Contoh 4.8
Telah kita ketahui bahwa intergral tak tentu bisa dilihat secara khusus dari integral tentu,
seperti pada persamaan 5.34, yang mana batas atas integral,b, telah diganti oleh variabel x, sedangkan
batas bawah integral, a, dapat berubah ubah. oleh karena itu nilai F(a) berubah secara konstan, dan
bisa diganti dengan simbol C :
Kegunaan Defrensial
Pedekatan alternatif integral tentu sebagai penentuan luas area membuat penggunaan konsep
difrensial dikenalkan pada Bagian 4.12. Pendekaran ini digunakan secara luas dalam aplikasi kalkulus
untuk memformulasikan permasalahan Fisika. Ingat kembali ekspresi (5.35) pada Contoh 5.11.
Pembagian oleh menghasilkan
dan limit
Nilai adalah nilai yang digantikan pada area A(r) dari lingkaran yang menyentuh
radius r. Kesamaan difrensial adalah, dalam bahasa difrensial, area lingkaran yang diarsir
pada radius r dan infinitesimal dengan ; merupakan elemen area atau area difrensial. Rerata dari
elemen tersebut merupakan integral dari
Integral Sebagai Jarak
Misalkan ( ) akan berlajut pada rentang , dan misal adalah panjang grafik
dari poin A pada , dan B pada (Gambar 5.14). Untuk menghitung panjangnya, kita bagi
busur AB kedalam bagian dari panjang . Kemudian, dengan menggunakan teorema phytagoras,
perkiraan nilai panjang dari bagian yang lainnya antara antara hingga adalah
( ) ( ), maka
dan
Integral ini merupakan salah satu standar integral yang dapat dilihat pada Tabel 6.3
Nilai-nilai yang utama inverse sinus dari 1 hingga 0 adalah dan 0 secara berturut turut. Oleh
karena itu, .
Latihan 49
=
=1
Momen pertama pada sistem massa adalah sama seperti momen total bobot M yang terpusat pada titik
tengah massa
ketika = adalah total gaya yang bekerja pada sistem massa. Posisi X pada pusat massa biasa
disebut titik tengah grafitasi, dan total keseluruhan
=1 biasa disebut Momen Gaya atau Sistem
Torsi pada pada titik O. Jika massa terikat pada sebuah batang kemudian diukur gaya torsi puratnya
yang mengelilingi titik O sebagai poros, dengan menggunakan persamaan (5.41), maka torsi yang
dihasilkan sama dengan gaya F pada titik tengah massa. Jika titik O terdapat pada titik tengah massa
(grafitasi) lalu X = 0, maka
jadi, total torsi yang dihasilkan pada titik tengah masa adalah 0. Bagian bagian distribusi massa
penting untuk dibahas pada dinamika perputaran benda.
Gambar 5.17 menunjukkan 2 benda dengan massa mi dan m2 dihubungkan pada sebuah
batang yang bobotnya diabaikan. Gaya pada F1 dan F2 adalah bobot dari kedua benda tersebut. dan F
adalah gaya berlawanan yang timbul pada sumbu putar titik O. Jika sumbu putar adaklah bagian
tengah dari balok, jarak antara F1 dan F dalah r1 dan jarak jarak antara F2 dan F dalah r2 sehingga
menghasilkan
F1 r1 = F2 r2 (hokum pengungkit)
dan masa berada pada kesetimbangan yang berotasi pada poros O. Total gaya vertikal yang dihasilkan
benda adalah F1 + F2 - F Sehingga, massa yang berada pada kesetimbangan bergerak bertikal jika F =
F1 + F2.
Momen inersia dua benda dapat dihitung melalui I = m1r22 + m1+r22. Ketika Titik O sebagai
titik tengah massa dan X = O pada (5.40), maka m1 r1 = m2 r2 dan jarak r1 dan r2 dapat dirumuskan
sebagai
ketika R = r1 + r2 adalah panjang massa balok. Sehingga momen inersia benda tersebut adalah
total = 1 2(1 + 2 ) adalah massa yang tereduksi dari system dua massa (lihat juga Contoh
1.18), Momen inersia pada titik tengah massa tersebut dari system dua massa sama seperti momen
inersia suatu massa pada jarak R dari titik tengah massa.
