasi Pembentukan Peraturan Desa;
2. Sosialisasi Peran Media Dalam Mewujudkan Penegakan
Hukum;
3. Sosialisasi Peran Advokat dalam Pendampingan
Masyarakat terhadap Hukum.

a. Tujuan Kegiatan
1. Mensosialisasikan beberapa pasal yang
terdapat di dalam UU No.06 tahun 2014
dan PP No 43 tahun 2014, yang berkaitan
dengan Pembentukan Peraturan Desa serta
menjabarkan isi pasal-pasal tersebut dalam

7
bahasa yang di mengerti oleh perangkat
desa Tanjung Beringin Sehingga dapat
menjadi acuan dan Landasan Dasar dalam
Teknis Pembentukan Peraturan Desa;
2. Mensosialisasikan Peranan media cetak,
dalam memberikan dan menerima
informasi tentang hukum dan kebebasan
pers sesuai fiksi hukum (Masyarakat di
anggap tahu Hukum);
3. Mensosialisasikan peranan Advokat
sebagai mitra masyarakat dalam
pendampingan kasus hukum dan bantuan
hukum untuk masyarakat tidak mampu.
b. Masalah Pokok
1. Sumber daya manusia dalam hal ini
perangkat desa kurang menyadari betapa
penting nya peraturan desa (Perdes) di
desa mereka sebab peraturan desa
dianggap hanyalah sebagai foramalitas dan
tidak mengetahui bahwa peraturan desa
telah di atur dalam UU dan PP, Serta
wajib setiap Desa memiliki peraturan-
peraturan desa sebagai acuan dalam
menjalan kan pemeritah desa yang bersifat
otonom;
2. Publikasi Informasi kurangnya sarana dan
prasarana penyediaan informasi media
cetak maupun elektronik di desa. Sehingga
informasi tentang hukum kurang efektif
menjadi wacana edukasi;
3. Pengetahuan warga tentang pendampingan
hukum yang di lakukan advokat baru di
ketahui oleh masyarakat desa.
c. Waktu / Tempat 22 agustus 2016/ Masjid Nurul Yakin Desa

8
Tanjung Beringin
d. Pelaksana Ahmad Hayyul Wali
e. Sasaran Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong /
Masyarakat dan Perangkat Desa Tanjung
Beringin
f. Sumber Dana Advokat Maurisya and Partners
g. Kerjasama Dalam hal ini saya bekerja sama dengan
pihak kecamatan Curup Utara, pada
kesempatan ini saya bersinergi dengan
pihak pemerintah Daerah Kabupaten
Rejang Lebong dalam agendanya pihak
KPU kabupaten Rejang Lebong
mempunyai program yaitu
mensosialisasikan Peraturan perundang -
undangan kepada seluruh perangkat desa
yang ada di Kecamatan Curup Utara
termasuk dalam UU no.06 Tahun 2014
tentang Desa beserta PP No.43 Tentang
mekanisme Desa.

2. Pertemuan ke-2
Penyuluhan Hukum (Advokasi Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintahan Desa Terhadap Ilmu Hukum) ini terdiri dari
rangakaian kegiatan yaitu :
1. Sinergitas Aparatur Desa dengan Masyarakat dalam
mewujudkan Penegakan hukum;
2. Advokasi (Pendampingan) masyarakat terhadap
permasalahan hukum.

9
a. Tujuan Kegiatan
1. Kesadaran Kerjasama dan jiwa gotong
royong masyarakat dengan pemerintahan
desa dalam menjaga kerukunan, keamanan
lingkungan sosial masyarakat desa;
2. Terciptanya masyarakat sadar hukum dan
menjadi contoh untuk desa lainnya.
b. Masalah Pokok
1. Ikatan emosional antara masyarakat
dengan perangkat desa sangat renggang,
apalagi setalah pasca pemilihan kepala
desa (pilkades) masih menjadi gesekan
politik pihak yang kalah dan yang menang;
2. Kecenderungan masyarakat memiliki
meanset berfikir untuk tidak ingin repot
dalam permasalahan hukum, sehingga
masyarakat sering lari dari tanggung jawab
permasalahan atau membayar pihak untuk
menyelesaikan permasalahannya.
c. Waktu / Tempat 23-Juli-2016 / Masjid Nurul Yakin Desa
Tanjung Beringin
d. Pelaksana Ahmad Hayyul Wali
e. Sasaran Aparatur Desa Tanjung Beringin
f. Sumber Dana Pribadi
g. Kerjasama Dalam hal ini saya bekerja sama dengan
pihak Advokat Maurisya and Partners
namun hanyalah sebatas konsultasi, dan di
bantu dan di dukung penuh oleh Kepala
Desa Tanjung Beringin

3. Pertemuan ke-3
Penyuluhan Hukum (Advokasi Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintahan Desa Terhadap Ilmu Hukum) ini terdiri dari
rangakaian kegiatan yaitu :

10
1. Bimbingan Teknis (BIMTEK) Peraturan Desa Tentang
Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan.

a. Tujuan Kegiatan
Mendorong ekonomi Pedesaan dengan
mengembangkan Potensi desa yang
memiliki nilai ekonomis dan mewujudkan
desa mandiri yang dapat mengelola
ekonomi kerakyatan.
b. Masalah Pokok
Edukasi dan Informasi yang masih baru dan
belum di ketahui mekanisme serta tata cara
pengelolaannya.
c. Waktu / Tempat 11-Agustus-2016 / Aula Kecamatan Curup
Utara

d. Pelaksana Seluruh Mahasiswa KKN Periode 79 UNIB


Lintas Fakultas Hukum Se - Kecamatan
Curup Utara
e. Sasaran Seluruh Aparatur Desa Se Kecamatan
Curup Utara
f. Sumber Dana 30.000/Pribadi
g. Kerjasama Dalam hal ini saya bekerja sama dengan
pihak kecamatan Curup Utara namun
hanyalah sebatas konsultasi, dan sinergi
bersama dengan seluruh Mahasiswa KKN
Periode 79 UNIB Lintas Fakultas Hukum Se
- Kecamatan Curup Utara

Itulah serangkaian metode pelaksanaan dalam menjalankan


program perorangan yang berjudul Bimbingan Teknis Pembentukan
Peraturan Desa.

11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil dari pertemuan-pertemuan dalam menjalankan Program


kerja perorangan yang berjudul Penyuluhan Hukum (Advokasi Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Terhadap Ilmu Hukum) ini akan saya
jabarkan dibawah ini:
A. Hasil Setiap Pertemuan
1. Pertemuan ke-1
Petemuan ke-1 ini terdiri dari 3 rangkaian Penyuluhan hukum
yaitu :
1. Sosialisasi Pembentukan Peraturan Desa.
Dalam Kegiatan Sosialisasi ini saya Mengundang
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rejang Lebong
sebagai pemateri. Adapun materi yang di sosialisasikan
yaitu cara menyusun naskah akademik (legal drafting)
kerangka struktur peraturan desa, manfaat peraturan desa
dan jenis-jenis peraturan desa. Adapun hasil dari sosialisasi
ini adalah saya bersama kepala desa dan beberapa
perangkat desa telah menyelesaikan kajian mekanisme dan
teknis secara yuridis dalam pembentukan suatu peraturan
desa sehingga dapat melanjutkan untuk mewujudkan
pembentukan Peraturan Desa.
2. Sosialisasi Peran Media Dalam Mewujudkan Penegakan
Hukum.
Dalam Kegiatan Sosialisasi ini saya Mengundang
pihak Curup Exspress sebagai pemateri. Adapun materi
yang di sosialisasikan yaitu pengetahuan umum tentang
media cetak, jurnalistik, peran media sebagai wadah
informasi dan konsultasi masyarakat dalam penegakan
hukum dan kebebasan pers. Adapun hasil dari sosialisasi ini
masyarakat dan Aparatur desa mampu untuk tampil ke
media dalam rangka memberikan informasi twntang
peristiwa hukum dan mengiring penegakan hukum yang

12
ada di dalam ruang lingkup terkecil yaitu Desa mereka
masing masing.
3. Sosialisasi Peran Advokat dalam Pendampingan
Masyarakat terhadap Hukum.
Dalam Kegiatan Sosialisasi ini saya Mengundang
pihak Advokat dari Kantor Advokat Maurisya and Partners
sebagai pemateri. Adapun materi yang di sosialisasikan
yaitu peran advokat dan program pendampingan
masyarakat tidak mampu yang mengalami peristiwa
hukum. Adapun hasil dari sosialisasi ini masyarakat lebih
engerti hukum, pentingnya hukum dan harapan masyarakat
apabila tersandung kasus hukum, bisa meminta
pendampingan hukum.

