PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana konsep Fiqh tentang muamalah ?
5. Apa sajakah bentuk-bentuk dari muamalah dan ibadah ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pembidangan ilmu Fiqh
2. Mengetahui pengertian dari ibadah dan muamalah.
3. Mengetahui konsep fiqh tentang ibadah.
4. Mengetahui konsep fiqh tentang muamalah
5. Mengetahui bentuk-bentuk dari muamalah dan ibadah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ibadah
2.1.1 Pengertian Ibadah
Menurut ulama fiqih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan
memperoleh keridlaan Allah Swt dan mendapatkan pahala darinya di akhirat.
Sedangkan menurut bahasa ibadah adalah patuh, tunduk, taat,mengikuti, dan doa.
Ibadah dalam arti taat diungkapkan dalam Al-Quran, antara lain dalam surat yasin ayat
60.
Artinya:
Bukankah aku telah memerintahkan kepada kamu wahai bani adam supaya
kamu tidak menyembah setan, sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi
kamu.
Ibadah ditinjau dari segi bentu dan sifatnya ada lima macam, yaitu:
1. Ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan (ucapan), seperti berdzikir, berdoa,
tahmid, dan membaca Al-Quran
2. Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti:
jihad, menolong orang lain, membantu, dan tajhiz al- janazah (mengurus
jenazah)
3. Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan wujud perbuatannya,
seperti: shalat, puasa, zakat, dan haji
4. Ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri seperti:
puasa, iktikaf, dan ihram
5. Ibadah yang berbentuk menggugurkan hak, seperti memaafkan orang yang
telah melakukan kessalahan terhadapdirinya dan membebaskan seseorang
yang berutang kepadanya.
3
2.1.2 Hakikat ibadah
Dengan agama hidup manusia menjadi bermakna, makna agama terletak
pada fungsinya sebagai kontrol moral manusia. Melalui ajaran-ajaranya, agama
menyuruh manusia agar selalu dalam keadaan sadar dan menguasai diri. Keadaan
sadar dan menguasai diri itulah yang sebenarnya merupakan hakikat agama atau
hakikat ibadah. Melalui ibadah kepada Allah hidup manusia menjadi terkontrol.
Menumbuhkan kesadaran diri manusia bahwa ia adalah makhluk Allah SWT.
Macam- macam ibadah
4
Artinya:
Sholat adalah tiang agama, Barang siapa yang mendirikan sholat, berarti
ia telah menegakkan agama. Barang siapa yang tidak mendirikan sholat maka
berarti ia telah meruntuhkan agama.
c. Menutup Aurat. Dalam shalat, wanita muslimah harus menutup aurat dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Shalatnya tidak akan sah apabila rambut,
lengan, betis, dada atau lehernya terbuka.
d. Menghadap kiblat
a. Shalat itu tidak diwajibkan kecuali bagi orang muslim yang telah
mengucapkan syahadatain.
b. Shalat itu hanya diwajibkan bagi mereka yang berakal sehat dan telah
mencapai usia baligh.
a. Niat, yaitu kesengajaan yang dinyatakan dalam hati untuk melakukan sholat.
b. Takbiratul ihram
5
d. Membaca Al- fatihah
l. Salam
m. Tertib
e. membaca istiazah(taawut)
g. membaca
6
j. Takbir perpindahan
m. Tasyahhud awal
2.1.3.2 Zakat
Zakat menurut bahasa adalah pembangan dan pensucian. Sedangkan
zakat menurut istilah adalah mengeluarkan sebagain harta untuk diberikan pada
yang berhak menerima zakat. Golongan orang-orang yang berhak menerima zakat
ada delapan, antara lain:
a. Fakir, yaitu orang yang selalu tidak mampu memenuhi kebutuhan makan
dalam sehari
b. Miskin, yaitu orang yang kurang bisa memenuhi kebutuhan tapi masih bisa
mengusahakan
f. Ghorim, yaitu orang yang terbebani banyak hutang melebihi jumlah hartanya
h. Ibnu sabil. Yaitu orang yang kehabisan bekal selama dalam perjalanan
dengan tujuan baik.
