Menurut Fisika, fasa adalah keadaan termodinamik sistem dimana semua sifat fisik
materialnya seragam. Yang dimaksud dengan sifat fisik (properties) antara lain adalah
densitas, indeks bias, magnetisasi dan komposisi kimia. Secara sederhana, fasa merupakan
keadaan dimana suatu zat seragam secara kimia, dapat dibedakan secara fisik, dan dapat
dipisahkan secara mekanis. Sebagai contoh, pada sistem yang terdiri dari es dan air dalam
gelas, es batu adalah salah satu fase, air adalah fasa kedua, dan uap air adalah fasa ketiga.
Keadaan materi dalam fisika dapat dikatakan merupakan perbedaan bentuk suatu zat akibat
keadaan fasa dan keadaan material mikroskopik pembentuknya. Dalam kehidupan sehari-hari
terdapat 4 wujud materi yang umum teramati yaitu padat, cair, gas, dan plasma.
Padat
Pada keadaan padat, partikel material (ion, molekul, atom) berdekatan satu sama lain. Gaya
antar partikel sangat kuat sehingga partikel tidak dapat bergerak dengan bebas, namun dapat
bervibrasi relatif ditempatnya. Hal ini mengakibatkan zat padat mempunyai sifat stabil, serta
bentuk dan volume yang tetap. Zat padat dapat diubah bentuknya dengan memberikan gaya
yang cukup kuat untuk menandingi gaya tarik-menarik partikelnya.
Cair
Zat cair merupakan fluida (zat mengalir) incompressible yang mengikuti bentuk wadahnya.
Volume dari zat cair tetap pada keadaan suhu dan tekanan yang tetap. Pada zat cair, gaya
antar molekul tidak terlalu kuat sehingga memungkinkan pergerakan relatif antar atom
sehingga secara makroskopik dapat berubah bentuk. Zat padat yang melewati titik lelehnya
akan berubah menjadi zat cair.
Gas
Gas merupakan fluida yang compressible. Gas mempunyai sifat mengikuti dan mengisi
wadahnya. Pada keadaan gas, molekul gas mempunyai energi kinetik sehingga gaya antar
molekulnya relatif kecil. Jarak rata-rata antar molekul pada keadaan ini jauh lebih besar dari
ukurannya.
Plasma
Plasma tidak mempunyai bentuk dan volume tetap seperti gas. Akan tetapi plasma
mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki gas. SIfat-sifat tersebut antara lain konduktif
(elektrikal), menghasilkan medan magnet dan arus listrik, dan mempunyai respon kuat
terhadap gaya elektromagnetik. Pada keadaan ini, inti atom berenang di lautan elektron
yang terdisosiasi. Keadaan elektron pada plasma mirip lautan elektron bebas pada logam.
Hal inilah yang mengakibatkan plasma dapat menghantarkan listrik. Contoh keadaan plasma
dapat diamati pada api, kilat, percikan listrik, lampu flourescent, lampu neon, televisi
plasma, atau bintang di langit (termasuk matahari).
Gambar 1. Keadaan Materi Menurut Metode Klasik (wikipedia.org, 2013)
BOSE-EINSTEIN CONDENSATE
Bose-Einstein Condensate adalah keadaan materi dimana atom-atom yang secara independen
didinginkan hingga mendekati suhu nol mutlak (0 K atau -273.15C) bergabung kedalam
entitas mekanika kuantum tunggal. Pada kondisi temperatur yang sangat rendah ini, sejumlah
besar bosson menempati keadaan kuantum terendah dimana pada titik ini efek kuantum dapat
teramati pada skala makroskopik. Materi ini diprediksi oleh Satyendra Nath Bose dan Albert
Einstein pada 1924.
