Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL DALAM PEMBELAJARAN

LARUTAN PENYANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR


SISWA KELAS XI IPA SMAN 8 MUARO JAMBI

KARYA ILMIAH

OLEH
SRI UMI RAHAYU
NIM A1C110017

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
OKTOBER 2014
PENGARUH MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL DALAM PEMBELAJARAN
LARUTAN PENYANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS XI IPA SMAN 8 MUARO JAMBI

Oleh: Sri Umi Rahayu1), Fuldiaratman2), M. Dwi Wiwik Ernawati3)

1) Mahasiswa pendidikan kimia


2) Dosen pendidikan kimia
3) Dosen pendidikan kimia

Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
E-mail: sriumirahayu6@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya sekolah yang mengalami
keterbatasan sarana dan prasarana untuk menjalankan kegiatan praktikum dan semakin
pesatnya perkembangan teknologi informasi yang sudah mempengaruhi bidang pendidikan
sehingga dibutuhkan suatu proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi
tersebut. Perkembangan informasi dan komunikasi ini diharapkan dapat mengatasi kelemahan
pendidikan saat ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
laboratorium virtual dalam pembelajaran materi larutan penyangga terhadap hasil belajar
siswa kelas XI IPA SMAN 8 Muaro Jambi. Sebagai penelitian eksperimen, ada dua kelas
sampel yang digunakan yaitu kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1
sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes soal objektif, yaitu tes akhir (posttest)
untuk melihat hasil belajar kedua kelas sampel yang dianalisis dengan uji-t. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Hasil
analisis data posttest, kedua kelas sampel memiliki distribusi normal dan varian homogen,
pada uji-t diperoleh thitung = 3,226 dan ttabel=1,671 dengan dk 60 dan = 0,05, maka
thitung>ttabel (3,226>1,671) dengan dk=31+312=60, pada derajat signifikan 95%. Karena
thitung>ttabel, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima. Jadi, hasil belajar kelas eksperimen
lebih baik dibandingkan hasil belajar kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan perlakuan saat proses pembelajaran pada kedua kelas sampel. Dari analisis hasil
belajar dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif penggunaan media
laboratorium virtual dalam pembelajaran materi larutan penyangga terhadap hasil belajar
siswa kelas XI IPA SMAN 8 Muaro Jambi.

