Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
Gangguan Sistem Integumen Furunkel di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang
1. Bapak Drs. Asman R. Karo-Karo MM, selaku ketua Yayasan Sekolah Tinggi
2. Bapak dr. H. Paul Sirait SKM, MM, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi
3. Ibu Dr.Ria Telambanua Selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr.
4. Ibu Roslenni Sitepu, S.Kp. MARS, selaku Ketua Jurusan Program Studi S1
masukan dan arahan yang sangat bermakna sehingga penyusunan proposal ini
Sakit Umum Daerah Djasament Saragih Pematang Siantar dan Peguji II yang
8. Ibu Jenny Sinaga, S.Kep, Ners, selaku kepala ruang Cempaka Rumah Sakit
9. Seluruh dosen dan staf Stikes Sumatera Utara Medan yang telah banyak
rahmatnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik dari secara
lapangan komprehensif ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penyusunan
bahasa maupun dari segi isinya. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program pendidikan profesi ners mengembangkan suatu program sebagai
salah satu mata ajar pada akhir kegiatan mahasiswa profesi yakni praktek belajar
lapangan komprehensif (PBLK). PBLK bertujuan agar mahasiswa siap dalam
menghadapi dunia nyata seperti pada saat bekerja dengan memberikan
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan semua teori
dan konsep yang telah diperoleh selama proses pendidikan, dan setelah kegiatan
PBLK ini diharapkan secara langsung dapat memberikan masukan untuk
peningkatan pelayanan keperawatan pada tempat yang menjadi lahan praktek.
Praktek belajar lapangan komprehensif dilakukan di Rumah sakit
dr.Djasamen Saragih Pematang Siantar. PBLK ini dilaksanakan selama delapan
minggu mulai tanggal 5 Februari sampai dengan 26 Maret 2016. Kegiatan yang
dilakukan selama PBLK adalah menajemen asuhan keperawatan pada pasien
kelolaan dengan masalah sistem Integumen (Kulit).
Furunkel atau bisul merupakan inflamasi akut yang timbul dalam pada satu
atau lebih folikel rambut dan menyebar kelapisan dermis sekitarnya. Kelainan ini
lebih dalam daripada folikulitis. (furunkolosis mengacu pada lesi yang multiple
atau rekuren) furunkel dapat terjadi pada setiap bagian tubuh kendati lebih
prevalen pada daerah-daerah yang mengalami iritasi, tekanan, gesekan dan
perspirasi berlebihan, seperti bagian posterior leher, aksila atau pantat (gluteus).
(Kapevi, 2013)
Penyebab furunkel adalah Bakteri : stafilokokus aureus, berbentuk bulat
(coccus), diameter 0,5-1,5m, susunan bergerombol seperti anggur, tidak
mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram tampak
berwarna ungu dan Bakteri lain atau jamur Paling sering ditemukan didaerah
tengkuk, axial, paha dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah
sekitar hidung, telinga, atau jari-jari tangan (Zeltmer,2005)
Furunkel merupakan tonjolan yang nyeri dan berisi nanah yang terbentuk
dibawah kulit ketika bakteri menginfeksi dan menyebabkan inflamasi pada satu
atau lebih folikel rambut. Furunkel juga merupakan infeksi kulit yang meliputi
seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus disekitarnya (Silvya, 2001)
Furunkel atau bisul kecil yang hanya memiliki satu mata. Letak bisul bisa di
beberapa tempat tapi jarang-jarang. Jika furunkel satu mata ini jumlahnya banyak
dan letaknya menyebar di sejumlah anggota tubuh, disebut furunkulosis.
Pada bayi dan balita, jenis bisul yang terjadi biasanya furunkulosis. Ini
biasanya diawali oleh biang keringat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul
dan biang keringat seringkali menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul
tersebut. Garukan tangan pada tempat yang berbeda akan menularkan kuman ke
bagian tubuh lain sehingga di bagian tubuh itu timbul bisul pula. Bisul ini
menimbulkan rasa nyeri dan berdenyut-denyut. Itu sebabnya bisul yang parah
kadang mengakibatkan demam pada anak, karena tubuh anak berusaha melawan
kuman yang terdapat pada bisul.
Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas
sehingga dengan mudah bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah
satu pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat
dan bisul pada folikel rambut.
Hasil pengkajian yang didapat di Rumah sakit dr.Djasamen Saragih
Pematang Siantar,Terdapat Sepuluh penyakit terbesar yaitu : Gastritis,DHF,
Thypoid Fever, TB Paru, Gastroenteritis, Hipertensi, Kronik Renal Failure,
Kronik Stroke Pulmonary Disease, Dyspepsia dan Stroke Ischemik. Sistem
Integumen belum termasuk didalam penyakit sepuluh terbesar tetapi masih
banyak yang mengalami bisul (Furunkel), jumlah pasien Penderita Furunkel
Tahun 2015 sebanyak 8 orang dan Di bulan Januari- Februari 2016 jumlah pasien
Penderita Furunkel sebanyak 2 orang Berdasarkan data diatas, penulis tertarik
untuk mengangkat kasus gangguan sistem Integumen Furunkel dan melaksanakan
manajemen kasus pada An.A sesuai dengan standar pelayanan keperawatan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.3 Manfaat
1.3.1 Mahasiswa
Manfaat PBLK terhadap mahasiswa adalah sebagai wadah latihan dan
gambaran menjadi perawat profesional yang dapat memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif pada pasien.Selain itu juga melatih
mahasiswa mengelola manajemen keperawatan secara efektif dan efisien.
1.3.2 Pendidikan
Manfaat bagi institusi pendidikan adalah untuk Meningkatkan kompetensi
lulusan institusi dan menghasilkan tugas akhir dalam bentuk karya ilmiah.
1.3.3 Lahan Praktek
Pelaksanaan manajemen kasus yang dilakukan mahasiswa, dapat
membantu pihak rumah sakit dalam melakukan asuhan keperawatan pada
pasien khususnya sistem pernapasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Defenisi
Furunkel adalah Infeksi akut dari satu folikel rambut yang biasanya
mengalami nekrosis disebabkan oleh Staphylococcus aureus (Kaveri,2005)
Furunkel merupakan tonjolan yang nyeri dan berisi nanah yang terbentuk
dibawah kulit ketika bakteri menginfeksi dan menyebabkan inflamasi pada satu
atau lebih folikel rambut. Furunkel juga merupakan infeksi kulit yang meliputi
seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus disekitarnya (Silvya,2001)
Furunkel atau bisul merupakan inflamasi akut yang timbul dalam pada satu
atau lebih folikel rambut dan menyebar kelapisan dermis sekitarnya. Kelainan ini
lebih dalam daripada folikulitis. (furunkolosis mengacu pada lesi yang multiple
atau rekuren) furunkel dapat terjadi pada setiap bagian tubuh kendati lebih
prevalen pada daerah-daerah yang mengalami iritasi, tekanan, gesekan dan
perspirasi berlebihan, seperti bagian posterior leher, aksila atau pantat (gluteus)
(Smeltzer,2003)
Furunkel dapat berawal sebagai jerawat yang kecil, merah, menonjol dan
kerasa sakit. Kerap kali infeksi ini berlanjut dan melibatkan jaringan kulit serta
lemak subkutan dengan menimbulkan nyeri tekan, rasa sakit dan sellulitis
didaerah sekitarnya. Daerah kemerahan dan indurasi menggambarkan supaya
tubuh untuk menjaga agar infeksi terlokalisasi. Bakteri (biasanya stapilococcus)
menimbulkan nekrosis pada jaringan tubuh yang diserangnya. Terbentuknya
bagian tengah bisul yang khas terjadi beberapa hari kemudian. Kalau hal ini
terjadi, bagian tengah tersebut berwarna kuning atau hitam, dan bisul semacam ini
dikatakan oleh orang awal sebagai bisul yang sudah matang (Konan dkk,2002)
1.2 Etiologi
a) Bakteri : stafilokokus aureus, berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5m,
susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil,
katalase positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
b) Bakteri lain atau jamur
Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha dan bokong. Akan
terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari
tangan (Shultzer, 2005).
Gambaran klinis :
a) Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah dan bewarna
merah disekitarnya
b) Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm
atau bahkan lebih
c) Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat
d) Jika pecah spontan atau disengaja, akan mongering dan membentuk lubang
yang kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan
granulasi
e) Waktu penyembuhan kurang lebih 2 minggu.
f) Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas.
1.10. Intervensi
Tabel 2.1. Intervensi Keperawatn Pada Pasien Furunkel
Diagnosa NOC NIC
I.Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : An. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 15 tahun
Agama : Kristen
Suku : Batak
Alamat : Tapian Nauli Pematang Siantar
Tgl masuk RS : 14 Februari 2016
No. reg : 31.63.10
Ruangan : Cempaka
Tgl pengkajian : 15 Februari 2016
Dx medis : Furunkel
Nama Ayah : Tn.B
Pekerjaan Ayah : Bengkel
2. Keluhan Utama
Nyeri pada daerah peradangan folikel rambut, badan panas dan gatal-gatal
pada kulit.
3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Ibu pasien mengatakan selama hamil dia selalu memeriksakan diri kebidan
yang ada didekat rumahnya.Ibu klien melahirkan ditolong oleh bidan dengan
cara spontan, Berat bayi lahir : 3600 gram, Panjang Bayi :50 cm dan tidak ada
kelainan pada saat persalinan dan bayi dalam keadaan sehat.Setelah
melahirkan ibu selalu membawa anak ke posyandu untuk imunisasi.
4. Ringkasan Riwayat Keperawatan
Umur : 15 Tahun ,Jenis kelamin : Laki-laki,datang ke Rumah sakit dengan
keluhan demam (39 0C) selama 3 hari, Nyeri pada daerah peradangan folikel
rambut, badan panas dan gatal-gatal pada kulit.
5. Riwayat Masa lampau
Ibu pasien mengatakan anaknya belum pernah mengalami penyakit yang
serius,ia hanya mengalami batuk dan demam biasa dan akan segera sembuh
setelah diberikan obat oleh bidan.
6. Riwayat Keluarga
Ayah dan ibu pasien masih hidup dan dalam keadaaan sehat.pasien merupakan
anak Kedua.
Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Laki-Laki yang Meninggal
: Perempuan
: Perempuan yang Meninggal
: Pasien
- - - - - - -- : Tinggal Satu Rumah
: Garis Perkawinan
7. Riwayat Sosial
1. Yang memgasuh
Yang mengasuh dan merawat pasien adalah kedua orangtua dan yang paling
sering merawat pasien adalah ibu (Orang tua Perempuan)
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Baik,Tampak didalam kamar pasien banyak keluarga yang datang menjenguk
3. Pembawaan Secara umum
Pembawaan klien secara umum adalah klien tampak lemah dan pendiam.
8. Pola Aktivitas Sehari-hari
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan Pasien : Compos Mentis,Pasien tampak lemah
b. Tanda-tanda Vital
Tanda-tanda vital tanggal 15 Februari jam 12.00 WIB: Suhu tubuh 39 0C,
tekanan darah 110/70 mmHg, TB ; 150 cm dengan BB; 5 Kg, Nadi
100x/menit x/menit dan Respirasi 28 x permenit.
c. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala dan Rambut
Bentuk kepala simetris, adanya bisul bernanah dan bau. Penyebaran rambut
rata, keadaan rambut terlihat kebotakan di bagian frontal kebersihan rambut
kurang bersih, jenis dan struktur rambut lurus dan berwarna putih (uban).
Warna kulit wajah sawo matang dengan struktur anatomis.
2. Mata
Bentuk mata simetris, tidak ada pembengkakan pada palpebra, pupil isokor
2/2, konjungtiva anemis, reflek cayaha +/+ dan visus dan tekanan bola mata
tidak dilakukan pemeriksaan.
3. Hidung
Tulang hidung anatomis dengan posisi septum medial, tidak ada polip dan
sekret dan tidak ada pernapasan cuping hidung.
4. Telinga
Bentuk telinga anatomis dengan ukuran yang simetris, lubang telinga tidak
ada peradangan, serumen tidak ada. Ketajaman pendengaran tidak dapat di
ukur.
5. Mulut dan Faring
Mukosa bibir kering, keadaan gusi baik tidak ada luka dan gigi tidak lengkap,
keadaan lidah baik tidak kotor, tidak ada nyeri tekan pada fa
6. Leher
Posisi trakea medial, tidak ada pembesaran thyroid dan kelenjar limfe. Vena
jugularis tidak ada varises, denyut nadi karotis teraba 100 x/menit. Tidak
ada gangguan pada suara pasien.
7. Pemeriksaan Integumen
Kebersihan integumen kurang baik, perfusi hangat dan suhu akral dingin.
Warna kulit pucat, turgor kulit baik, elastis, oedem pada kaki, pitting edema
> 2 detik. Kelembaban kering. Tidak ada kelainan pada kulit.
8. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Ukuran dan bentuk payudara simetris dan anatomis, warna areola
hiperpigmentasi, tidak ada kelainan pada payudara dan puting. Aksila dan
clavikula tidak ada kelainan.
9. Pemeriksaan Thoraks/Dada
b) Pemeriksaan Paru
Inspeksi : Bentuk thorak anatomis dengan perbandingan
anterior : Lateral adalah 1 : 2.
Palpasi : Pengembangan dada simetris kiri dan kanan,. Tidak
ada nyeri tekan.
Perkusi : Suara perkusi paru resonan pada kedua Lapangan
paru.
Auskultasi : Suara napas vesikuler
c) Pemeriksaan Jantung
Bunyi Jantung SI dan S2 terdengar suara Lup dan bunyi jantung II
terdengar suara dup. tidak ada bunyi murmur dan gallop, frekwensi 86
kali permenit.
10. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris dan soopel, tidak terdapat
benjolan ataupun massa, tidak ada banyangan
pembuluh darah.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar dan
lien, tidak ada benjolan dan masa
Perkusi : thympani
Auskultasi : Suara peristaltik usus 3-5 kali permenit.
11. Pemeriksaan Genetalia
Pasien berjenis kelamin Laki-laki,testis turun dan tidak ada kelainan pada
genetalia.
12. Tulang Punggung
Posisi tulang punggung terletak dibagian medial dan posisi sejajar,tidak
ada kelainan pada tulang punggung.
13. Ekstremitas
Simetris Kiri dan kanan ,kekuatan otot penuh,akral hangat kiri dan
kanan,nadi perifer teraba kuat.
10.Pemeriksaan Penunjang
10.1 Laboratorium
11. Terapi
Tabel 3.2. Terapi Medis An.A tanggal 15 Februari 2016
No Terapi Dosis
1. IVFD Asering 10 gtt/menit
2. Inj. Ceftriaxone 500 mg/8 jam
3. Imunos 1X1
4. Paracetamol 3x1
5. Choramfenicol 3x1
6. Cairan Nacl 0,9% 3 x Sehari.
Untuk membersihkan Pus furunkel
yang ada di folikel rambut.
I. Masalah Keperawatan
1. Hipertermi
2. Gangguan Rasa nyaman nyeri
3. Kerusakan Integritas Kulit
Infeksi
Peningkatan suhu
tubuh
1.1 Pengkajian
Pada pengkajian dengan gangguan system Integumen yang paling banyak
ditemukan dari Tiga kasus adalah Hipertermi berhubungan dengan proses
peradangan pada folikel rambut ditandai dengan Demam 39 0C, dan tampak
lemah.
Saat dilakukan pengkajian awal untuk mengidentifikasi kemampuan pasien
menghadapi pemulangan,hampir semua pasien berkeinginan kuat untuk mengikuti
aturan pengobatan meski tidak mengetahui jenis dan indikasi setiap obat yang
diberikan.Hal ini berhubungan dengan pernyataan Care giverong bahwa Pasien
dan keluarga lebih fokus kepada penatalaksanaan medis,bukan kepada
pemeliharaan kesehatannya.
Untuk poin masalah kebiasaan hidup ,banyak yang sudah mengerti tentang
hubungan kebiasaan hidup (Personal higiene) dengan terjadinya penyakit
Furunkel . Permukaan kulit normal atau sehat dapat dirusak oleh karena iritasi,
tekanan, gesekan, hiperhidrosis, dermatitis, dermatofitosis, dan beberapa faktor
yang lain, sehingga kerusakan dari kulit tersebut dipakai sebagai jalan masuknya
Staphylococcus aureus maupun bakteri penyebab lainnya. Penularannya dapat
melalui kontak atau auto inokulasi dari lesi penderita. Furunkulosis dapat menjadi
kelainan sistemik karena faktor predisposisi antara lain, alcohol, malnutrisi,
diskrasia darah, iatrogenic atau keadaan imunosupresi termasuk AIDS dan
diabetes mellitus. Jadi, furunkel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1.4 Implementasi
Untuk tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan hasil kegiatan PBLK
ini menunjukkan dengan pemberian asuhan keperawatan secara optimal dan
adanya pengelolaan manajemen kasus dengan pemberian discharge planning
kepada pasien dengan Furunkel dapat memberikan manfaat yang besar kepada
pasien untuk meningkatkan kualitas hidup setelah pulang kerumah ,baik melalui
pengobatan yang benar,peningkatan makanan yang bervitamin,menjgaga
kebersihan personal higiene ,mengubah kebiasaan buruk yang merusak
kesehatan,maupun melalui latihan secara teratur untuk memelihara kemampuan
jantung memompa darah.
Saat ditanyakan,pasien mengatakan sangat tertolong dengan adanya
informasi-informasi yang diberikan oleh perawat atau tenaga medis lainnya untuk
pemeliharaan kesehatan.hampir semua pasien yang di intervensi menunjukkan
kesiapan yang baik yaitu termotivasi melakukan/menuruti anjuran-anjuran yang
diberikan.
1.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang manandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. meskipun tahap evaluasi
diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral
pada setiap tahap proses keperawatan.
Evaluasi yang didapat pada An. A dirangkum berdasarkan kriteria hasil
NOC yang digambarkan oleh pasien terhadap keberhasilan tindakan keperawatan
yang dilakukan setelah 3 hari rawatan yaitu, masalah keperawatan Hipertermi
dapat diatasi dengan NOC pasien mengungkapkan sudah tidak demam lagi
0 C
terbukti dari Pengukuran suhu : 37 . Sedangkan untuk Nyeri dan Kerusakan
integritas kulit menunjukan adanya permasalahan dengan NOC terbukti dari
Pasien mengatakan Nyeri sudah mulai berkurang (Nyeri teratasi sebagian), dan
Masalah Keperawatan Integritas kulit pasien mengatakan masih ada bekas bisul
di kepala yang membuat kulit kepala kering akibat sisa kotoran cairan nanah yang
keluar dari bisul di folikel rambut (Kerusakan Integritas kulit teratasi sebagian)
sehingga planning selanjutnya dilaksanakan oleh perawat ruangan.
1.1 Kesimpulan
a. Hasil pengkajian management kasus pada An.A. dengan keluhan utama adalah
Demam. Diagnosa keperawatan yang muncul pada saat dilakukan pengkajian
pada An.A adalah:
4. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada folikel rambut
ditandai dengan Demam 39 0C, dan tampak lemah.
5. Nyeri akut berhubungan dengan Lesi Kulit ditandai dengan Adanya nanah
di folikel rambut.
6. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Perubahan fungsi barier
kulit ditandai dengan adanya kemerahan,gatal-gatal.
b. Prioritas utama pada diagnosa keperawatan yang mencul pada An.A. adalah
Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada folikel rambut
ditandai dengan Demam 39 0C, dan tampak lemah.
d. Hasil evaluasi yang dilakukan selama tiga hari yaitu : Pada hari ketiga tanggal
17 Februari 2016 ,jam 10.00 wib Subjektif : Klien merasakan demam tidak ada
lagi Obyektif : Klien tampak lebih rileks, TD :110/80 mmhg,HR : 100x/i,RR :
24x/i, Suhu : 370 C.Assement: Masalah keperawatan Hipertermi berhubungan
dengan proses peradangan pada folikel rambut teratasi dan Planning : Terapi
Dihentikan.
e. Pemberian Minum air banyak dan melakukan kompres dapat mengurangi
demam, Bila demam tinggi, jangan berikan obat demam, cukup dikompres, dan
minum banyak saja. Obat demam hanya diberikan bila demam tinggi atau anak
merasa uncomfortable.Upaya yang penting lainnya adalah mencegah
komplikasi dehidrasi dengan memberikan anak minum lebih dari biasanya.
1.2. Saran
1.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan Penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu
seefektif mungkin,sehingga dapat memberikan manajemen kasus pada
pasien Furunkel secara optimal.
1.2.2 Institusi Pendidikan
Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang
merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilannya dalam melalui praktek belajar lapangan
konprehensif.
1.2.3 Lahan Praktek Belajar Lapangan Komprehensif
Diharapkan memberikan pelayanan kepada Furunkel secara optimal
mungkin dan meningkatkan keterampilan keperawatan dalam memberikan
pengetahuan keterampilannya dalam melalui praktek belajar lapangan
komprehensif.
1.2.4 Bagi Pasien/Keluarga
Apabila terjadi serangan berulang pada kasus Furunkel dengan masalah
utama Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada folikel
rambut adalah memberikan Banyak minum air dan Rajin membersihkan
Luka bisul dengan cairan Nacl 0,9% untuk mencegah bakteri masuk
kedalam bisul yang bisa mengakibatkan munculnya demam.
DAFTAR PUSTAKA
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Jakarta :
Salemba Medika.
Corwin, Elisabeth j. (2009). Buku Saku Patofisiologi Ed. 3, Alih bahasa; Nike
Budhi Subekti, Jakarta ; EGC.
Danusantoso, Halim. (2012). Buku Saku Ilmu Penyakit Kulit Ed. 2. Jakarta :
EGC.
Hidayat, Azizz Alimul. (2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia,
editor Monica Ester. Jakarta : EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal. (2007). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia,
editor, Monica Ester, Jakarta : EGC.
A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
Nama : An.N
Umur : 15 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Kenanga No. 115 Pematang Siantar
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. RM : 00.95.07.
Ruangan : Pav C
Tgl Masuk : 13-2-2016
Tgl Pengkajian : 17-2-2016
Dx Medis : Varicella
Penaggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Kenanga No. 115 Pematang Siantar
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Hubungan Dengan Klien : Ayah Klien
2. Keluhan Utama
Keluhan utama pasien adalah Klien mengeluh Demam, timbul bintik-
bintik merah yang mengandung cairan.
3. Riwayat Kesehatan sekarang
a. Provocative / paliative
Klien mengatakan Demam, timbul bintik-bintik merah yang
mengandung cairan.
b. Quality / Quantity
Bintik-bintik merah menyerang seluruh badan
c. Region
Keluhan dirasakan diKulit badan disertai demam dan nyeri.
d. Saverity
Klien tidak mampu melakukan aktifitas, pemenuhan kebutuhan
dilakukan di tempat tidur.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak pernah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit seperti pasien
6. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak pernah alergi Makanan-Minuman dan Obat-
obatan.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum klien lemah, dengan tingkat kesadaran compos mentis
b. Tanda-tanda vital
Tanda tanda vital pada tanggal 17 Februari 2016 adalah suhu tubuh;
38 C, Tekanan Darah; 110/70 mmHg, denyut nadi; 90x/menit,
respirasi; 28x/menit.
c. Pemeriksaan Head To Toe
1) Kepala dan rambut
Bentuk kepala simetris, bersih, dan tidak berketombe, penyebaran
rambut rata, jenis dan struktur rambut ikal dan kasar
2) Mata
Bentuk simetris, tidak ada pembengkakkan palpebra, pupil isokor
2/2mm, konjungtiva anemis, reflek cahaya +/+, sklera tidak
ikterik
3) Hidung
Tulang hidung anatomis dengan posisi septum medial, tidak ada
polip dan sekret, pernapasan cuping hidung positif (+) terpasang
O2.
4) Telinga
Bentuk telinga anatomis dengan ukuran anatomis tidak ada
peradangan pada lubang telinga, serumen (+) kiri dan kanan,
mampu menerima suara bisikkan.
5) Mulut dan Faring
Mukosa bibir kering, keadaan gigi dan gusi tidak ada kelainan,
faring hiperemis
6) Leher
Posisi trakea medial, tidak ada pembesaran thyroid, dan kelenjar
limfe. Vena jugularis denyut nadi karotis teraba 90x/menit
7) Pemeriksaan integumen
Terdapat bintik-bintik merah yang berisi cairan di seluruh kulit.
8) Payudara simetris tidak ada kelainan pada mamae, aksila dan
clavicula tidak ada kelainan.
9) Pemeriksaan Thoraks dan Dada
Bentuk thoraks; anatomis dan simetris, alan nafas terhambat karena adanya
sekret, pernafasan cuping hidung, gerakkan diafragma minimal,
warna kulit kemerah-merahan, perkusi pekak pada sebagian
lapangan paru, bunyi nafas krekles, frekuensi pernafasan 32x/menit.
10) Pemeriksaan Abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak ada benjolan ataupun massa tidak
ada bayangan pembuluh darah, tidak ada nyeri tekan, suara
perkusi tympani, auskultasi peristaltik usus 4kali/menit.
11) Pemeriksaan Genetalia
Rambut pubis menyebar merata, lubang uretra posisi medial,
tidak terpasang kateter
12) Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran compos mentis, dengan GCS 15 ( E;4 M;5
V;6) tidak ada tanda meningeal atau kaku kuduk, status mental
stabil, nervus carnialis, fungsi motorik, sensorik dan nafas normal
d. Pemeriksaan Fisik Pola Fungsional
1) Pola Tidur
Klien lemah, tidur dapat dengan mudah dan lama banguntidak
ada gangguan pola tidur.
2) Pola eliminasi
Klien belum BAB selama pengkajian, BAK di tempat tidur,
dengan menggunakan urinal pot, jumlah urine tidak dapat
diukur
3) Pola makan dan minum
Diet DMII dengan pola 3x/sehari, BB 40Kg
4) Kebersihan diri
Tidak dapat melakukan perawatan diri secra mandiri, klien
diseka oleh keluarga 1x/hari
5) Pola kegiatan aktifitas
Klien tidak dapat melakukan aktifitas, pemenuhan dilakukan di
tempat tidur
8. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa Medis : Varicella
Pemeriksaan Diagnostik
a. Labaratorium
- Hb : 12,4
- Eritrosit : 4,9
- Leukosit : 9,6
- Hematokrit : 43,0
- Trombosit : 190
- Glucosa ad Random : 96
b. Lain-lain : -
9. Penatalaksanaan Terapi
No Nama Dosis Indikasi Kontra indikasi
obat
1. IVFD RL 20 tetes/ Mengembalikan -
menit keseimbangan
elektrolit pada
keadaan dehidrasi
dan syok
hipovolemik.
2. Ceftriaxon 1 gram / Infeksi saluran Reaksi lokal : sakit atau
12 jam napas bawah nyeri tekan pada tempat
suntikan dan phlebilitis
setelah pemberian IV
- Hipersensitivitas :
ruam kulit, kadang-
kadang pruritus,
demam, atau menggigil
3. Inj. 1amp/ 12 Untuk pengobatan Nyeri kepala, malaise,
Ranitidine jam keadaan mialgia, mual dan
hipersekresi asam pruritus, konstipasi,
lambung pusing, sakit perut.
