1, (2012) 1-5 1
AbstrakPenelitian mengenai aliran di sekitar pelat datar aliran menjadi turbulen. Perubahan daerah lapisan batas ini
terus dilakukan sampai sekarang. Penelitian dilakukan dengan tidak lepas dari pengaruh gaya viskos. Semakin besar gaya
tujuan untuk mengetahui seberapa besar efek negatif aliran viskos makin besar gangguan-gangguan pada aliran fluida
terhadap suatu benda. Namun, pada kehidupan sehari-hari
sehingga arah kecepatan tidak lagi searah tetapi menjadi acak
seringkali ditemukan adanya pelat panas yang diberi aliran
fluida sehingga perlu adanya analisis tentang pengaruh panas ke sebarang arah. Profil kecepatan laminar mendekati bentuk
tersebut terhadap karakteristik lapisan batas yang terbentuk. parabola sedangkan profil turbulen pada bagian dekat
Dalam penelitian ini, persamaan lapisan batas dilakukan analisis permukaan hampir mendekati garis lurus [5].
secara numerik dengan menggunakan metode beda hingga besar Terjadinya lapisan batas seperti yang dijelaskan di atas
pengaruh perpindahan panas terhadap karakteristik lapisan tidak memperhatikan adanya perpindahan panas, sedangkan
batas akibat aliran turbulen. Kemudian persamaan diskritisasi
dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan adanya pelat
numerik disimulasikan dengan menggunakan program Matlab
7.8 dan konstanta-konstanta, yaitu g = 9,82 m/s2, L = 25, Pr = 9,4, panas yang dialiri oleh fluida. Sehingga penting untuk
dan = 0,0013 m2/s. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dilakukan penelitian tentang hal tersebut. Namun, dalam
kecepatan air dalam lapisan batas mengalami fluktuasi yang penelitian ini hanya dilakukan analisis secara numerik besar
diakibatkan oleh terjadinya turbulensi. Namun, temperatur air pengaruh perpindahan panas yang terjadi terhadap profil
dalam lapisan batas mengalami penurunan. kecepatan dan distribusi panas lapisan batas akibat aliran
turbulen pada pelat datar.
Kata KunciAliran turbulen, Karakteristik lapisan batas,
Perpindahan panas.
II. DASAR TEORI
I. PENDAHULUAN
A. Konveksi
paksa dapat pula terjadi karena arus fluida yang terjadi aliran yang demikian disebut dengan aliran turbulen.
digerakkan oleh suatu peralatan mekanik ( contoh : Perbedaan yang mendasar antara aliran laminar dan
pompa, pengaduk ), jadi arus fluida tidak hanya turbulen adalah bahwa gerak olakan / acak pada aliran
tergantung pada perbedaan densitas. Contoh perpindahan turbulen jauh lebih efektif dalam pengangkutan massa serta
panas secara konveksi paksa adalah pelat panas dihembus momentum fluidanya daripada gerak molekulernya. Tidak ada
udara dengan kipas/blower [2]. hubungan yang bisa dipastikan secara teoritis antara medan
B. Lapisan Batas tekanan dan kecepatan rata-rata pada aliran turbulen sehingga
Lapisan batas adalah lapisan tipis pada solid surface yang pada analisa aliran turbulen dilakukan dengan pendekatan
terbatas pada daerah yang sangat sempit dekat dengan setengah empiris. Kondisi aliran yang laminar dan turbulen ini
permukaan kontur dimana kecepatan fluida tidak uniform dapat dinyatakan dengan bilangan Rayleigh (Pamungkas,
sebagai pengaruh dari gaya viskos yang muncul akibat adanya 2009).
viskositas. Gambar 1 memperlihatkan suatu fluida itu Tebal lapisan batas terdiri atas lapisan batas kecepatan dan
mengalir dengan distribusi kecepatan yang sama atau uniform lapisan batas termal. Tebal lapisan batas kecepatan () adalah
u dimana ketika melewati suatu solid surface aliran tersebut jarak yang diukur dari permukaan benda sampai suatu titik
mengalami distribusi kecepatan yang berbeda yang dimana efek viskositas sudah tidak berpengaruh lagi. Tebal
dipengaruhi oleh adanya permukaan padat. Distribusi lapisan batas termal ( T ) adalah jarak yang diukur dari
kecepatan ini dimulai dari titik di permukaan padat tersebut, permukaan benda sampai suatu titik dimana efek perpindahan
dimana aliran fluida tersebut mempunyai kecepatan nol panas sudah tidak berpengaruh. Ketebalan lapisan batas termal
kemudian semakin besar ketika menjauhi permukaan dari bodi diukur dengan menggunakan persamaan berikut [3].
