Mikro Modern
2013
LEMBAR PERNYATAAN
Pertama, bahwa seluruh isi paper ini, benarbenar hasil tulisan saya sendiri, tidak ada satu alinea
pun hasil plagiat dari tulisan orang lain, kecuali yang dikutip secara resmi dan tertera dengan jelas.
Setiap kutipan disebutkan sumbernya dan juga dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
Kedua, bahwa saya mengijinkan tulisan ini dimuat dalam jurnal ilmiah, majalah, atau website di
lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) khususnya Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara (STAN), agar dapat dipahami oleh lebih banyak pembaca, serta memberikan banyak
manfaat.
Penulis
Fadli M. Nur
NPM 134060018039
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga Penulis dapat menyelesaikan paper
berjudul E-Money: Solusi Transaksi Mikro Modern ini. Tak lupa penulis sampaikan shalawat dan
salam kepada Baginda Rasulullah SAW yang telah menjadi teladan hidup yang luar biasa bagi umat
manusia.
Paper ini dibuat sebagai bentuk penugasan akhir untuk mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen di program studi Diploma IV Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada semester
pertama. Dalam penyusunan paper ini Penulis mendapatkan bantuan baik secara langsung, maupun
tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kepada Bapak Ennoch Sindang selaku Dosen
Sistem Informasi Manajemen atas bimbingannya, Bapak Nandan Sandaya selaku Ass. Vice President -
Senior Product Manager Prepaid Business Bank Mandiri, serta rekan-rekan kelas 7C Reguler, dan pihak
lain yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu, terimakasih banyak atas bantuan dan
kerjasamanya.
Akhirnya, Penulis menyadari bahwa pasti terdapat kekurangan dalam penulisan paper ini yang
tentunya berasal dari keterbatasan Penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca sekalian demi
kesempurnaan paper ini.
Sekian.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
3.5.5 Isi Ulang Kartu, Cek Saldo, dan Cetak History Transaksi ............................................. 15
4.1 Simpulan................................................................................................................................ 24
v
BAB I PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berlangsung sangat cepat dan
meliputi segala aspek kehidupan manusia. Semua perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
tersebut hadir untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas
kesehariannya. Smartphone hadir untuk membantu mereka yang membutuhkan telepon genggam
yang dapat melakukan segalanya. Tablet hadir bagi mereka yang membutuhkan media untuk
membaca e-book dimana saja. Layanan sosial media yang semakin berkembang kini selain sebagai
media komunikasi, juga dapat menjadi media distribusi dan promosi yang erat kaitannya dengan e-
commerce. Begitulah perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi memberi dampak
terhadap munculnya berbagai inovasi baru dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Dalam perkembangannya saat ini, teknologi informasi dan komunikasi pun turut menghadirkan
inovasi dalam pembayaran elektronis (electronic payments). Pembayaran elektronis yang kita kenal
dan sudah ada di Indonesia saat ini antara lain phone banking, internet banking, kartu kredit, dan kartu
debit/ATM. Namun baru-baru ini telah dikembangkan produk pembayaran elektronis lainnya yang
dikenal sebagai Electronic Money (E-Money) di Indonesia. Alat pembayaran elektronis ini tentu
memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan media pembayaran elektronis yang
terlebih dahulu lahir.
E-Money hadir sebagai alternatif alat pembayaran nontunai khususnya untuk pembayaran-
pembayaran mikro sampai dengan ritel. Munculnya E-Money di Indonesia dilatarbelakangi oleh
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 sebagai salah satu pendukung agenda Bank
Indonesia untuk menciptakan less cash society di Republik Indonesia. E-Money sendiri bertujuan untuk
memudahkan manusia dalam melakukan segala macam transaksi ekonomi di kehidupannya terutama
untuk transaksi-transaksi berskala mikro (micro payments). Bahkan saat ini beberapa produk E-Money
yang dikembangkan oleh issuer tertentu telah diintegrasikan dengan banyak penyedia layanan,
termasuk sarana transportasi umum seperti Transjakarta Busway, Commuter Line, dan jalan tol. Bisa
dibayangkan hanya dengan satu kartu, kita dapat mengakses berbagai bentuk layanan umum, tempat
makan, department store, supermarket, dan tempat-tempat perbelanjaan lainnya. Hal ini tentu
perkembangan yang baik dari sisi e-commerce sekaligus menciptakan less cash society di Indonesia.
Segala keunggulan dan kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi E-Money ini membuat
penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai E-Money di Indonesia terutama E-Money yang
1
dikeluarkan oleh Bank Mandiri sebagai pelopor electronic money di Indonesia. Hal tersebutlah yang
mendasari penulis menulis paper dengan judul E-Money: Solusi Transaksi Mikro Modern sebagai
tugas akhir mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Paper ini akan menjelaskan mengenai E-Money secara umum baik yang beredar di Indonesia
maupun yang beredar di mancanegara. Di sini penulis mengambil contoh produk E-Money yang
dikeluarkan oleh Bank Mandiri untuk memberikan kemudahan dalam pemberian contoh dan
penjelasan kepada pembaca. Alasan penulis memilih E-Money Bank Mandiri sebagai objek di paper ini
adalah karena produk E-Money Bank Mandiri adalah produk E-Money yang paling pertama lahir di
Indonesia dan memiliki jaringan integrasi yang paling luas serta fitur-fitur terlengkap di antara produk-
produk E-Money lainnya.
Dalam menyusun paper ini penulis memperoleh data dari berbagai sumber dengan
menggunakan berbagai metode, antara lain berikut ini.
1. Data primer
Data primer terdiri atas hasil wawancara dengan pegawai Bank Mandiri cabang Bintaro dan
buku panduan E-Money yang diperoleh pada saat wawancara tersebut.
2. Data sekunder
Data sekunder terdiri atas data yang penulis peroleh dari internet, regulasi-regulasi terkait
electronic money yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, dan dari beberapa jurnal atau tulisan
ilmiah yang membahas mengenai penerapan electronic money di beberapa negara di dunia.
2
Seluruh sumber data baik data primer maupun data sekunder telah dikutip dengan benar dan
disajikan di daftar pustaka pada akhir paper ini.
