I. Topik
Pokok Bahasan : Hydrocefalus
Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan hydrocefalus
Sasaran : Klien dan Keluarga
Waktu : 1 X 15 Menit
Tempat : ruang perinatologi
Tanggal :
II. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan 1 x 15 menit, diharapkan klien dan keluarga memahami
b. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan 1 x 15 menit, klien dan keluarga mengerti
III. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
V. Materi
1) Pengertian hydrocephalus
2) macam - macam hydrcefalus
3) gejala hydrocephalus
4) penyebab hydrocefalu
5) diagnosis hydocefalus
6) pengobatan hydrocefalus
VI. Kegiatan
VII. Evaluasi
1) menjelaskan Pengertian hydrocephalus
2) menyebutkan macam - macam hydrcefalus
3) menyebutkan gejala hydrocephalus
4) menyebutkan penyebab hydrocefalu
5) menyebutkan diagnosis hydocefalus
6) menyebutkan pengobatan hydrocefalus
MATERI HYDOSEFALUS
1. Pengertian
penyakit yang menyerang organ otak. Penderita hidrosefalus mengalami penumpukan cairan
di dalam otak yang berakibat pada meningkatnya tekanan pada otak. Jika tidak segera
ditangani, tekanan ini dapat merusak jaringan dan melemahkan fungsi otak.
2. Macam macam
1) Hidrosefalus kongenital. Kondisi ini terjadi sejak bayi baru dilahirkan. Bayi yang
mengalami hidrosefalus bawaan, kepalanya akan terlihat sangat besar. Ubun-ubun atau
fontanel mereka akan tampak menggelembung dan menegang. Dikarenakan kulit
kepala bayi masih tipis, maka penggelembungan tersebut membuat urat-urat kepala
menjadi terlihat dengan jelas. Bayi-bayi dengan hidrosefalus, memiliki mata yang
terlihat seperti memandang ke bawah dan otot-otot kaki terlihat kaku, serta rentan
mengalami kejang. Gejala-gejala hidrosefalus bawaan lainnya adalah mudah
mengantuk, mual, rewel, dan susah makan.
2) Hidrosefalus yang didapat atau acquired. Kondisi ini diderita oleh anak-anak dan orang
dewasa. Selain penderita akan mengalami mual dan nyeri leher, nyeri kepala juga akan
muncul. Nyeri kepala ini biasanya sangat terasa di pagi hari, setelah bangun tidur.
Gejala lain dari hidrosefalus tipe ini adalah mengantuk, penglihatan buram, bingung,
sulit menahan kemih atau menahan buang air besar, dan sulit berjalan. Jika tidak segera
diobati, kondisi ini dapat menyebabkan koma, bahkan kematian.
3) Hidrosefalus dengan tekanan normal. Kondisi ini umumnya dialami oleh manula.
Penderita akan kesulitan menggerakkan kaki, sehingga beberapa dari mereka terpaksa
menyeret kaki agar dapat berjalan. Gejala lainnya adalah kacaunya kendali kemih yang
ditandai dengan sulit menahan kencing atau sering merasa ingin kencing. Selain fisik,
hidrosefalus tekanan normal juga berdampak kepada kemampuan berpikir penderita.
Mereka akan sulit mencerna informasi dan lambat dalam menanggapi situasi atau
pertanyaan.
3. Gejala
Gangguan koordinasi.
Epilepsi
Gangguan penglihatan.
Kesulitan belajar..
Gangguan bicara.
4. Penyebab
Buruknya mekanisme penyerapan cairan akibat radang atau cedera pada otak.
Terhambatnya aliran cairan serebrospinal akibat kelainan pada sistem saraf.
Infeksi janin saat masih di dalam kandungan yang menyebabkan radang pada jaringan
otak janin.
Pendarahan di dalam otak.
tumor otak
Cedera parah di kepala.
Penyakit stroke.
5. Diagnosis
CT scan. Biasanya digunakan sebagai pemeriksaan darurat terhadap penyakit
hidrosefalus. Melalui CT scan, gambar otak secara potong lintang dapat dihasilkan
dengan teknologi X-ray.
MRI scan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan gambar otak secara rinci
dengan menggunakan medan magnetik dan gelombang radio.
USG. Pemeriksaan ini relatif aman dan rendah risiko. Karena itu, USG sering dijadikan
sebagai pemeriksaan awal untuk mendeteksi hidrosefalus pada janin atau bayi yang
sudah lahir.
6. pengobatan
Pengobatan utama hidrosefalus adalah melalui operasi dengan tujuan membuang kelebihan
B. Materi
1. menjelaskan Pengertian hydrocephalus
2. menyebutkan macam - macam hydrcefalus
3. menyebutkan gejala hydrocephalus
4. menyebutkan penyebab hydrocefalu
5. menyebutkan diagnosis hydocefalus
6. menyebutkan pengobatan hydrocefalus
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
E. Kriteria evaluasi
1. evaluasi struktur
a. orang tua hadir ditempat penyuluhan
b. penyelengaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang perinatologi
c. perorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumny
2. evaluasi proses
a. orang tua antusias terhadap materi penyuluhan
b. tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pada saat penyuluhan berlangsung
c. peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. evaluasi hasil
a. orang tua dapat mengulang materi yang sudah diberikan .
b. jumlah kehadiran minimal 5 anggota keluarga
F. kegiatan penyuluhan
G. Materi penyuluhan
1. Pengertian
penyakit yang menyerang organ otak. Penderita hidrosefalus mengalami penumpukan
cairan di dalam otak yang berakibat pada meningkatnya tekanan pada otak. Jika tidak segera
ditangani, tekanan ini dapat merusak jaringan dan melemahkan fungsi otak.
2. Macam macam
1) Hidrosefalus kongenital. Kondisi ini terjadi sejak bayi baru dilahirkan. Bayi yang
mengalami hidrosefalus bawaan, kepalanya akan terlihat sangat besar. Ubun-ubun
atau fontanel mereka akan tampak menggelembung dan menegang. Dikarenakan
kulit kepala bayi masih tipis, maka penggelembungan tersebut membuat urat-urat
kepala menjadi terlihat dengan jelas. Bayi-bayi dengan hidrosefalus, memiliki mata
yang terlihat seperti memandang ke bawah dan otot-otot kaki terlihat kaku, serta
rentan mengalami kejang. Gejala-gejala hidrosefalus bawaan lainnya adalah mudah
mengantuk, mual, rewel, dan susah makan.
2) Hidrosefalus yang didapat atau acquired. Kondisi ini diderita oleh anak-anak dan
orang dewasa. Selain penderita akan mengalami mual dan nyeri leher, nyeri kepala
juga akan muncul. Nyeri kepala ini biasanya sangat terasa di pagi hari, setelah
bangun tidur. Gejala lain dari hidrosefalus tipe ini adalah mengantuk, penglihatan
buram, bingung, sulit menahan kemih atau menahan buang air besar, dan sulit
berjalan. Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan koma, bahkan
kematian.
4) Hidrosefalus dengan tekanan normal. Kondisi ini umumnya dialami oleh manula.
Penderita akan kesulitan menggerakkan kaki, sehingga beberapa dari mereka terpaksa
menyeret kaki agar dapat berjalan. Gejala lainnya adalah kacaunya kendali kemih yang
ditandai dengan sulit menahan kencing atau sering merasa ingin kencing. Selain fisik,
hidrosefalus tekanan normal juga berdampak kepada kemampuan berpikir penderita.
Mereka akan sulit mencerna informasi dan lambat dalam menanggapi situasi atau
pertanyaan.
3. Gejala
Gangguan koordinasi.
Epilepsi
Gangguan penglihatan.
Kesulitan belajar..
Gangguan bicara.
4. Penyebab
Buruknya mekanisme penyerapan cairan akibat radang atau cedera pada otak.
Terhambatnya aliran cairan serebrospinal akibat kelainan pada sistem saraf.
Infeksi janin saat masih di dalam kandungan yang menyebabkan radang pada jaringan
otak janin.
Pendarahan di dalam otak.
tumor otak
Cedera parah di kepala.
Penyakit stroke.
5. Diagnosis
CT scan. Biasanya digunakan sebagai pemeriksaan darurat terhadap penyakit
hidrosefalus. Melalui CT scan, gambar otak secara potong lintang dapat dihasilkan
dengan teknologi X-ray.
MRI scan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan gambar otak secara rinci
dengan menggunakan medan magnetik dan gelombang radio.
USG. Pemeriksaan ini relatif aman dan rendah risiko. Karena itu, USG sering dijadikan
sebagai pemeriksaan awal untuk mendeteksi hidrosefalus pada janin atau bayi yang
sudah lahir.