7
juga aspek sosial(hablum min an-nash) yang terletak pada semangat kepedulian
sosial yang menjadi misi utama ibadah ini, yakni zakat diwajibkan kepada orang-
orang yang memiliki harta lebih dan diperuntukkan bagi orang-orang yang
membutukkan.
2.1.3.3 Puasa
Puasa menurut bahasa adalah menahan diri, meninggalkan ,menutup diri
dari segala sesuatu,baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, dari makanan
dan minuman. Secara istilah puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang
membatalkan puasa pada waktu tertentu dimulai terbitnya matahari sampai
terbenamnya matahari dengan syarat-syarat tertentu.
Hikmah puasa
8
c) Untuk membiasakan diri berbuat baik kepada orang lain
f) Untuk menumbuhkan jiwa yang ikhlas terhad sesame dan terhadap tuhan
g) Untuk menghilangkan sikap sombong dan menjauhi perbuatan yang keji dan
perbuatan-perbuatan maksiat
Rukun puasa
3. Niat puasa
Syarat-syarat puasa
a) Islam
b) Baligh
c) Berakal
d) Mampu berpuasa
e) Muqim
f) Sehat
g) mengetahui waktunya
9
Syarat sah Puasa :
2.2 Muamalah
Dari pengertiannya, muamalah dibagi menjadi dua segi, pertama dari
segi bahasa dan kedua dari segi istilah. Menurut bahasa muamalah mempunyai
arti yang artinya saling bertindak, saling berbuat, dan saling mengamalkan.
Sedangkan muamalah menurut istilah adalah dibagi menjadi dua macam, yakni
pengertian muamalah dari arti luas dan pengertian mualah dari arti sempit.
Pengertian muamalah dalam arti luas dijelaskan oleh beberapa ahli, diantaranya
pendapat Muhammad Yusuf Musa. Beliau brpendapat bahwa muamalah adalah
peraturan-peraturan Allah yang harus diikuti dan ditaati dalah hidup
bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia. Dari beberapa sumber
mengenai pengertian dalam arti luas, muamalah merupakan aturan-aturan
(hukum) Allah, untuk mengatur manusia dalam kaitanya untuk mengatur
kehidupan duniawi dalam pergaulan social. Pengertian muamalah dari arti sempit
atau khas didefinisikan oleh beberapa ulama, diantaranya adalah menurut Rasyid
Ridlo yang mendefinisikan muamalah sebagai tukar menukar barang atau sesuatu
yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan. Dari beberapa pendapat
dapat dipahami bahwa yang dimaksud fiqh muamalah dalam arti sempit adalah
aturan-aturan Allah yang wajib ditaati yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia dalam kaitanya dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta
benda.
Perbedaan pengertian muamalah dalam arti sempit dengan pengertian
muamalah dalam arti luas adalah dalam cakupanya. Muamalah dalam arti luas
10
mencangkup masalah waris, misalanya , padahal masalah waris sudah diatur
dalam disiplin ilmu sendiri, maka dalam muamalah pengertian sempit tidak ikut
di dalamnya. Persamaan pengertian muamalah dalam arti sempit dengan
muamalah dalam arti luas ialah sama-sama mengatur hubungan antara manusia
dengan manusia dalam kaitan dengan pemutaran harta.
Pembagian muamalah juga terdapat pebedaan pendapat antara satu
ulama yang satu dengan ulama yang lain. Menurut Ibn Abidin, fiqh Muamalah
terbagi menjadi lima bagian, yaitu :
1. Muawadlah Maliyah (hukum kebendaan)
Ada juga ulama lain seperti Al-Fikri yang berpendapat lain. Dalam
kitabnya al-Muamalah al-Madaniyah wa al-adabiyah beliau menyatakan
muamalah dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
2. Al-Muamalah al-Adabiyah adalah muamalah yang ditinjau dari segi cara tukar
menukar benda yang bersumber dari panca indra manusia, yang unsur
penegaknya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban, misalnaya; jujur,
hasud, dengki, dendam.
11
Pembagian muamalah diatas dilakukan atas dasar kepentingan teoritis
semata-mata, sebab dalam praktiknya, pembagian muamalah tersebut tidak dapat
dipisahkan.