3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 E-COMMERCE
Pada dasarnya terdapat dua jenis e-commerce, yaitu e-commerce bisnis ke konsumen (B2C)
dan e-commerce bisnis ke bisnis (B2B). E-commerce bisnis ke konsumen mengacu pada transaksi-
transaksi yang terjadi antara sebuah bisnis dan konsumen akhir produk, sedangkan e-commerce bisnis
ke bisnis mengacu pada transaksi antarbisnis dimana tidak ada pihak yang menjadi konsumen akhir.2
Transaksi B2B melibatkan jumlah orang yang relatif sedikit, biasanya mereka yang berada di
dalam kelompok layanan informasi dari perusahaan yang terpengaruh. Orang-orang yang terlibat
dalam transaksi B2B biasanya sangat terlatih dalam menggunakan sistem informasi dan mengenal
proses bisnis yang terpengaruh oleh transaksi tersebut. Sementara itu pada transaksi B2C konsumen
mungkin tidak memiliki keahlian dalam bidang teknologi informasi, sehingga sistem harus dilengkapi
dengan petunjuk atau intstruksi pengoperasian.
1
OBrien, James A. & George M. Marakas. 2011. Management Information System. Edition 10th. New York: McGraw
Hill/Irwin.
2
McLeod, Raymond & George P. Schell. 2007. Management Information System. Edition 10th. New Jersey: Pearson
Prentice Hall Hlm. 59 s.d. 60
3
McLeod, Raymond & George P. Schell. 2007. Management Information System. Edition 10th. New Jersey: Pearson
Prentice Hall Hlm. 61
4
2.2 STORED-VALUE CARD (SVC)
Stored-Value Card mengacu pada teknologi kartu yang menyimpan nilai moneter dalam jumlah
tertentu di dalamnya yang didepositkan melalui mekanisme tertentu. Biasanya jumlah moneter ini
tersimpan pada sebuah chip yang melekat pada kartu tersebut. Berdasarkan definisi tersebut sejatinya
SVC tidak jauh berbeda dengan kartu debit. Yang membedakan SVC dengan kartu debit adalah SVC
tidak terkait dengan akun bank tertentu atau rekening tertentu, lain halnya dengan kartu debit.4
Penggunaan istilah Stored-Value Cards berarti bahwa dana yang kita miliki ditransmisikan
menjadi data yang tersimpan pada chip yang melekat pada kartu tersebut yang dapat dipergunakan
sewaktu-waktu. Dana tersebut dapat diisi ulang sewaktu-waktu diperlukan. Biasanya terdapat batasan
dana yang diperbolehkan untuk setiap SVC dan jumlah dana yang diperbolehkan ini biasanya tidak
banyak. Contoh dari SVC yang lazim adalah kartu telepon, kartu toll, dan e-money. Belakangan ini telah
dikembangkan e-money yang terintegrasi dengan berbagai macam SVC sehingga lebih memberikan
kemudahan pada pengguna dengna tidak perlu membawa banyak kartu untuk melakukan berbagai
macam transaksi.
SVC merupakan salah satu sarana pendukung e-commerce bisnis ke konsumen yang
memudahkan konsumen dalam melakukan transaksi e-commerce tersebut. Selain itu SVC juga sangat
membantu dalam penjualan konvensional sehari-hari.
Suatu diagram arus data (Data Flow Diagram-DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem
yang mempergunakan empat bentuk simbol untuk mengilistrasikan bagaimana data mengalir melalui
proses-proses yang saling tersambung. Simbol-simbol tersebut mencerminkan (1) unsur-unsur
lingkungan dengan mana sistem berinteraksi, (2) proses, (3) arus data, dan (4) penyimpanan data5.
Diagram konteks (context diagram) menempatkan sistem dalam suatu konteks lingkungan.
Diagram ini terdiri atas satu simbol proses tunggal yang melambangkan keseluruhan sistem. Diagram
ini menunjukkan arus data yang mengarah dan keluar dari terminator.
4
Stored-Value Card http://en.wikipedia.org/wiki/Stored-value_card
5
McLeod, Raymond & George P. Schell. 2007. Management Information System. Edition 10th. New Jersey: Pearson
Prentice Hall Hlm. 214 s.d. 218.
5
BAB III PEMBAHASAN
Lebih lanjut dikelaskan bahwa nilai uang dalam E-Money akan berkurang pada saat konsumen
menggunakannya untuk pembayaran. Di samping itu E-Money yang dimaksudkan di sini berbeda
dengan single-purposed prepaid card lainnya seperti kartu telepon, sebab E-Money yang
dimaksudkan di sini dapat digunakan untuk berbagai macam jenis pembayaran (multi-purposed).
E-Money yang juga berbeda dengan alat pembayaran elektronis berbasis kartu lainnya seperti
kartu kredit dan kartu debit. Kartu kredit dan kartu debit bukan merupakan prepaid products
melainkan access product. Secara umum perbedaan karakteristik antara prepaid products dengan
access product adalah sebagai berikut
6
Committee on Payment and Settlement Systems. 1996. Security of Electronic Money. Basle: Bank for International
Settlements Publications.
6
- Dana yang tercatat dalam E-Money sepenuhnya berada dalam penguasaan konsumen;
- Pada saat transaksi, perpindahan dana dalam bentuk electronic value dari kartu E-Money
milik pengguna kepada terminal merchant dapat dilakukan secara off-line. Dalam hal ini
verifikasi cukup dilakukan pada level merchant (point of sales), tanpa harus on-line ke
komputer issuer.
2. Access product
- Tidak ada pencatatan dana pada instrument kartu;
- Dana sepenuhnya berada dalam pengelolaan bank, sepanjang belum ada otorisasi dari
nasabah untuk melakukan pembayaran;
- Pada saat transaksi, instrument kartu digunakan untuk akses secara on-line ke computer
issuer untuk mendapatkan otorisasi melakukan pembayaran atas beban rekening
nasabah, baik berupa rekening simpanan (kartu debit) maupun rekening pinjaman (kartu
kredit). Setelah diotorisasi oleh , rekening nasabah kemudian akan langsung didebit.
Dengan demikian pembayaran dengan menggunakan kartu kredit dan kartu debit
mensyaratkan adanya komunikasi on-line ke computer issuer.
Beberapa fungsi atau kelebihan E-Money dibandingkan dengan uang tunai maupun alat
pembayaran nontunai lainnya kepada para pengguna, antara lain berikut ini.
a. Penggunaan E-Money lebih nyaman dibandingkan dengan uang tunai, khususnya untuk
transaksi-transaksi yang bernilai kecil (micro-payments), seperti:
- nasabah tidak perlu mempunyai sejumlah uang pas untuk suatu transaksi;
- tidak perlu menyimpan uang kembalian;
- kesalahan dalam menghitung uang kembalian dari suatu transaksi dapat dikurangi.
b. Nasabah (pengguna) dapat melakukan isi ulang electronic value ke dalam kartu E-Money dari
rumah melalui saluran telepon, sehingga mereka tidak perlu mengambil tambahan uang tunai
melalui ATM.
c. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan E-Money jauh lebih
singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit, karena tidak memerlukan
otorisasi on-line, tanda tangan, maupun PIN.
d. E-Money adalah multi-purposed prepaid card sehingga satu kartu E-Money dapat digunakan
untuk berbagai keperluan misalnya untuk berbelanja di supermarket, department store,
bioskop, SPBU, dan transportasi umum tertentu yang terdaftar dalam fitur E-Money terkait.
Hal ini tentu sangat memudahkan pengguna dalam hal kenyamanan pengoperasian kartu
7
karena tidak perlu membawa banyak kartu untuk bertransaksi pada berbagai keperluan
belanja.
e. Untuk memiliki E-Money seseorang tidak perlu memiliki akun di bank, sehingga sangat
memudahkan kepada mereka yang belum atau tidak memiliki akun di bank untuk memiliki
kartu E-Money ini.
Di samping itu layanan E-Money juga mempunyai peranan/fungsi yang besar bagi pemerintah
Indonesia yaitu dalam hal mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat (M), sehingga secara
makro dapat mengurangi tingkat inflasi Indonesia. Hal ini juga harmonis dengan kondisi masyarakat
less cash society yang sedang dicanangkan oleh Bank Indonesia bersama Pemerintah.
7
3.3 MEDIA PENYIMPANAN DATA ELEKTRONIS E-MONEY
Berdasarkan media yang digunakan untuk merekam nilai uang yang telah dikonversi ke
dalam format elektronik, produk E-Money umumnya dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu
card-based product dan software-based product.
1. Card-Based Product
E-Money dalam bentuk card-based product sering juga disebut sebagai electronic purses
(dompet elektronik). Card-based product pada prinsipnya dimaksudkan untuk pembayaran yang
bersifat langsung (face to face), namun demikian saat ini beberapa card-based product juga dapat
digunakan untuk pembayaran via internet dengan menambahkan alat tertentu pada komputer
pengguna.
Jenis produk ini menggunakan media kartu dengan teknologi Integrated Circuit (IC) atau
dikenal dengan IC card yang mengandung microprocessor chip. IC cards dapat digolongkan
menjadi dua jenis yaitu : smart cards dan memory cards. Smart card telah memiliki fungsi untuk
melakukan proses data serta fungsi penyimpanan. Sementara memory card hanya memiliki fungsi
untuk penyimpanan data.
Saat ini, produk E-Money yang berbasis kartu pada umumnya menggunakan teknologi
smart card, mengingat fungsi dataprocessing sangat dibutuhkan untuk melakukan proses
perhitungan. Smart card sendiri dapat digolongkan lagi menjadi 2 (dua) tipe yaitu :
- contact type, dimana dalam penggunaannya kartu harus dimasukkan ke dalam mesin
pembaca (card-reader); dan
7
Sumber: Bank Indonesia. 2009. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic
Money).
8
- contactless type, dimana dalam penggunaannya kartu tidak harus dimasukkan ke
dalam card-reader, melainkan cukup diarahkan/didekatkan ke alat pembaca (tanpa
harus menyentuh).
Secara fisik, smart card merupakan kartu plastik dimana sebuah IC chip ditanamkan ke
dalam kartu tersebut. Di dalam chip tersebut terdapat operating system dan aplikasi (software)
yang di-install pada saat proses produksi chip dimaksud. Microprocessor chip inilah yang berfungsi
sebagai pusat pengendalian seluruh transaksi yang mempunyai kemampuan untuk melakukan
perhitungan-perhitungan serta perekaman data.
Spesifikasi fisik dan elektronik dari suatu produk smart card umumnya mengacu pada
standar internasional (ISO/EMV). Secara umum, komponen chip yang ada pada smart card adalah
sebagai berikut :
- Central Processing Unit (CPU), yang berfungsi untuk melakukan perhitungan;
- Read Only Memory (ROM), yang berfungsi untuk menyimpan sistem operasi dan
aplikasi sistem;
- Electronically Erasable and Programmable ROM (EEPROM), yang berfungsi untuk
menyimpan data variabel seperti saldo E-Money, data pemegang kartu dan lain-lain;
- Random Accesss Memory (RAM), yang berfungsi sebagai work area pada saat chip
melakukan processing; dan
- Input/Output (I/O) yang berfungsi untuk melakukan kontak dengan external devices.
8
Committee on Payment and Settlement Systems. 1996. Security of Electronic Money. Basle: Bank for International
Settlements Publications Hlm. 6
9
2. Software-Based Product
Software-Based Product disebut juga
sebagai digital cash (kas digital). Produk E-Money
yang masuk dalam kelompok ini pada prinsipnya
merupakan suatu aplikasi (software) yang
kemudian di-install ke dalam suatu Personal
Computer (PC) yang dijalankan pada sistem
operasi standar. Produk ini dikembangkan untuk
melakukan transaksi melalui suatu jaringan
komputer (internet). Meskipun demikian, beberapa card-based product (seperti Mondex ) juga
sudah dapat digunakan untuk melakukan transaksi melalui internet dengan menggunakan alat
bantu tertentu. Beberapa contoh software-based product di beberapa negara antara lain, Kleline
(Perancis), e-cash (Swiss), Barclaycoin (UK), CyberCoin (USA) dan lain-lain. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan oleh kelompok kerja BIS, produk e-money yang berbasis software ini
masih relatif sedikit.
Di Indonesia E-Money merupakan hal baru yang timbul dari kebijakan Bank Indonesia untuk
menciptakan less cash society. Kebijakan ini diatur secara teknis dalam Peraturan Bank Indonesia
Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (E-Money). Jadi dengan didasarkan pada peraturan
ini, mulailah era uang elektronik di Indonesia.
10
Perkembangan E-Money di Indonesia dimulai dari dikeluarkannya regulasi dari Bank Indonesia
pada tahun 2009. Sejak saat itu penerbit E-Money bermunculan, mulai dari kalangan Bank maupun
non-Bank. Dari kalangan Bank ada Bank Mandiri dengan kartu E-Money-nya dan BCA dengan kartu
Flazz-nya, sementara dari kalangan lembaga non perbankan ada Telkomsel dengan TCash-nya. Untuk
menjadi penerbit resmi E-Money tidaklah mudah. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/12/PBI/2009 dibutuhkan perizinan dari Bank Indonesia untuk dapat menjadi penerbit resmi dari
segala bentuk E-Money yang beredar di Indonesia. Secara detail mengenai pihak penerbit E-Money
akan penulis jelaskan pada subbab lain di bab ini. Perkembangan E-Money
Sebelum regulasi Bank Indonesia tersebut diterbitkan sesungguhnya telah dijumpai berbagai
bentuk E-Money sederhana dalam bentuk single-purpose prepaid card yang beredar di masyarakat,
misalnya kartu telepon, Blitzmegaplex prepaid card, kartu voucher di berbagai foodcourt, dan
sebagainya. Namun demikian, pada saat tersebut belum dijumpai satu pun E-Money berbentuk multi-
purposed prepaid card yang dapat diakses ke banyak merchant, tidak hanya satu merchant saja. Pada
saat tersebut, pengguna direpotkan dengan kebutuhan untuk membawa banyak kartu untuk
menangani berbagai macam transaksi. Namun sekarang, keadaan telah berubah sejak hadirnya E-
Money sebagai kartu prepaid multi purposes di Indonesia. Saat ini pengguna cukup membawa satu
kartu E-Money untuk menangani berbagai transaksi dengan catatan transaksi tersebut harus
dilakukan pada merchant-merchant yang telah bekerja sama dengan penerbit kartu E-Money yang
pengguna gunakan.
Oleh karena itulah, perkembangannya saat ini berbagai penerbit E-Money berlomba-lomba
melakukan ekspansi dengan cara bekerja sama mengintegrasikan sistem E-Money mereka dengan
merchant-merchant yang beraneka ragam jenisnya, mulai dari bisnis rumah makan, department store,
supermarket, salon, media telekomunikasi, sampai dengan sarana transportasi umum masyarakat
seperti Commuterline, Transjakarta, dan Transjogja. Isu terakhir yang berkembang adalah bagaimana
Bank penerbit E-Money menggandeng PT Railink dan PT Kereta Commuter Jakarta (KCJ), anak usaha
PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam rangka mendapatkan akses produk E-Money masing-masing pada
transportasi commuterline yang sedang hits di Jakarta 1-2 tahun belakangan ini. Ketika upaya ini
berhasil, maka ke depannya pengguna E-Money dapat mengakses commuterline tanpa perlu
mengantri untuk membeli karcis di loket stasiun. Sangat nyaman dan efisien.
11
Di samping memperluas jangkauan operabilitas E-Money, setiap penerbit E-Money juga
melakukan inovasi dengan menciptakan produk E-Money yang berbeda. Dalam hal ini, Bank Mandiri
hadir sebagai pelopor dengan merilis produk gelang E-Money yang berbentuk gelang dalam berbagai
warna. Gelang tersebut dilengkapi dengan microprocessor chip di dalamnya yang berfungsi sebagai
media penyimpanan data saldo nilai uang yang tersimpan. Terkait penggunannya juga sangat mudah.
Gelang tersebut hanya perlu didekatkan pada alat pindai E-Money saat ingin melakukan transaksi.
Menurut informasi yang penulis terima dari pihak Bank Mandiri, gelang E-Money ini diterbitkan dalam
upaya Bank Mandiri meningkatkan pengguna
E-Money untuk kalangan remaja yang diyakini
sebagai pihak-pihak yang belum tersentuh
oleh produk E-Money dalam bentuk kartu.
Pihak Bank Mandiri mengklaim bahwa inovasi
mereka tidak akan berhenti sampai di sini. Ke
depannya akan muncul berbagai inovasi untuk
meraih keunggulan pasar di bidang
pengembangan produk E-Money.
Lain halnya dengan di Indonesia, E-Money di mancanegara bukan lagi merupakan barang baru,
terutama di negara-negara maju seperti Singapura dan beberapa negara di Eropa. Di Singapura
misalnya telah mengenal istilah uang elektronik atau E-Money sejak tahun 1996 , yang mana pada saat
itu mereka menyebut E-Money sebagai E-Purse (dompet elektronik). Saat ini ada banyak E-Money
yang berkembang di Singapura, dua terbesar diantaranya adalah CashCard dan EZ-Link.
Dari segi penerapannya pun, di Singapura sukses menempatkan E-Money menjadi sarana
transaksi utama untuk micro-payments. E-Money setempat telah teritegrasi dengan berbagai sarana
transportasi umum, sehingga hampir semua penduduk memiliki kartu E-Money. Maka tidak heran
ketika kita naik bus di Singapura, hampir tidak ada penumpang lokal yang membayar kepada supir bus
tersebut, melainkan cukup mendekatkan dompet, jam tangan, atau benda apapun yang mereka miliki
yang telah dilengkapi dengan microprocessor chip sebagai bentuk E-Money mereka. Bentuk E-Money
di sana pun tidak lagi berbentuk kartu, melainkan berbentuk microprocessor sticker yang dapat
dilekatkan pada dompet, jam tangan, tas tangan, dan sebagainya sehingga sangat memudahkan
pengguna. Dengan segala keunggulannya ini, Singapura bisa dikatakan sebagai salah satu negara yang
sukses menerapkan E-Money dalam kehidupan bermasyarakatnya.