Konsep Bose-Einstein Condensate terlahir dari formulasi distribusi statistik partikel identik
yang mempunyai spin integer (bosson). Karena spin nya yang integer, bosson dapat
menempati keadaan kuantum yang sama dengan partikel bosson lain tanpa melanggar
larangan Pauli. Einstein kemudian memprediksi bahwa mendinginkan bosson hingga
mencapai suhu yang sangat dingin dapat menyebabkan partikel ini terkondensasi pada
keadaan kuantum terendah yang mungkin dicapai. Hal ini mengakibatkan dapat dibuatnya
bentuk baru dari keadaan materi.
EKSPERIMEN
Penemuan
Penemuan pertama dari keadaan materi ini dilakukan oleh Eric Cornell, dan Carl Wieman
pada 5 juni 1995 di JILA. Kondesat dibuat dengan teknik laser cooling dan magnetic
evaporative cooling pada Rb-87 sampai suhu dibawah 170 nano Kelvin. Tidak sampai
setengah tahun kemudian, Wolfgang Ketterle dari MIT berhasil memuat kondensate Na-23.
Kondensat penemuan Ketterle terdiri atas lebih dari 100 kali jumlah atom pada penemuan
pertama. Hal ini menyebabkan ialah orang pertama yang mampu melakukan pengamatan
interferensi mekanika kuantum antara dua buah kondensat. Cornell, Wieman and Ketterle
mendapatkan hadiah Nobel tahun 2001.
Gambar 3. Instrumen Teoritik Rancangan Hush (physicsworld.com)
Seperti yang diketahui bersama bahwa teknologi detektor skala nano saat ini sulit
berkembang akibat masalah perturbasi kuantum. Salah satu kandidat yang diajukan untuk
mengatasi hal ini adalah Kondensat Bose-Einstein. Para ilmuwan yakin bahwa detektor yang
presisi dalam mengukur rotasi, percepatan, dan gravitasi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan sifat gelombang dari atom. Kondensat Bose-Einstein memberikan harapan
baru akan hal tersebut.
Potensi lain dari penggunaan Kondensat Bose-Einstein adalah pada bidang pemrosesan
informasi kuantum. Berkembangnya kuantum komputer dengan dibangunnya D-WAWE
(kuantum komputer pertama, buatan NASA dan Google) membutuhkan material yang berada
pada state yang sama.
Sifat Intrinsik
Apa itu sifat intrinsik? sifat intrinsik yaitu sifat materi yang tidak bergantung pada ukuran dan
jumlahnya dalam materi tersebut.
Apa saja yang termasuk sifat intrinsik suatu materi?
Banyak sekali kelompok sifat intriknsik daintaranya : kalor jenis, sifat logam, warna, bau,
sifat asam, sifat basa, titik leleh, titik beku dan lain-lain.
Sifat Ekstrinsik
Apa itu sifat ekstrinsik? sifat ekstrinsik yaitu sifat materi yang bergantung pada ukuran dan
jumlahnya.
Apa saja yang termasuk kedalam sifat ekstrinsik suatu materi?
Bila kita amati sifat ekstrinsik kimia pada materi terdapat banyak juga, antara lain : ukuran,
volume, massa jenis. massa, Perubahan materi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Perubahan fisika
Perubahan fisika adalah perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat baru. Perubahan ini
terjadi karena hanya berupa perubahan wujud. Pada perubahan fisika, perubahan hanya dapat
terjadi pada bentuk, ukuran, dan warna materi. Contoh:
a. air menguap
b. es mencair
c. lampu pijar menyala
d. proses penyaringan
e. perubahan kawat aluminium menjadi lempengan aluminium
f. gula dilarutkan dalam air
Perubahan kimia
Perubahan kimia adalah perubahan pada suatu materi yang dapat menghasilkan materi jenis
baru. Materi jenis baru yang terbentuk memiliki sifat berbeda dengan sifat materi semula.
Contoh:
a. nasi membusuk
b. susu basi
c. makanan menjadi basi
d. telurasin,
e. besi berkarat
f. pembakaran kertas
Pada perkembangan selanjutnya ditemukan berbagai fakta yang tidak dapat dijelaskan oleh
teori tersebut, antara lain :
a. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.
b. Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
c. Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu
dengan unsur yang lain.
Kelebihan model Thomson : membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif
dalam atom. berarti atom bukan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan model Thomson : tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif
dalam bola atom tersebut.
Kelebihan dari Rutherford : membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan
elektron yang mengelilingi inti.
Kelemahan dari Rutherford : tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke
dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai
pemancaran energi sehingga lama kelamaan energi elektron akan berkurang dan
lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti
Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat
berpindahnya elektron. Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan spekrum
warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna
dari model atom Bohr.
Home
Makalah
Bank Soal
Berita
Materi
Kelas 10
Kelas 11
Kelas 12
Home atom kimia Penjelasan Tentang Elektron. Proton, Neutron sebagai Partikel Dasar
Atom
Teori atom Dalton menyatakan bahwa atom merupakan bagian terkecil dari materi. Pada
kenyataannya, atom dapat dibagi menjadi partikel penyusunnya yaitu elektron, neutron dan
proton. Hal ini dibuktikan berdasarkan penelitian tentang arus listrik pada gas bertekanan
rendah. Penelitian dimulai pada tahun 1855 oleh Heinrich Geissler, yang berhasil merancang
tabung gelas bertekanan rendah yang disebut tabung Geissler. Pada tahun 1859, Julius
Plucker menggunakan tabung Geissler alam percobaan elektrolisis gas, didalam tabung ia
memasang 2 plat elektrode, elektrode pada kutub positif disebut anode, sedangkan elektrode
pada kutub positif disebut katode. Setelah diberi tegangan tinggi, ia mengamati adanya berkas
sinar yang dipancarkan dari katode. Namun Plucker menganggap sinar tersebut sebagai
cahaya listrik biasa.
Pada tahun 1876, Eugene Goldstein, menggunakan teknik yang sama dengan Plucker, namun
ia menamakan berkas sinar yang dipancarkan dari katode sebagai sinar katode. Pertanyaan
yang muncul adalah apakah sinar katode itu sebagai gelombang elektromagnetik atau
partikel?
Wiliam Crookes, pada tahun 1880, memodifikasi tabung Geissler untuk membuat vakum
lebih baik, tabung ini disebut sebagi tabung Crookes. Pengamatan Crookes tehadap
karakteristik sinar katode dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada tahun 1891, George Johnston Stoney, berpendapat bahwa sinar katode adalah partikel,
ia menamakan sebagai elektron. Pada tahun 1897, J.J. Thomson membuktikan bahwa sinar
katode adalah merupakan berkas partikel, dengan menggunakan tabung sinar katode khusus.
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis sebaga e-.
Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang diketahui,
sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer. Elektron memiliki massa sekitar 1/1836
massa proton.
2. Proton
Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6 10-19 coulomb dan
massa 938 MeV (1.6726231 10-27 kg, atau sekitar 1836 kali massa sebuah elektron).
Pada tahun 1886, Eugene Goldstein, membuktikan adanya muatan positif. Pembuktian
dilakukan menggunakan tabung sinar katode dimana plat katode telah diberi lubang. Ia
mengamati jalannya sinar katode yang merambat menuju anode, tenyata terdapat sinar lain
yang bergerak dengan arah berlawanan melewati lubang pada plat katode. Oleh karena
arahnya berlawanan, maka sinar tersebut haruslah terdiri dari muatan positif.
3. Neutron
Neutron atau netron adalah partikel subatomik yang tidak bermuatan (netral) dan memiliki
massa 940 MeV/c2 (1.6749 10-27 kg, sedikit lebih berat dari proton.
Adanya penemuan neutron ini, membuat strukur atom semakin jelas, bahwa atom tersusun
atas inti atom dengan elektron mengelilingi pada lintasan kulitnya. Inti atom terdiri dari
proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan. Sedangkan elektron
bermuatan negatif