MENTEGA
(Bovine sp)
Oleh :
Nama : Nugraheni Wahyu Permatasari
NRP : 133020112
Kelompok / Meja : D/6
Asisten : Desi Marlindawati, S.T
Tanggal Percobaan : 8 April 2016
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk diversifikasi produk olahan pangan
(susu), salah satu untuk mengawetkan susu, menambah nilai ekonomis dan untuk
Prinsip Percobaan
lemak dala air susu menjadi emulsi air dalam lemak sehingga membentuk tekstur
Es Churning
(menggunakan mixer
Pencucian dengan
air dingin
Larutan Pengulian
garam (aluminium foil)
Penyimpanan di
kulkas
Penimbangan
Mentega
No Keterangan Hasil
1 Basis 200 gram
2 Bahan Utama Whipping cream 100 gram
3 Bahan Penunjang Garam 1 gram
Air dingin 30 mL
Susu murni 100 gram
4 Berat Produk 34 gram
5 % Produk 17%
6 Organoleptik
6.1 Warna Kuning pucat
6.2 Rasa Sedikit asin, susu tawar
6.3 Aroma Khas mentega
6.4 Tekstur Lembut
6.5 Kenampakan Menarik
disimpulkan bahwa dengan basis 200 gram didapat berat produk sebesar 34 gram
kuning pucat, rasa sedikit asin dan susu tawar, aroma khas mentega, tekstur
basis. Selanjutnya adalah proses pencampuran susu murni dan whipping cream
bertujuan untuk melarutkan susu skim dalam susu murni sehingga didapat larutan
untuk memisahkan lemak susu dari komponen lain seperti skim dan air, sehingga
mentega dan memisahkan dari buttermilk. Proses pencucian dengan larutan air
garam dingin, dimana garam bertujuan untuk mengeluarkan air yang tersisa dalam
lemak susu sedangkan air dingin berfungsi agar mentega sedikit mengeras.
menjadi masa yang kompak, garam tersebar merata ke seluruh adonan, dan
Bakal mentega ini dibungkus dengan aluminium foil agar tidak terkena
panas, cahaya, oksigen, yang dapat mempengaruhi proses ketengikan pada lemak
juga agar bentuknya tidak berubah. Ketengikan terjadi diakibatkan oleh adanya
proses oksidasi oleh oksigen terhadap asam lemak tidak jenuh dalam lemak yang
terjadi pada suhu kamar atau saat proses pengolahan produk. Cahaya merupakan
akselator terhadap timbulnya ketengikan, dan kombinasi antara cahaya dan udara
pengocokan (churning), susu dan krim yang dikocok akan mengalami perubahan
yaitu krim kocok yang lembut, krim kocok yang agak kaku, dan yang terakhir
bakal mentega dari komponen susu lainnya seperti skim dan untuk lebih
memadatkan lemak susu hasil churning. Pencucian sebanyak tiga kali bertujuan
ditambahakan dengan garam, hal ini bertujuan untuk member rasa pada bakal
mentega dan untuk menguatkan struktur bakal mentega karena garam dapat
menyerap air dari bakal mentega. Disamping itu, pencucian dilakukan untuk
digarami yaitu pada mentega yang digarami biasanya memiliki flavor yang lebih
jelas, lebih tajam dari pada yang tidak digarami. Penambahan garam yang
diberikan sekitar 1 %. Mentega yang tidak bergaram berasa manis, karena itu
untuk dioleskan, mudah meleleh, warnanya kekuningan hingga kuning cerah, dan
Mutu mentega tergantung mutu krim yang digunakan dan penanganan lebih
dalam mempengaruhi mutu ini. Krim yang telah mengalami kerusakan oleh ragi
atau bakteri akan mempunyai rasa kurang enak yang akan terbawa ke mentega.
Krim itu sendiri hanya dipasteurisasi dan tidak disterilisasi, sehingga beberapa
mikroorganisme yang masih hidup dapat tinggal pada mentega hasil akhir
Jika dibandingkan dengan SNI dapat dikatakan bahwa produk mentega yang
dibuat memenuhi standar mutu yang ditentukan karena berdasarkan bau, rasa, dan
CCP mentega pada proses churning dimana churning ini akan menentukan
hasil mentega yang dihasilkan. Semakin cepat dan semakin banyak tumbukan,
makan mentega yang diperoleh akan semakin baik, sebaliknya jika tumbukan
Susu
Terigu, tepung
maizena, sukrosa, Pencampuran I
garam dan merica
Pemasakan
Mustard Pencampuran II
Minyak zaitun,
Pencampuran IV
cuka apel
Mayonaise
2. Sebutkan kerusakan-kerusakan pada mentega!
Jawab:
Mentega cepat sekali mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh cahaya,
enzim, dan logam berat. Beberapa kerusakan pada mentega:
Penyerapan bau : mentega dapat menyerap bau yang terdapat di sekitarnya
(tainting).
Hidrolisa : mentega mudah terhidrolisa menjadi gliserol dan asam lemak,
proses hidrolisa ini disebabkan adanya aktivitas enzim lipase.
Oto-oksidan : terjadinya ketengikan pada mentega disebabkan karena
teroksidasinya asam lemak jenuh menjadi gugus keton dan aldehid. Proses ini
dikatalisis oleh cahaya, enzim, dan logam berat (Anjarsari, 2010).
50
Susu Murni = x 200 = 100gram
100
50
Whiping cream = x 200 = 100 gram
100
W bahan
% Produk = x 100%
W basis
34
= 200 x 100%
= 17 %