6. pengobatan
Pengobatan utama hidrosefalus adalah melalui operasi dengan tujuan membuang kelebihan
I. Topik
Pokok Bahasan : Ruam popok
Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan ruam popok
Sasaran : Klien dan Keluarga
Waktu : 1 X 15 Menit
Tempat : ruang perinatologi
Tanggal :
II. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan 1 x 15 menit, diharapkan klien dan keluarga memahami
b. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan 1 x 15 menit, klien dan keluarga mengerti
V. Materi
1. Pengertian ruam popok
2. ciri dan gejala ruam popok
3. penyebab ruam popok
4. pencegahan ruam popok
VI. Kegiatan
VII. Evaluasi
1. menjelaskan Pengertian ruam popok
2. menyebutkan ciri dan gejala ruam popok
3. menyebutkan penyebab ruam popok
4. menyebutkan pencegahan ruam popok
MATERI RUAM POPOK
1. Pengertian
radang/infeksi kulit di sekitar area popok seperti paha dan pantat pada bayi, yang umumnya
disebabkan terpaparnya kulit bayi pada zat amonia yang terkandung dalam urin atau feses
bayi dalam jangka waktu lama. Area popok pada bayi tak dapat dihindari akan bersentuhan
dengan sedikit bakteri pada basis tertentu.
3. Penyebab
Penyebab utama ruam popok pada bayi adalah kelembaban atau kontak yang terlalu lama
dengan zat amonia yang terkandung dalam urin atau feses. Selain itu, ruam popok bisa juga
disebabkan oleh adanya riwayat alergi, terjadi gesekan berlebihan antara popok dengan kulit
bayi, memakai popok yang terlalu ketat, atau memakai diaper yang terbuat dari plastik atau
karet dalam jangka waktu lama sehingga mengakibatkan iritasi.
4. Pencegahan
Mengganti secepatnya jika popok bayi anda kotor untuk mencegah terjadinya infeksi.
Bersihkan area popok bayi pada saat mengganti popoknya.
Keringkan area popok sebelum memakaikan popok baru.
Jika menggunakan pospak, oleskan krim popok tipis-tipis pada area popok agar kulit bayi
tidak bersentuhan langsung dengan urin atau kotoran bayi.
Pakaikan popok baru yang tidak terlalu ketat untuk memberi ruang bernafas bagi kulit
bayi.
Jika bayi anda sudah mulai makan makanan padat, berikan selang waktu beberapa hari
sebelum memperkenalkan makanan baru. Hal ini akan membantu anda menentukan
apakah infeksinya berhubungan dengan alergi pada makanan tertentu pada saat bayi anda
terkena ruam popok.
SATUAN ACARA PENYULUHAN RUAM POPOK
B. Materi
1. menjelaskan Pengertian ruam popok
2. menyebutkan ciri dan gejala ruam popok
3. menyebutkan penyebab ruam popok
4. menyebutkan pencegahan ruam popok
5.
C. Metode
3. Ceramah
4. Tanya Jawab
D. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
E.Kriteria evaluasi
1. evaluasi struktur
a. orang tua hadir ditempat penyuluhan
b. penyelengaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang perinatologi
c. perorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumny
2. evaluasi proses
a. orang tua antusias terhadap materi penyuluhan
b. tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pada saat penyuluhan berlangsung
c. peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. evaluasi hasil
a. orang tua dapat mengulang materi yang sudah diberikan .
b. jumlah kehadiran minimal 5 anggota keluarga
F. kegiatan penyuluhan
G. Materi penyuluhan
1. Pengertian
radang/infeksi kulit di sekitar area popok seperti paha dan pantat pada bayi, yang
umumnya disebabkan terpaparnya kulit bayi pada zat amonia yang terkandung dalam urin
atau feses bayi dalam jangka waktu lama. Area popok pada bayi tak dapat dihindari akan
bersentuhan dengan sedikit bakteri pada basis tertentu.
3. Penyebab
Penyebab utama ruam popok pada bayi adalah kelembaban atau kontak yang terlalu lama
dengan zat amonia yang terkandung dalam urin atau feses. Selain itu, ruam popok bisa
juga disebabkan oleh adanya riwayat alergi, terjadi gesekan berlebihan antara popok
dengan kulit bayi, memakai popok yang terlalu ketat, atau memakai diaper yang terbuat
dari plastik atau karet dalam jangka waktu lama sehingga mengakibatkan iritasi.
4. Pencegahan
Mengganti secepatnya jika popok bayi anda kotor untuk mencegah terjadinya infeksi.
Bersihkan area popok bayi pada saat mengganti popoknya.