2. Pertemuan ke-2
Petemuan ke-2 ini terdiri dari 2 rangkaian Penyuluhan hukum
yaitu :
1. Sinergitas Aparatur Desa dengan Masyarakat dalam
mewujudkan Penegakan hukum.
Dalam kesempatan ini saya yang langsung
mensosialisasikan dan sharing bersama masyarakat dan
Aparatur desa tentang pentingnya kerjasama dan gotong
royong antara masyarakat dan Aparatur Desa dalam usaha
mewujudkan penegakan hukum. Adapun hasil kegiatan ini
secara bertahap masyarakat Desa paham dan peduli
terhadap penegakan hukum.
2. Advokasi (Pendampingan) masyarakat terhadap
permasalahan hukum.
Dalam kesempatan ini saya yang menjadi moderator
dalam kegiatan pendampingan masyarakat tentang
kegiatan ini saya menyampaikan apa yang saya ketahui
tentang hukum dan apa yang bisa saya bagikan kepada
masyarakat untuk menjawab setiap permasalahan hukum

13
yang mereka hadapi. Adapun hasil kegiatan ini nawacita
mewujudkan masyarakat yang sadar hukum.

3. Pertemuan ke-3
Pertemuan ke-3 ini merupakan kegiatan gabungan
Mahasiswa KKN UNIB Periode 79 yaitu sosialisasi hukum lintas
Fakultas hukum di Kecamatan Curup Utara. Sosialisasi ini tentang
Bimbingan Teknis (BIMTEK) Peraturan Desa Tentang Pembentukan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi pedesaan. Adapun Kegiatan sosialisasi ini
yang terdiri dari seluruh Aparatur Desa yang terdiri dari Kepala
Desa, BPD beserta jajarannya seluruh Kecamatan Curup Utara,
dimana dalam kegiatan sosialisasi ini Aparatur Desa di tuntut
mampu untuk Menciptakan Suatu prodak hukum, dan membuat
suatu unit Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang mampu
menggerakan dan memajukan potensi Desa. Adapun hasil kegiatan
sosialisasi ini Aparatur Desa kembali inventarisasi potensi Desa
yang bisa mereka kelola dan kembangkan untuk menjadi Desa
mandiri.

B. Kendala yang Dihadapi dan Langkah Pemecahannya


Dalam menjalanlkan program kerja Individu ini ada beberapa
kendala yang saya hadapi namun dala hal ini saya banyak berdiskusi
dengan pihak kecamatan dan pihak senior maupun dosen saya untuk
bertanya masalah langkah pemecahan nya, berikut akan saya jabarkan
dalam bentuk tabel Kendala dan langkah pemecahannya:
Pertemuan Langkah
No. Kendala
Ke- Pemecahan

14
Dalam hal ini saya
Sulit mengerti dan
melakukan
memahami Aparatur
penafsiran terhadap
Desa Tanjung Beringin
kata-kata dari setiap
tentang sebuah aturan
aturan ataupun
tertulis, mekanisme
redaksi kalimat
sebuah aturan,
Pertemuan ke- pasal per pasal
1 informasi perlindungan
1 tersebut kedalam
saksi da korban hukum,
bahasa yang mudah
pendampingan kasus
di mengerti oleh
hukum serta aturan
perangkat desa serta
hukum mengenai UU
saya jabarkan
No. 6 Th. 2014 Tentang
dengan detail pasal
Desa.
perpasal.

Masalah yang di hadapi


Namun dalam hal
dalam pertemuan ke-2
ini saya selaku
ini perangkat Desa
mahasiswa yang
beserta masyarakat
baru belajar dan
Desa Tanjung Beringin
masih berproses
2 tahun yang silam,
melakukan
kegiatan gotong
pencekatan dengan
royong, temu wicara,
Pertemuan ke- hanya mengajak
2 beserta kegiatan sosial
2 diskusi dan bukan
masyarakatnya kurang
lah berperan
kondusif di karenakan
menjadi narasumber
Kepala Desa Tanjung
namun juga
Beringin masih masa
membaur dan
PJS, sehingga semua
menjadi bagian dari
Kegiatan dan informasi
perangkat desa
sulit di akomodir oleh
Tanjung Beringin.
Aparatur Desa.

3 Aparatur Desa sebagai Pemecahan masalah


Pertemuan ke-
motor penggerak diskusi dan sharing

15
3 kemajuan Desa, sangat ke Aparatur Desa
awam di bidang Tanjung Beringin
teknologi dan tentang fungsi dan
informasi, apalagi manfaat Badan
untuk menggali dan Usaha Milik Desa
mengelola potensi Desa (BUMDES) ini bisa
menjadi suatu unit menjawab semua
kegiatan Desa, yang persoalan dan
bisa menjadikan Desa kebutuhan Desa
mandiri. apabila di kelola
dengan baik.