4. Paracetam 3X1 - Demam
ol
.
Objektif : Infeksi virus varicella
a. Temperatur: 380C
b. RR 28 x / i Sinyal mencapai sistem
c. Tampak Lemah saraf pusat
Menggigil, Suhu
2 Subjektif : Infeksi/alergi/polusi Kerusakan
a. Klien mengatakan Integritas Kulit
di Badannya
timbul bintik-bintik Makula/Papula/Vesikel
merah yang
mengandung air.
Objektif : Vesikel(Gelembung
a. Tampak ada kecil berisi cairan
Makula dan jernih)
Penonjolan kecil
pada kulit. Menyebabkan tejadinya
Pustula
3 Subjektif : Suplai O2 ke jaringan Intoleransi aktifitas
a. Klien mengatakan
lemah
Metabolisme Anaerob
Objektif :
a. Lemah
b. Aktifitas dilakukan Produksi asam Laktat
di tempat tidur
Kelemahan Fisik
Intoleransi Aktivitas
B. Diagnosa
a. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada folikel rambut
ditandai dengan Demam 38 0C, dan tampak lemah.
b. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Perubahan fungsi barier
kulit ditandai dengan adanya kemerahan,gatal-gatal.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien
mengatakan lemah, klien mengatakan sesak jika aktifitas, lemah, Aktifitas
dilakukan di tempat tidur.
C. Intervensi
Diagnosa NIC
No NOC
Keperawatan
1. Hipertermi (suhu Thermoregulation Temperature
tubuh naik diatas Kriteria Hasil : Regulation
rentang normal h. Suhu tubuh dalam (Pengaturan Suhu)
rentang normal
i. Nadi dan RR v. Monitor suhu
dalam rentang minimal tiap 2 jam
normal w. Rencanakan
j. Tidak ada monitoring suhu
perubahan warna secara kontinyu
kulit, dan tidak x. Monitor TD, nadi,
ada pusing dan RR
y. Monitor warna dan
suhu kulit
z. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
aa. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
bb. Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
cc. Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat
panas
dd. Diskusikan
tentang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek
negatif dari
kedinginan
ee. Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
D. Pengkajian
1. Biodata Pasien
Nama : An.S
Umur : 15 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Mawar No. 11 Pematang Siantar
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. RM : 00.90.07.
Ruangan : Pav C
Tgl Masuk : 13-2-2016
Tgl Pengkajian : 17-2-2016
Dx Medis : Herpez
Penaggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Mawar No. 11 Pematang Siantar
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Hubungan Dengan Klien : Ayah Klien
2. Keluhan Utama
Keluhan utama pasien adalah Klien mengeluh Demam, adanya rasa tidak
nyaman dan adanya Lepuhan yang di kelilingi oleh daerah kemerahan
membentuk sebuah gelembung cair pada daerah leher dan bagian kulit
lainnya, dan biasanya klien mengalai rasa gatal dan demam.
3. Riwayat Kesehatan sekarang
a. Provocative / paliative
Klien mengatakan Demam, timbul Lepuhan yang di kelilingi oleh
daerah kemerahan membentuk sebuah gelembung cair
b. Quality / Quantity
Lepuhan yang di kelilingi oleh daerah kemerahan membentuk sebuah gelembung
cair.
c. Region
Keluhan dirasakan diKulit badan disertai demam dan Gatal-gatal.
d. Saverity
Klien tidak mampu melakukan aktifitas, pemenuhan kebutuhan
dilakukan di tempat tidur.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak pernah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit seperti pasien
6. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak pernah alergi Makanan-Minuman dan Obat-
obatan.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum klien lemah, dengan tingkat kesadaran compos mentis
b. Tanda-tanda vital
Tanda tanda vital pada tanggal 17 Februari 2016 adalah suhu tubuh;
38 C, Tekanan Darah; 110/70 mmHg, denyut nadi; 90x/menit,
respirasi; 28x/menit.
c. Pemeriksaan Head To Toe
13) Kepala dan rambut
Bentuk kepala simetris, bersih, dan tidak berketombe, penyebaran
rambut rata, jenis dan struktur rambut ikal dan kasar
14) Mata
Bentuk simetris, tidak ada pembengkakkan palpebra, pupil isokor
2/2mm, konjungtiva anemis, reflek cahaya +/+, sklera tidak
ikterik
15) Hidung
Tulang hidung anatomis dengan posisi septum medial, tidak ada
polip dan sekret, pernapasan cuping hidung positif (+) terpasang
O2.
16) Telinga
Bentuk telinga anatomis dengan ukuran anatomis tidak ada
peradangan pada lubang telinga, serumen (+) kiri dan kanan,
mampu menerima suara bisikkan.
17) Mulut dan Faring
Mukosa bibir kering, keadaan gigi dan gusi tidak ada kelainan,
faring hiperemis
18) Leher
Posisi trakea medial, tidak ada pembesaran thyroid, dan kelenjar
limfe. Vena jugularis denyut nadi karotis teraba
90x/menit,Terdapat Lepuhan yang di kelilingi oleh daerah
kemerahan membentuk sebuah gelembung cair
19) Pemeriksaan integumen
Terdapat bintik-bintik merah yang berisi cairan di seluruh kulit.
20) Payudara simetris tidak ada kelainan pada mamae, aksila dan
clavicula tidak ada kelainan.
21) Pemeriksaan Thoraks dan Dada
Bentuk thoraks; anatomis dan simetris, alan nafas terhambat karena adanya
sekret, pernafasan cuping hidung, gerakkan diafragma minimal,
warna kulit kemerah-merahan, perkusi pekak pada sebagian
lapangan paru, bunyi nafas krekles, frekuensi pernafasan 32x/menit.
Objektif :
d. Temperatur: 380C Infeksi virus herpes
e. RR 28 x / i
f. Tampak Lemah Sinyal mencapai
sistem saraf pusat
Menggigil, Suhu
Objektif :
a. Tampak ada
Lepuhan yang di Vesikel(Gelembung
kelilingi oleh kecil berisi cairan
daerah kemerahan jernih)
membentuk sebuah
gelembung cair Menyebabkan
tejadinya Pustula
3 Subjektif : Suplai O2 ke jaringan Intoleransi aktifitas
b. Klien mengatakan
lemah
Metabolisme Anaerob
Objektif :
c. Lemah
d. Aktifitas dilakukan Produksi asam Laktat
di tempat tidur
Kelemahan Fisik
Intoleransi Aktivitas
A.Diagnosa
a. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada folikel rambut
ditandai dengan Demam 38 0C, dan tampak lemah.
b. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Perubahan fungsi barier
kulit ditandai dengan adanya kemerahan,gatal-gatal.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien
mengatakan lemah, klien mengatakan sesak jika aktifitas, lemah, Aktifitas
dilakukan di tempat tidur.
E. Intervensi
Diagnosa NIC
No NOC
Keperawatan
1. Hipertermi (suhu Thermoregulation Temperature
tubuh naik diatas Kriteria Hasil : Regulation
rentang normal k. Suhu tubuh dalam (Pengaturan Suhu)
rentang normal ff. Monitor suhu
l. Nadi dan RR minimal tiap 2 jam
dalam rentang gg. Rencanakan
normal monitoring suhu
m. Tidak ada secara kontinyu
perubahan warna hh. Monitor TD,
kulit, dan tidak nadi, dan RR
ada pusing ii. Monitor warna dan
suhu kulit
jj. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
kk. Tingkatkan
intake cairan dan
nutrisi
ll. Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
mm. Ajarkan pada
pasien cara
mencegah keletihan
akibat panas
nn. Diskusikan
tentang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek
negatif dari
kedinginan
oo. Beritahukan
tentang indikasi
terjadinya keletihan
dan penanganan
emergency yang
diperlukan
F. Pengkajian
1. Biodata Pasien
Nama : An.C
Umur : 15 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Duku No. 18 Pematang Siantar
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. RM : 00.90.00.
Ruangan : Pav C
Tgl Masuk : 13-2-2016
Tgl Pengkajian : 17-2-2016
Dx Medis : Steven Jhonson
Penaggung Jawab
Nama : Tn. F
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Duku No. 18 Pematang Siantar
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Hubungan Dengan Klien : Ayah Klien
2. Keluhan Utama
Keluhan utama pasien adalah Klien mengeluh Demam Tinggi,Kulit eritema
papul,Vesikel,Bula yang mudah pecah sehingga terjadi erosi yang luas,sering
di dapatkan purpura.
3. Riwayat Kesehatan sekarang
a. Provocative / paliative
Klien mengatakan Demam Tinggi, timbul Kulit yang berisi cairan yang
mudah pecah.
b. Quality / Quantity
Lepuhan yang di kelilingi oleh daerah kemerahan membentuk sebuah
gelembung cair.
c. Region
Keluhan dirasakan di Kulit badan disertai Demam Tinggi dan Rasa tidak
nyaman pada kulit.
d. Saverity
Klien tidak mampu melakukan aktifitas, pemenuhan kebutuhan dilakukan
di tempat tidur.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak pernah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit seperti pasien
6. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak pernah alergi Makanan-Minuman dan Obat-obatan.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum klien lemah, dengan tingkat kesadaran compos mentis
b. Tanda-tanda vital
Tanda tanda vital pada tanggal 17 Februari 2016 adalah suhu tubuh; 38
C, Tekanan Darah; 110/70 mmHg, denyut nadi; 90x/menit, respirasi;
28x/menit.
c. Pemeriksaan Head To Toe
25) Kepala dan rambut
Bentuk kepala simetris, bersih, dan tidak berketombe, penyebaran rambut rata,
jenis dan struktur rambut ikal dan kasar
26) Mata
Bentuk simetris, tidak ada pembengkakkan palpebra, pupil isokor 2/2mm,
konjungtiva anemis, reflek cahaya +/+, sklera tidak ikterik
27) Hidung
Tulang hidung anatomis dengan posisi septum medial, tidak ada polip dan
sekret, pernapasan cuping hidung positif (+) terpasang O2.
28) Telinga
Bentuk telinga anatomis dengan ukuran anatomis tidak ada peradangan pada
lubang telinga, serumen (+) kiri dan kanan, mampu menerima suara bisikkan.
29) Mulut dan Faring
Mukosa bibir kering, keadaan gigi dan gusi tidak ada kelainan, faring
hiperemis
30) Leher
Posisi trakea medial, tidak ada pembesaran thyroid, dan kelenjar limfe. Vena
jugularis denyut nadi karotis teraba 90x/menit,Terdapat Lepuhan yang di
kelilingi oleh daerah kemerahan membentuk sebuah gelembung cair
31) Pemeriksaan integumen
Kulit eritema papul,Vesikel,Bula yang mudah pecah sehingga terjadi erosi yang
luas,sering di dapatkan purpura.
32) Payudara simetris tidak ada kelainan pada mamae, aksila dan clavicula tidak
ada kelainan.
33) Pemeriksaan Thoraks dan Dada
Bentuk thoraks; anatomis dan simetris, alan nafas terhambat karena adanya
sekret, pernafasan cuping hidung, gerakkan diafragma minimal, warna kulit
kemerah-merahan, perkusi pekak pada sebagian lapangan paru, bunyi nafas
krekles, frekuensi pernafasan 32x/menit.
34) Pemeriksaan Abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak ada benjolan ataupun massa tidak ada
bayangan pembuluh darah, tidak ada nyeri tekan, suara perkusi tympani,
auskultasi peristaltik usus 4kali/menit.
35) Pemeriksaan Genetalia
Rambut pubis menyebar merata, lubang uretra posisi medial, tidak terpasang
kateter
36) Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran compos mentis, dengan GCS 15 ( E;4 M;5 V;6) tidak ada
tanda meningeal atau kaku kuduk, status mental stabil, nervus carnialis, fungsi
motorik, sensorik dan nafas normal
d. Pemeriksaan Fisik Pola Fungsional
11) Pola Tidur
Klien lemah, tidur dapat dengan mudah dan lama banguntidak ada
gangguan pola tidur.
12) Pola eliminasi
Klien belum BAB selama pengkajian, BAK di tempat tidur, dengan
menggunakan urinal pot, jumlah urine tidak dapat diukur
13) Pola makan dan minum
Diet DMII dengan pola 3x/sehari, BB 40Kg
14) Kebersihan diri
Tidak dapat melakukan perawatan diri secra mandiri, klien diseka oleh
keluarga 1x/hari
15) Pola kegiatan aktifitas
Klien tidak dapat melakukan aktifitas, pemenuhan dilakukan di tempat
tidur
8. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa Medis : Varicella
Pemeriksaan Diagnostik
e. Labaratorium
- Hb : 13,0
- Eritrosit : 5,9
- Leukosit : 11,0
- Hematokrit : 43,0
- Trombosit : 190
- Glucosa ad Random : 96
f. Lain-lain : -
9. Penatalaksanaan Terapi
No Nama obat Dosis Indikasi Kontra indikasi
9. IVFD RL 20 tetes/ Mengembalikan -
menit keseimbangan
elektrolit pada
keadaan dehidrasi
dan syok
hipovolemik.
10. Ceftriaxon 1 gram / 12 Infeksi saluran Reaksi lokal : sakit
jam napas bawah atau nyeri tekan pada
tempat suntikan dan
phlebilitis setelah
pemberian IV
- Hipersensitivitas :
ruam kulit, kadang-
kadang pruritus,
demam, atau
menggigil
11. Inj. Ranitidine 1amp/ 12 Untuk pengobatan Nyeri kepala, malaise,
jam keadaan mialgia, mual dan
hipersekresi asam pruritus, konstipasi,
lambung pusing, sakit perut.
12. Paracetamol 3X1 - Demam
Objektif :
g. Temperatur: 380C Infeksi virus herpes
h. RR 28 x / i
i. Tampak Lemah Sinyal mencapai
sistem saraf pusat
Menggigil, Suhu
2 Subjektif : Eritema Kerusakan
b. Klien mengatakan Integritas Kulit
kulitnya Melepuh
dan merah dan berisi Papula
cairan.
Objektif :
a. Kulit eritema Vesikel(Gelembung
papul,Vesikel,Bu kecil berisi cairan
la yang mudah jernih)
pecah sehingga
terjadi erosi yang Menyebabkan
luas,sering di tejadinya Bula
dapatkan
purpura.
3 Subjektif : Suplai O2 ke jaringan Intoleransi aktifitas
c. Klien mengatakan
lemah
Metabolisme Anaerob
Objektif :
e. Lemah Produksi asam Laktat
f. Aktifitas dilakukan
di tempat tidur
Kelemahan Fisik
Intoleransi Aktivitas
A.Diagnosa
a. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada folikel rambut
ditandai dengan Demam 38 0C, dan tampak lemah.
b. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Perubahan fungsi barier
kulit ditandai dengan adanya kemerahan,gatal-gatal.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien
mengatakan lemah, klien mengatakan sesak jika aktifitas, lemah, Aktifitas
dilakukan di tempat tidur.
G. Intervensi
Diagnosa NIC
No NOC
Keperawatan
1. Hipertermi (suhu Thermoregulation Temperature
tubuh naik diatas Kriteria Hasil : Regulation
rentang normal n. Suhu tubuh dalam (Pengaturan Suhu)
rentang normal pp. Monitor suhu
o. Nadi dan RR minimal tiap 2 jam
dalam rentang qq. Rencanakan
normal monitoring suhu
p. Tidak ada secara kontinyu
perubahan warna rr. Monitor TD, nadi,
kulit, dan tidak dan RR
ada pusing ss. Monitor warna dan
suhu kulit
tt. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
uu. Tingkatkan
intake cairan dan
nutrisi
vv. Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
ww. Ajarkan pada
pasien cara
mencegah keletihan
akibat panas
xx. Diskusikan
tentang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek
negatif dari
kedinginan
yy. Beritahukan
tentang indikasi
terjadinya keletihan
dan penanganan
emergency yang
diperlukan
OLEH :
NETI HERAWATI.H
1302220
ungu.
TANDA DAN GEJALA FURUNKEL
1. DEMAM
2. MALAISE
3. MUAL
4. NYERI
PENCEGAHAN FURUNKEL
PENANGANAN FURUNKEL
TERIMA KASIH