Anda di halaman 1dari 5

NOISE-INDUCED HEARING LOSS

Liza Salawati

Abstrak. Gangguan pendengaran merupakan salah satu penyakit akibat kerja. Lingkungan
kerja yang bising sebagai dampak dari sektor industri. Hal ini merupakan penyebab tersering
terjadinya hearing loss. Di seluruh dunia, 16% hearing loss pada orang dewasa disebabkan
oleh lingkungan kerja yang bising. The National Institute of Health melaporkan bahwa
sekitar 15% orang Amerika yang berusia 20-69 mengalami hearing loss sehubungan dengan
kegiatan kerja. Noise-induced hearing loss (NIHL) merupakan gangguan pendengaran akibat
terpapar bising di suatu lingkungan kerja dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus.
NIHL merupakan jenis tuli sensorineural dan umumnya terjadi pada kedua telinga. Faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya NIHL adalah : intensitas dan lamanya pemaparan
bising, frekuensi bising, usia dan Jenis Kelamin. Penanganan hearing loss harus dilakukan
secara menyeluruh dimana dimulai dari pencegahan hingga tahap rehabilitatif. Apabila
pekerja mengalami tuli sensorineural koklea yang sifatnya menetap, dan tidak dapat diobati
dengan obat maupun pembedahan, maka prognosisnya kurang baik. Oleh karena itu
pencegahan sangat penting. (JKS 2013; 1: 45-49)

Kata kunci : Noise-induced hearing loss, penyakit akibat kerja, kebisingan

Abstract. Hearing loss is one of the occupational diseases. A noisy occupational environment
is an effect of industrial sector, which is one of the most common cause of hearing loss. In the
world, 16% of hearing loss in adults is caused by noisy occupational environment. The
National Institute of Health reported that approximately 15% of Americans between the ages
of 20 and 69 are suffering from hearing loss which relate to occupation. Noise-induced
hearing loss (NIHL) is a hearing disorder which caused by a long period and continuous
exposure to noise at work. NIHL is one kind of sensoryneural deafness and usually happens
in both ears.Factors that influenceNIHL are the intensity and duration of noise exposure,
noise frequency, age and sex. The treatment of hearing loss must be done comprehensively,
which started from the preventiveto the rehabilitative stage. If a worker suffers from
permanent cochlear-sensoryneural deafness and can not be cured by medication and
surgery, so its prognosis is not good. Therefore, the prevention is very important.
(JKS 2013; 1: 45-49)

Key words : Noise-induced hearing loss, occupational disease, noise

Pendahuluan Amerika yang berusia 20-69 mengalami


Penyakit akibat kerja yang berhubungan hearing loss sehubungan dengan kegiatan
dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh kerja. Oleh karena kebisingan dapat
pemajanan di lingkungan kerja. Gangguan menyebabkan hearing loss, maka
pendengaran merupakan salah satu pemerintah membuat standar yang
penyakit akibat kerja. Lingkungan kerja mengatur paparan kebisingan yang
yang bising sebagai salah satu dampak dari diperbolehkan.3 Gangguan pendengaran
sektor industri. Hal ini merupakan akibat kebisingan atau yang lebih dikenal
penyebab tersering terjadinya gangguan dengan Noise-Induced Hearing Loss
pendengaran (hearing loss). Di seluruh (NIHL) memiliki gejala secara bilateral
dunia, 16% hearing loss pada orang dan simetris pada kedua telinga, biasanya
dewasa disebabkan lingkungan kerja yang mempengaruhi frekuensi yang lebih tinggi
bising.1,2 The National Institute of Health1 (3k, 4k atau 6kHz) dan kemudian
melaporkan bahwa sekitar 15% orang menyebar ke frekuensi yang lebih rendah
(0.5k, 1k atau 2k Hz). Dampak dari
gangguan ini adalah kurangnya
Liza Salawati adalah Dosen Bagian Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran konsentrasi, iritasi, kelelahan, sakit kepala,
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh gangguan tidur, hingga berdampak kepada

45
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 13 Nomor 1 April 2013

kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu pekerjaan yang berisiko tinggi terhadap
sangatlah penting bagi pihak industri terjadinya trauma akustik ini adalah
maupun pekerja memahami tentang NIHL militer.9
sehingga dapat melakukan pencegahan
untuk mengatasi permasalahan ini.2 2. Noise Induced Permanent Threshold
Shift
Noise-induced hearing loss Noise Induced Permanent Threshold Shift
NIHL merupakan gangguan pendengaran (NIPTS) merupakan ketulian akibat
akibat terpapar bising di suatu lingkungan pemaparan bising yang lebih lama dan atau
kerja dalam jangka waktu yang lama dan intensitasnya lebih besar. Jenis tuli ini
terus menerus. NIHL merupakan jenis tuli bersifat permanen. Faktor-faktor yang
sensorineural dan umumnya terjadi pada merubah NITTS menjadi NIPTS adalah :
kedua telinga.4 Bising adalah semua suara masa kerja yang lama di lingkungan bising,
yang tidak dikehendaki yang bersumber tingkat kebisingan dan kepekaan seseorang
dari alat- alat proses produksi dan alat-alat terhadap kebisingan.5 NIPTS terjadi pada
kerja yang pada tingkat tertentu dapat frekuensi bunyi 4000 Hz. Pekerja yang
menimbulkan gangguan pendengaran. mengalami NIPTS mula-mula tanpa
Secara audiologik bising adalah campuran keluhan, tetapi apabila sudah menyebar
bunyi nada murni dengan berbagai sampai ke frekuensi yang lebih rendah
frekuensi. Bising dengan intensitas (2000 Hz dan 3000 Hz) keluhan akan
berlebih dapat merusak organ timbul. Pada mulanya seseorang akan
pendengaran.5,6 mengalami kesulitan untuk mengadakan
pembicaraan di tempat yang ramai, tetapi
Klasifikasi bila sudah menyebar ke frekuensi yang
1. Noise Induced Temporary Threshold lebih rendah maka akan timbul kesulitan
Shift untuk mendengar suara yang sangat lemah.
Noise Induced Temporary Threshold Shift Notch bermula pada frekuensi 30006000
(NITTS) atau biasa dikenal dengan trauma Hz setelah beberapa lama gambaran
akustik merupakan istilah yang dipakai audiogram menjadi datar pada frekuensi
untuk menyatakan ketulian akibat pajanan yang lebih tinggi. Kehilangan pendengaran
bising atau tuli mendadak akibat ledakan pada frekuensi 4000 Hz akan terus
hebat, dentuman, tembakan pistol atau bertambah dan menetap setelah 10 tahun
trauma langsung ke telinga. Trauma ini dan kemudian perkembangannya menjadi
menyebabkan kerusakan pada saraf di lebih lambat.4,5
telinga bagian dalam akibat pajanan
akustik yang kuat dan tiba-tiba. Seseorang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
yang pertama kali terpapar suara bising a. Intensitas dan lamanya Pemaparan
akan mengalami berbagai gejala, gejala Bising
awal adalah ambang pendengaran Dalam menentukan nilai ambang batas tiap
bertambah tinggi pada frekuensi tinggi. negara memiliki standarnya masing-
Pada gambaran audiometri tampak sebagai masing. Untuk Indonesia, nilai ambang
notch yang curam pada frekuensi 4000 batas faktor fisika ditempat kerja sudah
Hz, yang disebut juga acoustic notch. diatur dalam keputusan menteri tenaga
Gangguan yang dialami bisa terjadi pada kerja RI no. KEP-51/MEN/1999.10
satu atau kedua telinga.4,7,8 Pada tingkat
awal terjadi pergeseran ambang
pendengaran yang bersifat sementara,
apabila penderita beristirahat diluar
lingkungan bising maka pendengarannya
akan kembali normal. Salah satu bidang

46
Liza Salawati, Noise-Induced Hearing Loss

Tabel 1 Nilai Ambang Kebisingan10


Waktu Pemaparan (per hari) Intensitas (dB)
8 85
4 88
Jam
2 91
1 94
30 97
15 100
7,5 103
Menit
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,75 Detik 127
0,88 13
0,44 133
0,22 136
0,11 139

b. Frekuensi Bising reissner.7,11 Daerah yang pertama terkena


Frekuensi yang sering menyebabkan adalah sel-sel rambut luar yang
kerusakan pada organ Corti di koklea menunjukkan adanya degenerasi yang
adalah bunyi dengan frekuensi 3000 Hz meningkat sesuai dengan intensitas dan
sampai dengan 8000 Hz, gejala timbul lama paparan. Stereosilia pada sel-sel
pertama kali pada frekuensi 4000 Hz. rambut luar menjadi kurang kaku sehingga
Hearing loss biasanya tidak disadari pada mengurangi respon terhadap stimulasi.
percakapan dengan frekuensi 500 Hz, 1000 Dengan bertambahnya intensitas dan
Hz, 2000 Hz dan 3000 Hz 25 dB. Apabila durasi paparan akan dijumpai lebih banyak
bising dengan intensitas tinggi terus kerusakan seperti hilangnya stereosilia.
berlangsung dalam waktu yang cukup lama Daerah yang pertama kali terkena adalah
akan mengakibatkan ketulian.4,5 daerah basal. Dengan hilangnya stereosilia,
sel-sel rambut mati dan digantikan oleh
c. Usia dan Jenis Kelamin jaringan parut. Semakin tinggi intensitas
Hearing loss sering terjadi pada pria paparan bunyi, sel-sel rambut dalam dan
dibandingkan pada wanita, dengan rasio sel-sel penunjang juga rusak. Dengan
9,5 : 1. Usia rata-rata berkisar pada usia semakin luasnya kerusakan pada sel-sel
produktif yaitu antara usia 20-50 tahun.11 rambut, dapat timbul degenerasi pada saraf
yang juga dapat dijumpai di nukleus
Patofisiologi pendengaran pada batang otak.1,2,11
Paparan bising mengakibatkan perubahan Gangguan pendengaran akibat paparan
sel-sel rambut silia dari organ Corti. bising terus-menerus harus dibedakan dari
Stimulasi dengan intensitas bunyi sedang trauma akustik. Gangguan pendengaran
mengakibatkan perubahan ringan pada trauma akustik terjadi akibat paparan
sillia dan hensens body, sedangkan singkat (satu kali) langsung diikuti dengan
stimulasi dengan intensitas tinggi pada gangguan pendengaran permanen.
waktu pajanan yang lama akan Intensitas rangsangan suara umumnya
mengakibatkan kerusakan pada struktur sel melebihi 140 dB dan sering bertahan
rambut lain seperti mitokondria, granula selama < 0,2 detik. Trauma akustik
lisosom, lisis sel dan robek membran menyebabkan terjadinya robekan membran

47
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 13 Nomor 1 April 2013

timpani dan gangguan pada dinding sel 2. Pemasangan peredam, penyekat


sehingga tercampur perilimfe dan mesin dan bahan-bahan penyerap
endolimfe. Trauma akustik juga dapat suara.
menyebabkan cedera tulang c. Sesuai dengan penyebab ketulian,
2,11
pendengaran. penderita sebaiknya dipindahkan
kerjanya dari lingkungan bising ataupun
Diagnosis menggunakan ear protector seperti :
Ada berbagai tes untuk mendiagnosis 1. Penggunaan ear plug/mold yaitu
jenis dan tingkat keparahan hearing loss, suatu alat yang dimasukkan ke dalam
yaitu:2,12 konduksi udara, audiometri telinga, alat ini dapat meredam suara
konvensional atau standar, bone bising sebesar 30-40 dB;
conduction, pengenalan kata, immittance 2. Ear muff/valve, dapat menutup
akustic, emisi otoacoustic, auditory sendiri bila ada suara yang keras dan
brainstem response dan audiometri. membuka sendiri bila suara kurang
keras;
Penatalaksanaan 3. Helmet, suatu penutup kepala yang
Penanganan hearing loss harus dilakukan melindungi kepala sekaligus sebagai
secara menyeluruh dimulai dari pelindung telinga.
pencegahan hingga tahap rehabilitatif. d. Menerapkan sistem komunikasi,
Bagi pekerja yang belum atau sudah informasi dan edukasi serta menerapkan
terpajan dengan kebisingan diberikan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)
perlindungan menurut tata cara medis secara ketat dan melakukan pencatatan
berupa:2,10,11,13 dan pelaporan data. Pemasangan poster
dan tanda pada daerah bising adalah
1. Monitoring paparan bising salah satu usaha yang dapat dilakukan.
a. Melakukan identifikasi sumber bising :
1. Menilai intensitas bising dan 2. Pemeriksaan pendengaran para pekerja
frekuensinya. Tujuannya untuk dengan audiometri nada murni, yang
menilai keadaan maksimum, rata- terdiri atas :
rata, minimum, fluktuasi jenis a. Pengukuran pendengaran sebelum
intermiten dan steadiness bising. karyawan diterima bekerja di
Untuk pengukuran bising dipakai alat lingkungan bising (pre employment
Sound Level Meter. Ada yang hearing test). Termasuk masyarakat
dilengkapi dengan Octave Band yang berada di lingkungan bising
Analyser; diperiksa pendengarannya.
2. Mencatat jangka waktu terkena b. Pengukuran pendengaran secara
bising. Makin tinggi intensitas berkala dan teratur 6 bulan sekali.
bising, jangka waktu terpajan yang Agar didapatkan gambaran dasar dari
diizinkan menjadi semakin pendek. kemampuan pendengaran pekerja
Hal ini sudah ditetapkan dalam dan masyarakat di lingkungan bising.
keputusan menteri tenaga kerja RI
no. KEP-51/MEN/1999 tentang nilai 3. Bila hearing loss sudah mengganggu
ambang batas faktor fisika di komunikasi dapat dicoba dengan
tempat kerja. pemasangan alat bantu dengar (hearing
b. Pengurangan jumlah bising di sumber aid). Jika dengan hearing aid masih
bising : susah untuk berkomunikasi maka
1. Pengurangan bising di tahap diperlukan psikoterapi agar dapat
perencanaan mesin dan bangunan menerima keadaanya. Latihan
(engineering control program); pendengaran (auditory training)
bertujuan agar penderita dapat