Kata Kunci : Media Laboratorium Virtual Dan Hasil Belajar


PENDAHULUAN di perlukan, dikarenakan pengalaman
Menurut Iskandar (2012) belajar belajar merupakan kegiatan mental dan
merupakan usaha yang dilakukan fisik yang dilakukan siswa dalam
seseorang melalui interaksi dengan berinteraksi dengan sumber belajar melalui
lingkungannya untuk merubah prilakunya. pendekatan pembelajaran yang bervariasi
Tujuan jangka panjang pembelajaran dan mengaktifkan siswa. Pengalaman
adalah meningkatkan kemampuan siswa belajar ini dapat diperoleh dengan
agar ketika sudah meninggalkan sekolah, melakukan kegiatan praktikum di
mereka mampu mengembangkan diri laboratorium. Salah satu materi kimia yang
mereka sendiri dan mampu memecahkan terdapat kegiatan praktikum didalam
masalah yang muncul. Selain itu mereka pembelajarannya adalah materi larutan
juga harus mampu mengantisipasi penyangga. Karakteristik dari materi
perkembangan ilmu pengetahuan dan larutan penyangga ini meliputi: bersifat
teknologi yang semakin pesat. abstrak (reaksi asam basa), bersifat
Peran ilmu pengetahuan dan pemahaman konsep (sifat larutan
teknologi informasi sudah mempengaruhi penyangga), bersifat riil dan aplikatif
kehidupan manusia dalam berbagai (peranan larutan penyangga). Materi
bidang, salah satunya adalah bidang larutan penyangga diajarkan di kelas XI
pendidikan. Dalam bidang pendidikan, dengan Kompetensi Dasar (KD) tentang
pemanfaatan teknologi dan informasi mendeskripsikan sifat larutan penyangga
adalah sebagai sarana maupun sumber dan peranan larutan penyangga dalam
belajar untuk mendukung proses tubuh makhluk hidup. Sub materi
pembelajaran. Salah satunya adalah pembelajarannya meliputi analisis larutan
sebagai media pembelajaran yang penyangga dan bukan penyangga melalui
digunakan untuk menunjang proses belajar kegiatan percobaan, perhitungan pH
mengajar. Media pembelajaran sangat larutan penyangga, dan fungsi larutan
penting digunakan saat proses penyangga dalam kehidupan sehari-hari.
pembelajaran sains khususnya kimia. Oleh karena itu, pada proses pembelajaran
Dalam Suyanti (2010) kimia merupakan larutan penyangga ini seharusnya
mata pelajaran yang sulit bagi kebanyakan dilaksanakan dengan kegiatan praktikum
siswa, karena sebelumnya kimia untuk pemahaman konsep yang lebih baik
terintegrasi pada pelajaran sains di SD. dan menambah pengalaman belajar,
Sebagai mata pelajaran sulit, guru harus sehingga dapat meningkatkan prestasi
berusaha lebih keras untuk memotivasi belajar siswa.
siswa mempelajari konsep-konsep kimia. Namun, saat ini kendala utama
Mata pelajaran kimia selain yang dihadapi sebagian besar sekolah
disampaikan dalam bentuk teori juga harus ditingkat SMA adalah minimnya sarana
didukung dengan kegiatan praktikum di dan prasarana labolatorium baik dari segi
labolatorium, supaya materi pelajaran yang alat maupun bahan kimia yang tersedia.
disampaikan lebih dipahami dan lebih ada Selain itu juga, sulitnya mendapatkan alat
gambaran untuk hal-hal yang abstrak dan bahan kimia, salah satunya disebabkan
tersebut. Pada dasarnya kegiatan oleh harganya yang mahal. Ditambah
praktikum sangat penting untuk dilakukan, dengan ruang laboratorium yang tidak
karena jika kegiatan praktikum efektif untuk digunakan, karena
dilaksanakan setidaknya akan dapat kebanyakan ruangan laboratorium
meningkatkan motivasi, pemahaman, serta digunakan sebagai ruang kelas. Akibatnya
keterampilan personal sosial siswa. sebagian besar teori-teori yang
Berdasarkan Kurikulum Tingkat disampaikan sulit dibuktikan atau
Satuan Pendidikan (KTSP), dipraktekkan, yang pada akhirnya
pengembangan pengalaman belajar sangat
mempengaruhi daya serap atau daya ingat Laboratorium Virtual dalam Pembelajaran
siswa kurang maksimal. Larutan Penyangga Terhadap Hasil Belajar