Keringkan area popok sebelum memakaikan popok baru.
Jika menggunakan pospak, oleskan krim popok tipis-tipis pada area popok agar kulit
bayi tidak bersentuhan langsung dengan urin atau kotoran bayi.
Pakaikan popok baru yang tidak terlalu ketat untuk memberi ruang bernafas bagi kulit
bayi.
Jika bayi anda sudah mulai makan makanan padat, berikan selang waktu beberapa hari
sebelum memperkenalkan makanan baru. Hal ini akan membantu anda menentukan
apakah infeksinya berhubungan dengan alergi pada makanan tertentu pada saat bayi anda
terkena ruam popok.
EDUKASI PASIEN DENGAN SEPSIS NEONATARUM
I. Topik
Pokok Bahasan : Sepsis neonatarum
Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan sepsis neonatarum
Sasaran : Klien dan Keluarga
Waktu : 1 X 15 Menit
Tempat : ruang perinatologi
Tanggal :
II. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan 1 x 15 menit, diharapkan klien dan keluarga memahami
b. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan 1 x 15 menit, klien dan keluarga mengerti
V. Materi
1. pengertian sepsis neonatarum
2. etiologi sepsis neonatarum
3. pencegahan sepsis neonatarum
4. manifestasi klinik sepsis neonatarum
5. pelaksanaan sepsis neonatarum
VI. Kegiatan
VII. Evaluasi
1. menjelaskan pengertian sepsis neonatarum
2. menyebutkan etiologi sepsis neonatarum
3. menyebutkan pencegahan sepsis neonatarum
4. menyebutkan manifestasi klinik sepsis neonatarum
5. menyebutkan pelaksanaan sepsis neonatarum
MATERI SEPSIS NEONATURUM
1. Pengertian
infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri didalam
darah. Perjalanan penyakit sepsis dapat berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau
tanpa pengobatan yang memadai, sehingga neonatus dapat meninggal dalam waktu hitunga 24
sampai 48 hari. (Surasmi, 2003).
2. etiologi
Penyebab neonatus sepsis atau sepsis neonatorum yaitu dikarenakan berbagai macam kuman
seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur.Resiko terjadinya sepsis meningkat yaitu pada
Ketuban pecah sebelum waktunya dan Perdarahan atau infeksi pada ibu.
Bayi prematur yang menjalani perawatan intensif akan rentan terhadap sepsis karena sistem
imun mereka yang belum berkembang dan mereka biasanya menjalani prosedur-prosedur
invasif seperti pemasangan sejumlah kateter, infus jangka panjang, dan bernafas melalui
selang yang dihubungkan dengan ventilator. Organisme yang normalnya hidup di permukaan
kulit dapat masuk ke dalam tubuh kemudian ke dalam aliran darah melalui alat-alat seperti
yang telah disebut di atas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sepsis pada bayi yang baru lahir dapat di bagi menjadi 3
kategori yaitu:
Pengaruh lingkungan yang dapat menjadi predisposisi bayi yang terkena sepsis, tetapi tidak
terbatas pada buruknya praktek cuci tangan dan teknik perawatan, kateter umbilikus arteri
dan vena, selang sentral, berbagai pemasangan kateter selang trakeaeknologi invasive, dan
pemberian susu formula. (Wijayarini, 2005).
3. Faktor Neonatatal
Prematurius merupakan faktor resiko utama untuk sepsis neonatal. Umumnya imunitas
bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin
melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir,
konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia
berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit.
Defisiensi imun,
.
3. Pencegahan Sepsis Neonatoru
1. Pada masa Antenatal
Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan, peralatan
B. Materi
1. pengertian sepsis neonatarum
2. etiologi sepsis neonatarum
3. pencegahan sepsis neonatarum
4. manifestasi klinik sepsis neonatarum
5. pelaksanaan sepsis neonatarum
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
E.Kriteria evaluasi
1. evaluasi struktur
a. orang tua hadir ditempat penyuluhan
b. penyelengaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang perinatologi
c. perorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumny
2. evaluasi proses
a. orang tua antusias terhadap materi penyuluhan
b. tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pada saat penyuluhan berlangsung
c. peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. evaluasi hasil
a. orang tua dapat mengulang materi yang sudah diberikan .
b. jumlah kehadiran minimal 5 anggota keluarga
F. kegiatan penyuluhan
G. Materi penyuluhan
1. Pengertian
infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri didalam
darah. Perjalanan penyakit sepsis dapat berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau
tanpa pengobatan yang memadai, sehingga neonatus dapat meninggal dalam waktu hitunga 24
sampai 48 hari. (Surasmi, 2003).