12
Apa yang terjadi di Singapura tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Hong Kong. E-
Money di Hong Kong yang disebut sebagai Octopus adalah media transaksi yang sangat mendominasi
di pasar transaksi mikro di sana. Demikian juga untuk urusan transportasi umum, di Hong Kong tidak
penumpang perlu lagi membeli karcis di loket, melainkan cukup dengan mendekatkan kartu E-Money
masing-masing ke alat pemindai yang dipasang pada pintu keluar bus/taksi. Bersama dengan
Singapura, Hong Kong adalah salah satu dari sedikit negara yang sukses menerapkan Less Cash Society.
Hal ini lah yang sedang dicanangkan oleh Bank Indonesia saat ini.
Demikian juga dengan beberapa negara di Eropa yang telah menerapkan teknologi E-Money
sebagai media transaksi pembayaran berskala mikro. Sebut saja Visa Cash dan Mondex yang
digunakan oleh penduduk Inggris Raya, Proton yang digunakan oleh penduduk (Belgia), Kleline oleh
penduduk Perancis, e-cash untuk penduduk Swiss, dan lain sebagainya. Amerika pun tampaknya tidak
mau ketinggalan dengan mengeluarkan E-Money dengan nama CyberCoin. Meski demikian,
perkembangan E-Money di negara Eropa dan Amerika tidak terlalu sukses, berbeda dengan
perkembangan E-Money di Singapura dan Hong Kong.
Keunggulan yang paling menarik dari E-Money yang berkembang baik di Singapura, Hong Kong,
dan beberapa negara di Eropa terletak dari segi kemudahan untuk melakukan pengisian ulang saldo
E-Money tersebut. Para pengguna tidak perlu lagi mengunjungi bank atau ATM terdekat untuk
melakukan pengisian saldo. Cukup dengan mengakses layanan mobile E-Money melalui telepon
selular masing-masing, E-Money mereka pun dapat terisi dengan segera. Ini merupakan terobosan
yang sangat memudahkan pengguna. Sangat disayangkan mekanisme mobile refunding E-Money
seperti ini belum kita temukan di Indonesia yang semua E-Money yang berkembang masih
mempersyaratkan pengisian E-Money melalui bank/ATM/merchant-merchant tertentu.
9
3.5 E-MONEY MANDIRI
Pada bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai proses bisnis E-Money Mandiri yang
dikeluarkan oleh Bank Mandiri dengan tujuan untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai
pengaplikasian E-Money dalam transaksi. Pertimbangan penulis memilih E-Money Mandiri adalah
karena E-Money Mandiri adalah pelopor produk E-Money yang berkembang di Indonesia baik dari segi
teknologi maupun keluasan jangkauan merchant yang terdaftar.
9
Sumber: Buku Panduan E-Money Mandiri. Bank Mandiri.
13
3.5.1 PEMBELIAN KARTU PERDANA
Pengguna dapat membeli kartu perdana E-Money dan melakukan isi ulang di lokasi sebagai
berikut.
E-Money Mandiri tidak mempunyai masa berlaku. Hanya saja, microprocessor chip yang
melekat pada kartu E-Money dan gelang E-Money memiliki masa berlaku teknis pengoperasian
bergantung pada intensitas transaksi pengguna.
Biaya kartu hanya dikenakan apabila dilakukan penutupan kartu (redemption) atas keinginan
pemegang kartu, yaitu sebesar Rp5.000,-.
14
Parkir Lokasi-lokasi parker yang dikelola oleh ISS Parking Management
(Jabodetabek)
BBM SPBU Pertamina yang berlokasi di Jabodetabek, Medan, Palembang,
Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makassar, dan Palu.
Belanja - Indomaret
- Alfamart
- Alfamidi
- Lawson
- Superindo
Restoran - Solaria
- Excelso
- Es Teler 77
3.5.5 ISI ULANG KARTU, CEK SALDO, DAN CETAK HISTORY TRANSAKSI
E-Money Mandiri dapat diisi ulang, cek saldo, dan cetak transaksi melalui:
2. Cabang Bank Mandiri dan merchant retail yang telah bekerja sama, seperti Indomaret,
Alfamart, Alfamidi, Lawson, Superindo, dan merchant lainnya.
3. Isi ulang dapat dilakukan dengan menggunakan kartu debit mandiri atau secara tunai di
cabang Bank Mandiri terdekat atau di merchant retail tersebut di atas.
15
4. Tidak ada batas minimum pengisian ulang E-Money Mandiri, sementara untuk batas
maksimum pengisian, Pemegang Kartu dapat melakukan isi ulang dengan tidak melebihi Rp
1 Juta.
5. Bukti pengisian ulang melalui ATM Bank Mandiri adalah sebagai berikut.
1. Saldo tersimpan pada chip kartu/gelang sehingga pada saat transaksi tidak dibutuhkan PIN
atau tanda tangan;
2. Dapat dimiliki oleh nasabah maupun non-nasabah Bank Mandiri;
3. Dapat dipindahtangannya;
4. Saldo mengendap pada kartu tidak diberikan bunga;
5. Maksimal saldo Rp1.000.000,- (sesuai ketentuan Bank Indonesia);
6. Dapat dipergunakan untuk pembayaran tagihan rutin (khusus di gerai Indomaret) seperti:
PLN, Telkom, Indovision, First Media, dan Oto Multi Artha;
7. Kehilangan kartu adalah risiko dari pemegang kartu;
8. Kartu yang hilang atau rusak tidak dapat diblokir dan dana di dalamnya tidak dapat dicairkan
kembali oleh pengguna.
Institusi/lembaga yang terlibat dalam keseluruhan proses bisnis E-Money secara umum terbagi
ke dalam empat institusi/lembaga berikut ini.
