TEORI DASAR
Batuan berpori merupakan media dengan struktur fisik yang tersusun atas bahan
padat (matriks) dan rongga-rongga kosong (pori). Pada batuan, bagian pori inilah
yang terisi oleh fluida yang dapat berupa air, gas, atau senyawa hidrokarbon. Kedua
bagian inilah yang menjadi bagian utama dari batuan dan membentuk struktur
jaringan tiga dimensi dari batuan yang kemudian saling mengisi satu sama lain.
Batuan karbonat merupakan batuan yang memiliki struktur rekahan (fracture) dan
struktur pori. Batuan karbonat memiliki struktur pori yang kompleks. Hal ini
Gambar 2.1 Contoh batuan karbonat berstruktur pori sampel ME1-1 [1].
6
batuan karbonat yang berasal dari kota Belvedere yang terletak di selatan Perancis
[1]. Bagian biru pada gambar merupakan pori (void), sedangkan bagian padatan
(matriks) adalah bagian yang dicirikan oleh warna yang lain. Di bawah akan
Tabel 2.1 merupakan nilainilai besaran fisis pada berbagai klasifikasi batuan
2.2.1 Permeabilitas
Bagian pori pada batuan merupakan bagian yang terisi oleh fluida pada batuan
misalnya air, gas atau senyawa hidrokarbon. Apabila ada ruang dan berpotensi untuk
mengalirkan fluida, maka fluida akan mengalir melewati ruang pori tersebut.
Permeabilitas dalam batuan adalah merupakan kemampuan ruang pori untuk bisa
memiliki hubungan dengan flux dan perubahan tekanan fluida. Persamaan yang
sesuai untuk laju alir volume dari fluida ini adalah persamaan Darcy (1856).
kA dP
Q= (2.1),
dx
dimana Q adalah laju alir volume fluida, A adalah luas dari core, adalah visikositas
dinamika fluida, dP/dx adalah perubahan tekanan dan k adalah permeabilitas. Satuan
dari permeabilitas adalah m2. Dalam industri perminyakan 1 Darcy = 0.987x10-12 m2.
Model sederhana dari pori adalah pori yang berbentuk lingkaran. Aliran fluida yang
Pa 4
Q= (2.2),
8L
8
di mana Q adalah laju alir volume fluida, a adalah radius pipa kapiler, adalah
batuan dengan panjang L. Apabila batuan memiliki beberapa pori, maka n pipa
na 2
= (2.3),
L2
L2 a 2 P
Q= (2.4),
8L
a 2
k= (2.5),
8
untuk persamaan dalam tiga dimensi persamaan (2.5) dapat dinyatakan dengan
persamaan [1]:
a 2d2
k= = (2.6)
24 96
adanya resistansi pada aliran fluida pada sepanjang dinding pori dan permeabilitas
menunjukkan korelasi yang melemahkan dengan jumlah luas permukaan per volume.
Luas permukaan spesifik adalah perbandingan dari luas pori dibandingkan dengan
seluruh bagian volume batuan, luas permukaan spesifik (specific surface area) dapat
A pore
S= (2.7),
Vbulk
dimana untuk model pipa bulat dapat dinyatakan dalam persamaan [1] :
2naL
S= (2.8)
L3
Persamaan porositas dalam tiga dimensi dapat dinyatakan dalam persamaan [1][7] :
10
V pore na 2 L
= = (2.9),
Vbulk L3
2
S= (2.10),
a
bila a dapat dinyatakan sebagai radius hidraulik maka diameter hidraulik dapat
4
DH = (2.11)
S
3 3
k= = (2.12)
6S 2 2S 2
Nilai turtuositas ( ) untuk pipa lurus adalah 3 sedangakan untuk flat crack adalah 2
[2].
Pori-pori dapat terisi kosong (void) atau tersisi oleh fluida. Jika terisi oleh fluida
maka pori-pori akan membentuk jaringan saluran hidraulik dimana fluida akan dapat
mengalir. Radius hidraulik adalah radius saluran hidraulik tempat fluida mengalir.
11
Untuk memperoleh permeabilitas yang tidak berbentuk pipa dapat digunakan dengan
[1][10] :
a 2 Area A
a = 2 = 2 =2 (2.13),
2a Perimeter
2
P 4 P P 2 A P A 3
Q= a = (a 2 )a 2 = A = (2.14)
8L 8L 8L L 2 2
Area
rH 2 (2.15)
Perimeter
rH 2
k= (2.16)
c
terpisah oleh jarak r baik pada pori atau pun pada padatan. Penggunaan TPCF hanya
dapat digunakan pada citra yang dapat dibedakan menjadi dua bagian, yakni pori dan
padatan. Karena yang dibutuhkan hanya pori dan padatan dari citra, maka citra yang
Citra biner yang diperoleh dari pengolahan citra diidentifikasikan menjadi 2 bagian
media, yaitu pori dan padatan. Kemudian dapat diidentifikasikan fungsi f(x)=1 untuk
pori dan f(x)=0. Porositas () dapat dihitung, bila kita menjumlahkan seluruh fungsi
dari f didalam area batuan berpori. Penjumlahan ini dinamakan one point correlation
function [1][2] :
S1 ( r ) = f ( x ) = (2.17)
TPCF (S2) didefinisikan sebagai probabilitas dari jarak dua titik yang dipisahkan oleh
S2 (r ) = f ( x) f ( x + r ) (2.18)
Besaran fisis lain yang dapat dihitung dengan menggunakan TPCF adalah luas
permukaan dengan total volume pada media berpori. Nilai luas permukaan spesifik
dapat diperoleh dengan menggunakan slope pada nilai awal dari TPCF [1][3] :
s
S 2 '(0) = (2.19)
4
13
Dari persamaan-persamaan diatas dapat ditentukan grafik TPCF, contoh dari grafik
TPCF [3] :
Dari gambar 2.3 dapat dilihat porositas () ditentukan dari titik pertama TPCF, nilai
luas area spesifik (s) dapat ditentukan dari slope nilai awal TPCF, radius hidralik dan
dimensional dan setiap nilai array disebut pixel atau resolusi. Contoh gambar dan
Gambar 2.4 Gambar digital (kiri) dan representasi gambar digital (kanan)[15].