2. etiologi
Penyebab neonatus sepsis atau sepsis neonatorum yaitu dikarenakan berbagai macam kuman
seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur.Resiko terjadinya sepsis meningkat yaitu pada
Ketuban pecah sebelum waktunya dan Perdarahan atau infeksi pada ibu.
Bayi prematur yang menjalani perawatan intensif akan rentan terhadap sepsis karena sistem
imun mereka yang belum berkembang dan mereka biasanya menjalani prosedur-prosedur
invasif seperti pemasangan sejumlah kateter, infus jangka panjang, dan bernafas melalui
selang yang dihubungkan dengan ventilator. Organisme yang normalnya hidup di permukaan
kulit dapat masuk ke dalam tubuh kemudian ke dalam aliran darah melalui alat-alat seperti
yang telah disebut di atas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sepsis pada bayi yang baru lahir dapat di bagi menjadi 3
kategori yaitu:
2. Pengaruh lingkungan
Pengaruh lingkungan yang dapat menjadi predisposisi bayi yang terkena sepsis, tetapi tidak
terbatas pada buruknya praktek cuci tangan dan teknik perawatan, kateter umbilikus arteri
dan vena, selang sentral, berbagai pemasangan kateter selang trakeaeknologi invasive, dan
pemberian susu formula. (Wijayarini, 2005).
3. Faktor Neonatatal
Prematurius merupakan faktor resiko utama untuk sepsis neonatal. Umumnya imunitas
bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin
melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir,
konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia
berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit.
Defisiensi imun,
Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan, peralatan
5. Manifestasi klinik
Suhu tubuh tidak stabil (< 36 0C atau > 37,5 0C).
Laju nadi > 180 x/menit atau < 100 x/menit.
Laju nafas > 60 x/menit, dengan retraksi atau desaturasi oksigen, apnea atau laju nafas <
30x/menit.
Letargi
Intoleransi glukosa : hiperglikemia (plasma glukosa >10 mmol/L atau >170 mg/dl) atau
hipoglikemia (< 2,5 mmol/L atau < 45 mg/dl)
Intoleransi minum
Tekanan darah < 2 SD menurut usia bayi
Tekanan darah sistolik < 50 mmHg (usia 1 hari)
Tekanan darah sistolik < 65 mmHg (usia < 1 bulan)
Pengisian kembali kapiler/capillary refill time > 3 detik.
6. Penalaksanaan
3. Diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisilin dosis 200 mg/kg BB/24 jam i.v
(dibagi 2 dosis untuk neonatus umur < 7 hari, untuk neonatus umur > 7 hari dibagi 3
dosis), dan Netylmycin (Amino glikosida) dosis 1/2 mg/kg BB/per hari i.m/i.v dibagi 2
dosis.
4. Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan (darah lengkap, urine, lengkap,
feses lengkap, kultur darah, cairan serebrospinal, urine dan feses (atas indikasi).
4. Pengobatan suportif meliputi :
Termoregulasi
Terapi oksigen/ventilasi mekanik
Terapi syok
Terapi hipoglikemi/hiperglikemi
Transfusi darah
Trombosit dan terapi kejang
EDUKASI PASIEN DENGAN SEPSIS
I. Topik
Pokok Bahasan : Sepsis
Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan sepsis
Sasaran : Klien dan Keluarga
Waktu : 1 X 15 Menit
Tempat : ruang perinatologi
Tanggal :
II. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan 1 x 15 menit, diharapkan klien dan keluarga memahami
b. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan 1 x 15 menit, klien dan keluarga mengerti
V. Materi
VI. Kegiatan
VII. Evaluasi
menjelaskan pengertian sepsis neonatarum
menyebutkan etiologi sepsis neonatarum
menyebutkan pencegahan sepsis neonatarum
menyebutkan manifestasi klinik sepsis neonatarum
menyebutkan pelaksanaan sepsis neonatarum
MATERI SEPSIS NEONATURUM
1. Pengertian
infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri didalam
darah. Perjalanan penyakit sepsis dapat berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau
tanpa pengobatan yang memadai, sehingga neonatus dapat meninggal dalam waktu hitunga 24
sampai 48 hari. (Surasmi, 2003).
2. etiologi
Penyebab neonatus sepsis atau sepsis neonatorum yaitu dikarenakan berbagai macam kuman
seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur.Resiko terjadinya sepsis meningkat yaitu pada
Ketuban pecah sebelum waktunya dan Perdarahan atau infeksi pada ibu.
Bayi prematur yang menjalani perawatan intensif akan rentan terhadap sepsis karena sistem
imun mereka yang belum berkembang dan mereka biasanya menjalani prosedur-prosedur
invasif seperti pemasangan sejumlah kateter, infus jangka panjang, dan bernafas melalui
selang yang dihubungkan dengan ventilator. Organisme yang normalnya hidup di permukaan
kulit dapat masuk ke dalam tubuh kemudian ke dalam aliran darah melalui alat-alat seperti
yang telah disebut di atas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sepsis pada bayi yang baru lahir dapat di bagi menjadi 3
kategori yaitu:
Pengaruh lingkungan yang dapat menjadi predisposisi bayi yang terkena sepsis, tetapi tidak
terbatas pada buruknya praktek cuci tangan dan teknik perawatan, kateter umbilikus arteri
dan vena, selang sentral, berbagai pemasangan kateter selang trakeaeknologi invasive, dan
pemberian susu formula. (Wijayarini, 2005).
3. Faktor Neonatatal
Prematurius merupakan faktor resiko utama untuk sepsis neonatal. Umumnya imunitas
bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin
melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir,
konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia
berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit.
Defisiensi imun,
.
3. Pencegahan Sepsis Neonatoru
1. Pada masa Antenatal
Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi,
pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi yang memadai,
penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin. Rujuk
ke pusat kesehatan bila diperlukan.
2. Pada masa persalinan
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik
3. Pada masa pasca persalinan
Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan, peralatan tetap
bersih, dan perawatan luka umbilicus secara steril.
4. Manifestasi klinik
Suhu tubuh tidak stabil (< 36 0C atau > 37,5 0C).
Laju nadi > 180 x/menit atau < 100 x/menit.
Laju nafas > 60 x/menit, dengan retraksi atau desaturasi oksigen, apnea atau laju nafas <
30x/menit.
Letargi
Intoleransi glukosa : hiperglikemia (plasma glukosa >10 mmol/L atau >170 mg/dl) atau
hipoglikemia (< 2,5 mmol/L atau < 45 mg/dl)
Intoleransi minum
Tekanan darah < 2 SD menurut usia bayi
Tekanan darah sistolik < 50 mmHg (usia 1 hari)
Tekanan darah sistolik < 65 mmHg (usia < 1 bulan)
Pengisian kembali kapiler/capillary refill time > 3 detik.
5. Penalaksanaan
5. Diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisilin dosis 200 mg/kg BB/24 jam i.v
(dibagi 2 dosis untuk neonatus umur < 7 hari, untuk neonatus umur > 7 hari dibagi 3
dosis), dan Netylmycin (Amino glikosida) dosis 1/2 mg/kg BB/per hari i.m/i.v dibagi 2
dosis.
6. Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan (darah lengkap, urine, lengkap,
feses lengkap, kultur darah, cairan serebrospinal, urine dan feses (atas indikasi).
6. Pengobatan suportif meliputi :
Termoregulasi
Terapi oksigen/ventilasi mekanik
Terapi syok
Terapi hipoglikemi/hiperglikemi
Transfusi darah
Trombosit dan terapi kejang
SATUAN ACARA PENYULUHAN SEPSIS NEONATARUM
B. Materi
1. pengertian sepsis neonatarum
2. etiologi sepsis neonatarum
3. pencegahan sepsis neonatarum
4. manifestasi klinik sepsis neonatarum
5. pelaksanaan sepsis neonatarum
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
E.Kriteria evaluasi
1. evaluasi struktur
a. orang tua hadir ditempat penyuluhan
b. penyelengaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang perinatologi
c. perorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumny
2. evaluasi proses
a. orang tua antusias terhadap materi penyuluhan
b. tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pada saat penyuluhan berlangsung
c. peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. evaluasi hasil
a. orang tua dapat mengulang materi yang sudah diberikan .
b. jumlah kehadiran minimal 5 anggota keluarga
F. kegiatan penyuluhan
G. Materi penyuluhan
1. Pengertian
infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri didalam
darah. Perjalanan penyakit sepsis dapat berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau
tanpa pengobatan yang memadai, sehingga neonatus dapat meninggal dalam waktu hitunga 24
sampai 48 hari. (Surasmi, 2003).