C. Anggaran Biaya
Dalam melaksanakan kegiatan, rincian dana yang saya gunakan
untuk menjalakan tiga kali pertemuan program perorangan saya adalah
sebagai berikut :

Jumlah Harga
No Uraian Satuan Satuan Total Dana Sumber
(lembar) (Rp) ( Rp) Dana

Rp.
1 Snack 15 kotak Rp. 7000 Mahasiswa
105.000

Makanan
2 ringan - Rp.30.000 Rp.30.000 Mahasiswa
(gorenga)

3 Kertas HVS 1 Rim Rp.35.000 Rp.35.000 Mahasiswa

Biaya
4 Oprasional - Rp.50.000 Rp.50.000 Mahasiswa

dan

16
Transport

TOTAL Rp.220.000

Berdasarkan pembukuan keuangan, kegiatan ini berjalan dengan


baik tanpa menggunakan dana yang lebih dari dana yang sudah
dianggarkan.

17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Program Kerja Perorangan saya yang berjudul Penyuluhan
Hukum (Advokasi Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Terhadap Ilmu Hukum) ini dapat saya simpulkan bahwa peraturan desa yang
selanjutnya kita sebut sebagai Perdes adalah peraturan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa.
Peraturan ini berlaku di wilayah desa tertentu. Peraturan Desa merupakan
penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat desa setempat.
Peraturan Desa dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Masyarakat berhak
memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau
pembahasan Rancangan Peraturan Desa. Adapun beberapa manfaat peraturan
desa, manfaat tersebut yaitu:
1) Sebagai pedoman kerja bagi semua pihak dal;am penyelenggaraan
kegiatan di desa;
2) Terciptanya tatanan kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang di
desa;
3) Memudahkan penkcapaian tujuan;
4) Sebagai acuan dalam rangka pengendalian dan pengawasan;
5) Sebagai dasar pengenaan sanksi hukum;
6) Mengurangikemungkinan terjadinya penyimpangan atau kesalahan.

Dalam hal ini apabila setiap desa telah menerapkan peraturan desa
maka akan terwujudnya suatu otonomi desa yang damai dan tertib hukum,
mengapa demikian pada hakiakat nya suatu desa adalah wilayah yang otonom
yaitu berhak mengatur dan mengurus pemerintahan serta masyarakan dan
wilayah nya sendiri. Berkaitan dengan ini peraturan desa merupakan syarat
mutlak bagi setiap desa dalam hal mengatur desa nya sendiri.
Ituah kesimpulan dari program kerja perorangan yang saya jalani di
desa Turan Tiging, yang mana pada program kerja perorangan ini saya
berharap agar pemerintah desa Tanjung Beringin dapat melanjutkan untuk

18
membentuk Peraruran Desa nya sendiri sehinggadapat bermanfaat bagi desa
dan bagi masyarakat serta mampu menjadi pedoman bagi desa-desa lain nya
yang berada di Kecamatan Curup Utara Kabupaten Rejang Lebong ataupun
Membuka paradigma dan frame berfikir bagi desa-desa lain bahwa suatu
peraturan desa itu sangatlah penting dan bermanfaat bagi desa dan
masyarakat.

B. Saran
Saran saya terkait dengian Program Kerja Perorangan saya yang berjudul
Penyuluhan Hukum (Advokasi Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa Terhadap Ilmu Hukum) mengenai tentang Peraturan Desa adalah
peraturan yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap desa karena
berkaitan dengan ini suatu desa yang otonom ialah desa yang mampu
mengatur desa nya berdasarkan peraturan dan dasar hukum yang sah di
hadapan masyarakat, dalam hal ini saran saya kepada seluruh perangkat desa
terkhusus nya Aparatur Desa yang ada di Desa Tanjung Beringin Krcamatan
Curup Utara adalah, Peraturan Desa bukanlah suatu prodak hukum yang mana
dibuat karena ada kepentingan tertentu, namun pepraturan desa merupakan
suatu aturan yang harus dipatuhi oleh setiap masyarakat desa demi
kemakmuran, keamanan dan kesejahteraan, seharusnya setiap Aparatur Desa
paham terhadap pembentukan peraturan desa ini agar dikemudian hari
tercapailah Desa yang otonom dan Desa yang mandiri. Serta saran saya untuk
kecamatan dan pihak pemerintahan kabupaten Rejang Lebong lebih
meningkatkan bersinergi dengan Desa dalam hal pelatihan pembentukan
Peraturan Desa dan bimbingan teknis Peraturan Desa agar terciptanya
Aparatur Desa yang cerdas dan sadar hukum.

19
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No.06 Tahun 2014 Pasal 1

http://desacilayung.co.id/20/12/05/pengertian-manfaat-dan-jenis-
peraturan.html?m=1 diunduh pukul 16:20 wib tanggal 07-september-2016

Sumber: Profil Desa Tanjung Beringin 2011-2015

20

Anda mungkin juga menyukai