1. Pengertian
Manfaat surveilans epidemiologi (a).Deteksi Perubahan akut dari penyakit yang terjadi
dan distribusinya (b).Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit (c).Identifikasi
kelompok risiko tinggi menurut waktu, orang dan tempat (d).Identifikasi faktor risiko dan
penyebab lainnya (e).Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi (f).Dapat
memonitoring kecenderungan penyakit endemis (g).Mempelajari riwayat alamiah
penyakit dan epidemiologinya (h).Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi
kebutuhan pelayanan kesehatan dimasa datang (i).Membantu menetapkan masalah
kesehatan prioritas dan prioritas sasaran program pada tahap perencanaan. Inti
kegiatan surveilans pada akhirnya adalah bagaimana data yang sudah dikumpul,
dianalisis, dan dilaporkan ke stakeholder atau pemegang kebijakan untuk ditindaklanjuti
dalam pembuatan program intervensi yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah
kesehatan di Indonesia (HIMAPID FKM UNHAS, 2008).
Tujuan surveilans epidemiologi tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai
dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan
serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat secara menyeluruh (Buton, 2008).
Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh beberapa sebab, oleh karena itu secara
operasional diperlukan tatalaksana secara integratif dengan ruang lingkup
permasalahan sebagai berikut :
Merupakan analisis terus menerus dan sistematika terhadap penyakit menular dan
faktor resiko untuk upaya pemberantasan penyakit menular.
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan
faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular.
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor resiko
untuk mendukung program penyehatan lingkungan.
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan
factor resiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu.
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan
faktor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra (Depkes RI, 2003).
4. Penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan
d. Studi epidemiologi
g. Umpan balik.
5. Komponen sistem
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan awal dari rangkaian kegiatan untuk memproses data
selanjutnya. Data yang dikumpulkan memuat informasi epidemiologis yang
dilaksanakan secara teratur dan terus menerus dan dikumpulkan tepat waktu.
Pengumpulan data dapat bersifat pasif yang bersumber dari rumah sakit, puskesmas
dan lain-lain, maupun aktif yang diperoleh dari kegiatan survey. Untuk mengumpulkan
data diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik. Secara umum pencatatan
di puskesmas adalah hasil kegiatan kunjungan pasien dan kegiatan luar gedung
(Budioro, 2007).
Data yang sudah terkumpul dari kegiatan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik
(histogram, poligon frekuensi), chart (bar chart, peta/map area). Penggunaan komputer
sangat diperlukan untuk mempermudah dalam pengolahan data diantaranya dengan
menggunakan program (software) seperti epid info, SPSS, lotus, exceldan lain-lain
(Budioro, 2007).
c. Analisis data
Data yang sudah diolah selanjutnya dianalisis dengan membandingkan data bulanan
atau tahun-tahun sebelumnya, sehingga diketahui ada peningkatan atau penurunan dan
mencari hubungan penyebab penyakit campak dengan faktor resiko yang berhubungan
dengan kejadian campak (Arias, 2010).
d. Penyebarluasan informasi
Penyebarluasan informasi yang baik harus dapat memberikan informasi yang mudah
dimengerti dan dimanfaatkan dalam menentukan arah kebijakan kegiatan, upaya
pengendalian serta evaluasi program yang dilakukan. Cara penyebarluasan informasi
yang dilakukan yaitu membuat suatu laporan hasil kajian yang disampaikan kepada
atasan, membuat laporan kajian untuk seminar dan pertemuan, membuat suatu tulisan
di majalah rutin, memanfaatkan media internet yang setiap saat dapat di akses dengan
mudah (Depkes RI, 2003).
e. Umpan balik
Kegiatan umpan balik dilakukan secara rutin biasanya setiap bulan saat menerima
laporan setelah diolah dan dianalisa melakukan umpan balik kepada unit kesehatan
yang melakukan laporan dengan tujuan agar yang mengirim laporan mengetahui bahwa
laporannya telah diterima dan sekaligus mengoreksi dan memberi petunjuk tentang
laporan yang diterima. Kemudian mengadakan umpan balik laporan berikutnya akan
tepat waktu dan benar pengisiannya. Cara pemberian umpan balik dapat melalui surat
umpan balik, penjelasan pada saat pertemuan serta pada saat melakukan
pembinaan/suvervisi (Arias, 2010).
h. Evaluasi