Berdasarkan studi pendahuluan Siswa Kelas XI IPA SMAN 8 Muaro
dengan memberikan angket oleh penulis Jambi
kepada beberapa guru kimia di SMAN 8 KAJIAN PUSTAKA
Muaro Jambi, diperoleh keterangan bahwa A. Konsep Belajar
saat ini di sekolah tersebut telah memiliki Belajar ialah suatu proses usaha
laboratorium kimia. Namun, laboratorium yang dilakukan seseorang untuk
tersebut tidak efektif untuk digunakan memperoleh suatu perubahan tingkah laku
karena dijadikan sebagai ruangan kelas yang baru secara keseluruhan, sebagai
sehingga kegiatan praktikum kimia jarang hasil pengalamannya sendiri dalam
dilakukan oleh guru. Selain itu, jika ingin interaksi dengan lingkungannya.
melakukan praktikum kimia juga terdapat Perubahan yang terjadi didalam diri
kendala yaitu keterbatasan alat dan bahan seseorang banyak sekali baik sifat maupun
untuk praktikum. Bila praktikum jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap
dilaksanakan biasanya hanya perubahan dalam diri seseorang
didemonstrasikan didepan kelas saja. merupakan perubahan dalam arti belajar
Karena kendala-kendala tersebut maka (Slameto, 2010).
kegiatan praktikum kurang efektif untuk Menurut Syah (2012) perubahan
dilakukan. Tentu saja ini menjadikan dan kemampuan untuk berubah merupakan
pembelajaran kimia yang seharusnya batasan dan makna yang terkandung dalam
menyenangkan dan memberikan belajar. disebabkan oleh kemampuan
kesempatan yang besar bagi siswa untuk untuk berubah karena belajarlah, maka
mengeksplor rasa ingin tahunya, menjadi manusia dapat berkembang lebih jauh dari
suatu mata pelajaran yang membosankan. pada makhluk-makhluk lainnya, sehingga
Perkembangan ilmu pengetahuan ia terbebas dari kemandegan fungsinya
dan teknologi informasi yang sebagai khalifah Tuhan di muka bumi.
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran B. Teori Belajar Konstruktivisme
salah satunya adalah dihasilkannya media Teori belajar konstruktivisme yang
laboratorium virtual. Dimana, merupakan teori perkembangan mental
laboratorium virtual merupakan salah satu Piaget. Piaget merupakan salah seorang
sarana media pembelajaran berbasiskan tokoh pelopor psikologi konstruktivisme.
teknologi ICT terkini, dalam bentuk sistem Salah satu teorinya yang terkenal yaitu
yang terintegrasi melalui jaringan tentang memahami perkembangan kognitif
komputer. Laboratorium virtual dapat individu. Piaget menyatakan bahwa
digunakan untuk mendukung sistem perkembangan kognitif individu meliputi
praktikum yang berjalan secara empata tahap yaitu: (1) sensory motor; (2)
konvensional dan juga memberikan pre operational; (3) concrete operational;
visualisasi bagaimana praktikum itu dan (4) formal operational. Teori
dilakukan. Serta mengatasi kendala- konstruktivisme menyatakan belajar akan
kendala yang menjadikan kegiatan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan
praktikum sulit untuk dilakukan. Sehingga tahap perkembangan kognitif peserta
percobaan-percobaan materi kimia yang didik.
tidak dapat dilakukan di laboratorium C. Media Pembelajaran
nyata karena keterbatasan alat dan bahan Kata media berasal bahasa
seperti nyata untuk dilakukan dengan latin, yaitu medius atau medium yang
laboratorium virtual ini. secara harfiah berarti tengah, perantara,
Dengan dasar seperti tersebut atau pengantar, yaitu pengantara atau
diatas, maka penulis ingin melakukan pengantar sumber pesan dengan
penelitian yang berjudul Pengaruh Media penerima pesan. Media adalah
komponen sumber belajar atau wahana dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
fisik yang mengandung materi penyampaian materi, kegiatan kelompok,
intruksional di lingkungan siswa yang kuis, dan penghargaan kelompok.
dapat merangsang siswa untuk belajar. F. Hasil Belajar
Media pembelajaran dapat Dalam proses belajar mengajar
membangkitkan keinginan dan minat akan diperoleh hasil belajar. Hasil belajar
baru, membangkitkan motivasi dan merupakan ukuran kuantitatif yang
rangsangan kegiatan belajar, serta mewakili kemampuan yang dimiliki oleh
membawa pengaruh psikologi terhadap siswa. Syah (2012) mengatakan sebuah
siswa (Hamdani, 2011). kegiatan belajar dapat pula dikatakan
D. Laboratorium Virtual efisien apabila dengan usaha belajar
Menurut Mihaela M (Jaya, 2012) tertentu memberikan prestasi belajar yang
laboratorium biasanya didefinisikan tinggi. Setelah belajar diharapkan akan
sebagai: tempat yang dilengkapi untuk mengalami perubahan tingkah laku, baik
eksperimental studi dalam ilmu dalam kognitif, afektif, dan psikomotorik.
pengetahuan atau untuk pengujian dan Untuk melihat hasil belajar siswa
analisa; tempat memberikan kesempatan setelah proses belajar mengajar, dapat
untuk bereksperimen, pengamatan, atau dilihat dengan menggunakan tes hasil
praktek dalam bidang studi, atau periode belajar. Hasil belajar yang dicoba
akademis disisihkan untuk laboratorium diungkapkan melalui tes hasil belajar dapat
bekerja. Sebuah laboratorium virtual mengacu pada hasil pengajaran secara
didefinisikan sebagai lingkungan yang keseluruhan pada akhir pertengahan
interaktif untuk menciptakan dan semester. Sebagian tes yang
melakukan eksperimen simulasi: taman menitikberatkan perhatiannya pada hasil
bermain untuk bereksperimen. Ini terdiri yang telah dapat dicapai selama belajar, tes
dari domain dependent program simulasi, hasil belajar berkaitan erat dengan apa
unit eksperimental disebut objek yang yang telah diajarkan. Kaitannya terutama
mencakup file data, alat yang beroperasi pada isi tes yang harus mencerminkan isi
pada benda-benda, dan buku referensi. pengajaran yang secara nyata telah
Karakteristik program laboratorium diselenggarakan.
virtual adalah sebagai berikut: G. Larutan Penyangga
1. Berisi alat-alat laboratorium yang bisa Larutan penyangga atau larutan
berfungsi sebagaimana alat-alat riil. buffer adalah larutan yang dapat
2. Sangat mudah dioperasikan, satu mempertahankan harga pH jika kedalam
pemakai dapat satu komputer atau satu larutan tersebut ditambahkan sejumlah
komputer untuk dua, tiga, atau empat kecil asam, basa, atau dilakukan
orang pemakai. pengenceran. Contoh dari larutan
3. Dalam program ini aktivitas 100% di penyangga ialah darah manusia yang pH-
tangan pemakai, pemakai belum nya bertahan sekitar 7,4. Penambahan
melakukan eksplorasi eksperimen. sejumlah kecil asam atau basa serta
E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe pengenceran sebagai akibat terlarutnya
Student Teams Achievement berbagai hasil metabolisme, obat-obatan,
Division (STAD) dan sebagainya tidaknya mengubah pH
Menurut Trianto (2007) darah terlalu besar.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
merupakan salah satu tipe dari model METODOLOGI PENELITIAN
pembelajaran kooperatif dengan Desain penelitian eksperimen yang
menggunakan kelompok-kelompok kecil digunakan adalah Quasi-Eksperimental.
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 Pada penelitian jenis ini, terdapat
orang siswa secara heterogen. Diawali kelompok kontrol tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol menggunakan media laboratorium virtual
variabel-variabel luar yang mempengaruhi dengan model STAD diperoleh nilai rata-
pelaksanaan eksperimen. Sedangkan rata 75,35 dan nilai rata-rata kelas kontrol
bentuk desain yang digunakan adalah yang pembelajarannya dengan model
Posttest Only Control Design. STAD adalah 68,51.
Populasi penelitian hanya terdiri Hasil dari nilai posttest tersebut di
dari dua kelas, maka kedua kelas dijadikan uji dengan uji normalitas, maka diperoleh
sebagai sampel (total sampling). Kelas XI pada kelas eksperimen Lhitung<Ltabel
IPA 2 sebagai kelas eksperimen yang (0,085<0,159) sedangkan kelas kontrol
pelaksanaan pembelajarannya Lhitung<Ltabel (0,120<0,159). Dari hasil
menggunakan media laboratorium virtual tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas
dengan model STAD, sedangkan kelas XI eksperimen dan kelas sampel berdistribusi
IPA 1 sebagai kelas kontrol yang normal pada taraf kepercayaan 95%.
pelaksanaan pembelajarannya dengan Perhitungan uji homogenitas menunjukkan
model STAD. Fhitung<Ftabel (1,32<1,84) dengan dk
Instrumen yang digunakan untuk pembilang 30 dan dk penyebut 30,
mengumpulkan data hasil belajar pada sehingga disimpulkan bahwa varian kelas
kedua kelas sampel adalah tes soal eksperimen dan kelas kontrol adalah
objektif, yaitu berupa soal posttest (tes homogen. Uji hipotesis menunjukkan
akhir). Data hasil posttest dianalisis bahwa thitung>ttabel (3,226>1,671) dengan
dengan menggunakan teknik analisis data, dk=31+312=60, pada derajat signifikan
yaitu uji normalitas dengan uji Liliefors , 95%. Dapat disimpulkan bahwa
uji homogenitas dengan uji Fischer, dan uji penggunaan media laboratorium virtual
hipotesis menggunakan uji-t satu pihak dengan model STAD berpengaruh
yaitu uji pihak kanan.Dalam teknik analisis terhadap hasil belajar. Dimana hasil belajar
data akan dilakukan uji hipotesis yaitu siswa menggunakan media laboratorium
dengan menggunakan uji-t. Sebelum virtual dengan model STAD lebih baik
menguji hipotesis, terlebih dahulu hasilnya dari pada hasil belajar siswa yang
dilakukan uji normalitas dan uji hanya dengan model STAD tanpa
homogenitas. Karena uji hipotesis dapat menggunakan media laboratorium virtual.
dilakukan apabila data yang diperoleh Analisis data posttest pada uji
berdistribusi normal dan varian homogen. hipotesis telah membuktikan adanya
perbedaan hasil belajar kedua kelas
HASIL DAN PEMBAHASAN sampel. Penyebabnya karena adanya
Kedua kelas sampel diberikan perbedaan perlakuan yang diberikan pada
perlakuan yang berbeda pada saat proses kedua kelas sampel saat proses
pembelajaran, kelas eksperimen pembelajaran. Pada kelas eksperimen
pelaksanaan pembelajarannya penggunaan media laboratorium virtual
menggunakan media laboratorium virtual menjadikan siswa termotivasi dan memicu
dengan model STAD dan kelas kontrol keaktifan siswa dalam belajar sehingga
pelaksanaan pembelajarannya dengan siswa lebih mudah memahami materi.
model STAD. Setelah selesai proses Peran media pembelajaran sangat penting
pembelajaran dilakukan dikedua kelas digunakan dalam proses pembelajaran. Hal
sampel, masing-masing kelas sampel ini sesuai dengan teori bahwa media
diberikan soal tes akhir (posttest) untuk pembelajaran dapat membangkitkan
mengetahui hasil belajar siswa. keinginan dan minat baru,
Berdasarkan analisis data hasil tes membangkitkan motivasi dan
akhir (posttest) siswa kelas sampel pada rangsangan kegiatan belajar, serta
materi larutan penyangga, kelas membawa pengaruh pesikologi terhadap
eksperimen yang pembelajarannya siswa (Hamdani, 2011).
Materi kimia yaitu seperti larutan nilai rata-rata posttest pada kelas
penyangga pada proses pembelajarannya eksperimen adalah 75,35 dan pada kelas
selain di jelaskan didalam kelas juga kontrol adalah 68,51. Dari hasil uji
harus dilakukan dengan dengan kegiatan hipotesis yaitu menggunakan uji-t
praktikum. Namun, tidak semua sekolah diperoleh thitung>ttabel (3,226>1,671).
memiliki sarana dan prasarana yang Dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan
lengkap untuk melakukan kegiatan hipotesis Ha diterima dengan taraf
praktikum, sehingga media laboratorium signifikan 95%.
virtual ini sangat membantu dalam
proses belajar mengajar terutama pada DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, A., 2013, Media Pembelajaran,
