Disusun Oleh:
Nama : Nugraheni Wahyu Permatasari
NRP : 133020112
Kelas :A
1.2. Tujuan
- Untuk mengetahui sejarah PDAM Tirtawening
- Untuk mengetahui sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Tirtawening
- Untuk mengetahui kapasitas produksi air bersih yang dikelola PDAM Tirtawening
- Untuk mengetahui sistem pengolahan air bersih di PDAM Tirtawening
- Untuk mengetahui sistem distribusi air bersih yang dilakukan PDAM Tirtawening
2. Mata Air
Sumber air ini diambil dari beberapa mata air di daerah Bandung Utara dengan total
debit 190 l/dtk dan diolah di Resevoir XI Ledeng. Ada pun Mata Air-Mata Air tersebut
adalah :
- Mata air Cigentur I
- Mata air Cigentur II
- Mata air Ciliang
- Mata Air Cilaki
- Mata air Ciwangun
- Mata air Cisalada I & II
- Mata air Cicariuk
- Mata air Cibadak
- Mata air Cirateun
- Mata air Cikendi
- Mata air Ciasahan
- Mata air Legok Baygon
- Mata air Citalaga
- Mata air Panyairan
- Mata air Ciwangi
3. Air Tanah
Untuk pengolahan air baku yang berasal dari air tanah dalam digunakan sistem
aerasi, filtrasi dan desinfektan untuk membunuh bakteri digunakan gas chlor kaporit.
Kualitas air baku ini pada umumnya memiliki kandungan Fe dan Mn diatas standar yang
ditetapkan. Air tanah ini sebagian dimanfaatkan untuk membantu daerah yang tidak
terjangkau oleh pelayanan dari Instalasi Induk PDAM. Jumlah sumur air tanah dalam
PDAM ada 32 buah dengan sistem pendistribusian secara langsung ke konsumen
dengan melalui proses.
PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam proses
penyediaan air bersih. PDAM Tirtawening Badaksinga mengolah air yang berasal dari
sumber air sebanyak 1800 L/detik. Sistem pengolahan air bersih di PDAM Tirtawening
Badaksinga merupakan salah satu perusahaan pengolahan air terbesar jika dilihat
berdasarkan debit air yang diolah. Adapun dalam proses pengolahannya terdapat 3 bagian
penting dalam sistem pengolahannya.
1. Bangunan Intake
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari
sumber air. Sumber air yang berasal dari sunga Cisangkuy sebanyak 1200 L/detik dan
sungai Cikapundung sebanyak 600 L/detik. Pada bangunan intake ini terdapat bar screen
yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya,
air akan masuk ke dalam sistem pipa venturi. Pada pipa venturi ini terjadi turbulensi karena
air dari dua sumber yang berbeda bersatu. Sebelum dialirkan ke proses selanjutnya air
dibubuhi PAC (Poli Alumunium Chloride). PAC digunakan karena dianggap lebih praktis
dibandingkan Al2SO4. Setelah itu air dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP
Water Treatment Plant.
3.1. Kesimpulan
PDAM Tirtawening Dago Pakar mengolah air yang berasal dari sungai Sungai
Cikapundung dengan total debit air sebanyak 600 L/detik. Proses pengolahannya terdiri
dari tiga bagian penting yaitu masuknya air ke bangunan intake lalu masuk ke water
treatment plant yang terdiri dari empat tahap pengolahan yaitu koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, filtrasi dan klorinasi dan terakhir ditampung di reservoir sebelum
didistribusikan ke pipa-pipa rumah tangga.
3.2. Saran
Sistem pengolahan air sebaiknya diperbaiki lagi agar menghasilkan air bersih yang
memenuhi kriteria lalu lumpur yang dibuang ke sungai harus benar-benar tidak
mengandung air karena biasanya lumpur yang dibuang ke sungai masih mengandung air
cukup banyak dan bisa digunakan untuk menambah kapasitas air bersih.
DAFTAR PUSTAKA