Pengaruh Fiscal Stress PDF
Pengaruh Fiscal Stress PDF
Oleh:
Budi Setyawan2
Priyo Hari Adi3
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRACT
The Implementation of the regional autonomy Acts have influenced every local government to
increase their own revenues (PAD). On the other hand, their effort to earn more revenue is very
limited by the other regulation, Act No. 34 Years 2000, about the tax and retribution. This situation
makes the local government to suffer from the term called fiscal stress. The fiscal stress influences
the components of APBD.
The objective of the research is to find the influence of the fiscal stress to the growth of PAD and
capital/development expenditure during the implementation of regional autonomy.
Research samples are the regions/towns in Central Java. The results show that fiscal stress positively
influences the and the growth of capital/development expenditure. Further analysis result show that
fiscal stress during the autonomy era have stonger impact on the growth of PAD and capital
expenditure rather than the impact of fiscal stress before autonomy era.
Keywords: Fiscal Stress, own revenue, capital expenditure
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Pengelolaan (manajemen) pemerintah daerah mengalami perubahan yang sangat berarti
sejalan dengan diimplementasikannya otonomi daerah. Undang-undang No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah memberikan arti penting bagi sistem
pemerintahan pusat dan daerah, serta sistem hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah. (Undang-undang tersebut kemudian disempurnakan kembali dalam Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004). Kedua ketentuan
perundangan ini memberikan kesempatan yang sangat luas kepada pemerintah daerah, baik
dalam penggalian maupun optimalisasi pemanfaatan berbagai potensi yang dimiliki.
Otonomi daerah disatu sisi memberikan kewenangan yang luas kepada pemerintah
daerah, namun disisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang lebih besar bagi
pemerintah daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kamandirian untuk
mengelola dan mengatur rumah tangga sendiri akan terwujud dengan baik apabila terdapat
dukungan (partisipasi) publik (Adi,2007). Hal ini relatif akan dapat terwujud bila terjadi
1
Disampaikan pada Simposium Nasional Riset Ekonomi & Bisnis Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK).
28 Juni 2008
2
Alumi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga tahun 2007. Saat ini bekerja pada sebuah
perusahaan swasta di Semarang
3
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Menyelesaikan studi Magister
Sains Akuntansi dengan konsentrasi Akuntansi Sektor Publik di Program Pasca Sarjana UGM pada tahun 2005.
Mempunyai minat pada kajian Akuntansi Sektor Publik, Keuangan Daerah dan Perpajakan. Alamat email :
priyohari@staff.uksw.edu
Persoalan Penelitian
Persoalan penelitian yang dapat dirumuskan dari gambaran latar belakang yang telah
dipaparkan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh fiscal stress terhadap pertumbuhan pendapatan asli daerah
kabupaten/kota?
Model Penelitian
Model yang dapat dikembangkan berdasar teori dan pengembangan hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut :
H1+ Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah
Fiscal Stress
H2+ Pertumbuhan Belanja Modal/Pembangunan
Teknik Analisis
Fiscal Stress
Fiscal Stress diukur berdasarkan realisasi penerimaan dibandingkan dengan nilai
potensi pendapatan. Upaya pajak yang tinggi mencerminkan tingkat fiscal stress yang lebih
besar, hal ini berarti bahwa permintaan untuk jasa tertentu melebihi sumber atau pendapatan
yang ada. Menurut Sukanto R (1999), upaya pajak (tax effort) dapat dirumuskan:
Realisasi PAD
UPPADj = (1)
Potensi PAD
Keterangan:
UPPADj = Upaya peningkatan sumber-sumber PAD
Realisasi PAD = Realisasi penerimaan sumber-sumber PAD
Potensi PAD = Target penerimaan sumber-sumber PAD
Keterangan:
PPAD(t) = Pertumbuhan Pendapatan Daerah periode t
PAD (t) = Pendapatan Asli Daerah periode t
PAD (t-1) = Pendapatan Asli Daerah periode t-1
Pertumbuhan Belanja Modal/Pembangunan
Pertumbuhan belanja modal diukur berdasarkan belanja modal periode APBD dibagi
dengan belanja daerah periode APBD sebelumnya.
BM t
PBM(t) =
BM t -1
Keterangan:
PBM(t) = Pertumbuhan Belanja Modal periode t
BM(t) = Belanja Modal periode t
BM (t-1) = Belanja Modal periode t-1
Uji Hipotesis
Pengujian untuk dua hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan
persamaan regresi sederhana berikut ini
1. Y1 = a + X
2. Y2 = a + X
Keterangan:
X = Fiscal Stress
Y1 = Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah
Y2 = Pertumbuhan Belanja Modal
a = Intercept
= Koefisien regresi
Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dilakukan karena
merupakan syarat sebelum melakukan analisis regresi, yang digunakan untuk mendeteksi
apakah suatu data itu terdistribusi normal atau tidak. Data dinyatakan terdistribusi normal bila
Asymp Sign > Alpha (5 %), sebaliknya bila nilai Asymp Sign < Alpha (5 %), maka data
dinyatakan tidak terdistribusi normal.
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
Sebelum dan Sesudah Otonomi
Hasil pengujian hipotesis 1 (H1) menunjukkan bahwa nilai koefisien sebesar 0.935,
nilai t uji sebesar 2.135 dengan signifikansi 0,036 (lebih kecil dari = 0.05). Hal ini berarti
terdapat pengaruh positif dan signifikan fiscal stress terhadap pertumbuhan Pendapatan Asli
Daerah. Dengan demikian hipotesis 1 (H1) dinyatakan diterima (terbukti)
Demikian pula dengan hasil pengujian hipotesis 2 (H2), fiscal stress terbukti
mempunyai pengaruh positif dan siginifikan terhadap pertumbuhan belanja daerah. Penaruh
positif ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi dan nilai t uji masing-masing sebesar 0.775
dan 2.060. Sedangkan pengaruh yang signifikan ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar
0.043 (lebih kecil dari = 0.05). Dengan demikian hipotesis 2 (H2) dinyatakan diterima
(terbukti)
Interpretasi Hipotesis
Pengaruh Fiscal stress Terhadap Pertumbuhan PAD (Hipotesis 1)
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif fiscal stress terhadap
pertumbuhan PAD. Hasil penelitian ini memperkuat argumen Purnaninthesa (2006) dalam
kondisi fiscal stress yang kuat, daerah lebih termotivasi untuk meningkatkan PAD-nya guna
mengurangi tingkat ketergantungannya (terhadap pemerintah pusat). Hal ini memberikan
indikasi bahwa dalam tekanan fiskal yang tinggi, daerah cenderung untuk meningkatkan
penerimaan daerah sebagai sarana pembiayaan daerah. Salah upaya yang dilakukan adalah
dengan meningkatkan pendapatannya sendiri (dhi PAD).
Analisis lebih lanjut dengan menggunakan variabel dummy menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh fiscal stress sebelum dan sesudah otonomi
terhadap pertumbuhan PAD. Hasil analisis memberikan fakta empirik bahwa fiscal stress
sesudah otonomi daerah mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap pertumbuhan
daripada pengaruh fiscal stress sebelum otonomi terhadap petumbuhan PAD. Peningkatan
pertumbuhan PAD yang dipengaruhi oleh fiscal stress selama otonomi daerah merupakan
indikasi dari semakin besarnya usaha yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota dalam
menggali potensi sumber-sumber PAD-nya. Selama otonomi daerah, pemerintah akan
berupaya memenuhi kebutuhan pembiayaan rutin dengan PAD-nya. Sehingga dapat
mengurangi tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusat. Hasil penelitian ini
mendukung temuan Dongori (2006) yang menunjukkan bahwa fiscal stress mempunyai
pengaruh negatif terhadap tingkat ketergantungan daerah.