Ruang lingkup muamalah sangat luas, banyak pendapat tentang itu,
muamalah meliputi bidang-bidang :
1. Perkawinan (munakahat)
2. Hukum waris (muwaris dan waratsah), munakahat dan muwaris (Ahkam Al-
Ahwah al-Syakhsiyah)
12
ala tahrimiha (hukum asal dalam urusan muamalah adalah boleh, kecuali ada
dalil yang mengharamkannya). Ini berarti bahwa semua hal yang berhubungan
dengan muamalah yang tidak ada ketentuan baik larangan maupun anjuran yang
ada di dalam dalil Islam (Al-Quran maupun Al-Hadist), maka hal tersebut adalah
diperbolehkan dalam Islam.
Kaidah fiqih dalam muamalah di atas memberikan arti bahwa dalam
kegiatan muamalah yang notabene urusan ke-dunia-an, manusia diberikan
kebebasan sebebas-bebasnya untuk melakukan apa saja yang bisa memberikan
manfaat kepada dirinya sendiri, sesamanya dan lingkungannya, selama hal
tersebut tidak ada ketentuan yang melarangnya. Kaidah ini didasarkan pada Hadist
Rasulullah yang berbunyi: antum aalamu bi umurid dunyakum (kamu lebih
tahu atas urusan duniamu). Bahwa dalam urusan kehidupan dunia yang penuh
dengan perubahan atas ruang dan waktu, Islam memberikan kebebasan mutlak
kepada manusia untuk menentukan jalan hidupnya, tanpa memberikan aturan-
aturan kaku yang bersifat dogmatis. Hal ini memberikan dampak bahwa Islam
menjunjung tinggi asas kreativitas pada umatnya untuk bisa mengembangkan
potensinya dalam mengelola kehidupan ini, khususnya berkenaan dengan fungsi
manusia sebagai khalifatul-Lillah fil ardlh (wakil Allah di bumi).
Jadi konsep fiqh dalam muamalah bisa menjadikan kita lebih
memenfaatkan apa yang ada di bumi dengan tanpa meninggalkan syariat islam
juga berlaku lebih baik sesuai syariat islam, khususnya dalam hal muamalah.
Bidang-bidang muamalah:
13
Syarat dan Rukun Perkawinan:
Syarat Perkawinan :
2. Dewasa
Rukun Perkawinan :
2. Wali
3. Saksi
4. Akad Nikah
14
Unsur-Unsur Waris :
Pewaris ( Muwarits )
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
15
1. Merupakan harmoni atau keseimbangan antara kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat.
2. Perlu suatu organisasi untuk mengatur keseimbangan antara hak-hak individu
dan masyarakat.
3. Menciptakan keseimbangan atau sintesa antara sistem ekonomi kapitalis dan
dan sistem ekonomi sosial.
4. Memadukan hal-hal yang positif dari sistem ekonomi yang kapitalis dan hal-hal
yang positif dari sistem ekonomi sosial.
16
Barang yang diperjualbelikan adalah barang milik sendiri atau barang yang
doperbolehkan untuk dijual
Barang yang diperjualbelikan bias diketahui lewat sifatnya atau
menyaksikanya
Harganya harus sudah jelas
Barang yang diperjualbelikan bias diserahterimakan.
Ijarah baik dalam bentuk sewa menyewa maupun dalam bentuk upah mengupah,
merupakan bentuk muamalah yang dibenarkan. Ijarah merpakan menuukar sesuatu
dengan ada imbalan. Dasar-dasar hokum atau rujukan adalah Al-Quran, al-sunah dan
ijma.
17
2. Hukum islam yang berlaku secara yuridis, yakni hukum islam yang mengatur
hubungan hukum antar manusia, dan antar manusia dengan benda. Hukum islam dalam
hal ini berlaku berdasarkan aturan undang-undang seperti perkawinan dan waris.
Untuk menegakkan hukum islam, didirikan peradilan agama yang mempunyai tugas
dan wewenang, diantaranya adalah memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan
perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama islam di bidang
: (1) perkawinan, (2) kewarisan, wasiat, wakaf, sedekah dan hibah yang dilakukan
berdasarkan hukum islam.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Hasan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada),hal-415
20