Anda di halaman 1dari 9

KAIDAH DASAR BIOETIKA dan

PENERAPANNYA

Disusun oleh:

MUTIARA NUR ADINDA


102013298
C7

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA


2013/2014
Pendahuluan
Di zaman modern yang serba canggih saat ini.Ilmu Pengetahuan terus
berkembang.Tak terkecuali di bidang Kedokteran dalam hal pengobatan dan terapi.
Namun,kemajuan teknologi yang pesat ini tidak serta merta menghalangi daya pikir
Masyarakat yang kian kritis dalam mempertanyakan keadaan kesehatannya pada
Dokter.Dahulu,Masyarakat sangat mempercayai dan menuruti apa yang Dokternya
katakan.Namun,sekarang seiring dengan perkembangan zaman.Masyarkat semakin
mengerti dan dapat menolak apa yang Dokternya minta.Agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam hubungan kerelasian Dokter-Pasien maka harus ada etika
yang mengaturnya.
Hal ini,membuat Childress & Beauchamp dalam bukunya The Principles of
Biomedical Ethics memaparkan adanya 4 Kaidah Dasar Bioetika yang berfungsi
sebagai pegangan moral bagi Dokter dalam melaksanakan profesinya.

Isi

Definisi
Kaidah Dasar Bioetika adalah bahan tinjauan dari etika yang berupa kaidah dasar
yang berlaku normatif ketika Dokter menghadapi kasus kongkrit di klinik.
Ada 4 Kaidah Dasar Bioetika;
Beneficence
Non-maleficence
Justice
Autonomy

Rumusan Masalah
BENEFICENCE
Dalam artian biasa,Beneficence berarti bersikap baik.Beneficence dilakukan
ketika kondisi Pasien dalam keadaan umum atau wajar.Sehingga Dokter akan
melakukan yang terbaik demi kepentingan Pasiennya.Dengan kata lain
seorang Dokter harus mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan
(alturisme),menghormati martabat Manusia,serta memandang
pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan Dokter.

NON-MALEFICENCE
Dalam konteks prima facienya (berubah menjadi atau dalam keadaan) Pasien
dalam keadaan gawat darurat sehingga dibutuhkan suatu intervensi medik
dalam rangka menyelamatkan nyawanya.Dokter harus melakukan suatu
tindakan untuk mencegah Pasien beresiko kehilangan sesuatu yang
penting.Dan tindakan Dokter haruslah baik dan tidak membuat derita
Pasien.Serta,tindakan Dokter terbukti efektif sehingga manfaatnya lebih
banyak dari kerugian Dokter.
JUSTICE
Membahas hak-hak orang lain selain diri Pasien itu sendiri.Disini,seorang
Dokter harus dapat membedakan orang lain selain Pasien khususnya mereka
yang sama atau setara dalam mengalami gangguan kesehatan diluar diri
Pasien,serta membahas hak-hak sosial Masyarakat atau komunitas disekitar
Pasien.Dokter diperlukan untuk memberlakukan segala sesuatu secara
universal,dan memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi
yang sama pula.

AUTONOMY
Konteks Autonomy berkaitan dengan hak-hak Pasien yang sudah dewasa dan
matang pikirannya dalam mengambil keputusan mengenai penentuan nasibnya
sendiri.Prinsipnya,Autonomy harus bersifat sukarela berdasarkan keinginan
Pribadi Pasien dan tanpa paksaan dari pihak lain bahkan dari Dokter
sendiri.Disini,Dokter tidak dibenarkan untuk menginterupsi keputusan Pasien
demi keuntungan pribadi.Autonomy sendiri sangat berkaitan dengan informed
consent (surat persetujuan tindakan medik) karena suatu tindakan medis
terhadap Pasien harus mendapatkan persetujuan (otoritasi) dari Pasien
tersebut,setelah Ia diberi Informasi dan memahaminya.

Pembahasan
Dalam makalah ini akan dijelaskan berbagai penerapan Kaidah Dasar Bioetik dalam
kehidupan sehari-hari yang dalam hal ini akan dicontohkan melalui skenario Dokter
Bagus.
1) Paragraf 1
Dokter Bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari
Kota.Setiap harinya Ia bertugas di sebuah Puskesmas yang hanya ditemani oleh
seorang mantri,hal ini merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap
harinya banyak warga Desa yang datang berobat karena Puskesmas tersebut
merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang ada.Dokter Bagus bertugas dari
pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan Ia harus mengobati
Pasien di malam hari bila ada warga Desa yang membutuhkan pertolongannya.
Pada kalimat yang digaris bawahi.tampak Dokter Bagus mempraktekan prima
facie Benefience dalam kehidupannya.Dalam hal ini,Beneficence yang
dilakukan oleh Dokter Bagus termasuk pada poin;
1. Mengutamakan alturisme (menolong tanpa pamrih,rela berkorban demi
Kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat Manusia.
3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak sejauh hanya menguntungkan
Dokter.
1. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang.
8. Memaksimalisasi kebahagiaan/prefensi Pasien
10. Kewajiban menolong Pasien gawat darurat
13. Memaksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus.

2) Paragraf 2 baris ketiga


Pasien pertama adalah seorang Ibu,datang dengan keluhan demam 2 hari yang lalu
Disertai batuk dan pilek.Setelah memeriksa pasien tersebut dr. Bagus memberikan
Beberapa macam obat dan vitamin serta nasihat agar istirahat yang cukup.
Pada paragraf diatas,digambarkan dr. Bagus menerima Pasien seorang Ibu
yang mengeluhkan demam.Pasien dalam keadaan wajar dan umum,sehingga
dr. Bagus hanya memeriksa dan memberikan obat serta nasihat untuk
beristirahat yang cukup.dr. Bagus menggunakan Beneficence dalam poin;
1. Mengutamakan alturisme (menolong tanpa pamrih,rela berkorban demi
demi kepentingan orang lain).
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat Manusia.
3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan
Dokter.
4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya.
5. Paternalisme,bertanggung jawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal Manusia.
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
11. Menghargai hak-hak Pasien secara keseluruhan
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.
16. Menerapkan golden rule principle

3) Paragraf 3
Pasien kedua adalah seorang anak balita tampak lemah digendong oleh Ibunya.
Ibunya mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang buang air besar.
Setelah memeriksaan anak tersebut,dr.Bagus menyarankan agar anak tersebut
Dirawat di rumah sakit yang berada di kota.Namun,Ibu tersebut menolak karena
Tidak mempunyai uang untuk berobat.baiklah kalau begitu,saya akan memberi
Ibu obat dan ORALIT untuk anak Ibu,nanti ibu berikan obat tersebut sesuai
Dengan aturan dan usahakan anak Ibu minum oralit sesering mungkin,nanti sore
Setelah selesai tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat kondisi keada
-an anak ibukata dr.Bagus.pak mantri,tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini
dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat oralit pada ibu inikata dr.Bagus
kepada pak mantri.
Pada paragraf ini,dr.Bagus menggunakan Beneficence.Yang terdapat dalam
poin;
1. Mengutamakan alturisme (menolong tanpa pamrih,rela berkorban demi
kepentingan orang lain).
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.
3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan
dokter.
4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan
keburukannya.
5. Paternalisme,bertanggung jawab/berkasih sayang.
6. Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia.
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/prefrensi pasien.
9. Minimalisasi akibat buruk.
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.
15. Memberikan obat yang berkhasiat namun murah.
16. Menerapkan golden rule principle

4) Paragraf 4
Pasien ketiga adalah seorang anak laki-laki.Pasien tersebut menderita keganasan
Stadium lanjut.Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan di
Rumah sakit.Namun,keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut.
Orangtua pasien bukanlah orang kaya sehingga mereka tak mampu membeli obat-
Obatan kemoterapeutik yang mahal.Tetapi orang tua pasien ingin anaknya
Mendapat pengobatan lebih lanjut.Dokter Bagus menjelaskan kepada orangtuanya
Bahwa kondisi anaknya tidak dapat ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka
Untuk membeli obat-obatan mahal tersebut.Dokter Bagus ragu apakah Ia harus
Mengatakan pada mereka untuk tidak usah membeli obat itu.Karena berdasarkan
Pengetahuannya pada penyakit ini,beberapa pasien meninggal walaupun telah
Diterapi dengan kemoterapi penuh.Pada pemeriksaan fisik pada pasien ini telah
Timbul asites dan pasien tampak sesak.Dokter Bagus menjelaskan kepada
Orangtua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk
Sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat-obat kemoterapeutik.Pak,yang
Hanya saya dapat lakukan adalah memberi obat-obatan penunjang agar anak
Bapak tidak terlalu menderitakata dr.Bagus sambil menyerahkan obat kepada
Orang tua pasien.
Pada paragraf empat ini,dr.Bagus masih menggunakan prinsip KDB
Beneficence pada pasien ketiganya.Karena dapat dibuktikan pada poin;
1. Mengutamakan alturisme (menolong tanpa pamrih,rela berkorban demi
kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat Manusia.
3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan
dokter.
4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya.
5. Paternalisme,bertanggung jawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia.
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/prefrensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.
13. Maksimalisasi kepuasan teringgi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus- menerus.
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah.
16. Menerapkan golden rule principle

5) Paragraf 5
Saat mempersilahkan pasien keempatnya masuk keruang periksa,dr.Bagus terkejut
Karena serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda
Yang tidak sadarkan diri.Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk
Menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada
Pemuda tersebut.Ketika yang lain sibuk membaringkan pemuda yang tidak
Sadarkan diri tersebut,salah satu orang mengatakan bahwa pemuda tersebut
Telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam mesin penggilingan padi dan
Setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan
Dari mesin penggilingan padi.Pada pemeriksaan,dr.Bagus mendapatkan telapak
Tangan pemuda tersebut tampak bengkak,dan pada pemeriksaan lebih lanjut
Ternyata tulang-tulang ditelapak tangan tersebut hancur.Dokter Bagus bertanya
Kepada orang-orang yang mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada
Keluarga dari pemuda tersebut.Dari serombongan orang tadi keluar seorang
Perempuan,ia mengatakan bahwa ia adalah istri dari pemuda tersebut.Dokter
Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan suaminya dan tindakan yang harus
Dilakukan adalah amputasi.
Walau dengan berat hati,istri pemuda tersebut menyetujui tindakan yang akan
Dilakukan dokter Bagus.Sambil bersimbah peluh,dokter Bagus akhirnya
Menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami
Kecelakaan tersebut.Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil,akhirnya pasien
Diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok
Datang kembali untuk kontrol.
Pada skenario ini,dr.Bagus menggunakan kombinasi KDB yaitu Justice dan
Non-maleficence.Pada bagian ini,Penulis menjelaskan KDB Justice dengan
tinta merah,dan KDB non-maleficence dengan tinta biru.
Justice dijelaskan dalam poin;
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal.
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang
sama.
4. Menghargai hak sehat pasien.
5. Menghargai hak hukum pasien.
6. Menghargai hak orang lain.
8. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA,status sosial,
dll.
9. Tidak melakukan penyalahgunaan.
Non-maleficence dijelaskan dalam poin;
1. Menolong pasien emergensi.
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah
Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat) atau beresiko
hilangnya sesuatu yang penting (gawat)
Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut.
Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif.
Manfaat bagi pasien lebih banyak dari pada kerugian dokter (hanya
mengalami resiko minimal).
3. Mengobati pasien yang luka.
4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
5. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien.
6. Tidak memandang pasien hanya sebagai obyek.
9. Menghindari misrepresentasi dari pasien.
10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
13. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/kerumah
sakitan yang merugikan pihak pasien/keluarganya.

6) Paragraf 6
Pasien keempat adalah seorang bapak berusia 55 tahun diantar oleh anak laki-
Lakinya datang dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada
Serta punggungnya.Dari hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat
Tidak teratur.Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung
Sehingga ia membuat surat rujukan kerumah sakit yang berada di kota.Setelah
Menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya,pasien
Pulang dengan membawa surat rujukan tersebut.
Pada skenario ini,Dokter Bagus menggunakan prinsip Beneficence pada
pasiennya.Dapat dilihat dalam poin;
1. Mengutamakan alturisme (menolong tanpa pamrih,rela berkorban untuk
kepentingan orang lain).
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.
3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan
Dokter.
4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan
dengan keburukannya.
5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang.
6. Menjamin kehidupan minimal manusia.
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/prefresnsi pasien.
9. Minimalisasi akibat buruk.
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.
14. Menerapkan golden rule principle
7) Paragraf 7
Walau telah memasuki siang hari,pasien kelima adalah seorang Ibu muda yang
Sangat cerewet,karena begitu masuk si ibu tadi sudah mengeluh berbagai
Macam keluhan.Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan
Segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK
cepat tepat langganannya yang berada di kota,jauh dari puskesmas.Dari lab
klinik ini dr.Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan
pasien yang ia kirim kesitu.Pernah dua bulan yang lalu dengan 20 pasien yang
ia kirim,ia memperoleh Rp.300.000,-
Pada bagian ini,dr.Bagus telah melanggar prinsip Beneficence dan moral
etiknya sebagai seorang Dokter.Poin-poin Beneficence yang telah dilanggar
oleh dr. Bagus adalah;
1. Mengutamakan alturisme (menolong tanpa pamrih,rela berkorban demi
kepentingan orang lain).
3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan
dokter.
4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya.
5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang.
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/prefrensi pasien.
9. Minimalisasi akibat buruk.
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.
12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan.
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan mengenai kasus dokter Bagus, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dokter Bagus melaksanakan segala tugas praktek kedokterannya berdasarkan prinsip-
prinsip yang ada di dalam kaidah bioetika kedokteran, yaitu beneficence, non
maleficence, justice dan autonomi.

Sesuai prinsip beneficence dokter Bagus memberikan usaha yang terbaik untuk
kesembuhan pasien. Ia mengutamakan kepentingan pasien. Kemudian sesuai prinsip
non maleficence, dokter bagus mengutamakan keselamatan pasien, terutama pada saat
pasien dalam keadaan darurat. Yang ketiga sesuai prinsip justice, dokter Bagus
mengutamakan keadilan baik untuk pasien itu sendiri maupun orang lain selain pasien
yang lebih membutuhkan pertolongannya. Dan yang terakhir menurut prinsip
autonomi, dokter Bagus mengutamakan hak-hak pasien dalam mengambil keputusan
tentang penanganan terhadap penyakit yang pasien alami dan menghormati hak
pasien dalam menentukan nasibnya sendiri.Prinsip-prinsip dalam bioetik tersebut
dapat diterapkan dalam menghadapi pasien, sehingga terciptanya situasi yang, baik
bagi hubungan dokter dan pasien demi kesembuhan pasien itu sendiri.
Daftar Pustaka

1994. Beauchamp,Tom & Childress,James.Principle of Biomedical Ethics. Oxford


Universtiy Press.

Anda mungkin juga menyukai