48
Liza Salawati, Noise-Induced Hearing Loss

menggunakan sisa pendengarannya 2. Nandi, SS and Dhatrak, SV. Occupational


dengan alat bantu dengar, secara efisien Noise Induced Hearing Loss in India.
dapat dibantu dengan membaca gerakan India Journal of Occupational and
ucapan bibir (lip reading), mimik dan Environment Medicine. 2008. Vol 12,
gerakan anggota badan serta bahasa issue 2. 53-56.
3. American Hearing Research Foundation.
isyarat untuk dapat berkomunikasi. Bila
Noise Induced Hearing Loss. 2012.
penderita mendengar suaranya sendiri 4. Kirchner, DB et al. Occupational Noise-
sangat lemah, maka dapat dilakukan Induced Hearing Loss. American Journal
rehabilitasi suara agar dapat of Occupational and Environmental
mengendalikan volume, tinggi rendah Medicine. 2012. Vol 54. 106-108.
dan irama percakapan. Pada penderita 5. Alberti, PW. Occupational Hearing Loss.
yang telah mengalami tuli total bilateral Editor : Snow JB. Ballengers Manual of
dapat dipertimbangkan pemasangan Otorhinolaryngology Head and Neck
implan koklea. Surgery. Sixteenth Edition.. London : BC
Decker. 2003.
6. Nelson, D, Nelson, R, Concha-Barrientos,
Prognosis
M, Fingerhut, M. The Global Burden of
Apabila pekerja mengalami tuli
Occupational Noise-induced Hearing
sensorineural koklea yang sifatnya Loss. American Journal of Industrial
menetap dan tidak dapat diobati dengan Medicine. 2005 : 1-15.
obat maupun pembedahan, maka 7. Dobie, R. Idiopathic Sudden
prognosisnya kurang baik. Oleh karena itu Sensorineural Hearing Loss. Editor:
pencegahan sangat penting.11 Snow JB. Ballengers Manual of
Otorhinolaryngology Head and Neck
Kesimpulan Surgery. Sixteenth Edition. London : BC
Penyakit akibat kerja yang berhubungan Decker. 2003.
dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh 8. Schwaber, M. Trauma to the Middle Ear,
pemajanan faktor risiko di lingkungan Inner Ear, and Temporal Bone. Editor :
Snow JB. Ballengers Manual of
kerja. Hearing loss merupakan salah satu
Otorhinolaryngology Head and Neck
penyakit akibat kerja. Noise-induced Surgery. Sixteenth Edition. London : BC
hearing loss merupakan gangguan Decker. 2003.
pendengaran akibat terpajan bising di suatu 9. Altmann, J. Acoustic Weapons- A
lingkungan pekerjaan dalam jangka waktu Prospective Assessment. Science and
yang lama dan terus menerus. Hearing loss Global Security. 2001. Vol 9. 165-234.
dapat sangat mempengaruhi pekerjaan dan 10. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI no.
kualitas hidup pekerja. Pengaruh bising KEP-51/ Men/1999 tentang Nilai Ambang
tidak hanya pada fungsi pendengaran Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
namun dapat juga mengganggu psikis 11. Ologe, F, Olajide, T, Nwawolo, C,
pekerja. Penanganannya harus dilakukan Oyejola, B. Deterioration of noise-
induced hearing loss among bottling
secara menyeluruh dimulai dari
factory workers. The Journal of
pencegahan hingga tahap rehabilitatif. Laryngology and Otology. 2008. Vol 8.
Bagi pekerja yang belum atau sudah 786-794.
terpajan bising diberikan perlindungan 12. Hall and Lewis. Diagnostic Audiology,
menurut tata cara medis. Prognosis kurang Hearing Aids and Habilitation Options.
baik pada tuli seonsorineural koklea oleh Editor : Snow JB. Ballengers Manual of
karena sifatnya menetap, dan tidak dapat Otorhinolaryngology Head and Neck
diobati dengan obat maupun pembedahan. Surgery. Sixteenth Edition. London : BC
Decker. 2003.
Daftar Pustaka 13. Joem. Noise Induced Hearing Loss. Joem
1. Mathur, N. Noise-Induced Hearing Council on Scientific Affairs. 2003. Vol.
Loss Treatment & Management. 2012. 45. 579-581.

49

Anda mungkin juga menyukai