PENUTUP
Simpulan dan Implikasi
Pelaksanaan undang-undang otonomi daerah dan undang-undang yang membatasi
penarikan pajak bagi pendapatan daerah, mengakibatkan pemerintah kabupaten/kota di Jawa
Tengah rata-rata mengalami tekanan keuangan. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya
rasio realisasi PAD terhadap target PAD dengan indikasi upaya pajak atau dengan kata lain
terjadi peningkatan fiscal stress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fiscal Stress
mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan PAD. Hasil penelitian ini
mendukung Purnaninthesa (2006) yang menyatakan bahwa dalam kondisi fiscal stress yang
tinggi daerah semakin termotivasi untuk meningkatkan PAD dan juga mendukung temuan
Dongori (2006) yang memberikan fakta empirik bahwa fiscal stress mempunyai pengaruh
yang negatif terhadap tingkat ketergantungan daerah.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah fiscal stress mempunyai pengaruh yang positif
terhadap tingkat pertumbuhan belanja pembangunan/modal. Fiscal Stress yang tinggi
menunjukkan semakin tingginya upaya daerah untuk meningkatkan PAD-nya. Sejalan
dengan hal itu, harapan untuk terus meningkatkan penerimaan sendiri ini akan sulit terwujud
apabila alokasi belanja untuk modal/ pembangunan tidak ditingkatkan. Hasil penelitian ini
memperkuat temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan Andayani (2004) yang
menunjukkan adanya peningkatan belanja yang semakin tinggi pada saat fiscal stress
semakin tinggi.
Hasil penelitian ini memberikan implikasi diperlukannya suatu upaya yang lebih intensif
melalui penggalian potensi sumber-sumber penerimaan daerah kabupaten/kota di propinsi
Jawa Tengah agar mampu meningkatkan pertumbuhan PAD. Salah satu langkah yang dapat
ditempuh adalah pemerintah kabupaten/kota harus lebih efektif dalam pengalokasian belanja
modal/pembangunan dalam guna memenuhi kepentingan publik, baik yang mendukung
pertumbuhan ekonomi maupun untuk pelayanan publik secara langsung..
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Priyo Hari. 2005. Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Jurnal Kritis. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.
_____________ 2006. Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Belanja
Pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah (Studi pada Kabupaten dan Kota se
Jawa-Bali). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.
_____________ 2007. Kemampuan Keuangan Daerah dan Relevansinya dengan
Pertumbuhan Ekonomi. The 1st National Accounting Conference. Departemen
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Andayani W, 2004. Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Jurnal akuntansi dan
Keuangan sektor publik vol 05, No 1 Februari.
Bappenas. 2003. Peta Kemampuan Keuangan Propinsi dalam Era Otonomi Daerah
(Tinjauan atas Kinerja PAD, dan Upaya yang Dilakukan Daerah), Direktorat
Pengembangan Otonomi Daerah. www.Bappenas.go.id.
Brodjonegoro, Bambang dan Jorge Martines Vasques. 2002. An Analysis of Indonesias
TransferSystem : Recent Performance and Future Prospect. George State University.
Andrew Young School of Policy Studies. Working Paper.
Dongori,Dessy Patricia F. 2006. Pengaruh Tekanan Fiskal Terhadap Kinerja Keuangan
Daerah Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen
Satya Wacana. Salatiga
Halim, Abdul. 2001. Analisis Deskriptif Pengaruh Fiscal stress Pada APBD Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah. Kompak. STIE Yogyakarta.
Haryadi, Bambang, 2002. Analisis Pengaruh Fiscal Stress Terhadap Kinerja Keuangan
Pemerintah Kabupaten/Kota Dalam Menghadapi Pelaksanaan Otonomi Daerah.
Simposium Nasional Akuntansi V. Semarang.
Mardiasmo, 2002. Otonomi Daerah Sebagai Upaya Memperkokoh Basis Perekonomian
Daerah:. Makalah. Disampaikan dalam seminar pendalaman ekonomi rakyat.