materi larutan penyangga. Hal ini sesuai
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
dengan yang dikemukakan oleh Mihaela
(Jaya, 2012) Sebuah laboratorium virtual
Jihad, A. dan Haris, A., 2012, Evaluasi
didefinisikan sebagai lingkungan yang
Pembelajaran, Jakarta: Multi
interaktif untuk menciptakan dan
Pressindo.
melakukan eksperimen simulasi.
Sementara rendahnya hasil belajar
Dahar, R.W., 2011, Teori-Teori Belajar
siswa pada kelas kontrol terjadi karena
dan Pembelajaran, Jakarta:
proses belajar mengajarnya tidak
Erlangga.
menggunakan media pembelajaran,
khususnya media laboratorium virtual,
Dimyati dan Mudjiono, 2002, Belajar dan
sehingga menjadikan siswa kurang aktif
Pembelajaran, Jakarta : Rineka
dalam belajar. Dalam belajar dibutuhkan
Cipta.
kesiapan yang baik untuk memicu
Djamarah, S.B, dan Zain, A., 2010,
keaktifan siswa dan menjadikan siswa
Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
mudah memahami materi. Siswa juga tidak
PT Rineka Cipta.
termotivasi untuk belajar, karena
pembelajaran yang mereka peroleh kurang
Fitriani, E., 2012, Studi Komparasi Model
menarik tanpa adanya media pembelajaran
Inkuiri Bebas Termodifikasi pada
di dalam kelas. Oleh karena itu,
Praktikum Real dan Praktikum
penggunaan media pembelajaran
Virtual untuk Penguasaan Konsep
laboratorium virtual pada pelajaran kimia
Fisika Siswa SMA N 3 Bantul,
khususnya materi larutan penyangga
Skripsi, Yogyakarta: Universitas
sangat bermanfaat sekali dalam proses
Negeri Yogyakarta.
belajar mengajar di kelas, hal ini
menjadikan siswa lebih aktif,
http://group.chem.iastate.edu/Greenbowe/s
meningkatkan rasa ingin tahu, dan
ections/projectfolder/simDownload
memotivasi siswa untuk rajin belajar
/index4.html
sehingga memberikan pengaruh yang
positif terhadap peningkatan hasil belajar.
Iskandar, 2012, Psikologi Pendidikan
Sebuah Orientasi Baru, Jakarta:
KESIMPULAN
Referensi.
Berdasarkan hasil analisis data dan
pengujian hipotesis pada nilai posttest,
Jahro, I.S. dan Susilawati, 2009, Analisis
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
Penerapan Metode Praktikum pada
pengaruh yang positif penggunaan media
Pembelajaran Ilmu Kimia di
laboratorium virtual dalam pembelajaran
Sekolah SMA Menengah Atas,
materi larutan penyangga terhadap hasil
Jurnal Pendidikan Matematika dan
belajar siswa kelas XI IPA SMAN 8
Sains, Medan: UNIMED.
Muaro Jambi. Hal ini ditunjukkan dengan
Syah, M., 2012, Psikologi Belajar, Jakarta:
Hamdani, 2011, Dasar-Dasar PT Raja Grafindo Persada.
Kependidikan, Bandung: CV
Pustaka Setia. Trianto, 2007, Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi
Jaya, H., 2012, Pengembangan Konstruktivistik, Jakarta : Prestasi
Laboratorium Virtual untuk Pustaka Publisher.
Kegiatan Praktikum dan
Memfasilitasi Pendidikan Karakter
di SMK, Skripsi, Makasar:
Universitas Negeri Makasar.

Maryani, I., 2010, Pembelajaran


Kooperatif GI (Group
Investigation) Berbantuan Media
Laboratorium Virtual dilengkapi
Handout untuk Meningkatkan
Kualitas Proses dan Hasil Belajar,
Skripsi, Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.

Purba, M., 2006, Kimia untuk SMA Kelas


XI, Jakarta: Erlangga.

Sagala, S., 2013, Konsep dan Makna


Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Saputra, D., 2012, Penerapan Media Surat


Kabar dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca di Kelas V
SDN 30 Batu Ampar, Skripsi,
Pontianak: Universitas
Tanjungpura.

Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor


yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta.

Sudjana, 2005, Metode Statistika,


Bandung: Tarsito.

Sudjana, N., 2008, Penilaian Hasil Proses


Belajar Mengajar, Bandung: PT.
Remaja Rosdikarya.

Suyanti, R.D., 2010, Strategi


Pembelajaran Kimia, Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai