Anda di halaman 1dari 5

33

IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH


KOTA MAKASSAR (STUDI DI DISPENDA KOTA MAKASSAR)

Oleh:
ISMAIL
Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar
MANAN SAILAN
Dosen Jurusan PPKn FIS UNM

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Pajak Restoran di Kota
Makassar, seberapa besar sumbangsih Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah serta
Hambatan yang dihadapi dalam hal pemungutan Pajak Restoran. Penelitian ini merupakan
penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian adalah dokumen
penerimaan Pajak Restoran. Adapun sampel dalam penelitian adalah penerimaan pajak dalam
tiga tahun terkahir, yaitu 2011, 2012 dan 2013. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul dianalisis dengan analisis
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pemungutan Pajak
Restoran dalam tiga tahun terakhir berjalan dengan baik, karena rata-rata realisasi penerimaan
103%. Sedangkan sumbangsih Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Makassar dengan rata-rata sebesar 9.03%. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pemungutan Pajak Restoran di Kota Makassar yaitu, masih ada Wajib Pajak yang
belum memahami cara pengisian Formulir SPTPD, masih ada Wajib Pajak yang tidak tepat
waktu untuk melaporkan Formulir SPTPD nya ke DISPENDA, masih ada Wajib Pajak yang
tidak melaporkan dengan benar penjualannya, adanya Wajib Pajak yang tidak membayar
pajaknya. Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi hambatan tersebut yaitu, dengan
mengadakan sosialisasi tentang kepatuhan Wajib Pajak untuk membayar Pajaknya dengan
tepat waktu, dengan mengadakan pemanggilan melalui Surat kepada Wajib Pajak yang
terlambat melakukan pembayaran, dengan melakukan pemeriksaan atau penungguan kepada
Wajib Pajak yang membayar tidak sesuai yang sebenarnya, dikenakan sanksi berupa
punishment dengan pemasangan tanda/stiker/spanduk pada alamat usaha dan pemuatan pada
media massa baik cetak mapupun elektronik.

Kata Kunci : Pajak Daerah


34

PENDAHULUAN kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan


Dalam mewujudkan pemerintahan yang peraturan perundang- undangan.2
lebih baik, maka lahirlah semangat reformasi Kewenangan daerah yang dimaksud adalah
sebagai jawaban dari masa orde baru. Perwujudan mencakup kewenangan dalam seluruh bidang
dari pada reformasi yang telah dicanangkan oleh pemerintahan kecuali kewenangan dalam bidang
pemerintah salah satu diantaranya adalah politik luar negeri, pertahanan keamanan,
menyangkut otonomi Daerah. Pasal 18 UUD NRI peradilan, moneter dan fiskal, agama serta
1945 mengatur: (1) Negara Kesatuan Republik kewenangan bidang lain karena ini menjadi
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan kewenangan pusat. Di mana kewenangan bidang
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, lain tersebut meliputi kebijakan tentang
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu perencanaan nasional dan pengendalian
mempunyai pemerintahan daerah, yang dengan pembangunan nasional secara makro, dana
undang-undang. (2) Pemerintahan Daerah provinsi, perimbangan keuangan, sistem administrasi negara
Daerah kabupaten, dan kota mengatur dan dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut pembardayaan sumber daya manusia,
asas otonomi dan tugas pembantuan.1 pendayagunaan, sumber daya alam serta teknologi
Dalam ketentuan itu, antara lain, ditegaskan tinggi yang strategis, konservasi, dan standarisasi
bahwa pemerintah Daerah (baik provinsi, nasional.
kabupaten, maupun kota) mengatur dan mengurus Dengan pemberian otonomi kepada daerah
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi hal ini memungkinkan bagi setiap daerah mengatur
dan tugas pembantuan. Penegasan ini menjadi sendiri urusan rumah tangganya demi mewujudkan
dasar hukum bagi seluruh pemerintahan (termasuk penyelenggaraan pemerintah yang bermuara pada
menetapkan peraturan Daerah dan peraturan peningkatan kesejahteraan rakyat yang berada pada
lainnya) secara lebih leluasa dan bebas serta sesuai wilayah Daerah tersebut. Untuk menunjang
dengan kebutuhan, kondisi, dan karakteristik pembangunan yang ada di daerah maka perlu dana
Daerahnya masing-masing, kecuali untuk urusan yang cukup, guna mencapai pembangunan yang
pemerintahan yang dinyatakan oleh undang- bermuara pada kesejahteraan rakyat.
undang sebagai urusan pemerintah pusat. Anggaran yang digunakan untuk mengurus
Asas otonomi memberikan kesempatan sendiri urusan rumah tangganya tidak hanya
pada setiap daerah dalam membangun serta mendapatkan dana dari Pemerintah Pusat sehingga
mewujudkan kesejahteraan rakyat dalam wilayah menuntut adanya usaha dari Pemerintah Daerah.
otonominya. Penyelengaraan dan pembangunan di Untuk itu maka daerah dituntut mampu untuk
daerah dengan segenap kemampuan serta potensi menggali potensi daerah masing-masing sebagai
yang dimiliki, harus dimanfaatkan sebesar- Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tidak dapat
besarnya dengan disertai dengan kebijaksanaan dan diabaikan rendahnya PAD suatu Daerah berakibat
langkah-langkah yang tepat guna mewujudkan pada perkembangan Daerah.
tujuan pembangunan Daerah. Bagaimanapun juga Pendapatan Asli
Suatu daerah dibentuk berdasarkan Daerah yang merupakan sumber pendapatan
pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi Daerah sendiri harus senantiasa ditingkatkan agar
Daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah dapat menyelenggarakan pemerintahan Daerah
penduduk, luas daerah, dan pertimbangan lain yang yang baik.
memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah. Dengan demikian perlu upaya dalam
Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No meningkatkan PAD mealalui jalur yang sesuai
32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu, dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 175
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan Pemerintah Daerah mengatur sumber pendapatan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan Daerah terdiri atas: (a) pendapatan asli Daerah
yang selanjutnya disebut PAD, yaitu: (1) hasil
pajak Daerah; (2) hasil retribusi Daerah; (3) hasil
pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan;
2
1
Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
1945 Pemerintahan Daerah
35

dan lain-lain PAD yang sah; (b) dana perimbangan; TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
dan (c) lain-lain pendapatan Daerah yang sah.3 Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui
Undang-Undang Pajak Daerah dan implementasi Pajak Restoran di Kota Makassar. (2)
Retribusi Daerah membedakan dua jenis Pajak Untuk mengetahui seberapa besar sumbangsih
Daerah, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten Pajak Restoran dalam meningkatkan Pendapatan
atau Kota. Adapun jenis Pajak Kabupaten atau Asli Daerah di Kota Makassar. (3) Untuk
Kota terdiri atas: (1) Pajak Hotel, (2) Pajak mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi
Restoran, (3) Pajak Hiburan, (4) Pajak Reklame, dalam hal implementasi Pajak Restoran di Kota
(5) Pajak Penerangan Jalan, (6) Pajak Mineral Makassar.
Bukan Logam dan Batuan, (7) Pajak Parkir, (8) Manfaat: (1) Bagi Pemerintah, yaitu
Pajak Air Tanah, (9) Pajak Bumi dan Bangunan sebagai bahan pertimbangan, khususnya untuk
Perdesaan dan Perkotaan, serta (10) Bea Perolehan pihak yang terkait agar dapat meningkatkan
Hak atas Tanah dan Bangunan.4 pendapatan Daerah terkhusus Pajak Daerah. (2)
Dengan adanya amanat dari undang- Bagi lembaga Universitas, yaitu sebagai
undang, maka pemerintah Daerah dapat melakukan penambahan referensi atau bahan rujukan untuk
pengumpulan dana melalui apa yang telah lebih memperkaya ilmu pengetahuan, khususunya
termaktub dalam undang-undang. Kota Makassar dalam bidang yang diteliti. (3) Bagi penulis, yaitu
sebagai salah satu Daerah otonomi yang berada di sebagai wahana untuk melatih dan menambah
wilayah Propinsi Sulawesi Selatan yang juga pengetahuan dalam menulis karya tulis ilmiah serta
sebagai ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan terus melatih diri dalam melakukan penyelasaian
berusaha menggali potensi-potensi keuangan masalah melalui metode ilmiah. (4) Bagi Pembaca,
Daerah agar dapat meningkatkan penerimaan bagi yaitu sebagai referensi dan acuan yang dapat
Pendapatan Asli Daerah untuk tercapainya digunakan jika hendak mengadakan penelitian
penyelenggaraan pemerintah maju dan sejahtera. lebih lanjut untuk bidang yang serupa.
Salah satu potensi yang terus digali adalah Pajak METODE PENELITIAN
Daerah. Adapun variabel penelitian dalam
Pajak Daerah mempunyai peranan yang penelitian ini adalah Implementasi PERDA No 3
sangat penting dalam kehidupan suatu Daerah, Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah Kota Makassar.
khususnya dalam pembangunan karena pajak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
merupakan sumber pendapatan Daerah, terlebih kualitatif, yang mendeskripsikan Implementasi
dengan makin kuatnya kedudukan Daerah yang PERDA No 3 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah
bersifat otonomi sebagaimana telah ditetapkan Kota Makassar dalam hal implementasi
dalam Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara pemungutan Pajak Restoran di kota Makassar.
Republik Indonesia 1945. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Di antara bermacam-macam Pajak Daerah adalah penelitian Ex Post Facto.
tersebut salah satunya adalah Pajak Restoran, di Implementasi PERDA yang dimaksud
mana Potensi Pajak Restoran sangat menjanjikan. disini adalah suatu pelaksanaan pemungutan Pajak
Hal ini dikarenakan keberadaan Restoran di Daerah, dalam hal ini adalah implementasi
Makassar jumlahnya cukup banyak. Untuk ketentuan Bab IV Pajak Restoran Peraturan Daerah
mewujudkan hal ini maka pemerintah kota Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2010 Tentang
Makassar dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Pajak Daerah Kota Makassar. Pajak Restoran yang
Kota Makassar terus berusaha meningkatkan dimaksud disini adalah Pajak Restoran yang harus
pendapatan Daerah pada sektor ini melihat bahwa dibayar oleh Wajib Pajak yang terdata oleh Dinas
Pajak Restoran cukup besar. Pendapatan Daerah Kota Makassar
Berdasarkan uraian diatas menjadikan Populasi dalam penelitian ini adalah
inspirasi bagi penulis untuk meneliti tentang Pajak dokumen penerimaan Pajak Restoran. Adapun
Restoran, dengan judul Implementasi PERDA Sampel penelitian adalah dokumen penerimaan
Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah Kota Pajak Restoran dalam tiga tahun terakhir, yaitu
Makassar (Studi Di DISPENDA Kota Makassar) 2011, 2012 dan 2013.
Dalam pengumpulan data penelitian guna
3
Ibid menjawab rumusan masalah yang diangkat dikenal
4
pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 beberapa teknik pengumpulan data penelitian,
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
36

yaitu wawancara, angket dan dokumentasi. sebesar Rp. 46.197.366.000 dan penerimaan yang
Pengambilan data guna mendukung dan menjawab diterima sebesar Rp. 52.029.379.326. Jadi pada
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian tahun 2013 terdapat kelebihan sebesar Rp.
ini, maka penulis menggunakan teknik 5.832.013.326.
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan Melihat pencapaian target Pajak Restoran
dokumentasi digunakan analisis deskriptif dalam tiga tahun terakhir dapat kita nyatakan
kualitatif, dimana data yang diperoleh di organisasi bahwa pemungutan Pajak Restoran telah berjalan
dalam kategori, dijabarkan kedalam unit-unit, lalu dengan baik, karena rata-rata pencapaian target
dipilih mana yang penting yang bisa disajikan Pajak Restoran adalah 103%.
untuk dibuat sebuah kesimpulan guna menjawab Pajak Restoran merupakan bagian dari
permasalahan penelitian. Pajak Daerah secara keseluruhan. salah satu
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN sumber Pendapatan Asli Daerah adalah Pajak
Sejak Agustus 2012, berdasarkan Peraturan Daerah. sumbangsih Pajak Restoran terhadap
Walikota No. 973/687/KEP/2012) Pajak Restoran Pendapatan Asli Daerah.
di Dinas Pendapatan Kota Makassar memakai Pada tahun 2011 realisasi Pajak Restoran
sistem Self Assesment. Yaitu sistem pengenaan sebesar Rp. 36.014.223.069 dan realisasi
pajak yang memberi kepercayaan kepada wajib Pendapatan Asli Daerah secara kesuluruhan
pajak untuk menghitung, memperhitungkan, sebesar Rp. 351.692.552.588, jadi sumbangsih
membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah
terutang. secara keseluruhan pada tahun tersebut sebesar
Adapun cara pemungutan Pajak Restoran 10%.
secara Self Assesment adalah: (1) Menggunakan Pada tahun 2012 realisasi Pajak Restoran
Formulir SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak sebesar Rp. 42.964.316.389 dan realisasi
Daerah) kepada Wajib Pajak untuk mengisi sendiri pendapatan daerah secara kesuluruhan sebesar Rp.
laporan penjualannya pada Bulan berjalan dan 484.972.799.508, jadi sumbangsih Pajak Restoran
melaporkan ke Dispenda pada Bulan berikutnya terhadap Pendapatan Asli Daerah secara
dan sekaligus membayar Pajaknya ke Dispenda. keseluruhan pada tahun tersebut sebesar 8,8%.
(2) Setelah ada pembayaran, Dispenda Sedangkan pada tahun 2013 realisasi Pajak
mengeluarkan bukti STBP ( Surat Tanda Bukti Restoran sebesar Rp. 52.029.379.326 dan
Pembayaran ) pada loket pembayaran dan penerimaan Pajak Daerah secara kesuluruhan
diterbitkan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) sebesar Rp. 621.044.899.301, jadi sumbangsih
sebagai dasar bahwa telah terjadi pembayaran. Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah
Realisasi penerimaan Pajak Restoran dalam secara keseluruhan pada tahun tersebut sebesar
tiga tahun terakhir rata-rata sebesar Rp. 8,3%. Untuk lebih memperjelas lagi sumbangsih
43.669.306.261,33 penerimaan tertinggi pada Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah
tahun 2013 dengan realisasi penerimaan sebesar dalam tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut.
Rp. 52.029.379.326. Sedangkan realisasi Hambatan yang dihadapi dalam
penerimaan terkecil itu pada tahun 2012 dengan pemungutan Pajak Restoran adalah, masih ada
realisasi penerimaan Rp. 42.964.316.389. Wajib Pajak yang belum memahami cara pengisian
Pada tahun 2011 realisasi Pajak Restoran Formulir SPTPD, masih ada Wajib Pajak yang
tidak mencapai target yang telah ditentukan. tidak tepat waktu untuk melaporkan Formulir
Tingkat persentase pada tahun 2011 adalah 99%, SPTPD nya ke DISPENDA, masih ada Wajib
akan tetapi hasil cukup memuaskan karena sisa 1% Pajak yang tidak melaporkan dengan benar
sekitar Rp. 302.886.927. penjualannya, adanya Wajib Pajak yang tidak
Pada tahun 2012 realisasi Pajak Restoran membayar pajaknya.
tidak mencapai target yang telah ditentukan. PENUTUP
Tingkat persentase pada tahun 2012 adalah 96%. Hasil penelitian menunjukkan: (1)
Dalam hal ini realisasi Pajak Restoran tahun 2012 Implementasi Pajak Restoran dalam tiga tahun
mengalami penurunan dibanding tahun 2011. tahun terakhir berjalan dengan baik dengan rata-
Pada tahun 2013 realisasi Pajak Restoran rata realisasi 103%. (2) Sumbangsih Pajak
melebihi target yang telah ditentukan dengan Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah dalam
persentase 113%. Penerimaan yang ditargetkan tiga tahun terakhir mengalami penurunan. Pada
37

tahun 2011 kontribusi Pajak Restoran terhadap Rochmat Soemitro, ____, Pengantar
Pendapatan Asli Daerah sebesar 10%, pada tahun Singkat Hukum Pajak, PT Eresco,____,
2012 kontribusi Pajak Restoran terhadap Sarman, Mohammad Taufik Makarao,
Pendapatan Asli Daerah sebesar 8,8% dan pada 2011, Hukum Pemerintahan Daerah Di
tahun 2013 kontribusi Pajak Restoran terhadap Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta,
Pendapatan Asli Daerah sebesar 8,3%. (3) Sekretariat Jenderal MPR RI, 2011,
Hambatan yang dihadapi dalam pemungutan Pajak Panduan Pemasyarakatan Undang-
Restoran, yaitu, masih ada Wajib Pajak yang Undang Dasar Negara Republik
belum memahami cara pengisian Formulir SPTPD, Indonesia Tahun 1945 Dan Ketetapan
masih ada Wajib Pajak yang tidak tepat waktu Majelis Permusyawaratan Perwakilan
untuk melaporkan Formulir SPTPD nya ke Rakyat Indonesia, SEKJEN MPR RI,
DISPENDA, masih ada Wajib Pajak yang tidak Jakarta,
melaporkan dengan benar penjualannya. Solly Lubis, 2009, Ilmu Pengetahuan
Mengacu pada saran penelitian maka disarankan: Perundang-undangan, Mandar Maju,
(1) Menggalakkan sosialisasi terhadap Wajib Pajak Bandung.
akan kepatuhan dalam membayar pajak dan Waluyo, Wirawan B Ilyas, 2002,
mensosialisasikan akan pentingnya Pajak Daerah Perpajakan Indonesia, Salemba Empat,
untuk menunjang PAD suatu Daerah. (2) Jakarta,
Meningkatkan pengawasan yang ketat terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajibannya. Rebublik Indonesia 1945
(3) Penerapan sanksi yang tegas bagi Wajib Pajak Undang-Undang Nomor 32 Tahun
yang melanggar aturan tentang Pajak sesuai 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 28 Tahun
DAFTAR PUSTAKA 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Abdoel Djamali, 2010, Pengantar Retribusi Daerah
Hukum Indonesia, Rajawali Pers, Undang-Undang Nomor 12 Tahun
Jakarta. 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Ade Riansyah Putra, 2013, Perundang-undangan.
Pengelolaan Pajak Restoran Di Kota Undang-Undang Nomor 33 Tahun
Makassar, Skripsi. UNHAS, Makassar. 2004 Perimbangan Keuangan Antara
Boediono, 2001, Perpajakan Indonesia Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Teori Perpajakan Kebijaksanaan Daerah.
Perpajakan Pajak Luar Negeri, Diadit Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010
Media, Jakarta. Tentang Pajak Daerah Kota Makassar.
Bohari, 2010, Pengantar Hukum Pajak,
Rajawali Pers, Jakarta.
Dasril Radjab, 2005, Hukum Tata
Negara Indonesia, Rineka Cipta,
Jakarta.
Erly Susandy, 2011, Hukum Pajak,
Salemba Empat, Jakarta.
Fidel, 2010, cara memahami masalah-
masalah perpajakan, Murai Kencana,
Jakarta
Indra Ismawan, 2001, Memahami
Reformasi Perpajakan 2000, Elex
Media Komputindo.
J. Wajong, 1975, Azas Dan Tujuan
Pemerintahan Daerah, Djambatan,
Jakarta.
Mardiasmo, 2002, Perpajakan Edisi
Revisi Tahun 2002, Andi, Yogyakarta,

Anda mungkin juga menyukai