A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui suhu, kelembaban, dan intensitas pencahayaan
pada meja kerja karyawan di Ruang DIV.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran radiasi komputer pada meja kerja
karyawan di Ruang DIV.
3. Mahasiswa dapat mengkaji hasil pengukuran berdasarkan Nilai Ambang Batas
ruang kerja.
B. Dasar Teori
1. Suhu dan Kelembaban
Kelembaban sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur
udaranya, Semakin rendah suhu, umumnya akan menaikkan nilai kelambaban
dan semakin tinggi suhu, maka nilai kelembaban makin rendah Udara sangat
panas dan kelembaban rendah akan menimbulkan pengurangan panas dari
tubuh secara besar-besaran (karena sistem penguapan). Pengaruh lainnya
adalah semakin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah
untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan.
Tindakan pencegahan terhadap panas dapat dilakukan dengan minum air
sebanyak 0,5 liter air atau lebih tiap jam sehingga unsur pendingin dalam tubuh
dapat terpenuhi dan penambahan larutan elektrolit pada air minum.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1405/Menkes/SK/XI/2002,
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk temperatur ruangan sebesar 18-30 0C dengan
kelembabannya antara 65-90%.
2. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu unsur penting pada kehidupan
manusia. Sumber pencahayaan terdiri dari pencahayaan alami dan pencahayaan
buatan. Sumber pencahayaan alami memang telah ada sebelumnya contohnya
seperti sinar matahari. Sedangkan sumber buatan terbentuk dari hasil aktivitas
manusia contohnya seperti cahaya lampu.
Menurut Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/02, Nilaii Ambang Batas
(NAB) untuk pencahayaan di ruang kerja sebesar 300 lux.
85
mengakibatkan erythema, yaitu bercak merah yang abnormal pada kulit.
Sedangkan pada mata dapat mengakibatkanfotoelektrika. Pencegahan dapat
dilakukan dengan cara menghindari kemungkinan mata terpapar sinar ultraviolet
atau menggunakan kaca mata yang tidak tembus sinar tersebut.
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep51/Men/I999
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, waktu pemajanan
radiasi sinar ultra ungu yang diperkenankan adalah sebagai berikut :
D. Prosedur Kerja
1. Pengukuran suhu dan kelembaban
a. Menyiapkan alat yang akan digunakan.
b. Memasang baterai pada alat termohigrometer.
c. Melakukan pengukuran di atas meja kerja, pengukuran dilakukan pada titik
pengukuran secara merata.
86
c. Membawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan.
d. Mengarahkan fotocell ke sumber pencahayaan yang paling dominan.
e. Membaca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
hingga mendapat nilai angka yang stabil.
f. Mencatat hasil pengukuran.
g. Mematikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas
pencahayaan.
87
sebesar 18-300C dengan kelembabannya antara 65-90%. Dari hal tersebut dapat
diketahui suhu dan kelembaban pada meja kerja Bapak M. Mirza Fauzie, S.ST,
M.Si tidak melebihi ambang batas yang telah ditetapkan.
b. Hasil pengukuran pencahayaan yaitu sebesar 48,2 lux. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor: 405/Menkes/SK/XI/2002, Nilaii Ambang Batas (NAB)
untuk pencahayaan di ruang kerja sebesar 300 lux. Dari hal tersebut dapat
diketahui pencahayaan pada meja kerja Bapak M. Mirza Fauzie, S.ST, M.Si
kurang dari batas yang dianjurkan. Hal tersebut dimungkinkan karena posisi meja
kerja yang kurang dekat dengan lampu atau lampu yang ada tidak terlalu terang.
Selain itu walupun dekat dengan jendela namun tertutup oleh bangunan di
sebelahnya sehingga tidak mendapatkan pencahayaan yang cukup.
c. Tidak dilakukan pengukuran radiasi komputer pada meja kerja Bapak M. Mirza
Fauzie, S.ST, M.Si, dikarenakan beliau sedang tidak ada ditempat.
88
yang dianjurkan. Hal tersebut dimungkinkan karena posisi meja kerja yang
kurang dekat dengan lampu atau lampu yang ada tidak terlalu terang. Selain itu
walupun dekat dengan jendela namun tertutup oleh bangunan di sebelahnya
sehingga tidak mendapatkan pencahayaan yang cukup.
c. Hasil pengukuran radiasi komputer pada meja kerja Bapak Kaptidrianto yaitu
pada mata sebesar 0,01 W/cm, siku sebesar 0,03 W/cm, dan pada betis
sebesar 0,02 W/cm.
Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum pengukuran suhu, kelembaban,
pencahayaan, dan radiasi komputer di ruang DIV dapat disimpulkan :
1. Pengukuran di meja kerja Ibu Lilik Hendrarini, SKM. M.Kes, terukur suhu sebesar
28,30C dengan kelembaban 73,9% yang tidak melampaui NAB, sedangkan
tingkat pencahayaan sebesar 394 lux yang sudah melampaui NAB yang
ditentukan untuk ruang kantor.
2. Pengukuran di meja kerja Bapak M. Mirza Fauzie, S.ST, M.Si terukur suhu
sebesar 28,50C dengan kelembaban 73,1% yang tidak melampaui NAB,
sedangkan tingkat pencahayaan sebesar 48,2 lux yang kurang dari batas yang
dianjurkan untuk ruang kantor.
3. Pengukuran di meja kerja Ibu Sri Haryanti, S.ST terukur suhu sebesar 28,40C
dengan kelembaban 75,1% yang tidak melampaui NAB, sedangkan tingkat
pencahayaan sebesar 19,09 lux yang kurang dari batas yang dianjurkan untuk
ruang kantor.
4. Pengukuran di meja kerja Bapak Kaptidrianto terukur suhu sebesar 28,40C
dengan kelembaban 74% yang tidak melampaui NAB, sedangkan tingkat
pencahayaan sebesar 28,72 lux yang kurang dari batas yang dianjurkan untuk
ruang kantor. Sedangkan pengukuran radiasi komputer pada mata sebesar 0,01
W/cm, siku sebesar 0,03 W/cm, dan pada betis sebesar 0,02 W/cm, hsl
tersebut menunjukkan bahwa radiasi komputer tidak melebihi nilai ambang batas
menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep51/Men/I999 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
Daftar Pustaka
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep51/Men/I999 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
89
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN SUHU DAN
KELEMBABAB
I. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 29 Desember 2015
II. Tujuan
90
di dalam bekerja sehari-hari dimana tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan dan menurut Manuaba suhu nyaman dalam ruangan adalah 220C - 280C.
a. Thermohigrometer
b. Psicrometer
c. Alat tulis
d. Stopwatch
V. Cara Kerja
a. Thermohigrometer
b. Psicrometer
4) Menambahkan suhu basah dan kering kemudian dibagi 2, sebagai suhu ruang
91
c) Suhu basah pada garis diagonal
Waktu : 10.00-selesai
92
daya)
kelembaban 2 = 70,4 %
kelembaban 3 = 68,5 %
kelembaban 4 = 68,5%
kelembaban 5 =72,1 %
= 69,16 %
Suhu 2 = 31,30C
Suhu 3 = 31,40C
Suhu 4 = 31,40C
Suhu 5 = 31,60C
93
= suhu 1 + suhu 2 + suhu 3+ suhu 4+ suhu5
= 31,40C
VII. Pembahasan
94
menggunakan Thermohygrometer digital yaitu didapatkan hasil suhu 31,40Cdan
kelembaban 69,16%.
Kelembaban dan suhu tersebut melebihi standar yang ada dimana standar
yang ada Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan
Nomor:1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang pedomanan penyehatan udara dalam
ruangan kerja Nilai Ambang Batas (NAB) atau standar untuk temperature ruangan
adalah 180C-300C, kelembaban udara dalam ruangan kerja yaitu berkisar antara
40%-60%.
a. Kesimpulan
1. Alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran suhu dan kelembaban udara
dengan hygrometer dan slingpsicrometer
95
(NAB) atau standar untuk kelembaban udara dalam ruangan kerja yaitu berkisar
40%-60%. Sedangkan suhu 180C sampai 300C. hasil pengukuran kelembaban
melebihi standar, dan hasil pengukuran suhu dengan hygrometer manual melebihi
standar yang ada. Sehingga kelembaban udara dalam ruangan kelas higiene 1
Jurusan kesehatan Lingkungan Poltekkes Yogyakarta memiliki suhu kelembaban
yang tinggi.
5. Kelembaban yang tinggi pada ruangan ini dapat diatasi dengan menghidupkan
AC dan kapur serap air yang akan menyerap uap air yang ada di udara. Tingkat
kelembaban di ruangan dapat disebabkan oleh ketinggian tempat, kerapatan udara,
radiasi matahari, angin dan suhu (Anonymous,2008).
b. SARAN
Sebaiknya suhu dalam ruangan diatur agar kelembaban udara tidak melebihi standar yang ada
dan memiliki ventilasi dalam ruangan.
Untuk menurunkan suhu dan kelembaban ruangan kelas higiene 1 yang tinggi, fasilitas berupa
ventilasi, jendela atau air conditioner (AC) untuk diperbanyak.
@
96