Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK

TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR

ABSTRACT
Researches of electric field influence to the water evaporation level have been
done. These researches used parallel plat capacitors as electric field generators. Results
of these researches show that the percentage of evaporation water volume has second
power polynomial dependence to the electric field (V/m) in form %Vu = 6107E2
2.2103E+16.501. The evaporation of water is going to be faster when much hydrogen
bounding between water molecules are broken if the water temperature is increased. But
according to the results that the water temperature is not increased by the electric field, it
means that electric field cannot cause the water hydrogen bounding broken. So, the
evaporation of water is increased because the air temperature on the water surface is
increased too when the electric fields presence.

Keywords: water evaporation, electric field

1. PENDAHULUAN
Ide penelitian ini diawali oleh beberapa penelitian pendahuluan di bidang biofisika
yang memanfaatkan medan magnet. Penelitian-penelitian tersebut merupakan penelitian-
penelitian tugas akhir yang bertemakan pengaruh medan magnet terhadap
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman uji yang dilakukan oleh beberapa orang
mahasiswa yang menjadi bimbingan penulis 1,2,3). Pengaruh kenaikan suhu air pada
penelitian-penelitian tersebut sebagai akibat adanya medan magnet belum dapat
dihilangkan. Dari penelitian-penelitian tersebut didapatkan informasi bahwa air yang
berada pada media tanam mengalami peningkatan penguapan ketika berada di dalam
medan magnet. Apakah penguapan tersebut disebabkan oleh medan magnet, suhu air
yang meningkat atau suhu udara di atas permukaan air yang meningkat.
Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan penelitian berupa analisis pengaruh
medan magnet terhadap tingkat penguapan air dengan mengeliminir pengaruh kenaikan
suhu air akibat medan magnet menggunakan selimut dari aliran air sebagai pendingin
yang membungkus bejana yang digunakan 4). Dari penelitian tersebut tampak bahwa
hadirnya medan magnet justru memperlambat penguapan, artinya peningkatan
penguapan air di dalam medan magnet pada penelitian-penelitian mahasiswa sebelumnya
lebih disebabkan oleh meningkatnya suhu air dan suhu udara di atas permukaan air.
Penelitian tersebut kemudian diperluas lagi menjadi penelitian ini yaitu mengenai pengaruh
medan listrik terhadap penguapan air. Perluasan tersebut dimaksudkan agar informasi
yang diperoleh dapat lebih lengkap, mengingat medan magnet dan medan listrik
merupakan dua hal yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu sama lain. Selain itu
juga dimaksudkan agar penelitian ini dapat memberikan informasi penting yang dapat
menunjang rencana penelitian mengenai pertumbuhan dan perkembangan cocor bebek
(Kalanchoe piata Pers.) di sekitar medan listrik, medan magnet dan gelombang
elektromagnetik yang juga akan dilakukan oleh penulis bersama dengan rekan peneliti
lain.
Adapun penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan di bidang penelitian ini
adalah penelitian mengenai pengaruh medan listrik berfrekuensi tinggi (10 kHz 300 GHz)
terhadap tingkat penguapan air yang ada di udara 6). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa tingkat penguapan air yang ada di udara meningkat secara signifikan
dengan adanya medan listrik berfrekuensi tinggi tersebut. Perbedaan penelitian tersebut
dengan penelitian ini adalah digunakannya medan listrik konstan (tidak berfrekuensi) dan
berkekuatan tinggi di sekitar medan listrik ambang WHO.
Penelitian lain yang telah pula dilakukan adalah penelitian EHD
(Electrohydrodynamics) mengenai pengaruh medan listrik terhadap penguapan air yang
diam dan yang tidak mengalir 7). Dari penelitian tersebut didapatkan informasi bahwa
penggunaan medan listrik pada air yang diam menyebabkan meningkatnya penguapan air
namun tidak demikian halnya pada air yang mengalir. Perbedaan penelitian tersebut
dengan penelitian ini adalah pada penelitian ini (a) digunakan medan listrik berbentuk lurus
(tidak melingkar), (b) digunakan medan listrik dalam waktu yang cukup lama (10 hari), dan
(c) dihasilkannya bentuk ketergantungan penguapan air terhadap kuat medan listrik.
Penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini adalah simulasi dinamika molekul
air untuk mengamati ketergantungan densitas dan densitas polarisasi air ketika berada di
antara dua keping grafit bermuatan yang berbeda ukuran (9.8 9.2 dan 17.7 17.2 )
dan terpisah pada variasi jarak 8.0, 9.5, dan 16.4 , pada suhu 298 K (25 oC) dan tekanan
1 atm8). Dari hasil simulasi ini didapatkan bahwa penggunaan medan listrik menyebabkan
terjadinya penurunan densitas air seiring dengan peningkatan kekuatan medan listrik.
Hasil simulasi ini tentunya perlu dibuktikan dengan serangkaian eksperimen yang
mendukungnya.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya maka
permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh
medan listrik terhadap tingkat penguapan air sehingga dihasilkan ketergantungan laju
pengurangan volume air (Vh) terhadap kuat medan listrik (E), ketergantungan volume air
yang menguap (Vu) terhadap kuat medan listrik (E), ketergantungan prosentase volume air
yang menguap (%Vu) terhadap kuat medan listrik (E), dan pengaruh medan listrik terhadap
suhu udara di atas permukaan air.
Medan listrik yang digunakan dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan berbagai
macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan kapasitor keping sejajar
(Gambar 1).

