A. kemampuan berkomunikasi
B. kemampuan berinteraksi
2. Kemampuan berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika tapi masih terkait dengan
A. 0 - 2 tahun
B. 2 -- 7 tahun
C. 7 -- 11/12 tahun
A. perasaan
B. gaya pengasuhan
C. psikologis
D. individu
C. Anak memahami bilangan dan angka tetapi masih terkait dengan obyek bersifat
kongkrit (operasional konkrit)
D. Kemampuan mengoperasikan kaidah logika yang tidak terikat lagi dengan obyek
yang
5. Peserta didik telah memiliki yang memiliki moralitas benar-benar diinternalisasikan dan
tidak didasarkan pada standar-standar orang lain. Dia mengenal tindakan moral alternatif,
menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral
pribadi.
A. penalaran pascakonvensional
B. penalaran konvensional
C. penalaran prakonvensional
D. penalaran interkonvensional
6. Individu memandang apa yang diharapkan oleh keluarga, kelompok, masyarakat dan
bangsa serta setia mendukung aturan social bukan hanya untuk ketenangan tetapi disadari
sebagai sesuatu yang berharga. Pernyataan tersebut merupakan tahapan perkembangan
moral
A. Prekonvensional
B. Konvensional
C. Pascakonvensional
D. Interkonvensional
Baca Juga:
ZUHRI INDONESIA
Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Seto Mulyadi (2002a) menyatakan tentang Robert Coles yang menggagas tentang
kecerdasan moral yang juga memegang peranan amat penting bagi kesuksesan seseorang
dalam hidupnya. Hal ini ditandai dengan kemampuan seorang anak untuk bisa menghargai
dirinya sendiri maupun diri orang lain, memahami perasaan terdalam orang-orang di
sekelilingnya, mengikuti aturan-aturan yang berlaku, semua ini termasuk merupakan kunci
keberhasilan bagi seorang anak di masa depan. Suasana damai dan
penuh kasih sayang dalam keluarga, contoh-contoh nyata berupa sikap saling menghargai
satu sama lain, ketekunan dan keuletan menghadapi kesulitan, sikap disiplin dan penuh
semangat, tidak mudah putus asa, lebih banyak tersenyum daripada cemberut, semua ini
memungkinkan anak mengembangkan kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan
kognitif, kecerdasan emosional maupun kecerdasan moralnya.
Teori Kohlberg telah menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada
penalaran moral dan berkembang secara bertahap yaitu: Penalaran prakovensional,
konvensional, dan pascakonvensional.
1) Tingkat Satu: Penalaran Prakonvesional
Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan
moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral,
penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman ekternal.
Contoh dalam dunia pendidikan: Peserta didik mau belajar kalau mendapatkan hadiah uang.
2) Tingkat Dua: Penalaran Konvensional
Penalaran konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan
moral Kohlberg. Seorang menaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak
mentaati standar-standar (internal) orang lain, seperti orangtua atau masyarakat.
Contoh: siswa di satu kesempatan mau belajar dengan tekun karena kesadaran sendiri tetapi
tidak mau menaati perintah orang tua yang mengharuskan belajar dari pukul 19.00 sampai
dengan pukul 21.00
Contoh : Anak dengan penuh kesadaran menaati tata tertib sekolah baik diawasi atau tidak,
ada sanksi atau tidak.
ZUHRI INDONESIA
Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pada tahap sensori motor (0-2 tahun) seorang anak akan belajar untuk menggunakan dan
mengatur kegiatan fisik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna. Pada tahap
ini, pemahaman anak sangat bergantung pada kegiatan (gerakan) tubuh dan alat-alat indera
mereka.
Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal
khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indera, sehingga ia belum mampu untuk
melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten.
Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), umumnya anak sedang menempuh pendidikan
di sekolah dasar. Di tahap ini, seorang anak dapat membuat kesimpulan dari suatu situasi
nyata atau dengan menggunakan benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek
dari suatu situasi nyata secara bersamasama
Pada tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), kegiatan kognitif seseorang tidak mesti
menggunakan benda nyata. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam perkembangan
kognitif.
BACA JUGA:
1. Soal UTN 2017 Perkembangan Kognitif Peserta Didik
2. Materi UTN 2017 Perkembangan Moral Peserta Didik
Comments
A. mengemukakan gagasan
B. mengaktualisasikan diri
D. menformulasikan tindakan
2. Tindakan yang paling tepat dilakukan pada saat siswa mengalami kesulitan memahami
pelajaran yang sedang diajarkan adalah:
A. kesulitan akademis
B. gangguan simbolik
C. gangguan nonsimbolik
D. gangguan social
4. Perbedaan antara konseling dan wawancara terletak pada maksud dan tujuannya. Tujuan
konseling adalah....
5. Cara yang yang paling cepat dan akurat yang digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan
belajar peserta didik yang bersumber dari faktor sosial adalah
A. sosiometri
B. angket
C. wawancara
D. brainstorming
6. Bila anda sebagai guru menemukan peserta didik mengalami kesulitan memahami materi
pelajaran yang diberikan, tindakan apa yang akan dilakukan ?
7. Peserta didik banyak meluangkan waktu untuk bermain dengan teman-temannya. Dia rela
menghabiskan waktunya untuk teman daripada belajar. Ketika hasil tes dibagikan, serta didik
mendapat nilai yang kurang memuaskan. berusaha menyadarkan siswa. hal tersebut
merupakan penyadaran kesulitan belajar yang bersumber dari faktor ...
A. keluarga
B. sosial
C. kondisi fisik
D. intelektual