Saat ini di berbagai belahan dunia terutama di negara barat telah banyak
dilakukan penanganan HIE dengan metode mendinginkan baik secara selektif
(selective head/cerebral cooling) maupun seluruh badan (whole body cooling).
Masing-masing teknik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa meta
analisis telah dilakukan untuk mengevaluasi metode yang terbilang baru terutama di
negara-negara dunia ketiga. Metode ini relatif sulit dilakukan karena memerlukan
peralatan yang mahal dan canggih serta pemantauan yang sangat ketat. Untuk
Indonesia, teknik ini masing sangat jarang dilakukan karena keterbatasan alat dan
keterampilan dari dokter maupun perawat. Kami mencoba untuk mengembangkan
teknik whole body cooling dengan menggunakan fasilitas yang ada di NICU di
Indonesia.
Berikut ini kami formulasikan prosedur tetap untuk melakukan whole body
cooling pada neonatus dengan HIE:
* Prosedur dilakukan pada bayi yang telah memenuhi kriteria menderita HIE sedang atau
berat dan berumur kurang dari 6 jam, usia kehamilan lebih dari 35 minggu.
* Terdapat tanda adanya HIE sedang atau berat dengan adanya kejang atau adanya 3
dari 6 kategori berikut:
* Kriteria eksklusi
a. Umur lebih dari 6 jam
b. BB < 1800g
c. Membutuhkan fraksi oksigen lebih dari 80%
d. Terdapat kongenital anomaly yang berat.
e. Terdapat kelainan kromosom yang jelas.
f. Koagulopathy yang berat secara klinis maupun adanya trombositopenia atau CT yang
memanjang yang tidak respon terhadap terapi.
g. Kemungkinan hidupnya sangat kecil.
* Alat:
a. Jika tersedia whole body cooler maka lebih baik menggunakan alat tersebut.
b. Jika tidak tersedia, dapat menggunakan ice pack.
c. Termometer axilla atau termometer rectal dan probe-nya.
d. Alat resusitasi lengkap.
e. EEG jika ada.
f. Box bayi dan komputer monitor.
g. Warmer.
h. Kain Selimut.
i. Oksigen.
j. Stetoskop.
k. Lembar monitoring dan lembar Thomson Score.
* Tentukan metode yang akan digunakan active cooling atau passive cooling.
Setelah ditentukan, lakukan edukasi pada OT dan tanda tangan informed consent.
* Metode active cooling, metode ini dilakukan jika bayi tetap tidak turun suhunya
(suhu axilla tetap >35,5C) paling tidak setelah 1 jam protokol passive cooling
dilakukan:
a. Gunakan ice pack/cold pack yang sudah tidak beku (bukan dari freezer). Bungkus
dengan kain, jangan diletakkan langsung menempel kulit tanpa lapisan kain.
b. Letakkan ice pack di bawah punggung dan atau di bawah kepala, atau melintang di dada
dan perut, jangan letakkan di axilla karena akan mempengaruhi hasil pengukuran suhu.
c. Catat suhunya tiap 15 menit.
d. Jika suhu terlalu rendah, naikkan suhunya dengan melepas icepack dan nyalakan
warmer.
e. Gantilah icepack jika sudah tidak dingin.
f. Tetap lanjutkan terapi yang lain.
g. Tindakan ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut dengan pemantauan yang ketat.
Sign Score
0 1 2 3
Tone Normal Hyper Hypo Flaccid
LOC (level of Normal Hyper alert, Lethargic Comatose
consciousness) stare
Fits None Infreq<2/day Frequent>3/day
Posture Normal Fisting, cycling Strong, distal Decerebrate
flexion
Moro Normal Partial Absent
Grasp Normal Poor Absent
Suck Normal Poor Absent+ bites
Resp Normal Hypervent Brief apnoea IPPV (apnoea)
Fontanella Normal Full, not tense Tense
Total score/day .......................
Dengan adanya lembar monitoring ini maka kondisi bayi dapat dipantau dan
kondisi hariannya dapat dipantau, hal ini dapat memperkirakan prognosis bayi
tersebut. Jika skor Thomson semakin meningkat setiap hari, maka prognosisnya
jelek dan sebaliknya.