Gambar 1. Kapasitor keping sejajar

Kuat medan listrik (E) yang timbul dalam ruang di antara kedua keping kapasitor adalah
E = V/d (1)

dengan E adalah kuat medan listrik di antara kedua keping (V/m atau N/C), V adalah kuat
sumber tegangan searah (Volt), dan d adalah jarak antar keping kapasitor (m).

2.METODE PENELITIAN
2.1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah solder listrik, gunting, mistar,
multimeter, sumber tegangan searah yang dapat divariasi besar tegangannya, tang
pemutus, termometer, gelas kimia, dan kipas angin kecil. Adapun bahan-bahan yang
digunakan adalah papan PCB 10 cm x 20 cm, papan, kabel listrik, isolasi listrik, timah
solder dan air.
2.2. Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data
Alat penelitian sebagaimana tampak pada Gambar 1 dipersiapkan sebanyak 3
buah dengan d yang berbeda-beda yaitu 20 cm, 15 cm dan 10 cm. Ketiga pembangkit
medan listrik tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan searah yang besarnya 880
V sehingga diperoleh kuat medan listrik yang besarnya 4400 V/m, 5867 V/m dan 8800
V/m. Di dalam setiap kapasitor tersebut diletakkan tiga buah gelas yang diisi air dengan
volume yang sama. Volume air yang tersisa diukur setiap hari selama 10 hari. Selain itu
juga dilakukan pengukuran suhu udara di atas permukaan air.

2.3. Pengolahan Data


Dari penelitian ini terlebih dahulu dibuat grafik volume air yang tersisa (V) versus
hari pengamatan untuk mendapatkan laju pengurangan volume air (Vh) untuk setiap variasi
kuat medan listrik (E). Setelah itu dibuat pula grafik volume air yang menguap (Vu) atau
prosentase volume air yang menguap (%Vu) versus kuat medan listrik (E).

3.HASIL DAN PEMBAHASAN


Gradien-gradien grafik pada Gambar 2 menunjukkan kelajuan pengurangan
volume air (Vh) untuk setiap variasi kuat medan listrik. Apabila kelajuan pengurangan
volume air (Vh) untuk setiap variasi kuat medan listrik tersebut diplot terhadap setiap
variasi kuat medan listrik maka didapatkan Gambar 3.

V/m, E = 5867 V/m, dan E = 8800 V/m.

Dari Gambar 3 tampak bahwa laju pengurangan volume air (Vh) semakin
bertambah seiring dengan meningkatnya kuat medan listrik (E) yang dikenakan pada air.
Ketergantungan Vh terhadap E ini berbentuk polinomial pangkat dua yaitu Vh =107E2
4104E+3.025 ml/hari. Bentuk ketergantungan ini merupakan bentuk ketergantungan
yang terbaik daripada bentuk ketergantungan lain yang sudah dicoba untuk diterapkan
seperti linear, eksponensial dan logaritmik.
Gambar 3. Laju pengurangan volume air (Vh) versus kuat medan listrik (E)