tersebut. Pengaruh tegangan geser akan hilang pada posisi T L.3,93 Pr 1/ 2 (0,952 Pr)1/ 4 Gr 1/ 4
tertentu dan kecepatan fluida mencapai nilai kecepatan fluida D. Persamaan Lapisan Batas
nonviscous (u= 0,99u ) dan posisi tersebut merupakan batas Persaamaan lapisan batas pada fluida (air) yang melewati
daerah viscous (lapisan batas) dengan bagian nonviscous. pelat datar merupakan aliran yang inkompressibel. Pada
Jarak yang diukur dari permukaan padat arah normal hingga keadaan tak-tunak unsteady persamaan lapisan batas adalah
posisi tersebut disebut dengan tebal lapisan batas. sebagai berikut:
Persamaan kontinuitas berdimensi
( * u *) ( * v *) 0
x * y *
Persamaan momentum arah sumbu-x berdimensi
u * u * 2u *
u* v
x * y * y *2
Persamaan energi berdimensi
Gambar 1: Struktur Lapisan Batas T * T k 2T * 2 u *
u* v*
C. Aliran Laminar dan Turbulen x * y * * c p y *2 c p y *2
Aliran laminar dan turbulen ini dibedakan berdasarkan pada
karakteristik internal aliran. Umumnya klasifikasi ini D. Bilangan Grashof dan Bilangan Rayleigh
bergantung pada gangguan-gangguan yang dapat dialami oleh Bilangan Grashof dituliskan sebagai
suatu aliran yang mempengaruhi gerak dari partikel-partikel . g.(Tw T )
fluida tersebut. Apabila aliran mempunyai kecepatan relatif Gr
2
rendah atau fluidanya sangat viscous, gangguan yang mungkin Sedangkan bilangan Rayleigh dirumuskan sebagai
dialami oleh medan aliran akibat getaran, ketidakteraturan
* g (Tw T ) L3 Pr
permukaan batas dan sebagainya, relatif lebih cepat teredam Ra Gr. Pr
oleh viskositas fluida tersebut dan aliran fluida tersebut 2
disebut aliran laminar. Fluida dapat dianggap bergerak dalam
bentuk lapisan-lapisan dengan pertukaran molekuler yang Sedangkan bilangan Prandtl adalah perbandingan antara
hanya terjadi diantara lapisan-lapisan yang berbatasan untuk viskositas kinematik dengan difusivitas panas. Bilangan ini
kondisi tersebut. Gangguan yang timbul semakin besar hingga dinyatakan dengan persamaan berikut
tercapai kondisi peralihan pada kecepatan aliran yang cp
bertambah besar atau efek viskositas yang berkurang. Pr
k
Terlampauinya kondisi peralihan menyebabkan sebagian
dengan
gangguan tersebut menjadi semakin kuat, dimana partikel
bergerak secara fluktuasi atau acak dan terjadi percampuran
gerak partikel antara lapisan-lapisan yang berbatasan. kondisi
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 3
c p 4,195 y
vi , j vi , j 1 (ui , j ui 1, j ui , j 1 ui 1, j 1 )
1,31 2x
k 0,585 Diskritisasi persamaan momentum
Sehingga didapat Pr = 9,4. vi , j 1 ui , j 2
2y ( y ) 2 ui , j 1 x ( y ) 2 ui , j
III. METODE PENELITIAN
v 1 ui , j
A. Studi literatur i , j
2
u , 1 ui 1, j
2y ( y ) x
i j
Gambar 2: Profil Temperatur Lapisan Batas Hasil Gambar 4: Profil Tebal Lapisan Batas Air Hasil Penelitian
Penelitian
VI. PENUTUP
Gambar 3 menunjukkan profil kecepatan air hasil penelitian
dengan temperatur pelat 60 dan temperatur air pada daerah A. Kesimpulan
arus bebas 10. Gambar tersebut menunjukkan bahwa
Semakin jauh dari permukaan pelat (arah sumbu-y),
kecepatan air (dalam lapisan batas) pada saat y=0 sampai
temperatur dalam lapisan batas mengalami
dengan y=25. Pada saat menyentuh dinding pelat (y=0),
penurunan.
kecepatan arah sumbu-x adalah 0 (u=0). Kemudian nilai u
Kecepatan yang cenderung meningkat dapat
meningkat secara bertahap dimulai dari y=1 (u=6.0191)
mengalami fluktuasi yang diakibatkan oleh adanya
sampai dengan y=13 (u=10.3809). Karena pada aliran
turbulensi.
turbulen terjadi olakan yang besar sehingga kecepatan
Semakin jauh dari ujung pelat, ketebalan lapisan
mengalami fluktuasi (naik-turun), yaitu pada y=14 sampai
batas bertambah besar.
dengan y=24 dan berakhir dengan u=40 pada y=25 (kecepatan
aliran bebas). B. Saran
Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan
penelitian obyek benda yang lain misalnya bola, pipa,
di antara dua pelat sejajar, dan lain sebagainya.
Dapat dikembangkan penelitian untuk temperatur
yang tidak konstan di sepanjang pelat agar lebih
mendekati kondisi di lapangan.
Dapat dikembangkan penelitian untuk aliran turbulen
yang kompressibel.
Untuk semua saran penelitian tersebut dapat
diselesaikan dengan metode numerik yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Destyanto, W. (2007), Simulasi Numerik Perpindahan Panas Konveksi
pada Aliran Laminar, Universitas Sebelas Maret, Skripsi S1 Teknik
Mesin.
Gambar 3: Profil Kecepatan Air Hasil Penelitian [2] Hartono, R. (2008), Penukar Panas, Modul, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
[3] Holman, J. (1995), Perpindahan Kalor, Edisi ke Enam. Diterjemahkan
Gambar 4 menunjukkan bahwa tebal lapisan batas yang Oleh Ir. E. Jasjfi, M.Sc, Erlangga, Jakarta.
terus meningkat dari nol pada saat x=0 sampai dengan [4] Pamungkas, D.C. (2009), Studi Eksperimental Tentang Karakteristik
ketebalan yang mencapai 0.0958 pada x=25. Aliran Fluida Melintasi Silinder Teriris Tipe-I Didekat Pelat Datar
Untuk Lapisan Batas Laminar dan Turbulen, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Mesin.
[5] Rachmat, D.B. (1991), Perpindahan Panas II, Program DUE-Like
Jurusan Fisika FMIPA-ITS, Surabaya.
[6] Sutardi (2005), Aplication of Dimensional Analysis for Turbulent
Boundary Layer Modeling on a Flat Plate, Teknik Mesin 5 (1).
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 5