Anda di halaman 1dari 4

Reviewer/NIM Bagus Prabowo V/5212414011

Tanggal 7 November 2016


Topik Fracture Mechanic

Penulis Herdi Susanto, M. Ridha, Syifaul Huzni


Tahun 2012
Judul PERILAKU LELAH BAJA TAHAN KARAT AISI 304 DALAM
LINGKUNGAN KOROSIF
Jurnal Jurnal Teknik Mesin ISSN 2302-0245
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pp. 1- 10
Vol. & Halaman Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus
2012 hal 1-10

Metode Penelitian

Material yang digunakan adalah bajaan karat AISI 304 yang didapatkan dari. Gitamulia
Cemerlang dengan sentase komposisi kimia 18.28Cr, 8.1Ni71Mn, 0.44Si, 0.042C, 0.036P,
0.008S.at mekanik kekuatan tarik 563.30N/mm2 kekuatan luluh 219.20mm2 perpanjangan
67%. Ukuran dan dimensi spesimen nggunakan standar ASTM E466-96angentially Blending
Fillets), lihatmbar 1.

Mesin uji lelah yang digunakan tipe rotary bending Frekuensi 50 Hz dan putaran mesin 2900
rpm dan rasio tegangan R= -1 Pengujian kekasaran permukaan dilakukan dengan sistem acak
(2 spesimen)
dilakukan dengan sistem acak, untuk memastikan sistem grinding dan polishing yang
dilakukan sesuai dengan standar ASTM E-466 (kekasaran permukaan maksimum 2m).
Pembebanan dilakukan dari tingkat beban tertinggi 12 Kgf (0,9 x Tensile Strength) hingga
terendah pada batas lelah bahan (JulieA. Bannantine et. al, 1990:5)
ditunjukkan pada Gambar 2.
Hasil Dan Pembahasan

Hasil pengujian kekasaran permukaan dari baja tahan karat tipe AISI 304 ditunjukkan dalam
Tabel 1.

Uji Lelah

Gambar 9 menunjukkan kurva S-N dari baja tahan karat AISI 304, terlihat bahwa garis kurva
pada lingkungan udara laboratorium dengan batas lelah (endurance limit) 323.34 MPa,
sedangkan
pada lingkungan 3,5% NaCl kekuatan lelah baja menurun, hingga tegangan 277.15 MPa pada
siklus 1.7x107. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan lelah baja dipengaruhi oleh lingkungan
tempat baja tersebut beroperasi. Fenomena khusus yang ditunjukkan oleh baja tahan karat
AISI 304 dalam lingkungan 3,5% NaCl pada tegangan diatas 369.53 MPa, dimana kekuatan
lelahnya meningkat hingga 10 kali dari kekuatan lelah dalam lingkungan udara laboratorium.
Selanjutnya menurun seiring dengan menurunnya tegangan dan memotong garis kurva S-N
lingkungan udara hingga menuju tegangan 277.15 MPa.

Fenomena ini terjadi pada lingkungan 3,5% NaCl disebabkan karena larutan
3,5% NaCl berfungsi sebagai media pendingin sehingga deformasi plastis
akibat tegangan geser yang terjadi lebih kecil. Perputusan (rupture) yang terjadi
menunjukkan pola kegagalan getas (brittle failure) membentuk garis pantai (beach mark)
ditunjukkan pada foto Gambar 10. Baja tahan karat AISI 304 dalam lingkungan udara bersifat
ulet, deformasi plastis dan tegangan geser yang terjadi sangat besar ini dapat dilihat dari proses
pengujian dimana sebelum patah temperatur meningkat seiring waktu di area uji spesimen
Gambar 11.
Kesimpulan
Perilaku kurva S-N baja tahan karat AISI 304 dengan batas lelah lingkungan udara
laboratorium 323.34 MPa dan lingkungan 3,5% NaCl menurun, hingga tegangan 277.15 MPa
pada siklus 1.7x107 . Pola patahan pada tegangan 369,63 Mpa untuk lingkungan udara bersifat
ulet dan 3,5% NaCl bersifat getas. Tegangan 369,63 MPa dominasi kegagalan untuk
pertumbuhan ukuran pit dan retak oleh perambatan retak, antara panjang dan lebar oleh panjang
retak. Peningkatan siklus yang terjadi mengakibatkan nilai potensial permukaan spesimen
menurun dan densitas arus korosi meningkat.

Anda mungkin juga menyukai