1. Issuer (penerbit) yaitu pihak-pihak yang mempunyai kewenangan menerbitkan E-Money setelah
mendapatkan perizinan dari Bank Indonesia. Perlu kita ketahui bahwa penerbitan uang eletronik
(E-Money) baik oleh Bank maupun Lembaga Selain Bank wajib memperoleh izin dari Bank
16
Indonesia, namun bagi Lembaga Selain Bank kewajiban memperoleh izin tersebut berlaku jika
nilai dana float-nya telah mencapai nilai tertentu atau direncanakan mencapai nilai tertentu,
yaitu sebesar Rp 1 milliar atau lebih.
Sampai saat ini issuer (penerbit) yang telah memperoleh izin Bank Indonesia adalah sebagai
berikut.
a) Bank:
- Bank Mandiri (Kartu dan gelang E-Money Mandiri)
- BCA (Kartu Flazz)
- BRI (Kartu Brizzi)
- BNI (BNI Prepaid Card)
- Bank DKI (Jakcard)
- Bank Mega (Kartu Prepaid Bank Mega)
b) Lembaga Selain Bank:
- Telkom (iVas);
- Telkomsel (TCash);
- Indosat (Dompetku);
- Skysab
2. Operator Network / Server, merupakan pihak yang menyediakan jaringan komunikasi dalam
penyelenggaraan layanan E-Money.
3. Supplier hardware/software, merupakan pihak yang menyediakan hardware dan software
yang diperlukan dalam penyelenggaraan layanan E-Money. Dari sisi hardware misalnya
microprocessor chip kartu E-Money, alat scanning chip, dan hardware lain yang terkait yang
perlu dimiliki oleh pihak penerbit kartu E-Money. Dari sisi software tentu adalah software yang
perlu dimiliki oleh processing-system E-Money.
4. Merchants, merupakan penyedia barang dan/atau jasa yang bekerja sama dengan issuer E-
Money dalam proses pembayaran barang dan/atau jasa yang disediakan. Contoh merchant
yang bekerja sama dengan penerbit E-Money di Indonesia antara lain Indomaret, Alfamart,
Lawson, Tol Jasamarga, Transjakarta, Transjogja, dan sebagainya.
5. Users (Pemilik Kartu), merupakan pihak yang menggunakan layanan E-Money melalui
kepemilikan baik secara langsung atau tidak langsung atas kartu E-Money.
17
3.7 MEKANISME PENGGUNAAN E-MONEY
Berdasarkan diagram konteks yang penulis sajikan di atas tampak seluruh entitas yang terkait
dalam Sistem Informasi E-Money. Pada diagram tersebut terdapat empat buah entitas dengan input-
output masing-masing. Untuk deskripsi yang lebih jelas berikut ini penulis sajikan tabel berisi input-
output masing-masing entitas yang menunjukkan perannya dalam rangkaian Sistem Informasi E-
Money
No Entitas Input-Output
1 Issuer (Penerbit) Input
- Laporan Kliring
- Permohonan Isi Ulang Saldo
Output
- Isi Ulang Saldo Pengguna
18
2 Users (Pemilik Kartu) Input
- Kredit Saldo E-Money
- Isi Ulang Saldo Pengguna
Output
- Permohonan Isi Ulang Saldo
- Pembayaran
3 Merchants Input
- Pelunasan Tagihan
Output
- Tagihan
4 Server (Operator Network) Input
- Data Komunikasi
Output
- Data Komunikasi
19
3.7.2 DIAGRAM ALIRAN DATA TINGKAT 0 (DFD LV-0)
Berikut ini adalah diagram aliran data tingkat 0 dari sistem informasi E-Money sebagaimana
telah penulis sajikan diagram konteksnya pada subbab sebelumnya.
Berdasarkan diagram aliran data tingkat 0 di atas, terdapat dua proses utama dari sistem
informasi ini, yaitu:
1. proses pembayaran yang menghubungkan Users (Pemilik Kartu) dengan Merchants. Proses
ini terjadi ketika Users melakukan pembelian barang dan/atau jasa pada Merchants dan
melakukan pembayaran menggunakan E-Money; dan
2. proses Deposit Saldo yang menghubungkan Users (Pemilik Kartu) dengan Issuers (Bank).
Proses ini terjadi ketika Users melakukan pengisian saldo kartu E-Money pada bank atau
ATM terdekat. Trigger dari proses ini adalah habis atau berkurangnya saldo E-Money Users
akibat penggunaan secara berkala.
Di samping itu, hal penting lainnya dalam sistem ini ialah proses supporting yang dilakukan oleh
Server (Operator Network) yang memberikan fasilitas jasa komunikasi untuk keberlangsungan seluruh
proses sistem informasi E-Money ini.
20
3.8 KELEMAHAN E-MONEY (INDONESIA)
Di dunia ini tidak ada sesuatu yang sempurna. Demikian juga dengan sistem informasi. Sebagus
apapun sebuah sistem dikembangkan pasti memiliki hambatan atau kelemahan yang membuatnya
perlu diperbaiki secara terus menerus. E-Money pun demikian. Dari sekian banyak fitur yang
ditawarkan oleh berbagai produk E-Money yang berkembang di Indonesia saat ini, terdapat beberapa
kelemahan penting yang penulis temukan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain sebagai
berikut.
Di sisi lain memang benar hal ini menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan
transaksi. Namun di sisi lain, risiko keamanan yang ditanggung oleh pengguna sangatlah besar. Apabila
pengguna kehilangan kartu E-Money, kartu tersebut dicuri, atau kejadian lain yang menyebabkan
kepemilikan kartu beralih dari pengguna yang sah ke pihak lain yang tidak sah, maka kartu tersebut
tetap dapat dipergunakan oleh pihak lain yang tidak sah itu. Sehubungan dengan ini, pihak yang
kehilangan kartu tidak dapat melakukan upaya lain untuk memperjuangkan haknya. Pemillik kartu
tidak dapat melakukan blokir atas kartu E-Money yang tercuri tersebut. Di samping itu telah
dinyatakan dalam perjanjian pembuatan kartu E-Money antara bank/Issuer dengan pengguna bahwa
risiko kehilangan kartu merupakan risiko pengguna.
Untungnya, Bank Indonesia mengatur supaya ada batas nilai maksimal yang diperkenankan
dalam satu kartu E-Money. Dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang
Elektronik (Electronic Money) diatur bahwa besaran nilai maksimal dalam E-Money adalah sebesar
Rp1.000.000,-. Ini merupakan upaya dari bank sentral untuk menurunkan tingkat risiko yang
ditanggung oleh pengguna E-Money.
21
3.8.2 ISU INTEROPERABILITAS
Kelemahan kedua dari sistem pembayaran E-Money ini adalah isu interoperabilitasnya.
Interoperabilitas adalah kapabilitas dari suatu produk atau sistem yang antar mukanya diungkapkan
sepenuhnya untuk berinteraksi dan berfungsi dengan produk atau sistem lain, kini, atau di masa
mendatang, tanpa batasan akses atau implementasi. Dengan demikian, jika dikaitkan dengan E-
Money, permasalahan interoperabilitas yang dihadapi adalah setiap instrument E-Money yang
dikeluarkan oleh salah satu penerbit tidak bisa digunakan untuk pembayaran di merchant penerbit
lainnya. Contoh sederhananya adalah kartu E-Money yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri tidak bisa
melakukan transaksi di Flazz reader milik BCA.
Permasalahan seperti ini terjadi akibat tidak adanya standardisasi pada microprocessor chip,
alat pembaca, aplikasi, dan/atau frekuensi radio yang dipergunakan untuk mentransmisi data moneter
dari kartu E-Money ke Operator Network pada setiap produk E-Money yang ada di Indonesia saat ini.
Akibatnya, pengguna E-Money perlu memiliki lebih dari satu kartu E-Money untuk melakukan
berbagai transaksi. Hal ini tentu sangat menyulitkan pengguna. Di samping itu, permasalahan ini tentu
meningkatkan risiko keamanan yang ditanggung oleh pengguna seperti yang dibahas di subbab
sebelumnya. Untuk mengatasi permasalahan ini, Bank Indonesia (BI) bersama Asosiasi Sistem
Pembayaran Indonesia (ASPI) telah melakukan standardisasi pada seluruh komponen pendukung E-
Money yang dikeluarkan oleh setiap penerbit yang telah diberi wewenang menerbitkan E-Money di
Indonesia. Memang diperlukan regulasi dari bank sentral atau pihak lain yang berwenang agar
permasalahan interoperabilitas E-Money dapat terselesaikan.
Salah satu permasalahan lain yang dihadapi oleh E-Money adalah ketiadaan fasilitas refunding
(pengisian saldo) melalui operasi selular dan/atau internet. Saat ini pengisian saldo E-Money hanya
dapat dilakukan dengan datang langsung ke bank atau melalui mesin ATM. Beberapa produk E-Money
juga menambahkan fitur dengan memberikan kemudahan pengisian saldo di merchant yang menjadi
rekanan. Akan tetapi, di antara seluruh produk E-Money yang beredar di Indonesia saat ini, belum ada
satu pun yang memberikan fasiltas untuk melakukan pengisian saldo melalui operasi selular atau via
internet. Padahal sebagaimana yang kita pahami bersama, pengisian saldo melalui operasi selular atau
via internet sudah pasti akan memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada pengguna. Dengan
adanya fasilitas refunding melalui operasi selular ini, pengguna dapat mengisi saldonya dimana saja,
kapan saja. Mereka tidak perlu lagi pergi ke bank atau ATM hanya untuk melakukan refunding saldo
E-Money mereka.
22
3.8.4 REKANAN MERCHANT MASIH TERBATAS
Ini adalah permasalahan yang dihadapi oleh hampir semua penerbit produk E-Money di
Indonesia saat ini. Penerbit-penerbit tersebut sepertinya menghadapi kesulitan untuk memperluas
kerjasama dengan merchant dalam rangka ekspansi penggunaan E-Money. Sampai saat ini baru Bank
Mandiri dan BCA yang memiliki jaringan kerjasama yang luas, sementara penerbit lainnya masih
sangat terbatas. Meskipun dikenal memiliki jaringan merchant yang cukup luas, Bank Mandiri dan BCA
pun masih terbilang terbatas. Masih banyak merchant penyedia barang dan/atau jasa terkemuka yang
belum menerima pembayaran menggunakan E-Money, misalnya Hero Supermarket, Giant,
Hypermart, Bioskop XXI, Starbucks, dan lain-lain. Ini seharusnya menjadi concern utama penerbit
produk E-Money di Indonesia untuk terus ditingkatkan, agar pengembangan penggunaan E-Money di
masyarakat dapat berlangsung dengan cepat.
23
BAB IV PENUTUP
Sebagai penutup dari paper ini, penulis akan menyampaikan simpulan dan saran terkait
permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam penerapan E-Money di Indonesia.
4.1 SIMPULAN
4.2 SARAN
24
4. Pihak penerbit E-Money sebaiknya semakin ekspansif dalam menggaet merchant-merchant
untuk bekerja sama dengan program E-Money mereka. Saat ini Bank Mandiri dan BCA dan yang
memegang urutan teratas penerbit E-Money dengan rekanan merchant terbanyak. Penerbit-
penerbit lain seperti Bank DKI, BNI, dan BRI seharusnya tidak boleh ketinggalan, dan terus
memperluas kerjasama E-Money dengan merchant-merchant lainnya.
5. Kemudahan melakukan pengisian saldo adalah hal lain yang penting dan perlu diperhatikan oleh
pengembang E-Money di Indonesia saat ini. Untuk itu, para penerbit produk E-Money seharusnya
mulai merencanakan cara agar pengguna E-Money dapat melakukan pengisian ulang saldo
melalui operasi selular atau melalui internet. Ini mungkin dapat dimulai dengan cara menjalin
kerjasama dengan pihak operator selular besar seperti Telkomsel atau Indosat dalam rangka E-
Money refunding mechanism ini.
25
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Siti dkk. 2006. "Kajian Operasional E-Money. Jakarta: Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2009. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik
(Electronic Money).
Committee on Payment and Settlement Systems. 1996. Security of Electronic Money. Basle: Bank
for International Settlements Publications.
Godschalk, Hugo & Malte Krueger. 2000. Why E-Money Still Fails A Chance of E-Money Within A
Competitive Payment Instrument Market. Paper prepared for the Third Berlin Internet
Economics Workshop. Berlin: JEL Classification. May 26-27, 2000.
McLeod, Raymond & George P. Schell. 2007. Management Information System. Edition 10th. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
OBrien, James A. & George M. Marakas. 2011. Management Information System. Edition 10th. New
York: McGraw Hill/Irwin.
26
Tantangan E-Money di Indonesia http://wartaekonomi.co.id/berita14914/tantangan-emoney-di-
Diakses pada tanggal 14 September 2013, pukul 16.45 WIB.
27
RIWAYAT HIDUP
I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama Lengkap FADLI M. NUR
2 NIP 198901312009121001
3 Pangkat dan golongan ruang PENGATUR / IIC
4 Tempat lahir / Tanggal lahir UJUNG PANDANG, 31 JANUARI 1989
5 Jenis Kelamin LAKI-LAKI
6 Agama ISLAM
7 Status Perkawinan BELUM KAWIN
a. Jalan JALAN BORONG INDAH RT 003 RW 012
PERUMAHAN PURI TAMAN SARI BLOK C6/7
b. Kelurahan / Desa KASSI-KASSI
8 Alamat Rumah
c. Kecamatan RAPPOCINI
d. Kabupaten KOTA MAKASSAR
e. Provinsi SULAWESI SELATAN
a. Tinggi ( cm ) 170
b. Berat badan ( kg 74
)
c. Rambut LURUS HITAM
9 Keterangan Badan
d. Bentuk muka BULAT
e. Warna kulit SAWO MATANG
f. Ciri-ciri khas TIDAK ADA
g. Cacat tubuh TIDAK ADA
28
Kegemaran ( Hobi ) OLAHRAGA, FOTOGRAFI, KOMPUTER,
10
DESAIN, SENI RUPA, BACA.
Keahlian KOMPUTER (HARDWARE/SOFTWARE),
11 DESAIN, FOTOGRAFI, BAHASA ASING
(ENGLISH/FRENCH)
12 Skor TOEFL 563 (PER 30 DESEMBER 2011)
II. PENDIDIKAN
Pendidikan di Dalam dan di Luar Negeri
NAMA
STTB /
KEPALA
TANDA
NO NAMA SEKOLAH /
TINGKAT JURUSAN LULUS / TEMPAT
. PENDIDIKAN DIREKTUR /
IJAZAH
DEKAN /
TAHUN
PROMOTOR
Tk. Pddk. Sekolah SD NEGERI Sekolah 2001- MAKASSAR DRA. HJ. ANDI
1 Dasar (SD)/ MANGKURA 1 Dasar 06-25 FATIMAH
Sederajat BONGKANG
Tk. Pddk. Sekolah SMP NEGERI Sekolah 2004- MAKASSAR DRS. H.
2 Pertama (SLTP) / 06 MAKASSAR Menengah 06-28 SYAMSU
Sederajat Pertama ALAM
Tk. Pddk. Sekolah SMA NEGERI Sekolah 2006- MAKASSAR DRS. H.
Menengah 17 MAKASSAR Menengah 06-19 SAKARUDDIN,
3
Umum (SMU)/ Atas M.PD
Sederajat
Tk. Akademi (D3) SEKOLAH Program 2009- TANGERANG KUSMANADJI,
TINGGI Diploma III 11-09 SELATAN AK. MBA
4 AKUNTANSI Keuangan
NEGARA Spesialisasi
Akuntansi
Tk. Akademi (D4) SEKOLAH Program
TINGGI Diploma III
5
AKUNTANSI Keuangan
NEGARA
29
Spesialisasi
Akuntansi
Kursus / Latihan di Dalam dan di Luar Negeri 13)
LAMANYA / IJAZAH /
TGL. / BLN. / TANDA LULUS
NAMA / KURSUS /
NO THN / S.D. / SURAT TEMPAT KETERANGAN
LATIHAN
TGL. / BLN. / KETERANGAN
THN. TAHUN
1 INSTITUT FRANCAIS April 2011 s.d. TANPA IFI SALEMBA LEVEL B1-3
DINDONESIE Januari 2013 NOMOR
2 DIKLAT TEKNIS 15 s.d. 19 562/2.3.1.2.29 PUSDIKLAT LULUS
SUBSTANTIF Oktober 2012 /04/04/2012 PAJAK
SPESIALISASI PPN
30
V. PENGALAMAN KE LUAR NEGERI 17)
NO TUJUAN YANG MEMBIAYAI
NEGARA LAMANYA
. KUNJUNGAN
Anak
NO JENIS TEMPAT TANGGAL SEKOLAH /
NAMA KETERANGAN
. KELAMIN LAHIR LAHIR PEKERJAAN
Saudara Kandung
JENIS TANGGAL PEKERJAAN KETERANGAN
NO. NAMA
KELAMIN LAHIR / UMUR
1 FARADILLA RACHMADANI Wanita 1991-04-09 Mahasiswa ADA
M.NUR
2 FARADIBA NUR ADHA Wanita 1994-05-21 Mahasiswa ADA
3 FIRADIKA RIZKI CAHYANI Wanita 1996-03-11 Pelajar ADA
4 FAHREZA NUR RAHMAD Pria 2007-09-02 Pelajar ADA
31
VII. KETERANGAN ORGANISASI
Semasa mengikuti pendidikan pada slta 23)
KEDUDUKAN DALAM NAMA
NO
NAMA ORGANISASI DALAM TAHUN S.D TEMPAT PIMPINAN
.
ORGANISASI TAHUN ORGANISASI
MUHAMMAD
1 KURMA 17 STAF 2004 s/d 2005 MAKASSAR
UGHA
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila di kemudian
hari terdapat keterangan yang tidak benar saya bersedia dituntut di muka pengadilan, serta bersedia
menerima segala tindakan yang diambil oleh pemerintah.
32
Email: fadli.m.nur@gmail.com
33