Gambar 4. Volume air yang menguap (Vu) versus kuat medan listrik (E)

Gambar 5. Prosentase volume air yang menguap (%Vu) versus kuat medan listrik (E) Jika
bentuk ketergantungan Vh terhadap E berbentuk polinomial pangkat dua maka bentuk
ketergantungan ini juga dijumpai pada ketergantungan volume air yang menguap (Vu)
terhadap kuat medan listrik (E) yaitu Vu =106E2 3.7103E+ 28.548 ml dan
ketergantungan prosentase volume air yang menguap (%Vu) terhadap kuat medan listrik
(E) yaitu %Vu = 6107E2 2.2103E+16.501, hal ini sebagaimana disajikan pada
Gambar 4 dan Gambar 5.
Akhirnya, berdasarkan Gambar 3 5 dapat disimpulkan bahwa medan listrik yang
diberikan kepada air dapat meningkatkan penguapan pada air tersebut. Air dapat
menguap lebih mudah apabila ikatan hidrogen yang mengikat antara molekul air yang satu
dengan yang lain mengalami pemutusan, sehingga molekul air berdiri sendiri-sendiri.
Putusnya ikatan hidrogen yang energi ikatnya sekitar 1 2 kalori hanya dapat terjadi jika
air mengalami kenaikan suhu, sedangkan suhu air dalam penelitian ini tidak mengalami
kenaikan atau perbedaan yang signifikan untuk semua variasi kuat medan listrik. Hal ini
dapat disimak pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Suhu air ketika diberi variasi medan listrik

E = 0 V/m E = 4400 V/m E = 5867 V/m E = 8800 V/m


Hari Suhu Sampel ( OC)
ke- ke-
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
0 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
2 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 25.5
3 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 25.5 26
4 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
5 27 27 27 27 27 27 27 27 27 26.5 27 26.5
6 27 27 27 26.5 27 27 27 27 27 26 27 26.5
7 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
8 27 27 26.5 27 26.5 26.5 26 27 27 26 26 26
9 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
10 27 27 27 26 26 26 26 26 26 26 26 26

Selain berdasarkan Tabel 1, untuk semakin memperkuat argumentasi bahwa kuat


medan listrik yang digunakan dalam penelitian ini tidak dapat memutuskan ikatan hidrogen
air maka berikut ini diberikan perhitungan rapat energi listrik yang ditimbulkan oleh medan
listrik yang digunakan di dalam penelitian ini dan dibandingkan dengan dengan rapat
energi listrik yang ada di dalam kedua molekul air yang memiliki ikatan hidrogen.
Jika W adalah energi yang disimpan oleh kedua keping kapasitor, V adalah volume
yang dibentuk oleh kedua keeping kapasitor, maka rapat energi listrik per satuan volume
yang ditimbulkan oleh medan listrik di antara dua keping kapasitor dapat dihitung dengan
cara sebagai berikut

u=W/V (2)

Lalu, mengingat energi yang disimpan oleh kedua keping kapasitor adalah
W = C.V 2 , (3)
dengan C adalah kapasitas kapasitor keping sejajar yang dimiliki oleh kedua keping yang
dapat dihitung dengan
C =k 0A/d (4)
dengan k adalah konstanta dielektrik untuk udara yang nilainya adalah 1,000059 , 0
11)

adalah permetivitas ruang hampa yang besarnya 8,851012 C2N-1m-2, A adalah luas keping
kapasitor dan d adalah jarak antar keeping kapasitor. Kemudian mengingat volume ruang
yang dibentuk oleh kedua keping kapasitor adalah
V =Ad , (5)
serta mengingat pula kuat medan listrik yang ada di antara kedua keping kapasitor
adalah10)
E = V/d (6)

dengan V adalah beda potensial (tegangan) pada kedua keping kapasitor maka
substitusi Persamaan (3) (6) ke Persamaan (2) menghasilkan rapat energi yang dimiliki
oleh kedua keping kapasitor bermuatan tersebut adalah
u= k0E2. (7)
Dari Persamaan (7) didapatkan rapat energi listrik per satuan volume yang dimiliki oleh
kuat medan listrik 4400 V/m, 5867 V/m dan 8800 V/m berturut-turut adalah 5.05109 J/m3,
8.99109 J/m3 dan 2.02108 J/m 3.

Selanjutnya, rapat energi listrik yang dimiliki oleh kedua molekul air yang diikat oleh ikatan
hidrogen dapat dihitung pula dengan menggunakan Persamaan (2) dengan menganggap
volume kedua molekul tersebut sama dengan volume 4 atom hidrogen dan 1 atom oksigen
yang masing-masing dianggap berbentuk bola dengan jari-jari 1010 m 12) dan energi ikatan
hidrogennya 2 kal. Dari penjelasan tersebut diperoleh perkiraan rapat energi listrik yang
tersimpan di dalam dua molekul air yang diikat dengan ikatan hidrogen tersebut adalah
3,31026 J/m3.

Dari perhitungan di atas tampak bahwa rapat energi listrik yang dimiliki oleh medan listrik
yang digunakan dalam penelitian ini jauh lebih kecil daripada perkiraan rapat energi listrik
yang dimiliki oleh molekul air maka dapat diperkirakan bahwa medan listrik yang
digunakan di dalam penelitian ini belum dapat memutuskan ikatan hidrogen air.
Meningkatnya laju penguapan air pada penelitian ini diduga disebabkan oleh
meningkatnya suhu udara di atas permukaan air. Dugaan meningkatnya suhu udara di
atas permukaan air akibat adanya medan listrik tersebut diperkuat oleh data pengukuran
suhu udara yang dilakukan dalam penelitian ini tetapi menggunakan kuat medan listrik
yang sedikit berbeda.

Tabel 2. Peningkatan suhu udara di atas permukaan air akibat adanya medan listrik

Kuat Medan Listrik (V/m) Suhu (C)


0 26
3333 26,6
6666 27,3
10000 28-29
Dari Tabel 2 tersebut tampak bahwa suhu udara meningkat ketika medan listrik
yang diberikan juga lebih besar. Jadi meningkatnya penguapan air oleh medan listrik lebih
diakibatkan oleh meningkatnya suhu udara di atas permukaan air sebagai akibat
keberadaan medan listrik.

4.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disusun
beberapa kesimpulan untuk penelitian ini, yaitu ketergantungan laju pengurangan volume
air (Vh) terhadap kuat medan listrik (E) yang diberikan pada air berbentuk polinomial
pangkat dua yaitu Vh =107E2 4104E+3.025 ml/hari. Selain itu didapatkan pula
ketergantungan volume air yang menguap (Vu) terhadap kuat medan listrik (E) yang
diberikan pada air berbentuk Vu =106E2 3.7103E+ 28.548 ml dan ketergantungan
prosentase volume air yang menguap (%Vu) terhadap kuat medan listrik (E) yang diberikan
pada air berbentuk %Vu = 6107E2 2.2103E+16.501. Secara umum dapat dinyatakan
bahwa peningkatan penguapan air diduga lebih disebabkan oleh meningkatnya suhu
udara di atas permukaan air daripada pemutusan ikatan hidrogen air.

DAFTAR PUSTAKA

1. Marjunus, R., 2006, Analisis Pengaruh Medan Magnet Terhadap Tingkat


Penguapan Air, Jurnal Ilmu Dasar, 7 (2): 140 145.

2. Chaffin, J. H., 1996, Evaporation of water using high frequency electric fields, US
Patent, 15th October 1996.

3. Lai, F.C., Huang, M., dan Wong, D. S., EHD Enhanced Water Evaporation, J.
Drying Tech., 22: 597 608.

4. Vaitheeswaran, S., Yin, H., dan Rasaiah, J. C., 2005, Water between Plates in the
Presence of an Electric . Field in an Open System, J. Phys. Chem. B, 109 (14): 6629
6635.

5. Halliday D., dan Resnick, R., 1978, Fisika Jilid 2, Diterjemahkan oleh Silaban, P.
dan Sucipto, E., Penerbit Erlangga, Jakarta.

6. Wangsness, R. K., 1979, Electromagnetic Fields, Penerbit John Wiley and Sons,
New York. USA.

7. Surya, Y., 2003, Fisika Itu Mudah, Penerbit PT. Sumber Daya MIPA, Jakarta.

8. Kittel, C., 1996, Introduction to Solid State Physics (Seventh Edition), Penerbit John
Wiley and Sons, Canada.

Anda mungkin juga menyukai