Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN ASSESMEN GIZI

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


PURA RAHARJA

KORPRI PROVINSI JAWA TIMUR

RSIA PURA RAHARJA

JL. PUCANG ADI NO. 12-14 (031) 5019898

SURABAYA
Lampiran :
Surat Keputusan Direktur
Nomor : 49.C/ DIR-RSPR/II/2016
Tanggal : 15 Februari 2016

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah Nya, setelah mengalami proses penyempurnaan akhirnya buku Panduan
Assesmen Gizi dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Suatu langkah maju telah
dicapai dalam proses memenuhi hak pasien dan keluarga yang mendapatkan pelayanan
bermutu di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pura Raharja.
Sangat disadari bahwa buku Panduan Assesmen Gizi ini masih jauh dari
kesempurnaan, meskipun demikian dengan segala keterbatasan buku panduan ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman pada semua staf yang terlibat dalam
pelaksanaan panduan ini.
Saran dan kritik dari berbagai pihak sebagai bahan penyempurnaan Buku Panduan
Assesmen Gizi ini sangat diharapkan.
Pada kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan sumbangan
pemikiran semua staf rumah sakit yang terlibat dalam pembuatan buku Panduan Assesmen
Gizi ini dan semoga dapat bermanfaat.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal 20 Februari 2016
RSIA PURA RAHARJA

Ttd.

Penyusun.
BAB I
DEFINISI

A. PENDAHULUAN
Proses asesmen gizi dimulai dari kegiatan skrining gizi untuk mendeteksi
pasien baru yang beresiko malnutrisi atau tidak, kemudian bagi pasien yang beresiko
malnutrisi akan dilanjutkan dengan kegiatan assesmen gizi.
Proses asuhan gizi tersandar (PAGT) adalah suatu metoda pemecahan masalah yang
sistematis, di mana ahli gizi menggunakan cara berpikir kritisnya dalam membuat
keputusan untuk menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan gizi, sehingga
dapat memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi.
Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) merupakan siklus yang terdiri dari 4 langkah
yang berurutan dan saling berkaitan yaitu ,
1) Pengkajian gizi
2) Diagnosis gizi
3) Intervensi gizi
4) Monitoring dan evaluasi gizi
Kegiatan PAGT diawali dengan melakukan pengkajian gizi lebih mendalam.
Bila masalah gizi yang spesifik telah ditemukan, maka dari data obyektif dan
subyektif pengkajian gizi dapat ditentukan penyebab, derajat serta area masalahnya.
Berdasarkan fakta tersebut ditegakkan diagnosis gizi, selanjutnya disusun rencana
intervensi gizi untuk dilaksanakan berdasarkan diagnosis gizi.
Skrining Gizi bukan bagian dari proses asuhan gizi terstandar (PAGT), namun
skrining gizi merupakan bagian pendukung dari proses asuhan gizi terstandar
(PAGT). Skrining gizi merupakan langkah awal sebelum melakukan proses asuhan
gizi terstandar (PAGT) untuk menentukan seseorang mengalami malnutrisi ataukah
berisiko malnutrisi. Proses skrining yang efektif sebaiknya memenuhi syarat-syarat
antara lain mudah, efisien, cepat, reliable, murah dan memiliki tingkat sensitifitas,
spesifitas dan nilai prediksi yang positif dan negatif.

B. PENGERTIAN
1. Skrining gizi adalah proses pengumpulan data sederhana, mudah, cepat serta
cukup sensitif yang dikerjakan oleh ahli gizi, untuk mendeteksi pasien baru yang
berisiko malnutrisi dalam waktu 1x24 jam.
2. Asesmen gizi adalah kegiatan mengumpulkan dan mengkaji data terkait gizi yang
relevan berdasarkan riwayat gizi, data fisik/klinik, data biokimia/laboratorium,
dan pengukuran antropometri.

C. TUJUAN
1. Tujuan skrining gizi adalah untuk mengidentifikasi pasien rawat inap baru yang
beresiko malnutrisi, tidak beresiko dan dengan kondisi khusus.
2. Tujuan asesmen gizi adalah mengidentifikasi masalah gizi dan penyebabnya serta
memprediksi intervensi gizi yang akan dilakukan.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Ruang lingkup Skrining gizi adalah semua pasien baru di rawat inap dan rawat
jalan di RSIA Pura Raharja.
Pasien baru rawat inap dilakukan skrining oleh perawat dengan menggunakan
data sederhana. Skrining gizi dilakukan dengan metode Malnutrition Screening
Tool.
Dari skrining gizi akan diperoleh data pasien yang beresiko mengalami malnutrisi
dan tidak malnutrisi dan atau pasien dengan kondisi khusus. Untuk pasien yang
beresiko malnutrisi dan atau dengan kondisi khusus akan dilakukan asesmen gizi
yang akan dilakukan oleh ahli gizi. Sedangkan untuk pasien yang tidak resiko
malnutrisi dan atau tidak dalam kondisi khusus akan dilakukan edukasi gizi oleh
ahli gizi .
2. Ruang lingkup asesmen gizi adalah pasien baru rawat inap RSIA Pura Raharja
yang hasil skriningnya menunjukkan beresiko malnutrisi dan atau dengan kondisi
khusus. Asesmen gizi dilakukan dengan mengacu pada Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT) yang akan dilakukan oleh Ahli Gizi. Asesmen Gizi dilakukan
dalam waktu 2 x 24 jam sejak pasien tersebut mengalami rawat inap dan
merupakan proses pengkajian lebih mendalam terhadap data data yang berkaitan
dengan masalah gizi. Sedangkan untuk pasien rawat jalan anamneses gizi oleh
Ahli Gizi akan dilakukan apabila pasien tersebut mendapatkan rujukan dari dokter
yang memeriksa. Diharapkan pasien yang mendapatkan asesmen gizi akan
mendapatkan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Metode Skrining Gizi


1. MST (Malnutrition Secreening Tool)
Metode ini cukup valid dan reliabel mengidentifikasi pasien untuk pasien
dewasa, pasien onkologi, dan pasien ginekologi pada kondisi akut yang
membutuhkan pengkajian gizi lebih lanjut.
a. Langkah- langkah MST
1) Mengisi nilai skor sesuai yang tertulis di paramater skrining MST
No PARAMETER SKOR
1 Apakah pasien mengalami penurunan BB yang
tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
a. Tidak ada penurunan BB 0
b. Tidak yakin/tidak tahu/terasa baju longgar 2
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut
1- 5 kg 1
6 10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
2 Apakah asupan makan berkurang karena tidak ada
nafsu makan?
Tidak 0
Ya 1
Total Skor .............
3 Pasien dengan diagnosis khusus (diisi dengan
centang)
Tidak
Ya (sebutkan diagnosis)

2) Penilaian :
a. Bila total skor (parameter no 1 dan 2) > 2 maka pasien dinyatakan
berisiko malnutrisi
b. Bila Parameter no 3 ya tanpa dilakukan penilaian skor (
parameter 1 & 2) maka pasien sudah dinyatakan berisiko
malnutrsi
c. Yang dimaksud dengan diagnosis khusus adalah pasien saat masuk
rumah sakit langsung di diagnosis atau mengalami Diabetes
Mellitus, Kemoterapi, Hemodialisa, Penurunan imunitas dan
penyakit degeneratif lainnya

B. Metode Asesmen Gizi


1) Melakukan anamnese riwayat gizi
Anamnesis riwayat gizi meliputi data social ekonomi, aktifitas fisik, ada tidaknya
alergi makanan, ada tidaknya pantangan makan, ada tidaknya gangguan
gastrointestinal, kesehatan gigi dan mulut, riwayat penyakit kronik, riwayat
perubahan berat badan, riwayat kebiasaan makan di rumah dan recall makan 24
jam (meliputi jenis makanan, frekuensi dan porsi/jumlah).
2) Mengumpulkan data Biokimia dan hasil pemeriksaan lain yang menegakan
diagnosa
Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang
berkaitan dengan status gizi, status metabolik, dan gambaran fungsi organ yang
berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi.
3) Pengukuran antropometri
Antropometri merupakan pemerikasaan fisik pada individu, dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain ;
a. Penimbangan berat badan (BB), pengukuran tinggi badan (TB), pengukuran
lingkar lengan (LLA), pengukuran rentang lengan (RL) untuk pasien dewasa.
b. Penimbangan berat badan (BB), pengukuran tinggi badan (TB)/ panjang
badan untuk pasien anak.
Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan
standar (menggunakan IMT).

4) Pemeriksaan Fisik/klinis
Pemeriksaan fisik/klinis meliputi data tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, dan
juga dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berkaitan dengan
gangguan gizi atau dapat menimbulkan masalah gizi, misal : edema, ascites dll.
5) Menentukan diagnosa gizi, intervensi gizi yang akan diberikan, menghitung
kebutuhan gizi, memberikan edukasi/konsultasi gizi dan menentukan rencana
monitoring dan evaluasi.
BAB IV

DOKUMENTASI

Kegiatan skrining gizi dan asesmen gizi harus tercatat dan terdokumentasi
dengan baik. Dokumentasi skrining gizi dilakukan dalam lembar rekam medis pasien
yang termasuk dalam lembar asesmen awal pasien. Dalam lembar tersebut akan
terdokumentasi proses dan hasil skrining gizi yang dilakukan oleh perawat. Dalam
lembar tersebut akan terbaca hasil dari skrining gizi yang menunjukan pasien tersebut
beresiko malnutrisi atau tidak beresiko malnutrisi dan atau dengan kondisi khusus.
Kegiatan asesmen gizi oleh ahli gizi dilakukan bagi pasien yang hasil
skriningnya menunjukan beresiko malnutrisi dan atau dengan kondisi khusus. Hasil
asesmen gizi dicatat dan didokumentasikan oleh Ahli Gizi dalam dokumen rekam
medis pasien yaitu dalam lembar (form) asesmen gizi dan form pemberian informasi
dan pendidikan pasien dan keluarga. Selain itu ahli gizi juga melakukan pencatatan
dalam catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) dengan sistem SOAP
(Subyektif, Obyektif, Asesmen, Planing) sesuai dengan ketentuan penulisan CPPT
yang berlaku.
Untuk pasien baru rawat inap yang hasil skriningnya tidak beresiko malnutrisi
dan tidak dalam kondisi khusus tetap dilakukan edukasi gizi. Kegiatan edukasi Gizi
dilakukan pencatatan dan pendokumentasian dalam Form pemberian informasi dan
pendidikan pasien dan keluarga.
BAB V
PENUTUP

LAMPIRAN
1. Formulir Skrining MST ( Malnutrisi Screening Tool)
2. Formulir Asesmen Gizi

Panduan asesmen gizi pasien ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan teknik
pelaksanaannya diatur di dalam Standar Prosedur Operasional (SPO).

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURA RAHARJA


KORPRI PROVINSI JAWA TIMUR

dr. M. RIDHO ASSEGAFF,M.MKes


DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai