PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebanyak tiga juta orang per tahun yang mana merupakan 25 % dari
2010).
orang (58 %) dari 593.000 penderita (target 70 %) dan pada tahun 2011
1
Berdasarkan perkiraan WHO, bila cakupan dapat mencapai
positif yang tidak sembuh dapat menimbulkan resisten terhadap obat anti
pengobatan yang tidak lengkap atau tidak teratur. Pada tahun 1998
2014 sekitar 2.231 orang dengan angka CDR (47.8 %), kemudian
meningkat menjadi 2.312 orang dengan CDR (50.8 %) pada tahun 2015
dan meningkat kembali menjadi 2.677 orang dengan CDR (50.4 %) pada
tahun 2016, Untuk Kota Kendari pada tahun 2012 sekitar 743 orang
dengan CDR (52,9%) pada tahun 2013 dan meningkat kembali menjadi
759 orang dengan CDR (46,7%) pada tahun 2014 (Dinas Kesehatan
2
jiwa dengan CDR (56%), kemudian meningkat menjadi 20 orang dari
47.961 jiwa dengan CDR (56%) pada tahun 2015 meningkat kembali
meningkat menjadi 81% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 menurun
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu 85% (Profil Dinas
Selatan tahun 2014 sebesar 68.8%, menurun menjadi 66.5% pada tahun
2015 dan pada tahun 2016 menurun kembali menjadi 58.8%. Angka-
angka tersebut masih jauh dari target yang telah ditetapkan yaitu 85.8%
3
dibiarkan maka kemungkinan pasien akan malas minum obat dan
(Nursiwati, 2009).
4
lama.
ditemukan dapat diobati, untuk itu agar kegiatan tetap berjalan, maka
perlu dilakukan analisa terhadap stok dan ketersediaan OAT yang ada di
B. Rumusan Masalah
5
kepatuhan berobat penderita tuberkulosis paru di wilayah kerja
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Selatan .
6
b. Untuk mengetahui hubungan antara keteraturan minum OAT
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
7
penderita tuberkulosis paru.
minum obat.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
yang dilakukan. Faktor obat yang memengaruhi kepatuhan adalah
hal lain.
10
c. Jika seseorang diberikan suatu daftar tertulis tentang hal-hal yang
2. Kualitas interaksi.
itu.
11
4. Keyakinan, sikap, kepribadian
orang yang patuh dengan orang yang gagal. Orang- orang yang tidak
Penderita yang tidak taat dipandang sebagai orang yang lalai, dan
12
aktif seperti penggunaan buku-buku dan kaset oleh penderita secara
kesehatannya.
rendah untuk penyakit kronis (karena tidak ada akibat buruk yang
segera dirasakan atau risiko yang jelas), sarana mengenai gaya hidup
13
pengawasan yang kurang, ketidakpuasan terhadap aspek hubungan
3. Variabel-variabel sosial
4. Ciri-ciri individual
kulit putih, dan orang tua cenderung mengikuti anjuran dokter (Bart,
1994).
14
perilaku masyarakat. Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan
menggunakan media.
sacara teratur sampai sembuh. Bagi anggota keluarga yang sehat dapat
tentang TB Paru dari suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan
melindungi kesehatannya.
15
C. Tinjauan tentang Pengawas Menelan Obat (PMO)
1. Persyaratan PMO
oleh pasien.
dengan pasien
berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh
16
3. Tugas Seorang PMO
selesai pengobatan.
ditentukan.
hanya menyerang paru, tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lainnya.
seorang ilmuwan Jerman yang bernama Robert Koch pada tahun 1882.
Basil tuberkulosis akan tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 37C,
yang memang kebet ulan sesuai dengan t ubuh manusia ( Adit ama ,
1994).
17
1. Cara Penularan
2. Risiko Penularan
18
setiap tahun. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan
2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan
19
prevalensi TB Paru di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap
dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu
bulan (4 minggu).
20
e. Kasus pindahan (Transfer In) adalah penderita TB Paru yang
melanjutkan pengobatannya.
5. Pemeriksaan Dahak
dilakukan .
21
a. Akhir tahap intensif.
kategori 2.
dengan kategori 2.
c. Akhir pengobatan
6. Prinsip Pengobatan
kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat
dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan
22
paduan obat yang digunakan tidak adekuat (jenis, dosis dan jangka
b. Tahap Lanjutan
23
Penaggulangan TBC di Indonesia menggunakan paduan OAT :
a. Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)
tahap lanjutan yang terdiri dari Isoniazid (H) dan Rifampisin (R),
BTA negatif Rontgen positif yang sakit berat, dan TBC Ekstra paru
berat.
b. Kategori 2 (2HRZE/HRZE/5H3R3E3)
default).
24
c. Kategori 3 (2HRZ/4H3R3)
Obat ini diberikan pada penderita baru BTA negatif dan rontgen
positif sakit ringan serta penderita Ekstra paru ringan yaitu TBC
25
pengobatan terhadap penderita agar secara langsung dapat mengawasi
26
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
lebih jelasnya dapat di lihat bagan 3.1 kerangka konsep pada halaman
berikutnya.
27
B. Kerangka Fikir
Ketersediaan
OAT
PMO
Kesembuhan
Keteraturan Penderita
Berobat Tuberculosis
Dukungan
Keluarga
Pengetahuan
Keterangan :
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Independent :
a. Peran PMO
b. Dukungan keluarga
c. Ketersediaan OAT
28
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif
target (kualitas, kuantitas dan waktu) yang telah dicapai oleh PMO
Kriteria obyektif :
PMO.
PMO
Kriteria obyektif :
pengobatan
29
intensif setiap hari selama 2 bulan dan fase
pada kuisioner. Nilai 1 jika responden menjawab ya, dan nilai 0 jika
Kriteria Obyektif :
Kriteria Ojektif:
bulan kedepan.
30
6. Kesembuhan penderita adalah status kesembuhan responden setelah
Kriteria Obyektif :
BTA Negatif
BTA Positif
E. Hipotesis Penelitian
1. Peran PMO
95%(=0,05).
95%(=0,05).
2. Keteraturan berobat
31
Ho : Keteraturan berobat tidak berhubungan dengan kepatuhan
95%(=0,05).
95%(=0,05).
3. Dukungan keluarga
95%(=0,05).
95%(=0,05).
4. Ketersediaan OAT
95%(=0,05).
95%(=0,05).
32
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi
30 penderita.
33
2. Sampel
quota sampling. Yaitu memilih sampel dengan jumlah yang sama baik
masih positif.
34
3) Dapat membaca dan menulis
c. Kriteria eksklusi
5) Pindah alamat.
Untuk mengukur besar ukuran sampel pada studi kasus kontrol yang
=
(1 + )( 1)
= ( + ): 2
35
2( + )2 (1 )
=
( )2
Keterangan
P : proporsi rata-rata
36
D. Pengumpulan Data
1. Sumber data
a. Data Primer
b. Data sekunder
2. Instrumen Penelitian
37
3. Tehnik Pengambilan Data
38
E. Pengolahan Data
dan disempurnakan.
analisis data.
tekstular.
39
F. Analisis Data
a. Analisis Univariat
menggunakan rumus :
f
X xK
n
Keterangan :
K = konstanta (100%)
(Chandra. B. (2008)
Tabel 1
Distribusi Frekuensi
1 Kriteria Objektif 1 A b
2 Kriteria Objektif 2 C d
40
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
semua variabel.
b. Analisis Bivariat
( )
=
( + )( + )( + )( + )
Keterangan :
X2 = Chi- Square
N = jumlah sampel
41
Tabel 2
Positif A b a+b
Negatif C d c+d
berikut
X2
C =
N + X2
42
Keterangan :
C = Koefisien Kontigensi
X2 = Chi- Square
N = Jumlah Sampel
43