Contoh 50
Kasus yang Berlnjut
Misalkan lanjutan distribusi massa seperti balok dengan panjang l (Gambar 5.18)
jika massa pada posisi x ke + menjadi m, maka adalah massa perbagian panjang pada
panjang benda. Jika massa terdistribusi merata disetiap jarak, kemudian merupakan bagian
tersendiri. Lalu densitas (atau lebih tepatnya densitas massa linear) benda, maka panjang seluruhnya
bersifat konstan. Pada kasus ini, massa total adalah M = l. jika massa dari batang tidak terditribusi
merata pada setiap panjang massa, kemudian adalah rerata densitas pada bagian x ke + ,
dan nilai densitas akan bergantung pada dimana posisi baigan tersebut berada. Jika panjang benda
dikurangi hingga mendekati O, maka rasionya melalui pendekatan limit
Nilai fungsi dari () pada setiap titik merupakan densitas dari titik tersebut, dan nilai
difrensial = () adalah massa dari bagian dx pada x. Total massa dari benda menjadi
oleh karena itu, ketika diskret distribusi massa digantikan oleh distribusi kontinu, penjumlahan bagian
diskret digantikan oleh integral. Maka dari itu, rerata densitasnya menjadi
Massa yang berada di posisi tengah akan menghasilkan (lihat persamaan 5.40)
Kita ketahui bahwa, sebagai contoh, total bobot bisa diartikan sebagai area diabwah lengkungan dari
grafik fungsi densitas dari bobot tersebut.
Contoh 5.14
Mengenai total massa, titik tengah massa, dan momen inersia dari distribnusi linear dari
panjang massa a dan densitas () = ( ), 0 . Massa total sama dengan area segitiga
yang diarsir yaitu 2 2 dan dapat dilihat pada Gambar 5.19
Posisi tengah bobot adalah
jadi. 0 = 3. Oleh karena itu, momen inersia bernilai kecil ketika dihitung pada massa tengah, dan
ini merupakan hasil umum.
Contoh 51
5.7 GERAK DINAMIKA
Kecepatan dan Jarak
Seperti pada bagian 5.1, kita menggangap benda bergerak melengkung dari titik A pada saat t = tA
menuju poin B pada t = tB , Jika sebuah gaya bergerak pada sebuah benda, dengan Hukum Newton II,
benda tersebut akan mengalami percepatan
ketika m adalah massa benda. Kerja yang dilakukan pada tubuh dipengaruhi oleh gaya. Jika gaya yang
dihasilkan konstan maka kerja yang dihasilkan (kerja = gaya x jarak) adalah W = F(xB-xA).
Jika kerja bernilai tidak konstan dari titik A hingga titik B, dengan fungsi F=F(x) kemudian
kerja yang diperoleh ddengan cara integral kalkulus. Kerja yang dihasilkan benda berada pada posisi x
dan + adalah W=F(x) . Pada limit 0 menjelaskan dasar kerja dW=F(x)dx dan total kerja
menggunakan integral
Muatan yang sama ( muatan dengan tanda yang sama, seperti dua neutron atau dua elektron) akan
saling tolak menolak, dan pada Gambar 5.30, gaya yang dihasilkan pada q2 berkaitan dengan adanya
gaya q1 dalam sinar x positif. Muatan yang berbeda ( tanda yang berbeda, seperti proton dan elektron
pada atom hidrogen) akan saling tarik menarik, dan gaya pada q2 lansgung meuju q1 (F bertanda
negatif pada Gambar 5.20)
Dimisalkan dua muatan yang pada awalnya terpisah jauh. Dikarenakan muatan tersebut saling
tolak menolak, gaya yang dihasilkan pada sistem untuk membawa q2 dari jarak yang tak hingga
menjadi berjarak x dari q1. Gaya F digunkan untuk mengatasi penolakan, dan gaya yang dihasilkan
adalah
Gaya yang yang bernilai positif ini untuk muatan saling tarik menarik. Rumus yang sama
dapat diaplikasikan pada kasus muatan yang tolak menolak, namun gaya yang dihasilkan
menghasilkan nilai negatif.
CONTOH 53
Gaya dan Energi
Ketika kerja yang dihasilkan oleh sistem dipengaruhi oleh gaya eksternal, energi sistem akan
meningkat seiring dengan jumlah dari kerja. Dan sebaliknya, ketika sistem menghasilkan kerja
melawan energi eksternal, energi sistem akan berkurang seiring dengan banyaknya kerja yang
dihasilkan. Energi pada sistem pada umumnya digambarkan seperti penjumlahan dua bagian. untuk
suatu sistem sederhana yang tidak memiliki struktur internal, bagia bagiannya adalah (i) energi kinetik
atau energi translasi yang timbul dari gerakan sistem pada suatu ruang, dan (i) potensial energi yang
timbul dari posisi dari sistem dalam ruangan dan dari gaya yang dihasilkan dari posisi sistem. Dalam
kasus sistem dengan struktur internal, energi kinetik merupakan menjumlahan dari energi kinetik dari
bagian inti, dan energi potensial dari energi potensial dari bagian inti.
(i) Energi Kinetik
kerja yang dihasilkan dari suatu benda yang dipengaruhi gaya eksternal F(x) sebagai
benda yang bergerak dari titik A hingga titik B
Dimana vA dan vB merupakan kecepatan massa dari titik A ke titik B secara berturut turut.
1
Nilai 2 merupakan energi kinetik dari benda dan pada umumnya ditunjukkan oleh simbol
2
T (atau K). Kerja yang dihasilkan benda sama dengan perubahan energi kinetik
kerja yang dihasilkan dari titik A hingga B bisa dijelaskan serpti mengubah jumlah
yang akan digunakan pada titik akhir A dan B, dan bukan sepanjang A dan B. Nilai
ini biasanya disimbolkan dengan -V, dan V disebut potensial energi dari benda. Kerja
yang dialami pada titik A dan B
Dimana VA dan VB merupakan nilai dari potensial energi pada titik A dan B. Ketika
kerja yang dilakukan oleh sebuah gaya bebas dari jalur, gaya ini dinamakan gaya
bebas dan tanda (-) penurunan dari fungsi potensial energi
tiga hal yang sederhana namun penting terhadap gaya bebas, dan berhubungan
dengan energi potensial,
dimana C besifat konstan. Grafik V(x), untuk C=0, telah diilustrasikan pada Gambar
5.21. Pada beberapa kasus, gradiaen dari garfik menghasilkan = jadi,
gaya yang dihasilkan menunjukkan penurunan energi
Telah kita ketahui bahwa, ketika energi kinetik telah mutlak terdefinisi
dengan baik, dan hal yang tidak tepat pada potensial energi adalah nilai relatif
menggunakan persamaan 5.56 dan 5.57. Contoh 5.18 dan 5.19 menunjukkan
potensial energi nol yang diputuskan dari dua situasi fisik yang berbeda.
Sistem dalam semua gaya yang konservatif disebut sistem konservatif. Pada
sistem ini, Kerja yang dihasilkan dalam bergerakan benda berurutan pada putaran
yang tertutup adalah nol
Fungsi disipatif seperti yang itu bukan merupakan gaya bebas karena kerja
yang dihasilkan berlawanan dengan gesekan dan menghasilkan hasil yang positif.
Kombinasi persamaan 5.54 dan 5.56 menghasilkan
dan jika kita ikuti, dalam sistem konservatif, total T+V selalu bernilai
konstan. Nilai ini tinamakan Energi total dalam sistem. E=T+V, dan (5.62)
merupakan persamaan dari prinsip energi bebas. jika gaya yang dihasilkan benda
merupakan gaya bebas, maka total energi benda adalah T+V.
dimana V(x) merupakan energi potensial benda pada ketinggian x. Pilihan utama dari potensial energi
nol pada contoh adalah V(0)=0, nol pada permukaan. kemudian V(x)=mgx adealah potensial energi
benda pada ketinggian x, dan gaya berhubungan dengan = =
Jika benda jatih pada ketinggian x=h, dan jika energi kinetik pada ketinggian x menjadi T(x).
lalu T(h)=0 dan dengan persamaan 5.54, energi kinetik dari benda ketika menyentuk permukaan
adalah T(0)=mgh. disamping itu, karena gaya (konstan) adalah bebas, total energi dari benda adalah
bebas dan sama dengan E=mgh, yang mana energi potensial pada x=h (ketika energi kinetik bernilai
nol) dan energi kinetik pada x=0 (ketika energi potensial bernilai nol). pada oertengahan ketinggan,
E=mgh=T(x)+V(x) dan energi kinetik adalah
jika kedua benda dan permukaan bersifat sangat elastis, kecepaatan dari benda akan kembali dan
kontak dengan permukaan, dan benda kembali ke ketinggian semula pada x=h dalam tempat yang
sama persis dari gerakan jatuh. Sehingga, pemecahan persamaan (5.63) untuk kecepatan,
Contoh 54,55
misalkan sebuah Fluida (gas atau cairan) terperangkap dalam sebuah botol silinder, tertutup dari ujung
ke ujung dan terkait dengan sebuah piston seperti yang ditampilkan pada gambar 5.23. Jika A
merupakan sekat bagian dalam area silinder. Fluida dengan tekanan internal p menekan sebuah gaya
magnituda || = pada permukaan piston, dan piston bergerak maju mundur sesuai tekanan
eksternal pext lebih besar atau lebih kecil dari p. Jika pext >p dan fluida memiliki tekanan, juga kerja
yang dihasilkan oleh gaya eksternal Fext dalam pergerakan piston dari a ke b adalah
Sekarang, besar gaya eksternal yaitu | | = dan panjang silinder || mengandung volume
|| = || . Kerja bisa bisa dituliskan dalam volume bertekan sebagai
dalam limit yang telah diintegralkan sekarang mengarah ke volum, dan tanda minus mencakup
sehingga kerja bernilai positif pada tekanannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan pernyataan kerja
yang dihasilkan pada sistem termodinamika berbeda dari bagian wadah.
Untuk menekan fluida, diperlukan tekanan dari luar yang lebih besar dari tekanan pada fluida.
Jika = ( + ) dimana adalah tekanan positif, dan untuk memudahkan, bisa diasumsikan
seluruh tekanan bersifat konstan. Maka, dengan Va > Vb maka
dan sebaliknya, untuk memungkinkan fluida berekspansi dari Vb menuju Va, maka hal itu
membutuhkan tekanan dari luar yang lebih kecil dari tekanan di dalam, jika = ( ) maka
dan proses tersebut dinamakan proses irreversivel. Hal yang sama pada kasus ilmu dinamika ketika
gaya disifatif nonkonserfatif ada. Proses ayng terjadi bisa dihasilkan hanya dari proses reversible
dengan membiarkan tekanan berlebih. dalam contoh, hampir bernilai 0. Dalam limit kerja berupa
reversibel, maka
Ekspansi Gas
perhitungan seluruh bagian dari gas berkaitan dengan persamaan f(p, V, T) = 0 antara
penghitungan ketiga termodinamka p, V, dan T. sebagai contoh, penghitungan bagian dari gas ideal
bisa dituliskan pV-nRT=0. Terdapat kebebasan dalam memilih kondisi selama ekspansi gas
berlangsung.