Pada gambar di atas, secara digital terbaca sebagai array 200x200 atau data yang
terdiri dari dimensi 200 baris dan 200 kolom. Setiap pixel memiliki nilai antara 0
sampai 255.
Ketika gambar digital diambil dari sebuah kamera digital, nilai setiap pixel memiliki
makna nilai tingkat energi gelombang mikro yang dipantulkan oleh objek. Pada
contoh gambar di atas digunakan skala grayscale, dengan pembagian skala dari 0
sampai 255. Pixel dengan nilai nol berarti berwarna hitam dan jika pixel bernilai 255
berarti berwarna putih, sedangkan nilai di antara 0 sampai 255 akan bergerak dari
hitam-abu-putih. Perubahan, warna dari hitam menjadi putih dibagi-bagi menjadi 256
15
skala. Dengan demikian representasi warna pada gambar digital cukup diwakili oleh
nilai pixel. Contoh nilai pixel dari sebuah gambar digital terlihat pada gambar 2.6
Pada gambar di atas diambil data array dari baris 50 sampai baris 65 dan kolom 150
sampai 165. Seperti yang terlihat, nilai pixel berkisar antara 0 sampai 255 dan bisa
disesuaikan makna warnanya dengan gambar yang diperbesar seperti terlihat pada
gambar 2.3 .
Dalam penentuan pori dibutuhkan pencitraan image biner untuk membedakan antara
pori dan bagian padatan. Media berpori bisa digambarkan secara digital baik dalam
Gambar 2.6 Contoh gambar digital dengan nilai pixel 0 dan 1 yang
diinterpretasikan sebagai warna hitam untuk 0 dan putih untuk 1[10].
Bagian matriks batuan dan bagian pori digambarkan dengan perbedaan warna yang
mencolok. Misalnya pori batuan diberi warna putih, maka bagian matriks batuan
diberi warna hitam. Pada batuan padatan direprentasikan dalam pixel 0 dan pori
Formasi batuan berpori alami memiliki sifat heterogen pada skala panjang tertentu.
Skala (ukuran) merupakan konsep yang sangat penting yang selalu muncul dalam
permasalahan ilmu kebumian [8]. Ketika memodelkan aliran fluida dalam formasi
skala panjang, yaitu dari skala centimeter (sampel inti/core karbonat) sampai skala
kilometer (reservoir karbonat) [18]. Oleh karena itu telah banyak dikonstruksi
Misalnya pada kasus batuan berpori, porositas memiliki sebaran nilai yang signifikan
pada level mikroskopik. Namun ketika volume diperbesar, akan ada suatu volume
dimana sebaran nilai besaran fisis ruang pori tidak akan berubah. Volume tersebut
adalah REV [14]. Pada skala ini suatu material dapat dianggap sebagai medium yang
homogen. Secara umum REV dapat didefinisikan sebagai volume dari suatu ukuran
yang sedemikian rupa hingga tidak ada lagi variasi statistik yang berarti dalam suatu
Teknik ini didasarkan pada ide mengganti sifat skala mikro dari suatu media berpori
(yaitu: skala bulir) pada suatu rangkaian kesatuan yang ekivalen pada skala yang
Gambar 2.7 menjelaskan bagaimana pengukuran suatu besaran fisis P(x0) yang
dan seterusnya. Hasil dari pengukuran besaran fisis dipaparkan pada gambar berikut :
18
Terlihat pada gambar 2.8 skala mikroskopik besaran fisis mengalami fluktuasi
(sebaran nilai) yang berbeda-beda. Sebaran nilai besaran fisis menjadi seragam
fisis sebelumnya telah dilakukan oleh Fauzi (2007). Dimana Fauzi melakukan
penelitian terhadap karakterisasi dari mikrostruktur model batuan yang dibentuk dari
Pada gambar 2.9 terlihat fluktuasi dan sebaran nilai yang berbeda-beda pada ukuran
yang kecil namun seiring dengan bertambahnya ukuran, fluktuasi besaran fisis
mengecil dan mencapai suatu titik besaran fisis rata-rata dari sampel.