1, Januari 2016 : 1- 75
ABSTRAK
Rumah sakit merupakan bagian internal dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang melayani pasien dengan
berbagai jenis pelayanan. Masalah-masalah yang terdapat di dalam lingkup kerja keperawatan berhubungan dengan
kekurangan jumlah perawat, ketidakpuasan kerja perawat dan buruknya lingkungan kerja perawat. Keluhan perawat
mengenai fungsi manajemen dari segi kepemimpinan kepala ruangan dan lingkungan kerja terhadap kepuasan
perawat sangat menarik untuk diteliti dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kepemimpinan dan lingkungan
kerja dengan tingkat kepuasan kerja perawat di Paviliun Catelia RSUD Undata. Jenis penelitian ini kuantitatif
dengan metode komparatif, pendekatan cross sectional. Instrument penelitian menggunakan kuesioner terhadap 22
perawat pelaksana di Paviliun Catelia RSUD Undata. Variabel independennya adalah kepemimpinan kepala
ruangan dan lingkungan kerja. Variabel dependennya adalah tingkat kepuasan. Penelitian ini menunjukkan
persentase tinggi tentang kepemimpinan baik, merasa puas (52,4%) dan persentase lingkungan kerja baik, merasa
puas (62,5%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value masing-masing sebesar 1.000 dan 0,384. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai p 0,05. Tidak ada hubungan antara kepemimpinan dan lingkungan kerja dengan
kepuasan perawat di Paviliun Catelia RSUD Undata. Hal ini terjadi ruangan tersebut merupakan contoh pelaksana
model praktek keperawatan professional yang diterapkan secara optimal, ditunjang dari lingkungan kerja pun
sarana dan prasaranya mampu memenuhi pelaksanaan asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian
disarankan menjadi masukan dan bahan evaluasi untuk pihak manajemen dalam pengelolaan kepuasan kerja
perawat khususnya di Paviliun Catelia sehingga perawat tersebut dapat bekerja sesuai dengan peraturan rumah
sakit dan melaksanakan tugas-tugas sesuai yang telah ditetapkan.
ABSTRACT
The hospital is the place which integral part of whole system of health service done. The problems that happeniny in
work nursing field heaving correlation with insufficiency of nurses, unsatisfaction job and poor work environment of
nurses. Nurses complaint about function of management such as leadership of heas nurse and work environment
toward nurses satisfaction very interesting to know more. The aims of this research to know the relationship of
leadership and work environment toward nurses job satisfaction level in Catelia RSUD Undata. This was
quantitative research comparative method with cross sectional approaching. Instrument of research by using the
questionnaire among 22 staff nurse in Catelia RSUD Undata. Independent variables were leasdership of head nurse
and work environment. Dependent variables was satisfaction level as well. The result of research show about good
leadership with high percentage, satisfaction level (52,4%) and percentage of good work environment with a
satisfaction level (62,5%). Satisfaction test result show p value each 1.000 and 0,384. Its mean p value 0,05. There
was no relationship between leadership and work environment with nurses job satisfaction in Catelia Paviliun RSUD
Undata. It because the ward be a role model of optimum professional nursing practice by supporting of good work
environment and the tools that available in ward itself. Based on the resulf of research, suggestion to management
section more intensive to manage the nurses satisfaction in Catelia Paviliun especially until the nurses could work
according to hospital rule and more.
tenaga keperawatan berada di tatanan (72,2%) lebih besar dari pada kurang
pelayanan kesehatan terdepan dengan puas (15,8%) dan Hubungan antara
kontak pertama dan terlama dengan persepsi tentang kondisi lingkungan
pasien, yaitu selama 24 jam perhari dan dengan kepuasan perawat pelaksana di
7 hari perminggu karenanya perawat ruang rawat inap RSUD Kota Semarang
memegang posisi kunci dalam bahwa responden yang berpersepsi tidak
membangun citra rumah sakit. Kusuma baik menyatakan kurang puas (52,6%)
Praja menyebutkan bahwa pelayanan lebih besar dari pada puas (22,2%).
keperawatan di rumah sakit adalah Sebaiknya pada persepsi baik yang
penghasil aktivitas terbesar sehingga menyatakan puas(77,8%) lebih besar
mencerminkan mutu pelayanan rumah dari pada kurang puas (47,4%) [3].
sakitnya. Perawat di rumah sakit tidak Hasil Penelitian yang dilakukan
hanya mempunyai kewajiban untuk tentang Hubungan Kualitas
memberikan pelayanan kepada pasien Kepemimpinan Keperawatan dengan
tetapi juga mengharapkan pelayanan Kepuasan Perawat di RSUD Tugurejo
dari pihak rumah sakit agar apa yang Semarang Bulan Mei 2010 bahwa
menjadi haknya dapat diterima dengan kualitas kepemimpinan kurang
baik [3]. menyatakan kurang puas (68.0%) lebih
Perbedaan penghargaan yang besar daripada puas (32,0%).
diterima dan yang seharusnya diterima Sebaliknya kualitas kepemimpinan baik
adalah bentuk keadaan emosional yang menyatakan puas (72,1 %) lebih besar
menyenangkan atau sikap umum daripada menyatakan kurang puas (27
terhadap kepuasan kerja. Kepuasan ,9%) [1].
kerja dipengaruhi beberapa faktor Hasil penelitian yang dilakukan
diantaranya kepemimpinan dan kondisi tentang lingkungan kerja perawat dan
lingkungan kerja. Kepuasan kerja semua subvaribelnya memiliki
perawat perlu mendapat perhatian serius hubungan dengan pelaksanaan praktek
dari pihak manajemen rumah sakit, keperawatan. Tingkat keeratan
karena perawat merupakan karyawan hubungan antara lingkungan kerja
terbesar dan menjadi ujung tombak perawat dan kendali terhadap praktek
pelaksana pelayanan keperawatan serta dengan pelaksanaan praktek
tenaga yang berinteraksi langsung keperawatan adalah sedang. Keeratan
dengan pasien dan keluarga pasien [3]. hubungan antara kepemimpinan,
Hasil penelitian yang dilakukan manajemen, dan budaya serta sumber
tentang Hubungan antara persepsi yang memadai dengan pelaksanaan
tentang kepemimpinan dengan kepuasan praktek keperawatan adalah rendah.
perawat pelaksana di ruang rawat inap Keeratan hubungan antara kendali
RSUD KotaSemarang bahwa responden terhadap beban kerja dengan
yang berpersepsi tidak baik menyatakan pelaksanaan praktek keperawatan
kurang puas (84,2%) lebih besar dari adalah lemah. Pola hubungan dalam
pada puas (27,8%). Sebaliknya pada penelitian ini bersifat positif artinya
persepsi baik yang menyatakan puas semakin baik lingkungan kerja perawat
artinya tidak ada hubungan antara yaitu berjumlah 6 orang atau (37.5%).
kepemimpinan kepala ruangan terhadap Sedangkan lingkungan kerja kurang
kepuasan kerja perawat di Pavilium baik pada responden menunjukkan
Catelia RSUD Undata. bahwa responden yang merasa puas
lebih sedikit yaitu 2 orang atau (33.3%)
Hubungan Lingkungan Kerja dibandingkan dengan kurang puas yaitu
Terhadap Kepuasan Kerja Perawat 4 orang (66.7%).Hasil analisis
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Fishers Exact Test
menunjukkan wawancara mengenai pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai
lingkungan kerja yang baik pada pvalue .348 (p0.05), artinya tidak ada
responden menunjukkan bahwa hubungan antara lingkungan kerja
responden yang merasa puas lebih terhadap kepuasan kerja perawat di
banyak yaitu berjumlah 10 orang atau Pavilium Catelia RSUD Undata.
(62.5%) dibandingkan yang kurang puas
Tabel 1. Hubungan Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Tingkat Kepuasan Perawat
di IRNA Catelia RSUD Undata
Kepuasan
Total P.value
Faktor yang Berhubungan Puas Kurang Puas
f % f % N
Kepemimpinan
Baik 11 52.4 10 47.6 21 1.000
Kurang Baik 1 100 0 0 1
Lingkungan Kerja
Baik 10 62.5 6 37.5 16 .348
Kurang Baik 2 33.3 4 66.7 6
yang akan dilaksanakan, Katim/Pj Tim tujuan dan sasaran yang ditentukan
tidak melakukan rencana bulanan secara tersebut akan dicapai. Perencanaan yang
konsisten, Katim/Pj Tim tidak baik akan menentukan keberhasilan
menanyakan rencana dan Katim/Pj Tim kegiatan dan pencapaian tujuan serta
tidak memberi reinforcement. Meskipun menghindari keterperangkapan dalam
1 responden tersebut menyatakan ketidaksiapan dan seluruh komponen
kurang baik dalam hal kepemimpinan kepemimpinan [8].
kepala ruangan tetapi merasa puas. Kepala ruangan bertanggung jawab
Kepuasan itu disebabkan oleh beberapa untuk mengorganisasi kegiatan asuhan
faktor yaitu dari segi pekerjaan itu keperawatan di unit kerjanya. Untuk
sendiri memberikan status kepegawaian mencapai tujuan pengorganisasian,
lebih baik, pembagian insentif sesuai pelayanan keperawatan meliputi:
apa yang dikerjakan, sistem penempatan struktur organisasi, pengelompokkan
jabatan struktural dan fungsional sesuai kegiatan yaitu setiap organisasi
latar belakang pendidikan dan masa memiliki serangkaian tugas atau
kerja serta dilibatkan dalam kegiatan yang harus diselesaikan untuk
pengambilan keputusan. Beberapa mencapai tujuan dan pengorganisasian
faktor tersebut memberikan sentuhan tugas perawat ini disebut metode
rasa dalam bekerja untuk lebih penugasan, koordinasi kegiatan, dan
termotivasi. evaluasi kegiatan untuk menilai apakah
Perencanaan adalah suatu bentuk pelaksanaan kegiatan sesuai rencana.
pembuatan keputusan manajemen yang Oleh karena itu kepala ruangan
meliputi penelitian lingkungan, berkewajiban memberikan arahan yang
penggambaran sistem organisasi secara jelas tentang kegiatan yang akan
keseluruhan, memperjelas visi, misi, dilakukan. Selain itu diperlukan juga
dan filosofi organisasi, memperkirakan standar penampilan kerja yang
sumber daya organisasi, diharapkan dari perawat yang
mengidentifikasi dan memilih langkah- melakukan tugas. Semua itu perlu
langkah tindakan, memperkirakan dievaluasi secara terus menerus guna
efektifitas tindakan serta menyiapkan dilakukan tindakan koreksi apabila
karyawan dalam melaksanakan[7]. ditemukan penyimpangan dari standar
[7]
La Monica (1986) dalam Kuntoro .
(2010) menyatakan bahwa dalam Sesuai teori Swansburg (2000)
kegiatan perencanaan, kepemimpinan dalam Parmin (2009) menyatakan
diarahkan dalam kegiatan yang bahwa pengarahan adalah elemen
menyangkut pengenalan masalah yang tindakan dari manajemen keperawatan.
terjadi di lingkungan kerja dalam area Pengarahan sering disebut sebagai
kepemimpinan; penetapan tujuan baik fungsi memimpin dari manajemen
angka pendek maupun jangka panjang keperawatan. Ini meliputi proses
untuk upaya pemecahan masalah yang pendelegasian, pengawasan, koordinasi,
ada, termasuk pengembangan dan dan pengendalian implementasi rencana
tujuan tersebut dalam uraian bagaimana organisasi. Iklim kerja yang kondusif