OLEH :
DESI MARISA
NIM :1306154010011
T.A 2016/2017
i
ii
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
Desi Marisa
Hubungan Umur dan Paritas ibu bersalin dengan Kejadian Pre Eklamsia di
RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2015
ABSTRAK
Salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan ibu adalah dengan
melihat AKI (Angka Kematian Ibu). Kematian ibu salah satu pemicunya
disebabkan oleh Pre Eklamsia. Prevalensi kasus Pre Eklamsia di Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina Bukittinggi masih tergolong tinggi, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui Hubungan Umur dan Paritas ibu bersalin dengan
Kejadian Pre Eklamsia di RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2016.
iii
MIDWIFERY COURSES DIII
HEALTH SCIENCE HIGH SCHOOL OF WEST SUMATRA WITH
The SCIENTIFIC PAPER, may 2016
Desi Marisa
The relationship of Age and parity of birthing mothers with Pre Eklamsia at
RS Islam Ibn Sina Bukittinggi 2015
IX + 53 + table + 6 Page 6 Annex
ABSTRACT
One of the indicators to see the degree of maternal health is to look
at AKI (maternal mortality). The death of the mother of one of the trigger caused
by a Pre Eklamsia. The prevalence of cases of Pre-Islamic hospital Eklamsia
Avicenna Bukittinggi stillbelongs to high, the goal of this research is to know the
relationship of Age and parity of birthing mothers with Pre Eklamsia at
RS Islam Ibn Sina Bukittinggi 2016.
The type of research used is Survey research design using Analytical
Cross Sectional. The population was the whole birthing mothers with maternity
in Eklamsia are Pre RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi 2015 where time
research was done from March 14-April 23, 2016. The sampling in use is the
total sampling, data obtained processed in computerized using the Chi-Square .
The results showed there are more than separoh 58.2% maternity mother
with age at risk (<20->) and over separoh 50.9% parity with primipara and there
are more than separoh 52.7% incidence of Pre Eklamsia. From the results of
statistical tests obtained meaningful Relationships between Age with Pre
Eklamsia with a value of p = 0.000 and meaningful relationship between jerdapat
parity with the incidence of Pre Eklamsia on maternity mother where p = 0.000.
The research indicates there is a relationship of age and parity of birthing
motherswith pre eklamsia, for it is expected to health workers to increase the
outreach of Pre Eklamsia on maternity and the way of prevention as well as
handling in order to materialize the program decrease of AKI (maternal
mortality).
Key Words: Age, Parity, Pre Eklamsia
Source: References 4, 2010-2014
iv
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat Nya maka
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul Hubungan
Sina Bukittinggi Tahun 2015. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu
dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini perkenankanlah
Sumbar Bukittinggi,
2. Ibu Debby Yolanda S.SiT, M.Keb selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
v
5. Teristimewa untuk Ayahanda dan Ibunda, Nenek, Abang dan adik-
akan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari ALLAH SWT. Segala
terdapat kekurangan, hal ini bukanlah suatu kesengajaan. Untuk itu penulis
mengharapakan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
vii
3.2 Tempat dan waktu penelitian....................................................... 36
3.3 Populasi, Sampel Penelitian, Dan Teknik Sampling.................. 36
3.4 Teknik pengumpulan Data......................................................... 37
3.5 Teknik Pengolahan Data Dan Analisa Data............................... 37
3.6 Analisa Data.............................................................................. 39
3.7 Etika Penelitian.......................................................................... 40
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................. 52
5.2 Saran....................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halam
an
No Tabel
ix
DAFTAR BAGAN
Halaman
No Bagan
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
terus menjadi perhatian masyarakat dunia. Memasuki abad ke 21, 189 Negara
tahun 2015 yakni angka kematian ibu (AKI) turun menjadi 102/100.000
kelahiran hidup (KH), maka penurunan AKI antara tahun 1990 sampai tahun
2015 seharusnya 5,5 persen per tahun. Pada kenyataannya selama periode
tahun 1990-2005 belum ada kawasan yang mampu mencapai penurunan AKI
1
2
rata AKItercatat mencapai 359 per 100 ribu KH. Rata-rata kematian ini jauh
melonjak dibanding hasil SDKItahun 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu. Dalam
hal ini, fakta lonjaknya kematian ini menjadi perhatian utama pemerintah
(Sindonews, 2013).
2012 jumlah AKI dari 129 orang dan Tahun 2013 menjadi 90 orang (Profil Dinkes
Sumatera Barat, 2013). Sementara Data AKI di Kota Bukittinggi Selama tahun 2011
terjadi peningkatan jumlah AKI maternal dari Tahun 2010, yaitu dari 6 orang
abortus, infeksi, partus lama/partus macet dan penyeban lain. Sedangkan penyebab
AKI secara tidak langsung adalah pendidkan ibu, sosial ekonomi dan sosial budaya
yang masih rendah, kurang nya pengetahuan dan prilaku masyarakat, melahirkan
pada usia <20 Tahun dan >35 tahun, sarana dan prasarana yang kurang memadai
dan edema yang timbul karna kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ketiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola
yang masih merupakan penyebab langsung kematian ibu dan penyebab kematian
10% dari semua kehamilan. Menyebutkan bahwa laporan dari beberapa rumah sakit
faktor keturunan, faktor gen, diet/ gizi,iklim/ musim, tingkah laku/ sosial ekonomi,
hiperplasentosis. Umur dan paritas merupakan salah satu faktor utama penyebab
pre-eklampsia. Pada wanita hamil dam melahirkan pada umur dibawah 20 tahun
ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian ,maternal pada usia 20-29 tahun
dan di atas usia 40 tahun meningkatmenjadi tiga kali lipat (hasan, 2011).
jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid. Pada pre-eklampsia, volume darah
hematokrit maternal.
Menurut Cuningham (2005), wanita berusia <20 tahun dan >35 tahun
merupakan awal dan akhir masa reproduksi yang mempunyai kemungkinan lebih
besar mengalami Pre-eklampsia. Pada usia <20 tahun bisa terjadi Pre-eklampsia
karna belum matang alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Jika terjadi kehamilan
4
maka tubuh ibu belum siap untuk menerima keadaan baru, sehingga bisa
darah, pengeluaran protein dan edema. Saat usia 35 tahun bisa terjadi Pre
eklampsia karna pada usia ini mudah terjadi penyakit dalam organ kandungan ibu
adanya penyakit yang menyertai seperti diabetes mellitus dan hipertensi, sehingga
peredaran darah dan mengecilnya aliran darah yang menimbulkan Pre eklampsia.
multigravida, (george, 2007). Pre eklampsia yang terjadi pada primigravida atau ibu
yang pertama kali hamil sering mengalami stress dalam persalinan. Stress emosi
(Corwin, 2001).
Menurut Hasan ((2011), menyatakan bahwa ada hubungan antara umur ibu
Berdasarkan data dari rekam medik di RS Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2014
terdapat kejadian pre eklampsi sebanyak 50 kasus dan pada Tahun 2015 terjadi
tentang Hubungan Umur dan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre eklampsia
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang terdapat pada
penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara umur dan paritas ibu bersalin
4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan umur ibu bersalin dengan kejadian
5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian
yang terjadi pada ibu bersalin umur <20 Tahun dan >35 Tahun serta paritas 1
dan >4 sering mengalami terjadi nya kejadian Pre Eklampsia. Jenis penelitian ini
7
independen dan variabel dependen yaitu Hubungan Umur dan Paritas Ibu
Bersalin dengan Kejadian Pre eklampsia. Rancangan penelitian ini adalah Cross
ini adalah ibu bersalin di RS Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2015. Penelitian ini
menggunakan Chi-Square.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dia dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Umur sangat
mempengaruhi kehamilan maupun persalinan. Umur yang baik untuk hamil atau
melahirkan berkisar antara 20-35 tahun. Pada umur tersebut usia reproduksi
wanita dengan umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun kurang baik untuk
hamil maupun melahirkan, karna kehamilan pada umur ini memiliki resiko
menyebabkan kematian. Wanita yang umurnya lebih tua memiliki tingkat resiko
komplikasi melahirkan lebih tinggi dibandingkan dengan yang lebih muda. Bagi
wanita yang berusia 35 tahun keatas, selain fisik melemah juga kemungkinan
baik untuk hamil karna organ-organ reproduksi belum sempurna. Hal ini tentu
10
persalinan dan persalinan antara lain perdarahan, gestosis, atau hipertensi dalam
hipertensi karna kehamilan, wanita hamil dengan usia kurang dari 20 tahun
insiden pre eklampsia- eklampsia lebih dari 3 kali lipat. Pada wanita hamil
berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi hipertensi laten oleh karna itu
semakin lanjut usia maka kualitas sel telur sudah berkurang hingga berakibat
Menurut Trijatmo (2004), umur seorang wanita untuk hamil yang terbaik
adalah pada saat berumur 20-35 Tahun. Kehamilan diatas 35 Tahun dikatakan
beresiko tinggi, hal ini dikarnakan pada umur diatas 30 biasanya penyakit-
penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi atau diabetes melitus pada
Umur yang dianjurkan untuk hamil bagi ibu adalah 20-35 Tahun. Di
umur tersebut kondisi fisik dan mental ibu telah siap untuk kehamilan.
11
1. Jika umur ibu hamil dibawah 20 tahun, rahim dan panggul sering belum
2. Jika umur ibu hamil 35 tahun atau lebih, kondisi kesehatan ibu telah
persalinan lama atau pun perdarahan akan lebih besar dibandingkan saat ibu
2.2 Paritas
2.2.1 Pengertian
paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang
pernah dilahirkan hidup maupun mati, bila berat badan tidak diketahui maka
Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal, resiko pada paritas
satu dapat di tangani dengan asuhan obstetriklebih baik, sedangkan resiko pada
paritas satu dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan
resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga
demikian pada keluarga yang mempunyai anak 2 orang akan lebih bisa
mempunyai anak lebih 2 orang. Umur adalah satuan waktu yang mengukur
waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik yang hidup maupun yang
mati, misal, umur manusia dikatakan lima belas tahun di ukur sejak dia lahir
Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa umur yang aman
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada
wanita hamil dan melahirkan pada umur dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali
lebih tinggi dari pada kematian maternalyang terjadi pada umur 20-29 tahun.
paling aman. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) merupakan paritas
beresiko terjadinya preeklampsia. Ibu dengan paritas tinggi (lebih dari 4) sudah
mengalami penurunan fungsi sistem reproduksi, selain itu biasanya ibu terlalu
sibuk mengurus rumah tangga sehingga sering mengalami kelelahan dan kurang
pada ibu hamil dan bersalin lebih dari tiga kali. Peregangan rahim yang
5. Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak yang cukup
6. Grande multipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau
lebih
7. Multipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan lebih dari seorang
15
Anak
peregangan dan semakin membesarkannya ukuran janin, jika ibu terlalu sering
melahirkan maka kondisi rahim akan semakin lemah. Untuk itu, ibu yeng telah
melahirkan anak sebanyak empat kali atau lebih perlu diwaspadai akan
terjadinya gangguan pada waktu kehmilan, persalinan dan nifas (Ismail, 2011).
2.3.1 Pengertian
muncul selama kehamilan dengan usia lebih dari 20 minggu (kecuali pada
penyakit trofoblastik) dan pre eklampsia adalah suatu penyakit yang muncul
pada awal kehamilan dan bekembang secara perlahan dan hanya akan
oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan
paling penting dalam ilmu kebidanan. Karna itu diagnosa dini amatlah penting.
nifas yang terdiri dari hipertensi, proteinuri, dan edema yang kadang-kadang
terjadinya masih belum jelas. Selain infeksi dan perdarahan, preeklampsia dan
lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim. Faktor risiko
kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita di atas 35 tahun. Faktor
pada ibu atau saudara perempuan, kegemukan, mengandung lebih dari satu
orang bayi, riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus, atau rematoid
arthritis.
2.3.2 Etiologi
Etiologi pe ini belum penyakit ini sampai saat ini belum dikethui dengan
belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang
dipakai sebagai penyebab pre eklampsia adalah teori iskemia plasenta. Namun
17
teori ini belum dapat menrangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit ini
(Mochtar R, 2011).
Pada hypertensi tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot
arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis
oksidan (disebut radikal bebas). Salah satu oksidan penting yang dihasilkan
merusak membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh
sangat toksis ini, akan beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah akan
merusak membran sel endotel. Salah satu fungsi sel endotel adalah
3. Teori Intoleransi
Imunologik antar Ibu dan Janin Pada wanita hamil normal, respon imun
tidak menolak adanya hasil konsepsi yang bersifat asing. Hal ini disebabkan
penting dalam modulasi peran imun, sehingga si ibu tidak menolak hasil
Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak dan
ini menimbulkanbeban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh lebih
A.B., 2009).
2.3.3 Klasifikasi
a. Tekanan darah sistole 140 mmHg s/d < 160 mmHg, tekanan diastole
90 mmHg s/d < 110 mmHg. Atau kenaikan tekanan darah sistole> 30
b. Proteinuria kwantitatif 300 mg/24 jam atau lebih per liter atau nilai
c. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan 1
mmHg..
pandangan kabur.
Adapun faktor predisposisi terjadinya pre eklampsia pada ibu hamil diantaranya
2. Karakteristik ibu
a. Umur
Ibu hamil dengan umur sangat muda (umur < 20 tahun), maupun
b. Paritas
hasil konsepsi yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya Human
1) Primipara
2) Multipara
1998).
c. Pendidikan
22
2001).
d. Pengetahuan
3. Penyebab langsung
N.F., 2001 ).
1) Diabetes Millitus
a. Riwayat penyakit
b. Riwayat keluarga
yang mengatur respon imun maternal. Risiko ibu hamil yang ibunya
kehamilan, risiko pre eklampsia lebih tinggi pada ibu hamil yang tingkat
d. Keteraturan ANC
2.3.5 Patofisiologi
dengan retensi garam dan air. pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat
sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah, jadi jika semua arteriola
dalam tubuh menglami spasme, maka tekanan daraha akan naik, sebagai usaha
sebabnya, mungkin karna retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan
1. Otak
pada pre-eklampsia aliran darah dan pemkain oksigen tetap dalam batas-
terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema yang terjadi pada otak dapat
terjadi gawat janin. Pada pre eklampsia sering terjadi peningkatan tonus
prematurus.
3. Ginjal
Filtrasi glomerulus berkurang oleh karna aliran ke ginjal menurun. Hal ini
terjadilah retensi garam dan air. filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50%
dari normal sehinnga pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.
4. Paru-paru
5. Mata
27
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Bila
Pada pre eklampsia ringan biasanya tidak dijumpai perubahan yang nyata
pada metabolisme air, elektrolit, kristaloid, dan protein serum. Jadi tidak
berat, kadar gula darah naik sementara, asam laktat dan asam organik
lainnya naik, sehinnga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini biasanya
berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau
diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan
1. Diet makanan
28
2. Cukup Istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekeja seperlunya
mengalamigangguan.
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera
segera ditemukan.
a. Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre eklampsia ringan, dengan cara ibu
A.B., 2009).
b. Pengobatan obstetric.
1) Belum inpartu.
c)SC dilakukan bila : syarat drip tidak dipenuhi, 12 jam sejak drip oksitosin
2) Inpartu.
b) Fase Aktif : Amniotomi, kalau perlu drip oksitosin, bila 6 jam pembukaan
Kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa umur 20-35 tahun, umur
ini merupakan umur yang tidak beresiko sedngkan umur kurang daro 20 tahun
32
(Manuabo, 2003).
hamil adalah saat umur 20-35 tahun. Sel telur sudah diproduksi sejak dilahirkan
namun baru terjadi ovulasi ketika masa pubertas, sel telur yang keluar hanya
satu setiap bulannya, ini menunjukkan adanya unsur seleksi yang terjadi hingga
diasumsikan sel telur yang berhasil keluar adalah sel telur yang unggul. Oleh
karena itu, semakin lanjur nya umr seseorang maka kualitas sel telur sudah
dihasilkan. Sementara umur dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk
hami karena organ-organ reproduksi belum sempurna, hal ini tentu akan
Umur yang aman untuk hamil dan berslin adalah 20-35 tahun dan
kematian pada ibu hamil dan bersalin dibawah umur 20 tahun dan diatas 35
atau hipertensi dalam kehamilan, distosia dan partus lama. Pada umur tua
meskipun mental dan sosial ekonomi lebih mantap dibandingkan dengan umur
penyakit wanita nulipara meskipun Pre Eklampsia lebih sering didapatkan pada
33
awal dan akhir umur reproduktif, yaitu umur remaja atau umur diatas 35 tahun,
meningkat pada primigravida tua. Pada wanita hamil berumur kurang dari 20
tahun insidens lebih dari tiga kali lipat. Pada wanita hamil berumur diatas 35
tahun, dapat terjadi hipertensi laten. Hipertensi pada kehamilan paling sering
mengenai wanita nulipara, wanita yang lebih tua, yaitu dengan bertambahnya
hipertensi karena kehamilan pada wanita muda tidak lebih tinggi. Resiko paling
besar yang harus dihadapi ibu yang telah berumur diata 35 tahun adalah
Umur dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil karena
organ-organ reproduksi belum sempurna, hal ini tentu akan menyulitkan proses
persalinan antara lain perdarahan, gestosis, atau hiyang merupakan gejala khas
distosia dan partus lama. Hipertensi pada kehamilan paling sering mengenai
peningkatan insiden hipertensi kronis menghadapi resiko yang lebih besar untuk
34
menderita hipertensi karena kehamilan. Wanita hamil dengan umur kurang dari
20 tahun insidens Pre Eklampsia lebih dari tiga kali lipat. Pada wanita hamil
berumur lebih dari 25 tahun, dapat terjadi hipertensi laten. Oleh karena itu,
semakin lanjut nya umur seseorang maka kualitas sel terung berkurang hingga
dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil karena organ-organ
reproduksi belum sempurna, hal ini tentu akan menyulitkan proses kehamilan
Paritas merupakan salah satu faktor resiko pre eklampsia. Pre eklampsia
secara drastis. Pada wanita hamil yang sehat, peningkatan volume darah diatur
angiotensin II. Hal ini menyebabkan resistensi perifer total berkurang pada
kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada wanita hamil dengan pre
35
(Http://digilib.inimus.ac.id).
Pre eklampsia pada primigravida lebih sering terjadi pada usia muda,
termasuk penurunan fungsi endotel. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel
banyak dari pada tromboksan. Sedangkan pada pre eklampsia kadar tromboksan
dapat berpengaruh pada perubahan yang khas pada sel kapiler glomerulus di
demikian pada keluarga yang mempunyai anak 2 orang akan lebih bisa
mempunyai anak lebih 2 orang. Umur adalah satuan waktu yang mengukur
36
waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik yang hidup maupun yang
mati, misal, umur manusia dikatakan lima belas tahun di ukur sejak dia lahir
Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa umur yang aman
untuk kemilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada
wanita hamil dan melahirkan pada umur dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali
lebih tinggi dari pada kematian maternalyang terjadi pada umur 20-29 tahun.
adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya
berikut:
Umur Ibu
Paritas
Tahun 2016.
Ho : Tidak ada Hubungan Paritas dengan kejadian Pre Eklampsia di RS Ibnu Sina
METODE PENELITIAN
dari catatan rekam medik RS Ibnu Sina Bukittinggi (Notoatmojo, 2010). Data ini
menyangkut variabel umur dan paritas Ibu Bersalin dengan kejadian Pre
Eklampsia.
Tahun 2016. Waktu penelitian ini direncanakan dari bulan Maret s/d April
Tahun 2016.
3.3.1 Populasi
(Notoatmojo, 2010). Populasi kasus dalam penelitian ini adalah ibu bersalin dari
bulan Agustus s/d Desember 2015 sebanyak 380 ibu bersalin di RS Ibnu Sina
40
41
3.3.2 Sampel
penelitian ini adalah ibu bersalin yang mengalami Pre Eklampsia di RS Ibnu
Sina Bukittinggi Tahun 2015 yaitu 55 sampel dengan teknik pengambilan total
Data yang diambil berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti
dengan melihat berapa kejadian Pre Eklampsia pada ibu bersalin dengan Umur
data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data diambil secara Cross
berikut:
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pemberian kode tertentu pada
cara ukur pengambilan data ini yaitu dengan Diagnosa Dinamikal Record
1= Pre Eklampsia
2. Umur Ibu
Cara ukur pengambilan data ini adalah dengan melihat Medical Record
3. Paritas
Cara ukur pengambilan data ini adalah dengan melihat Medical Record
1 = Primipara
2 = Multipara
Pada tahap ini dilakukan kegiatan proses data terhadap semua data
sekunder yang lengkap dan benar untuk dianalisis. Pengolahan data dilakukan
bantuan program computer yang dimulai dengan data entry ke dalam program
Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan terhadap data yang sudah
gambaran distribusi frekuensi dari variabel independen yaitu umur dan paritas
P = x 100%
Keterangan :
P : Presentase
N : Jumlah
independen dengan variabel dependen dengan uji statistik. Data ini dianalisa
faktor peluang (p<0,05) dan tidak memiliki hubungan yang bermakna apabila
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang
3.7.1 Menghormati Harkat Dan Martabat Manusia (Respect For Human Dignity)
Inclusiveness)
sebagainya.
46
(notoadmojo, 2009).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
mengetahui Hubungan Umur dan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre
Eklamsia dengan jumlah responden 55 orang di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Bukittinggi.
karakteristik responden yang telah ditentukan. Data terdiri dari Umur, Paritas
dan Kejadian Pre Eklamsia. Hasil penelitian dapat dilihat pada table di bawah
ini:
1. Umur
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi
Tahun 2015
3 Total 55 100%
47
48
lebih dari separoh yaitu 32 responden (58,2%) yang memiliki umur beresiko
(<20->35 Tahun).
2. Paritas
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Paritas di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi
Tahun 2015
1 Primipara 28 50,9%
2 Multipara 27 49,1%
Total 55 100%
primipara.
3. Pre Eklamsia
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pre Eklamsia di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Bukittinggi Tahun 2015
Total 55 100%
49
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 32 ibu bersalin yang
memilki umur beresiko (<20->35 Tahun) lebih dari separoh yaitu 16 responden
(55,1%) yang mengalami Pre Eklamsia. Sedangkan dari 23 ibu bersalin yang
memilki umur yang tidak beresiko (20-35 Tahun) kurang dari separoh yaitu 10
Hasil uji statistic diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05), maka secara
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Paritas dengan Kejadian Pre Eklamsia di
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2015
Hasil uji statistic diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05), maka secara
4.2 Pembahasan
4.2.1 Umur
lebih dari separoh yaitu 32 responden (58,2%) yang memiliki umur beresiko
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Azwar Hasan Tahun 2011 di RSUP Dr. M. Djamil Kota Padang dimana dari 52
responden yang diteliti terdapat lebih dari separoh yaitu (54,1%) ibu bersalin
dengan umur (<20- >35 Tahun) beresiko yang mengalami Pre Eklamsia.
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dia dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Umur sangat
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Wanita yang melahirkan di bawah
umur 20 tahun atau lebih dari 35 tahun mempunyai resiko yang lebih tinggi
terjadi nya komplikasi maupun penyakit lain nya. Umur yang beresiko ini secara
2001).
tahun kurang baik untuk hamil maupun melahirkan, karna kehamilan pada umur
persalinan, bahkan bisa menyebabkan kematian. Wanita yang umurnya lebih tua
dengan yang lebih muda. Bagi wanita yang berusia 35 tahun keatas, selain fisik
seperti darah tinggi, diabetes dan berbagai penyakit lain (Gunawan S, 2010).
Umur yang dianjurkan untuk hamil bagi ibu adalah 20-35 Tahun. Di
umur tersebut kondisi fisik dan mental ibu telah siap untuk kehamilan.
52
Jika umur ibu hamil dibawah 20 tahun, rahim dan panggul sering belum
persalinan lama/macet, atau gangguan lainnya karena ketidak siapan ibu untuk
menerima tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua, jika umur ibu hamil 35
tahun atau lebih, kondisi kesehatan ibu telah mengalami penurunan sehingga
kemungkinan untuk mencapai ana cacat, persalinan lama atau pun perdarahan
akan lebih besar dibandingkan saat ibu berumur kurang dari 35 tahun (ismail,
2011).
Menurut asumsi peneliti tinggi nya umur ibu bersalin (<20->35 Tahun)
pada ibu bersalin disebabkan salah satunya faktor budaya didaerah tersebut
dimana banyak nya remaja yang menikah di bawah umur 20 tahun dan masih
rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang umur yang baik untuk memulai
kehamilan.
4.2.2 Paritas
ditemukan lebih dari separoh yaitu 28 responden (50,9%) yang memiliki paritas
primipara.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Etika Desi Yogi tahun 2014 di RSUD Kefa Menanu Kab Timor Tengah Utara
dimana dari 39 responden yang diteliti terdapat lebih dari separoh yaitu
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan baik hidup maupun mati
lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal, resiko pada paritas satu
paritas satu dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan
resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga
paling aman. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) merupakan paritas
beresiko terjadinya preeklampsia. Ibu dengan paritas tinggi (lebih dari 4) sudah
mengalami penurunan fungsi sistem reproduksi, selain itu biasanya ibu terlalu
sibuk mengurus rumah tangga sehingga sering mengalami kelelahan dan kurang
seorang ibu yang telah melahirkan anak. paritas primipara yang dipengaruhi oleh
tidak mengetahui tentang resiko tinggi untuk kehamilan. Oleh karna itu untuk
kesehatan tentang alat tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan lebih
ditingkatkan.
ditemukan lebih dari separoh yaitu 29 responden (52,7%) yang mengalami Pre
Eklamsia.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Irna Yustiana Tahun 2014 di RSKIA Kota Bandung dimana dari 54
responden yang diteliti terdapat separoh yaitu (50,0%) ibu bersalin yang
terjadinya masih belum jelas. Selain infeksi dan perdarahan, preeklampsia dan
penting dalam ilmu kebidanan. Salah satu faktor penyebab terjadinya pre
dengan retensi garam dan air. pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat
sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah, jadi jika semua arteriola
dalam tubuh menglami spasme, maka tekanan daraha akan naik, sebagai usaha
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan
mungkin karna retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme
pada kehamilan terutama pada primigravida, ibu yang sangat muda atau ibu
yang berusia lebih dari 35 tahun. Dipertegas oleh teori yang dikemukakan oleh
Primigravida terutama usia muda atau multigravida dan usia ibu lebih dari 35
tahun.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 32 ibu bersalin yang
memilki umur beresiko lebih dari separuh yaitu 16 responden (55,1%) yang
mengalami Pre Eklamsia. Sedangkan dari 23 ibu bersalin yang memilki umur
yang tidak beresiko kurang dari separuh yaitu 10 responden (38,5%) yang tidak
mengalami Pre Eklamsia. Berdasarkan hasil Hasil uji statistic diperoleh nilai p =
0,001 (p < 0,05), maka secara statistic disebut bermakna. Kesimpulannya adalah
ada hubungan antara umur dengan Kejadian Pre Eklamsia di RS Islam Ibnu Sina
Hasan Tahun 2011 di RSUP Dr. M. Djamil Kota Padang, dimana didapatkan
hasil uji statistic dengan nilai p= 0,000 maka p< 0,05 berarti ada hubungan umur
Saat terbaik bagi seorang perempuan untuk hamil adalah saat umur 20-
35 tahun. Sel telur sudah diproduksi sejak dilahirkan namun baru terjadi ovulasi
ketika masa pubertas, sel telur yang keluar hanya satu setiap bulannya, ini
menunjukkan adanya unsur seleksi yang terjadi hingga diasumsikan sel telur
yang berhasil keluar adalah sel telur yang unggul. Oleh karena itu, semakin
lanjur nya umur seseorang maka kualitas sel telur sudah berkurang sehinnga
dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hami karena organ-organ
reproduksi belum sempurna, hal ini tentu akan menyulitkan proses kehamilan
atau hipertensi dalam kehamilan, distosia dan partus lama. Pada umur tua
meskipun mental dan sosial ekonomi lebih mantap dibandingkan dengan umur
penyakit wanita nulipara meskipun Pre Eklampsia lebih sering didapatkan pada
awal dan akhir umur reproduktif, yaitu umur remaja <20 atau umur diatas 35
57
Menurut asumsi peneliti Pre Eklamsia juga tejadi karna masih rendahnya
pendidikan ibu sehingga ibu tidak mengetahui bahaya kehamilan pada umur <20
atau >35 tahun sehingga terdapatnya potensi untuk mengalami Pre Eklamsi, hal
paritas primipara ditemukan lebih dari separoh yaitu 16 responden (55,2%) yang
eklamsia. Berdasarkan hasil uji statistic diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05),
antara Paritas dengan Kejadian Pre Eklamsia di RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi
Tahun 2016.
Desi Yogi tahun 2014 di RSUD Kefa Menanu Kab Timor Tengah Utara dimana
didapatkan hasil uji statistik dengan nilai p= 0,001 maka p<0,05 maka
Pre eklamsia pada primigravida lebih sering terjadi pada usia muda,
termasuk penurunan fungsi endotel. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel
banyak dari pada tromboksan. Sedangkan pada pre eklampsia kadar tromboksan
dapat berpengaruh pada perubahan yang khas pada sel kapiler glomerulus di
Eklamsia, Seperti Primipara karena kurang nya pengalaman ibu atau tubuh ibu
peneliti banyak sekali mengalami kekurang dan hambatan yang mana keterbatasan
peneliti sendiri, sehingga mungkin masih banyak kekurangan dalam penelitian ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bahwa hubungan Umur, paritas dengan kejadian Pre Eklamsia di Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina Bukittinggi tahun 2016, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
5.1.1 Lebih dari separuh ibu bersalin dengan umur beresiko yaitu sebanyak
(58,2%)
5.1.2 Lebih dari separuh ibu bersalin dengan Paritas dengan kategori Primipara
5.1.3 Lebih dari separuh ibu bersalin dengan Pre Eklamsia yaitu sebanyak
(52,7%).
5.1.4 Ada hubungan Umur dengan kejadian Pre Eklamsia dengan nilai p =
0,000
5.1.5 Ada hubungan Paritas dengan kejadian Pre Eklamsia dengan nilai p =
0,000
59
60
61
5.2 Saran
Yeyeh, ayi. Dkk, 2010. Asuhan neonatus, bayi dan anak balita. Jakarta: Trans Info
Media
Varney. H, Kriebs, J.M dan Gegor, C.L. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC
FREQUENCY TAB
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Beresiko 32 58,2 58,2 58,2
Tidak Beresiko 23 41,8 41,8 100,0
Total 55 100,0 100,0
Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Primipara 28 50,9 50,9 50,9
Multipara 27 49,1 49,1 100,0
Total 55 100,0 100,0
Pre_Ekslamsi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pre Ekslamsi 29 52,7 52,7 52,7
Tidak Pre Ekslamsi 26 47,3 47,3 100,0
Total 55 100,0 100,0
Cross tab
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur * Pre_Ekslamsi 55 100,0% 0 ,0% 55 100,0%
Paritas * Pre_Ekslamsi 55 100,0% 0 ,0% 55 100,0%
Umur * Pre_Ekslamsi Crosstabulation
Pre_Ekslamsi Total
Tidak Pre
Pre Ekslamsi Ekslamsi
Umur Beresiko Count 16 16 32
% within Umur 50,0% 50,0% 100,0%
% within Pre_Ekslamsi 55,2% 61,5% 58,2%
Tidak Beresiko Count 13 10 23
% within Umur 56,5% 43,5% 100,0%
% within Pre_Ekslamsi 44,8% 38,5% 41,8%
Total Count 29 26 55
% within Umur 52,7% 47,3% 100,0%
% within Pre_Ekslamsi 100,0% 100,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
Crosstab
Pre_Ekslamsi Total
Tidak Pre
Pre Eklamsi Ekslamsi
Paritas Primipara Count 16 12 28
Expected Count 14,8 13,2 28,0
% of Total 29,1% 21,8% 50,9%
Multipara Count 13 14 27
Expected Count 14,2 12,8 27,0
% of Total 23,6% 25,5% 49,1%
Total Count 29 26 55
Expected Count 29,0 26,0 55,0
% of Total 52,7% 47,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
No Nama Pre
Umur Ket Ket Paritas Ket Ket
Inisial Ekslamsi
1 Ny.Z 19 1 Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
2 Ny.R 38 1 Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
3 Ny.R 21 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
4 Ny.S 36 1 Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
5 Ny.R 36 1 Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
6 Ny.S 19 1 Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
7 Ny.D 38 1 Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
8 Ny.M 29 2 Tidak_Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
9 Ny.A 19 1 Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
10 Ny.R 22 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
11 Ny.S 33 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
12 Ny.R 23 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
13 Ny.L 28 2 Tidak_Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
14 Ny.R 27 2 Tidak_Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
15 Ny.R 23 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
16 Ny.S 30 2 Tidak_Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
17 Ny.S 38 1 Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
18 Ny.N 37 1 Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
19 Ny.Y 17 1 Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
20 Ny.S 36 1 Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
21 Ny.T 36 1 Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
22 Ny.R 36 1 Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
23 Ny.R 19 1 Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
24 Ny.R 36 1 Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
25 Ny.R 19 1 Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
26 Ny.S 19 1 Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
27 Ny.M 32 2 Tidak_Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
28 Ny.D 18 2 Tidak_Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
29 Ny.A 18 1 Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
30 Ny.A 26 2 Tidak_Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
31 Ny.N 24 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
32 Ny.R 22 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
33 Ny.M 24 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
34 Ny.H 18 1 Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
35 Ny.R 19 1 Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
36 Ny.L 20 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
37 Ny.R 19 1 Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
38 Ny.S 36 1 Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
39 Ny.N 38 1 Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
40 Ny.M 37 1 Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
41 Ny.S 24 2 Tidak_Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
42 Ny.N 22 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
43 Ny.S 37 1 Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
44 Ny.N 18 1 Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
45 Ny.R 20 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
46 Ny.N 36 1 Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
47 Ny.M 27 2 Tidak_Beresiko 2 Multipara 1 Pre_Ekslamsi
48 Ny.S 18 1 Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
49 Ny.R 19 1 Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
50 Ny.F 26 2 Tidak_Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
51 Ny.F 36 1 Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
52 Ny.A 22 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
53 Ny.R 19 1 Beresiko 2 Multipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
54 Ny.F 23 2 Tidak_Beresiko 1 Primipara 2 Tidak_Pre_Ekslamsi
55 Ny.A 18 1 Beresiko 1 Primipara 1 Pre_Ekslamsi
Lampiran 1
Bukittinggi, Maret
Desi Marisa