4
1
Uji semi kuantitatif protein dengan SDS Larutan BSA sampel diaquilot 100 L ke
PAGE dalam microtube. Kemudian ditambah 900
L larutan CBBS, dihomogenisasi, dan
didiamkan selama 2 menit. 1 ml larutan
sampel dan CBBS yang telah homogeny
dimasukan kedalam cuvvete. Larutan
campuran diukur absrobansinya pada
panjang gelombang 595 nm. Kurva baku dibuat
dengan cara memeriksa nilai absorbansi
sampel protein yang telah diketahui
konsentrasinya. Nilai absorbansi tersebut
kemudian diregresikan dan dibuat
persamaannya. Konsentrasi protein sampel
yang belum diketahui dapat diketahui
dengan cara memasukkan nilai absorbansi
sampel ke dalam persamaan.
Pada praktikum kali ini, digunakan 2 metode 2. Bis akrilamida, berfungsi sebagai cross
untuk menganalisis protein sampel yaitu linking agent yang membentuk kisikisi
metode Bradford dan metode SDS-PAGE. bersama polimer akrilamida. Kisikisi
Prinsip kerja dari metode Bradford adalah tersebut berfungsi sebagai saringan
pengikatan langsung larutan pewarna molekul protein. Perbandingan antara
coomassie brilliant blue G-250 oleh protein akrilamida dengan bis akrilamida adalah
yang mengandung residu asam amino 29:1.
dengan rantai samping aromatik seperti 3. Amonium persulfat (APS), berfungsi
Tyrosine, Tryptophan, dan Phenylanalin atau sebagai inisiator yang mengaktifkan
protein yang bersifat basa seperti Arginine, akrilamida agar bereaksi dengan molekul
Histidine, dan Leusin. Larutan pewarna akrilamida yang lainnya membentuk rantai
tersebut dapat membentuk 3 konformasi polimer yang panjang.
yaitu kation (merah), netral (hijau), dan 4. Deion sebagai pelarut
anion (biru). Dalam kondisi asam, pewarna 5. SDS berfungsi untuk menyeragamkan
cenderung terprotonasi sehingga muatan atau melinierasikan protein.
membentuk konformasi kation berwarna 5. Tris sebagai buffer.
merah yang terukur pada panjang 6.TEMED (tetrametilendiamin), berfungsi
gelombang 470 nm. Ketika berikatan sebagai katalisator reaksi polimerisasi
dengan protein, konformasinya akan stabil akrilamid menjadi gel poliakrilamid
unprotonated dan berwarna biru yang sehingga dapat digunakan dalam
terukur pada panjang gelombang 595 nm. pemisahan protein[5]. Ada empat tahap
Analisis protein menggunakan metode ini utama dalam analissis protein metode SDS-
sensitivitasnya sangat tinggi terhadap PAGE yaitu pembuatan gel akrilamida,
pengotor di dalam sampe. Rentang penyiapan sampel, elektroforesis dan
konsentrasi yang dapat diukur 0-2000 destaining. Pembuatan gel dilakukan
g/mL[2]. dengan cara mencampur akrilamida dengan
bis-akrilamida agar membentuk gel yang
Prinsip kerja dari metode SDS-PAGE yaitu terbuat dari poliakrilamida. Reaksi ini
memisahkan rantai polipeptida berdasarkan dikatalisis oleh TEMED dan APS. Penyiapan
berat molekulnya dan kemampuan untuk sampel dilakukan dengan cara mencampur
bergerak dalam arus listrik. SDS merupakan sampel dengan buffer tris kemudian
deterjen anionik yang dapat memberikan diresuspensi dan dipanaskan. Elektroforesis
muatan listrik negatif pada protein dalam diawali dengan memuat sampel dan ladder
sampel. SDS bersifat sebagai deterjen yang ke dalam sumur pada stacking gel.
mengakibatkan ikatan dalam protein Elektroforesis dilaksanakan menggunakan
terputus membentuk protein yang dapat tegangan 100V selama 2 jam atau sampai
terelusi dalam gel begitu juga warna biru mencapai dasar gel. Setelah itu
mercaptoetanol. Pada SDS-PAGE, gel gel dilepas dari pelat kaca. Destaining
poliakrilamid yang digunakan adalah dilakukan dengan cara merendam gel pada
stacking gel dan separating gel. Stacking larutan methanol dan asam asetat sampai
gel berfungsi untuk menahan sampel, warna latar belakang hilang dan pita protein
sedangkan separating gel berfungsi untuk terlihat dengan jelas. Gel diletakkan dalam
memisahkan sampel berdasarkan deion agar awet[6].
ukurannya. Stacking gel dan separating gel
memiliki komposisi yang sama, yang Berikut adalah gambar gel akrilamida hasil
membedakan hanya konsentrasi gel SDS-PAGE. Ladder yang ada tidak tampak
poliakrilamid pembentuknya, dimana jelas, sehingga ditambah ladder ColorPlus.
konsentrasi stacking gel sebanyak 6% pada
pH 6,8 sedangkan separating gel 8% pada
pH 8,8. Komponen penting yang
membentuk gel poliakrilamida adalah:
1. Akrilamida, sebagai senyawa utama yang
menyusun gel dan merupakan senyawa
karsinogenik.
Absorbansi
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi
Konsentrasi
Sampel Absorbansi (mg/mL)
a 0.488 0.0240
Gambar 1. Gel Hasil Elektroforesis SDS-
PAGE b 0.788 0.2787
c 0.928 0.3977
Pada Gambar 1 dapat dilihat pita protein d 0.871 0.3492
tebal yang berada di bagian tengah gel. Jika e 1.151 0.5871
dibandingkan dengan ladder, pita tersebut f 1.191 0.6210
memiliki berat protein 66.4 kDa. Protein g 1.442 0.8342
BSA memiliki berat 66.4 kDa sehingga h 1.375 0.7773
dapat disimpulkan bahwa pita tersebut milik
protein BSA[7]. Selain protein BSA, terdapat Tabel 1. Konsentrasi Sampel Protein BSA
pita lain yang berada di bagian atas gel. Hal
tersebut menandakan kontaminasi sampel Dari Tabel 1 dapat dilihat hasil perhitungan
BSA oleh protein lain. Jika sampel BSA persamaan yang didapat dari regresi nilai
tersebut murni maka tidak akan terdapat absorbansi dengan konsentrasi. Makin
pita lain pada gel. Sampel BSA yang tinggi nilai absorbansi makin tinggi pula
digunakan merupakan protein buatan konsentrasi yang didapat.
sehingga kontaminasi dapat dipengaruhi
oleh grade sampel tersebut. Sampel yang Metode Bradford digunakan untuk
digunakan memiliki grade rendah sehingga mengukur konsentrasi protein sedangkan
masih terdapat protein lain dalam sampel metode SDS-PAGE digunakan untuk
tersebut. mengukur berat protein. Konsentrasi yang
terukut pada metode Bradford merupakan
Berikut ini adalah kurva baku hasil regresi konsentrasi seluruh jenis protein yang
nilai absorbansi dengan nilai konsentrasi terdapat dalam sampel (jika sampel protein
sampel yang telah diketahui. Dari regresi tidak murni) sedangkan metode SDS-PAGE
tersebut didapat persamaan, yaitu y = mengukur berat protein per jenis. Tiap pita
1.1774x + 0.4598. Dengan memasukkan merupakan protein dengan berat molekul
nilai absorbansi sampel sebagai nilai y tertentu. Walaupun memiliki keluaran yang
dapat ditemukan nilai konsentrasi sampel. berbeda, kedua metode memiliki hubungan.
Pada tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai
absorbansi berbanding lurus dengan