Ekspansi Isobarik
Ekspansi gas bisa terjadi pada tekanan yang konstan, sebagai contoh, jika gas dipanaskan
sehi9ngga berekspansi melawan tekanan dari luar yang komnstan seperti tekanan atmosfer.
Kerja reversibel dihasilkan oleh gas melawan tekanan dari luar, sehingga
Bagian 5.3
Hitung integral tentu berikut
24. (i) Tunjukkan bahwa nilai dari sebuah persamaan yang pertama untuk reaksi dekomposisi
* + dan
Jika entalpi penguapan bernilai konstan pada rentang temperatur T1 hingga T2, buktikan dengan
mengintegrasikan kedua sisi persamaan sehubungan dengan T, dimana
( ) ( ) dimana dan
32. dimana { }
33. dimana { }
34, dimana { }
Hitung
Untuk setiap fungsi, tetapkan jika suatu fungsi dari x merupakan fungsi ganjil atau tidak. Bila tidak,
lengkapi dan ganjilkan
Bagian 5.4
48. persamaan sebuah lingkaran lonjong dengan pangkal tengah adalah , jika , a
merupakan sumbu yang besar dan b merupakan sumbu yang kecil ( jika a=b, merupakan sebuah
lingkaran), gunakan metode 1 dalam Contoh 5.11 untuk menentukan nilai luas dari lingkaran lonjong
tersebut
49. hitung panjang lengkungan antara x = 0 dan x = 1
Bagian 5.6
50. terdapat 3 benda, m1 = 1; m2 = 2; m3 = 3, berbading lurus dengan m1 pada x1=-4, m2 pada x2=--1, m3
pada x3=-+4, yang mengenai poin O dalam garis. hitung (i) posisi tengan dari benda tersebut, (ii)
momen inesia yang mengenai titik O, dan (iii) moen inesia yang mengenai titik tengah dari benda.
51. Distribusi dari suatu massa pada suatu balok dengan densitas berupa fungsi yaitu ;
0 . Tentukan (i) total berat, (ii) rerata densitas, (iii) titik tengah masa, (iv) momen inersia
yang menyentuh titik xo yang berubah ubah dalam garis, (v) momen inersia yang menyentuh titik
tengah massa, (vi) tunjukkan bahwa momen inersia memiliki nilai yang lebih kecil jika dihitung
dengan titik tengah massa
Bagian 5.7
52. Sebuah tubuh bergerak dalam sebuah garis lurus dengan kecepatan pada waktu t. hitung
berapa jarak perpindahan pada interval waktu (i) t = 0 ke 1, (ii) t = 1 ke 2, (iii) t = 3 ke 4
53. Sebuah tubuh dengan massa m bergerak dalam sebuah garis lurus ( pada sumbu x) dengan
dipengaruhu sebuah gaya F=kx, berapa gaya yang dilakukan oleh tubuh antara x = xa dan x = xb?
54. Sebuah tubuh dengan massa m bergerak dalam sebuah garis lurus ( pada sumbu x) dengan
dipengaruhu sebuah gaya F=kx, dimana k bernilai positif (liat Contoh 53). (i) tentukan potensial
energi V(x) (jika V(0) = 0
Tubuh tersebut terlepas dari posisi x=1. (ii) tentukan (a) total energi E dan (b) energi kinetik T(x)
melalui fungsi x. (iii) Gambarkan grafik yang menunjukkan hubungan dari V(x), T(x), dan E pada x.
(iv) Gunakan grafik untuk mendeskripsikan pergerakan dari tubuh, (v) apa yang harus digerakkan jika
tubuh tersebut istirahat pada (a) x = -1, (b) x = 0
55. ulangi latihan 54 dengan F=-kx
Bagian 5.8
5.6 beberapa gas tak sempurna mengikuti persamaan van der waals yang berbunyi
( )
temukan dari ekspresi kerja yang dilakukan oleh gas untuk ekspansi reversibel dari volum V1 hingga
V2 pada kondisi (i) tekanan konstan, (ii) temperatur konstan ( asumsukan a dan b konstan)