Anda di halaman 1dari 18

Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 1

Teori Manajemen Lanjutan

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


(BUSINESS ETHICS AND CSR)

A. Pendahuluan
Etika bisnis adalah kode etik yang diterapkan dalam perusahaan
untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Etika bisnis ini sangat penting
diterapkan dalam perusahaan agar perusahaan memiliki pondasi yang
kuat dan menciptakan value yang tinggi.
Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang merupakan
bagian dari etika bisnis, yaitu adanya kesadaran perusahaan bahwa
keputusan bisnisnya dapat mempengaruhi masyarakat. Tanggung jawab
sosial perusahaan adalah wujud kepedulian suatu usaha pada masyarakat
dan lingkungan disekitar dimana usaha tersebut berada. Arti yang lebih
luas dari istilah ini adalah tanggung jawab perusahaan terhadap
pelanggan, karyawan, dan kreditor.
Dalam mengambil sebuah keputusan untuk kepentingan usaha,
hendaknya tidak merusak etika dan tanggung jawab sosial. Adapun
tanggung jawab sosial perusahaan meliputi:
1. Tanggung jawab sosial terhadap konsumen. Tanggung jawab ini
tidak hanya terbatas pada penyediaan barang atau jasa saja.
Perusahaan bertanggung jawab atas produksi dan
penjualan/distribusi pada pelanggan, dimana produk yang dihasilkan
harus bisa membawa manfaat.
2. Tanggung jawab sosial pada karyawan. Perusahaan bertanggung
jawab dalam memberikan rasa aman kepada karyawannya,
memperlakukan karyawan dengan layak dan tidak membeda-
bedakan, serta memberikan kesempatan yang sama pada karyawan
untuk mengembangkan diri.
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 2
Teori Manajemen Lanjutan

3. Tanggung jawab sosial kepada kreditor. Saat perusahaan memiliki


masalah keuangan dan belum bisa menyelesaikan kewajibannya,
perusahaan harus memberitahukan kepada kreditor.
4. Tanggung jawab sosial kepada pemegang saham. Perusahaan
bertanggung jawab atas kepuasan pemegang saham. Perusahaan
harus bisa meyakinkan pemegang saham, dimana manajer
perusahaan memonitor seluruh keputusan bisnis dan meyakinkan
bahwa keputusan yang diambil tersebut demi kepentingan pemegang
saham. Namun tidak menutup kemungkinan pemegang saham turut
aktif dalam memberikan pengaruh kebijakan manajemen perusahaan.
Pada umumnya pemegang saham yang berperan aktif adalah investor
perusahaan yang memiliki saham dalam jumlah yang besar. Dengan
demikian pemegang saham akan meminta pertanggung jawaban
eksekutif perusahaan atas ketidakpuasan yang didapatkan.
5. Tanggung jawab sosial kepada lingkungan. Tanggung jawab ini
berkaitan dengan menjaga kelestarian lingkungan, misal dengan
mencegah adanya polusi disekitar tempat usaha. Perusahaan dapat
melakukan pencegahan polusi dengan mendaur ulang plastik serta
melakukan pembatasan jumlah karbondioksida sebagai akibat dari
proses produksi.
6. Tanggung jawab sosial kepada komunitas. Hal yang sering
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memberikan bantuan
untuk sarana pendidikan/kesehatan, atau perbaikan/pengadaan
infrastruktur yang dibutuhkan.masyarakat sekitar.
Penerapan etika bisnis dan tanggung jawab sosial pada perusahaan
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan memudahkan perusahaan
dalam menjalankan visi dan misinya. Melalui etika bisnis dan tanggung
jawab sosial akan membentuk citra positif perusahaan di mata
masyarakat yang lebih luas.
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 3
Teori Manajemen Lanjutan

B. Pengertian Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial


Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilalku pengusaha
berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan
pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau
bisnis. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-
cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan
bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak
tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal
ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan
wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance
Managemen Journal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam
merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
1. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang
seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun
tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.
3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan
yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada
pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 4
Teori Manajemen Lanjutan

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau


konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan
tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap
sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk
tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan
yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan
lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian
dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas
masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak,
khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut
berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena
strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan
stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan
sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada
sekedar profitability. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen
dampak (minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak
positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya. CSR berhubungan
erat denganpembangunan berkelanjutan, di mana suatu organisasi dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak
semata berdasarkan hasil dan keuntungan yang akan diperoleh,
melainkan juga harus melihat dampak sosial dan lingkungan yang timbul
dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
yang lebih panjang.
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat
tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain,
terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002)
menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi
pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 5
Teori Manajemen Lanjutan

sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan
peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan,
pelaksanaan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan
jaminanketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting
tanpa harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat
ini. Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami
Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan
krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).Pemerintah bisa
menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,dengan
masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi,
mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnisyang mau
terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapatmengawasi proses
interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompoklain agar terjadi
proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkanproses manipulasi
atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan
untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan
kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal
tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit
untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan
keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-
kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di
masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang
terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu
ekosistem yang menguntungkan semua pihak , konsumen mendapatkan
produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan
profit yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan
masyarakat secara tidak langsung.
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 6
Teori Manajemen Lanjutan

C. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis


Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting,
yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya
saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-
creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Ada beberapa kelompok yang dapat mempengaruhi kepentingan
bisnis diantaranya:
a. Para pengusaha dan mitra usaha
b. Perusahaan pemasok bahan baku
c. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
d. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
e. Bank penyandang dana perusahaan
f. Investor penanam modal
g. Masyarakat umum yanag dilayani
h. Pelanggan yang membeli produk

D. Prinsip dalam Etika Bisnis


Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya
dipatuhi oleh para pelaku bisnis. Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip
yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan
harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah
timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar
kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan
prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:
1. Prinsip Otonomi
Yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung
jawab secara moral atas keputusan yang diambil.
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran
karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal,
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 7
Teori Manajemen Lanjutan

kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen,


kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain).
3. Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang
sesuai dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh
dirugikan haknya.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian
pula untuk berbisnis yang kompetitif.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku
bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama
baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan
terbaik.
Di samping 5 prinsip diatas, dalam menciptakan etika bisnis ada
beberapa hal yang juga perlu diperhatikan, antara lain adalah:
a. Pengendalian diri
b. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
c. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing
oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
d. Menciptakan persaingan yang sehat
e. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
f. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan
Komisi)
g. Mampu menyatakan yang benar itu benar
h. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat
dan golongan pengusaha ke bawah
i. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 8
Teori Manajemen Lanjutan

j. kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah


disepakati
k. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu
hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan.
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang
dalam sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk
kedua perspektif baik lingkup makro ataupun mikro.
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada efektivitas dan efisiensi
sistem pasar dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa
kondisi yang diperlukan supaya sistem dapat bekerja secara efektif
dan efisien adalah:
a. Adanya hak memiliki dan mengelola properti swasta
b. Adanya kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa
c. Adanya ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan
barang dan jasa
Jika salah satu subsistem dalam sistem pasar ini melakukan perilaku
yang tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan
sistem dan mengambat pertumbuhan sistem secara makro.
2. Perspektif Mikro
Dalam lingkup mikro perilaku etis identik dengan kepercayaan atau
trust. Dalam lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana pemasok
(supplier), perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan
dalam kegiatan bisnis yang saling mempengaruhi. Tiap mata rantai di
dalam relasi harus selalu menjaga etika sehingga kepercayaan yang
mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.

E. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)


Penggunaan istilah Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau atau
Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 9
Teori Manajemen Lanjutan

dengan semakin meningkatnya praktek tanggung jawab sosial


perusahaan, dan diskusi-diskusi global, regional dan nasional tentang
CSR.
Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini
menjadi salah satu bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan dengan
masyarakat dan konsumen. CSR kini banyak diterapkan baik oleh
perusahaan multi-nasional maupun perusahaan nasional atau lokal. CSR
adalah tentang nilai dan standar yang berkaitan dengan beroperasinya
sebuah perusahaan dalam suatu masyarakat. CSR diartikan sebagai
komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang
berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan
keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka
mmewujudkan pembangunan berkelanjutan.
CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di
Perusahaan dan dimasyarakat. Etika yang dianut merupakan bagian dari
budaya (corporate culture); dan etika yang dianut masyarakat
merupakan bagian dari budaya masyarakata. Prisnsip-prinsip atau azas
yang berlaku di masyarakat juga termasuk berbagai peraturan dan
regulasi pemerintah sebagai bagian dari sistem ketatanegaraan.
Menurut Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai
membuat keputusan atau bertindak etis bila:
Keputusan atau tindakan dilakukan berdasarkan nilai atau standar
yang diterima dan berlaku pada lingkungan organisasi yang
bersangkutan.
Bersedia mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada seluruh
pihak yang terkait.
Yakin orang lain akan setuju dengan keputusan tersebut atau
keputusan tersebut mungkin diterima dengan alasan etis.
Suatu perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk keuntungan
sebanyak mungkin, tetapi juga mempunyai etika dalam bertindak
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 10
Teori Manajemen Lanjutan

menggunakan sumberdaya manusia dan lingkungan guna turut


mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pengukuran kinerja yang
semata dicermati dari komponen keuangan dan keuntungan (finance)
tidak akan mampu membesarkan dan melestarikan , karena seringkali
berhadapan dengan konflik pekerja, konflik dengan masyarakat sekitar
dan semakin jauh dari prinsip pengelolaan lingkungan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan.

F. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Menurut zimmerer ada beberapa pertanggungjwaban perusahaan,
yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus
memperhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya
tidak membuang limbah yang mencemari lingkungan.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan
Menurut zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan dapat
dilakukan dengan cara:
a. Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
b. Meminta masukan kepada karyawan
c. Memberi kepercayaan kepada karyawan
d. Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan biak
e. Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan
3. Tanggung jawab terhadap pelanggan.
Tanggung jawab terhadap pelanggan ada dua kategori:
a) Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
b) Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar
4. Tanggung Jawab terhadap investor
Tanggung Jawab terhadap investor adalah menyediakan
pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 11
Teori Manajemen Lanjutan

5. Tanggung jawab terhadap Masyarakat


Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap masyarakat
sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan
kesehatan serta kontribusi terhadap mayararakat sekitarnya

G. Dinamika dalam Tanggung Jawab Social Perusahaan (CSR)


Menurut George Pohle dan Jeff Hittner dari IBM, terdapat tiga
dinamika yang harus dipahami oleh perusahaan dalam keterlibatannya
dengan CSR:
1. Information From Visibility to Transparency
Supaya terjalin hubungan yang lebih baik dengan konsumen maupun
stakeholder, maka perusahaan harus mengadopsi teknologi maupun
praktek bisnis yang memungkinkan para stakeholder untuk
memperoleh informasi kapanpun dan dimanapun mereka berada,
Misalnya, perusahaan perusahaan infrastruktur memungkinkan
pelanggan untuk berpindah sumber energi berdasarkan ketersediaan
sumber yang paling ramah lingkungan secara real time. Atau telepon
seluler yang dapat men-scan bar code produk supaya memunculkan
informasi yang diinginkan pengguna, mulai dari bahan-bahan hingga
energi yang digunakan untuk membuatnya.
Jika sebelumnya transparansi dan akuntabilitas memang jarang
diimplementasikan di masa lalu, namun kini menjadi sebuah
tantangan bagi perusahaan yang terlibat dengan banyak pihak. Ini
bukan hanya masalah menyediakan informasi lebih banyak,
melainkan informasi yang bernar. Perusahaan yang memberikan
informasi relevan akan memenangkan kepercayaan dari konsumen,
sehingga tercipta platform pertumbuhan yang kuat.
2. Impact Business From Cost to Growth
Perusahaan memandang CSR sebagai biaya izin untuk berbisnis di
pasaran. Karena jika mereka gagal memenuhi regulasi lokal maupun
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 12
Teori Manajemen Lanjutan

global, maka reputasi merek ataupun perusahaan jadi taruhannya.


Namun, kini perusahaan mulai memandang CSR sebagai sarana dalam
menemukan ide produk baru, diferensiasi, menekan biaya,
mempercepat entry pasar, dan menempatkan mereka dalam posisi
yang lebih baik dalam talent wars.
CEMEX misalnya, menyediakan diskon bagi pelanggan dengan
pendapatan rendah dan membolehkan mereka untuk membayar
material secara mingguan. Ini memungkinkan pelanggan untuk
mengakses material berkualitas tinggi dengan harga sekitar 2/3nya
saja. Nyatanya, ini justru memperluas pasar dan mendorong penjualan
CEMEX. Segmen ini tumbuh 250 % per tahunnya.
Perusahaan juga memandang bahwa inisiatif CSR dapat mengurangi
struktur biaya secara keseluruhan ataupun meningkatkan
produktivitas. Canadian pulp and paper, misalnya, berhasil
mengurangi emisinya sebanyak 70% dan energi sebanyak 21% sejak
1990. Pada 2005 dan 2006, perusahaan berhasil menghemat
sebanyak $4.4 juta untuk pengurangan konsumsi bahan bakar sebesar
2%.
3. Relationships From Containment to Engagement
Salah satu cara untuk memenuhi ekspektasi stakeholder adalah
dengan menjalin hubungan secara kontinu. Misalnya, sebuah bisnis
global yang berusaha untuk memonitor kondisi kerja dan standar
lingkungan melalui supply chain di Asia Tenggara. Kemudian pada
saat yang sama, NGO juga berfokus pada meningkatkan HAM dan
memastikan bahwa bisnis mematuhi standar lingkungan masyarakat.
Meskipun perusahaan dan NGO kadang menjadi oposisi, namun
sesungguhnya melalui kolaborasi mereka sama-sama bisa mencapai
tujuannya. Bisnis dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
NGO untuk memonitor, mengedukasi, serta meningkatkan operasi
dari supplier. Sehingga perusahaan dapat menekan biaya yang
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 13
Teori Manajemen Lanjutan

seharusnya terjadi. Sementara itu, NGO juga mengambil manfaat


karena mereka memperoleh akses serta memperoleh hasil lebih
mudah.
Misalnya, Marks & Spencer, setelah serangkaian skandal makanan di
Inggris yang membuat konsumen skeptis, mereka meluncurkan
kampanye Behind The Label yang memberikan edukasi kepada 16
juta pelanggan mengenai semua yang dilakukan perusahaan berkaitan
dengan isu lingkungan dan sosial. M&S juga bekerjasama dengan NGO
Oxfam untuk mengembangkan program dimana pelanggan bisa
mendonasikan pakaiannya ke toko amal Oxfam serta memperoleh
diskon untuk membeli pakaian baru di M&S. Mereka juga bekerjasama
dengan para supplier untuk meningkatkan transparansi, dimana
daging yang digunakan bisa dilacak langsung kepada sapi mana yang
digunakan. Begitu pula dengan pakaian. Hasilnya, M&S berhasil
memperbarui mereknya lagi, dengan pendapatan menguat 10% dan
laba naik 22% pada 2006 hingga 2007.

H. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki
tanggung jawab sosial adalah:
1) Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social
mendapatkan rasa hormat dari steakholder
2) Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki
tanggung jawab social akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen dan masyarakat sekitar.
3) Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap lingkungan
akan membantu dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan
4) Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar
perusahaan
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 14
Teori Manajemen Lanjutan

5) Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam


promosi perusahaan
6) Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan
perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan
tantangan jaringan kerja yang semakin komplek
7) Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang
merusak berkaitan dengan reputasi
8) Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung
jawab social dapat menambah uang dalam bisnis mereka
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang
andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan
konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan
selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun
jangka panjang, karena :
Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya
friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
Melindungi prinsip kebebasan berniaga
Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh
perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan
masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan
pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya.
Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis,
pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan
bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 15
Teori Manajemen Lanjutan

tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi


atau jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan semaksimal
mungkin harus mempertahankan karyawannya.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan
sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus
dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
a. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
b. Memperkuat sistem pengawasan
c. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus
menerus

I. Kesimpulan
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-
nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku
dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau berusaha. Secara
sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu
tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan(sesuai
kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu
berada. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap
tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
(minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif)
terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 16
Teori Manajemen Lanjutan

Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki


tanggung jawab sosial adalah:
1) Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social
mendapatkan rasa hormat dari steakholder
2) Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki
tanggung jawab social akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen dan masyarakat sekitar.
3) Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap
lingkungan akan membantu dalam pembangunan daerah sekitar
perusahaan
4) Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar
perusahaan
5) Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam
promosi perusahaan
6) Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan
perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan
tantangan jaringan kerja yang semakin komplek
7) Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang
merusak berkaitan dengan reputasi
8) Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung
jawab social dapat menambah uang dalam bisnis mereka.
Selain etika, yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab
perusahaan, yaitu kepada lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan
masyarakat sekitarnya, Sehingga akan terbentuk suatu hubungan yang
saling menguntungkan satu sama lain
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 17
Teori Manajemen Lanjutan

DAFTAR PUSTAKA

http://www.anneahira.com/artikel-umum/etika-bisnis.htm
http://fema.ipb.ac.id/index.php/lingkungan-masyarakat-dan-tanggung-
jawab-sosial-perusahaan-csr
http://cakzainul.blogspot.com/2012/02/makalah-etika-bisnis-dan-
tanggung-jawab.html
http://riniarmin.blogspot.com/2012/12/tugas-makalah-etika-bisnis.html
http://www.usaha-kecil.com/pengertian_csr.html
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) | Semester II 18
Teori Manajemen Lanjutan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai