TINJAUAN PUSTAKA
diatas normal atau tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan
lebih keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke setiap sel didalam tubuh
(Wijoyo, 2011).
140 mmHg (sistolik) atau lebih yang diukur ketika ia sedang duduk dan
sebanyak tiga kali pengukuran dan tekanan darah tersebut bertahan selama
darah secara konsisten berada diatas normal. Hipertensi terjadi bila diameter
arteri berkurang atau bila volume darah yang melalui arteri meningkat.
13
14
Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah pada usia dewasa (18 tahun) menurut
The Joint National Committee (JNC) VI.
Tekanan Darah (mm Hg)
Kategori
Sistolik Diastolik
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130 139 85 89
Hipertensi
Stage 1 140 159 90 99
Stage 2 160 179 100 109
Stage 3 180 110
Sumber: Ridwan (2011).
2.1.2 Klasifikasi
2011).
2. Hipertensi Sekunder
(Ridwan, 2011).
15
2.1.3 Etiologi
2. Hipertensi Sekunder
dengan hipertensi pertama kali pada usia diatas 50 tahun atau yang
2) Ras
berusia antara 18-49 tahun dan 2/3 yang berusia diatas 50 tahun
menderita hipertensi.
resistensi insulin.
4) Usia
seiring dengan bertambahnya usia. Bagi kaum pria, hal ini terjadi
lebih cepat dari pada kaum wanita. Pria cenderung memiliki tekanan
natrium. Akan tetapi tidak ada standar sensitif natrium. Studi lainnya
(Anonimous, 2011).
6) Rokok
lapisannya menjadi tebal dan kasar. Hal ini dapat memperberat kerja
7) Alkohol
(Beavers, 2008).
2.1.5 Patofisiologi
sakit dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki
ischemic.
21
dan kanan saat tidur dan berdiri. Funduskopi dengan klasifikasi Keith-
ventrikel kiri meningkat akibat dari dilatasi ventrikel kiri. Bila S3 dan S4
bising sekitar kiri kanan umbilikus (renal arteri stenosis). Arteri radialis,
arteri femoralis dan arteri dorsalis pedia harus diraba. Tekanan darah
dibetis harus diukur minimal sekali pada hipertensi umur muda kurang dari
2.1.8 Pengobatan
1) Thiazide Diuretik
ginjal membuang garam dan air dalam bentuk urine, sehingga sedikit
2) Beta-Blocker
yang bersama dengan zat kimia lainnya yang disebut adrenalin, yang
hidrocloride.
nisoldipin.
4) Penghambat ACE
cilazapril, trandolapril.
5) Alpha-Blocker
metildopa, moxonidin.
7) Angiotensin
1) Laboratorium :
b) Hemoglobin/hematokrit.
f) TSH
2) Foto thoraks
restriktif).
2.1.10 Prognosis
2.1.11 Komplikasi
2.1.12 Penatalaksanaan
2007).
2.1.13 Penanganan
seperti yang telah disebutkan oleh Lyrawati (2008), bahwa efek samping dari
obat Calcium Channel Blocker (CCB) yaitu kemerahan pada wajah, pusing
dihidropiridin, nyeri abdomen dan mual karena terpengaruh oleh influks ion
olah raga secara teratur, diet rendah lemak & garam, dan terapi komplementer
hipertensi dikarenakan memiliki efek samping yang sedikit. Jenis obat yang