Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FAKTOR IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN ANTENATAL

CAREDI PUSKESMAS SIWALANKERTO KECAMATAN WONOCOLO


KOTA SURABAYA

Hidayatun Mukaromah, Saenun


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya
Email : hidayatun89@gmail.com

Abstrack : Antenatal care indicated in pregnant women not only when illness and need some
treatment, but control and treatment of pregnant women to prevent abnormalities in
pregnancy, so that mothers and children healthy and safe. Antenatal care is very important
to ensure the pregnancy process,childbirthuntil post partum that could walk normally and
healthy. The purpose of this study was to analyze the factors of pregnant women to antenatal
care visits. This study is an observational study with a quantitative approach. This includes
cross-sectional study with a sample of 54 respondents. The sampling technique used was
simple random sampling. The independent variables in this study were age, parity,
knowledge, education, attitude, completeness health facilities, family support and support
health workers, while the dependent variables is antenatal care visits. The results of this
research obtained through questionnaires and analyzed using the chi-square test for the
presence of correlation between pregnant women to antenatal care visits. The results showed
all the variables have a significant relationship to the antenatal care visit with a value of =
0.5.

Keywords : behaviour, pregnancy, Antenatal Care

ABSTRAK
Asuhan antenatal care ditunjukan pada ibu hamil bukan hanya pada saat sakit dan
memerlukan asuhan, tetapi merupakan pengawasan dan penjagaan wanita hamil agar tidak
terjadi kelainan pada kehamilannya, sehingga ibu serta anaknya sehat dan selamat. Asuhan
antenatal menjadi sangat penting untuk menjamin proses kehamilan, persalinan sampai
dengan masa nifas agar proses tersebut bisa berjalan dengan normal dan sehat. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor ibu hamil terhadap kunjungan antenatal care.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian ini termasuk cross sectional dengan sampel 54 responden.Teknik sampling yang
digunakan adalah simple random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
umur, paritas, pengetahuan, pendidikan, sikap, kelengkapan sarana kesehatan, dukungan
keluarga serta dukungan petugas kesehatan, sedangkan untuk variabel dependen yaitu
kunjungan antenatal care. Hasil penelitian didapatkan melalui kuesionerkemudian dianalisis
dengan menggunakan uji chi-square untuk melihat adanya hubungan faktor ibu hamil
terhadap kunjungan antenatal care. Hasil penelitian menunjukan semua variabel mempunyai
hubungan yang bermakna terhadap kunjungan antenatal care dengan nilai =0,5.

Kata Kunci : perilaku, ibu hamil, Antenatal Care

39
40Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 39-48

PENDAHULUAN pembangunan kesehatan. Upaya


kesehatan lebih ditekankan pada upaya
Asuhan antenatal ditunjukan pada promotif dan preventif dibandingan upaya
ibu hamil bukan hanya pada saat sakit dan kuratif dan rehabilitatif. AKI adalah
memerlukan asuhan, tetapi merupakan Indikator untuk mengukur kinerja
pengawasan dan penjagaan wanita hamil pembangunan secara umum dalam
agar tidak terjadi kelainan pada meningkatkan kesejahteraan masyarakat
kehamilanya, sehingga ibu serta anaknya dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu
sehat dan selamat. Asuhan antenatal dan anak. Angka kematian ibu dan
menjadi sangat penting untuk menjamin kematian bayi yang tinggi menunjukan
proses kehamilan, persalinan sampai bahwa kualitas pelayanan kesehatan yang
dengan masa nifas agar proses tersebut rendah.. Kunjungan antenatal care kota
bisa berjalan dengan normal dan sehat. Surabaya pada tahun 2013 sudah
Angka kematian ibu Kota Surabaya tahun memenuhi target Nasional untuk K1 95%
2012 yaitu, 144/100,000 kelahiran hidup dan K4 95%. Bahkan ditahun 2012
sedangkan target Nasional adalah cakupan K1 105% dan cakupan K4 101%.
102/100.000 kelahiran hidup, yang artinya Sedangkan untuk masing masing
ada selisih 41,2% untuk angka kematian Puskesmas diwilayah kota Surabaya
ibu di Kota Surabaya dengan Nasional. berbeda-beda pencapaian target K1 dan
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia K4. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
menduduki urutan ketiga tertinggi di Timur, 2013).
kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Keputusan Menteri Kesehatan RI
Berdasarkan Survei Demografi dan No. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 satndar pelayanan minimal dibidang
AKI berjumlah 305/100.000 kelahiran kesehatan di kabupaten atau kota sebagai
hidup, jumlah ini jauh dari target salah satu cara untuk menurunkan AKI
Pembangunan Millenium atau MDGs dan AKB. Pemeriksaan antenatal selain
yaitu 102/100.000 kelahiran hidup pada dilihat dari kuantitas (jumlah kunjungan)
tahun 2015. perlu diperhatikan pula kualitas
Faktor tingginya AKI di Indonesia pemeriksaannya.Puskesmas sebagai ujung
karena beberapa hal yang lebih dikenal tombak sarana pelayanan kesehatan yang
dengan istilah 4 terlalu dan 3 terlambat, menyeluruh, terpadu, merata dan
yakni terlalu muda hamil, terlalu tua terjangkau, oleh masyarakat di wilayah
hamil, terlalu sering melahirkan, terlalu kerjanya melaksanakan kegiatan pokok
banyak anak, dan terlambat dalam puskesmas salah satunya adalah
mencapai fasilitas kesehatan ibu dan anak, melakukan upaya kesehatan ibu dan anak
terlambat mendapatkan pertolongan (KIA) yang merupakan prioritas utama
persalinan, dan terlambat mengenali tanda pembangunan kesehatan di seluruh
bahaya kehamilan dan persalinan. wilayah Indonesia. Puskesmas
(Depkes RI, 2012). Siwalankerto adalah puskesmas yang
Penyebab utama tersebut dapat dalam pelayananya mengutamakan KIA
diminimalisir dengan menjamin setiap (kesehatan ibu dan anak) untuk memantau
kelahiran dibantu oleh tenaga medis yang kemajuan dan tumbuh kembang ibu serta
terlatih, semua perempuan hamil janin selama proses kehamilan.
menerima perawatan tepat dan berkualitas Puskesmas Siwalankerto yang
sebelum melahirkan, dan perempuan yang berdiri tahun 2011 sebagai puskesmas inti
melahirkan memiliki akses ke sarana mempunyai pelayanan kesehatan utama
perawatan kebidanan darurat secara tepat yaitu; poli umum, poli KIA, poli gigi, poli
waktu (UNICEF, 2004). gizi, penyuluhan kesehatan dan
Masyarakat diharapkan bisa laboratorium tingkat pertama. Untuk poli
membantu dalam pembangunan kesehatan KIA khususnya kunjungan antenatal care,
dengan menjaga, memelihara dan masyarakat di sekitar wilayah kerja
meningkatkan derajat kesehatanya sendiri Puskesmas Siwalankerto masih banyak
serta berperan aktif dalam upaya yang belum memanfaatkan pelayanan
kesehatan masyarakat sesuai tujuan tersebut, sehingga perlu dicari faktor
Hidayatun M, dkk ., Analisis Faktor Ibu Hamil Terhadap.....41

kenapa kunjungan antenatal care di Nasional yaitu untuk K1 95% dan K4


Puskesmas Siwalankerto rendah. 95%, sehingga perlu dilakukan penelitian
Menurut teori Lawrence Green kenapa cakupan antenatal care masih
(1980) dalam Notoatmodjo (2007)bahwa rendah. (Dinas Kesehatan Kota Surabaya,
kunjungan antanatal seorang ibu hamil 2013).
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, Faktor cakupan antenatal care di
tindakan, pendapatan, kepercayaan, biaya, puskesmas Siwalankerto yang masih
nilai dan persepsi, umur, paritas, rendah mungkin karena faktor dukungan
pendidikan sebagai faktor predisposisi dan keluarga yang kurang, dukungan petugas
faktor pendukung seperti lingkungan fisik, kesehatan yang kurang, kelengkapan
kelengkapan sarana kesehatan dan faktor sarana pemeriksaan antenatal care di
pendorong yaitu dukungan keluarga, sikap Puskesmas Siwalankerto yang kurang dan
petugas kesehatan dan dukungan petugas faktor umur, paritas, pengetahuan,
kesehatan serta tokoh masyarakat. pendidikan serta sikap ibu hamil yang
(Notoatmodjo,2005). negatif tentang kunjungan antenatal care.
Seorang ibu hamil mengunjungi ANC. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya
Ibu hamil yang tidak mengunjungi yang melibatkan semua pihak, ibu hamil
antenatal care mungkin karena ibu hamil khususnya untuk mengubah
tidak tahu bahwa antenatal care bisa danmengoptimalkan kunjungan antenatal
melindungi kesehatan dirinya serta care ke pelayanan kesehatan.
bayinya, mungkin orang disekitar ibu
hamil tidak melakukan kunjungan METODE PENELITIAN
antenatal care, mungkin keluarga ibu
hamil tidak mendukung ibu hamil untuk Penelitianinimerupakanpenelitiandesk
melakukan kunjungan antenatal, mungkin riptifdenganpendekatankuantitatif yang
sarana kesehatantempat ibu hamil bertujuanuntukmenganalisishubungan
melakukan pemeriksaan kehamilan tidak faktoribu hamil terhadap kunjungan
lengkap,mungkin petugas kesehatan di antenatal care.
tempat ibu melakukan antenatal tidak Apabiladitinjaudariwaktupelaksanaan,
ramahdan tidak mendukung ibu hamil penelitianinitermasukpenelitiancross
untuk melakukan kunjungan antenatal sectional. Populasi dalam penelitian ini
care. adalah seluruh ibu hamil yang melakukan
Hal ini merupakan bukti bahwa kunjungan antenatal care di Puskesmas
antenatal care belum merupakan prioritas Siwalankerto sebanyak 123 ibu hamil. Besar
bagi ibu hamil. Alasan lain adalah fasilitas sampel didapatkan 54 ibu hamil yang
kesehatan yang dibutuhkan masih kurang, melakukan kunjungan antenatal care
waktu pemeriksaan bentrok dengan jam dihitung dengan rumus simple random
kerja, keluarga acuh pada kehamilan sampling.
karena menganggap kehamilan suatu Pengambilan sampel dilakukan
proses yang alamiah, para petugas menggunakan cara acak sederhana dengan
kesehatan tidak simpati, tidak responsive kriteria inklusi untuk ibu hamil yang
dan kurang ramah serta alasan takut bersedia mengisi kuesioner, dan kriteria
dokter, takut pergi ke rumah sakit, biaya esklusi adalah ibu hamil yang tidak bersedia
yang mahal dan berdasarkan pengalaman atau menolak untuk dijadikan responden.
sendiri bahwa pengobatan yang lalu bisa Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas
mendatangkan kesembuhan sehingga Siwalankerto Kota Surabaya, waktu
menjadikan ibu hamil tidak melaksanakan penelitian dilakukan pada bulan Februari
kunjungan antenatal care. Juni 2014. Variabel independen adalah
Hasil Cakupan KI dan K4 pada umur, paritas, pengetahuan, pendidikan,
tahun 2012 di puskesmas Siwalankerto sikap, kelengkapan sarana kesehatan,
untuk K1 72,43%, dan K4 37,13%, pada dukungan keluarga serta dukungan petugas
tahun 2013 cakupan kunjungan meningkat kesehatan, dan variabel dependen adalah
menjadi K1 80,52%, dan K4 38,12%, kunjungan antenatal care.
walaupun setiap tahun terjadi peningkatan Data primer diperoleh langsung dari
tetapi belum bisa memenuhi target responden dengan menggunakan lembar
42Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 39-48

kuesioner mengenai karakteristikresponden,


sikap, kelengkapan sarana kesehatan, Pengetahuan
dukungan keluarga dan dukungan petugas Rendah 18 33,3
kesehatan.Data sekunder diperoleh dari Sedang 19 35,2
laporan kesehatan ibu dan anak puskesmas Tinggi 17 31,5
Siwalankerto serta profil kesehatan Dinas Pendidikan
Kesehatan Kota Surabaya. Uji coba Rendah 21 38,9
instrumen penelitian menggunakan uji Sedang 16 29,6
validitas dan reabilitas pada 10 orang yang Tinggi 17 31,5
memiliki karakteristik yang sama dengan Sikap
karakteristik responden dalam penelitian. Negatif 42 77,8
Instrumen dalam penelitian ini mengenai Positif 12 22,2
kuesioner data umum responden, kuesioner Kelengkapan
karakteristik responden, kuesioner sarana
kelengkapan sarana kesehatan yang ada di kesehatan
Puskesmas Siwalankerto, kuesioner Tidak lengkap 29 53,7
dukungan keluarga responden serta Lengkap 25 46,3
kuesioner dukungan petugas kesehatan di Dukungan
Puskesmas Siwalankerto. Pengisiian keluarga
kuesioner dilakukan oleh responden sendiri Tidak Mendukung 32 59,3
sedangkan peneliti memandu dan memberi Mendukung 22 40,7
penjelasan setiap soal kuesioner. Pengolahan Dukungan
data yang diperoleh dari lapangan dilakukan petugas
dengan menggunakan teknik editting, kesehatan
skoring, coding, dan entry. Teknik analisis Tidak Mendukung 34 57,4
data dilakukan dengan bantuan komputer Mendukung 20 42,6
karena variabel dengan skala minimal
nominal maka uji statistik yang digunakan
yaitu Chi-Square. Analisa data kuantitatif Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa
dengan distribusi frekuensi dari semua sebagian besar responden mempunyai
variabel untuk mengetahui frekuensinya, umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 20 ibu
tabulasi silang untuk mengetahui hubungan hamil (37,0%), jumlah paritas responden
antara masing-masing variabel independen paling banyak padaprimigravida 19 ibu
dan dependen. hamil (35,2%), pengetahuan ibu hamil
terbanyak adalah sedang 19 ibu hamil
HASIL (35,2%), pendidikan terbanyak rendah 21
ibu hamil (38,9%), dan terbanyak
Gambaran Karakteristik Responden mempunyai sikap negatif 42 ibu hamil
Dari hasil penelitian didapatkan (77,8%), kelengkapan sarana terbanyak
karakteristik responden umur, paritas, menyatakan tidak lengkap 29 ibu hamil
pengetahuan, pendidikan dan sikap ibuhamil (53,7%), dukungan keluarga terbanyak
sebagai berikut pada tabel 1. tidak mendukung 32 ibu hamil
(59,3%)dan dukungan petugas kesehatan
Tabel 1. Gambaran Karakteristik palingbanyak adalah tidak mendukung 31
Responden ibu hamil (57,4%).
Karakteristik %
N Hubungan ibu hamil terhadap
Responden
Umur kunjungan antenatal care
< 20 tahun 17 31,5 Tabel 2. Kunjungan Antenatal Care
20-35 tahun 20 37,0 Kunjungan N %
> 35 tahun 17 31,5 Antenatal Care
Paritas Tidak sesuai 34 63,0
Primigravida 19 35,2 Sesuai 20 37,0
Multigravida 17 31,5
Grandemultigravida 18 33,3
Hidayatun M, dkk ., Analisis Faktor Ibu Hamil Terhadap.....43

Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap negatif 42 ibu hamil (77,8%). Hasil
dari 54 responden sebagian besar tidak analisis Chi-Square menunjukan pvalue=
sesuai dalam melakukan kunjungan 0,027 < = 0,05 berarti ada hubungan
antenatal care sebanyak 34 ibu hamil antara sikap ibu hamil terhadap
(63,0%), dan yang sesuai sebanyak 20 ibu kunjungan antenatal care.
hamil (37,0%).
Hubungan kelengkapan sarana
Hubungan umur terhadap kunjungan kesehatan terhadap kunjungan
antenatal care antenatal care
Hasil penelitian menunjukan bahwa Hasil penelitian menunjukan bahwa
dari 54 responden sebagian besar adalah dari 54 responden terbanyak menyatakan
umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 20 ibu sarana kesehatan tidak lengkap 29 ibu
hamil (37,0%). Hasil analisis Chi-Square hamil (53,7%). Hasil analisis Chi-Square
menunjukan pvalue = 0,011 < 0,05 menunjukan pvalue = 0,011 < 0,05
berarti ada hubungan antara umur berarti ada hubungan antara umur
terhadap kunjungan antenatal care. terhadap kunjungan antenatal care.
Hubungan paritas terhadap kunjungan Hubungan umur terhadap kunjungan
antenatal care. antenatal care
Hasil penelitian menunjukan bahwa Hasil penelitian menunjukan bahwa
dari 54 responden sebagian besar adalah dari 54 responden terbanyak. Hasil
primigravida 19 ibu hamil (35,2%). Hasil analisis Chi-Square menunjukan pvalue=
analisis Chi-Square menunjukan 0,003<=0,005 berarti ada hubungan
pvalue = 0,037 < = 0,05 berarti antara kelengkapan sarana kesehatan
adahubungan antara jumlah paritas terhadap kunjungan antenatal care.
terhadap kunjungan antenatal care.
Hubungan dukungan keluarga
Hubungan pengetahuan terhadap terhadap kunjungan antenatal care
kunjungan antenatal care Hasil penelitian menunjukan bahwa
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 54 responden terbanyak keluarga
dari 54 responden terbanyak tidak mendukung 32 ibu hamil (59,3%).
berpengetahuan sedang 19 ibu hamil Hasil analisis Chi-Square menunjukan
(35,2%). Hasil analisis Chi-Square pvalue = 0,002< = 0,05 berarti ada
menunjukan pvalue = 0,011 < 0,05
hubungan antara dukungan keluarga
berarti ada hubungan antara terhadap kunjungan antenatal care.
pengetahuan ibu hamil terhadap
kunjungan antenatal care. Hubungan dukungan keluarga
terhadap kunjungan antenatal care
Hubungan pendidikan terhadap Hasil penelitian menunjukan bahwa
kunjungan antenatal care dari 54 responden terbanyak petugas
Hasil penelitian menunjukan bahwa kesehatan tidak mendukung 34 ibu hamil
dari 54 responden terbanyak (57,4%). Hasil analisis Chi-Square
berpendidikan rendah 21 ibu hamil
menunjukan pvalue = 0,016 < = 0,05
(38,9%). Hasil analisis Chi-Square
berarti ada hubungan antara dukungan
menunjukan pvalue= 0,005 < = 0,05
petugas kesehatan terhadap kunjungan
berarti ada hubungan antara
antenatal care.
pendidikan ibu hamil terhadap
kunjungan antenatal care. PEMBAHASAN
Hubungan sikap terhadap kunjungan Gambaran Karakteristik Responden
antenatal care Berdasarkan hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa
diperoleh hasil bahwa responden
dari 54 responden terbanyak mempunyai
44Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 39-48

kebanyakan pada usia produktif yaitu dikurangi atau dicegah dengan program
20-35 tahun. kematangan organ keluarga berencana. (Manuaba, 1998).
reproduksi dan mental untuk Hasil penelitian menunjukan ibu
menjalani kehamilan serta persalinan yang memiliki pengetahuan sedang lebih
banyak dibandingkan yang memiliki
sudah siap. Sesuai kurun reproduksi
pengetahuan baik. Pengetahuan akan
sehat, bahwa umur yang aman untuk menentukan sikap postif dan negatif ibu
kehamilan dan persalinan adalah 20- hamil terhadap kunjungan antenatal care.
35 tahun. Kematian maternal pada secara teorotis bila segi postif yang lebih
wanita hamil dan melahirkan pada usia banyak dari pada segi negatifnya, maka
dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih sikap negatiflah yang akan muncul
tinggi dari pada kematian (Djamaludin, 1987). Dalam hal ini
maternalyang terjadi pada umur 20-35 kunjungan antenatal care ibu di lakukan
tahun. Kematian maternal meningkat berdasarkan oleh sikap negatif ibu hamil.
kembali pada umur diatas 35 tahun Hal ini dapat dibuktikan dari
(Prawirohardjo, 2009).Ini ditunjang hasil penelitian diperoleh data bahwa ibu
hamil yang bersikap negatif terhadap
pula oleh hasil penelitian bahwa
kunjungan antenatal care lebih banyak
pendidikan responden terbanyak pada dari pada ibu hamil yang bersikap positif
tingkat lanjut pertama dan sekolah terhadap kunjungan antenatal care.
menengah atas. Prevalensi kunjungan antenatal
Menurut pendapat I.B Mantra care yang kurang disebabkan karena
(1991), mengatakanbahwa faktor umur kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang
dan pendidikan merupakan gabungan antenatal care serta pendidikan ibu hamil
faktor dalam diri ibu hamil untuk hanya pada tingkat sedang (SMP,SMA)
melakukan kunjungan antenatal mengakibatkan penerimaan informasi
care.Seharusnya semakin tentang antenatal care kurang dipahami
tinggipendidikan ibu hamil akan oleh ibu hamil, sehingga banyak ibu hamil
semakin cepat menerima dan memakai yang tidak melakukan kunjungan
antenatal care. Hal ini dibuktikan dari
suatu informasi mengenai antenatal hasil penelitian, bahwa banyak ibu hamil
care yang ahirnya ibu hamil yang berpengetahuan sedang dan
melakukan kunjungan antenatal care. berpendidikan sedang lebih.
Hasil penelitian juga didapatkan data
bahwa ibu hamil yang berpendidikan Hubungan Umur Ibu Hamil Terhadap
tinggi kunjungan antenatal care Kunjungan Antenatal Care
kebanyakan sesuai. Analisis data menggunakan uji Chi-
Berdasarkan hasil penelitian, Square diperoleh pvalue = 0,037 <
jumlah paritas ibu hamil paling banyak =0,05 yang berarti ada hubungan yang
adalah primigravida. paritas 1 bermakna antara umur ibu hamil dengan
(primigravida) dan paritas tinggi kunjungan antenatal care. Sesuai dengan
(grandemultigravida) menyebabkan angka penelitian Adawiyah (2013), terdapat
kematian maternal lebih tinggi. Sesuai hubungan umur ibu hamil dengan
dengan teori paritas bahwa kehamilan ke kunjungan antenatal care. Umur sangat
2-5 (multigravida) merupakan paritas mempengaruhi proses reproduksi, seorang
paling aman ditinjau dari sudut kematian ibu hamil sebaiknya hamil pada rentang
maternal. Sedangkan Lebih tinggi paritas umur 20-35 tahun, karena masa ini
maka lebih tinggi kematian maternal. merupakan masa yang aman untuk hamil
Hasil penelitian menunjukan ibu hamil dan organ reproduksi sudah siap
primigravida lebih banyak melakukan menerima kehamilan selain itu secara
kunjungan antenatal care, sehingga psikis seorang wanita sudah siap menjadi
kematian maternal pada paritas 1 dapat ibu.
ditangani dengan asuhan obstetrik lebih Umur 20-35 tahun ibu hamil
baik, sedangkan resiko paritas tinggi dapat cenderung lebih sesuai melakukan
Hidayatun M, dkk ., Analisis Faktor Ibu Hamil Terhadap.....45

kunjungan antenatal care karena masih pengalaman di mana ibu hamil merasakan
merasa bahwa pemeriksaan kehamilan masalah pada kehamilanya. Seorang ibu
sangat penting sedangkan ibu pada umur akan melakukan kunjungan antenatal care
< 20 tahun cenderung belum terlalu setelah melihat orang disekitar ibu hamil
mengerti tentang pentingnya melakukan mengalami banyak masalah dalam
kunjungan antenatal dengan sesuai dan kehamilanya karena tidak pernah
umur > 35 tahun cenderung acuh pada melakukan kunjungan antenatal care.
kunjungan antenatal karena merasa telah Sesuai dengan penelitian Fitri (2010)
memiliki pengalaman kehamilan yang didapatkan hasil pengetahuan ibu hamil
baik (Abdullah dan Rantono. 2011). yang sudah baik terhadap antenatal care
maka ibu hamil akan melakukan
Hubungan Paritas Ibu Hamil Terhadap kunjungan antenatal care dengan sesuai.
Kunjungan Antenatal Care Apabila pengetahuan belum sepenuhnya
Berdasarkan hasil analisis data dimiliki maka mengikuti anjuran untuk
dengan menggunakan uji Chi-Square pada melakukan kunjungan antenatal care akan
tabel 5.17 diperoleh pvalue = 0,011 < = sulit.
0,05 berarti ada hubungan yang bermakna
antara paritas dengan kunjungan antenatal Hubungan Pendidikan Ibu Hamil
care di Puskesmas Siwalankerto Kota Terhadap Kunjungan Antenatal Care
Surabaya. Ibu hamil yang primigravida Berdasarkan hasil analisis data
(paritas 1) lebih sesuai jadwal melakukan dengan menggunakan uji Chi-Square pada
kunjungan antenatal care dibandingkan tabel 5.19 diperoleh pvalue = 0,005 < =
ibu hamil yang multigravida (paritas 2-5) 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna
dan grandamultigravida (paritas >5). antara pendidikan ibu hamil dengan
Ibu hamil primigravida lebih ingin kunjungan antenatal care di Puskesmas
kehamilanya selalu dalam keadaan baik Siwalankerto Kota Surabaya. ibu hamil
dan sehat karena belum mempunyai yang berpendidikan tinggi biasanya akan
pengalaman tentang kehamilan sehingga bertindak lebih rasional. Ibu hamil dengan
dalam perjalanan kehamilan dan menuju pendidikan tinggi akan mudah menerima
persalinan selalu menjaga kehamilan informasi tentang antenatal care. Oleh
supaya aman dan nyaman. Ibu hamil karena itu seorang ibu hamil yang
dengan jumlah anak lebih sedikit berpendidikan tinggi akan lebih mudah
cenderung akan lebih baik dalam menerima informasi dan mau melakukan
memeriksakan kehamilannya daripada ibu kunjungan antenatal care secara
hamil dengan jumlah anak lebih banyak berkesinambungan (Notoatmodjo, 2012).
(Winkjoksastro. 2005). Pendidikan adalah salah satu cara
ibu hamil menerima pengetahuan tenatang
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil antenatal care, dengan pendidikan yang
Terhadap Kunjungan Antenatal Care tinggi dan pengetahuan yang baik akan
Berdasarkan hasil analisis data membuat ibu hamil mudah menerima
dengan menggunakan uji Chi-Square pada informasi dan melakukan kunjungan
tabel 5.18 diperoleh pvalue = 0,028 < = antenatal dengan
0,05 berarti ada hubungan yang bermakna teratur. Ibu hamil yang berpendidikan
antara pengetahuan ibu hamil dengan tinggi akan memeriksakan kehamilannya
kunjungan antenatal care di Puskesmas dengan sesuai demi menjaga keadaan
Siwalankerto Kota Surabaya.Pengetahuan kesehatan dirinya dan anak dalam
ibu hamil yang baik belum tentu kandungannya.
kunjungan antenatal baik, masih banyak
fakor yang lain, tetapi dengan Hubungan Sikap Ibu Hamil Terhadap
pengetahuan ibu hamil yang baik Kunjungan Antenatal Care
diharapkan kunjungan antenatal akan Berdasarkan hasil analisis data
berkelanjutan atau langgeng. dengan menggunakan uji Chi-Square pada
Menurut WHO, seorang ibu hamil tabel 5.20 diperoleh pvalue = 0,027
memperoleh pengetahuan bahwa antenatal < = 0,05 berarti ada hubungan yang
itu penting adalah setelah memperoleh bermakna antara sikap ibu hamil dengan
46Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 39-48

kunjungan antenatal care di Puskesmas terhadap perilaku penggunaan Puskesmas


Siwalankerto Kota Surabaya. tetapi juga dapat berpengaruh
Sikap ibu hamil yang tertutup sebaliknya. Kelengakapan sarana
terhadap antenatal care, baik yang dari kesehatan di puskesmas akan membuat
dalam ibu hamil sendiri maupun dari luar ibu hamil mau melakukan kunjungan
ibu hamil tidak dapat langsung terlihat antenatal secara berkelanjutan karena
tetapi bisa dartikan bahwa ibu hamil mereka percaya dengan alat yang
bersikap negatif mungkin di keluarganya digunakan saat pemeriksaan bisa
tidak ada yang pernah melakukan mengetagui keadaan kesehatan ibu dan
pemeriksaan kehamilan, mungkin karena bayinya.
lingkungan disekitar ibu hamil tidak
melakukan kunjungan antenatal, mungkin Hubungan Dukungan Keluarga
karena pengetahuan dan pendidikan ibu Terhadap Kunjungan Antenatal Care
hamil yang kurang membuat informasi Berdasarkan hasil analisis data
tentang pentingnya kunjungan antenatal dengan menggunakan uji Chi-Squarepada
care terabaikan (Notoatmodjo, 2012). Ibu tabel 5.22 diperoleh pvalue = 0,002
hamil di Puskesmas Siwalankerto < = 0,05 berarti ada hubungan yang
cenderung bersikap negatif terhadap bermakna antara dukungan keluarga ibu
kunjungan antenatal care karena ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di
hamil belum bisa menerima, merespon, Puskesmas Siwalankerto Kota Surabaya.
menghargai serta bertanggungjawab pada Sesuai dengan teori WHO (2000) dalam
kehamilanya. Seorang ibu hamil akan Pusdiknakes (2001)yaitu seorang ibu
berniat untuk melakukan kunjungan hamil tidak melakukan kunjungan
antenatal care ketika ia menilainya antenatal care karena keluarga
secara positif. Sesuai teori WHO bahwa menganggap bahwa kehamilan suatu
sikap positif terhadap nilai-nilai proses alamiah dan tidak memerlukan
kesehatan tidak selalu terwujud dalam perawatan atau perlakuan khusus.
suatu tindakan nyata yaitu melakukan Dukungan keluarga terutama suami
kunjungan antenatal care. merupakan dorongan, motivasi terhadap
istri, baik secara moral maupun material
Hubungan Kelengkapan Sarana (Bobak, 2005). Dukungan sosial keluarga
Kesehatan Terhadap Kunjungan terutama suami dapat berfungsi
Antenatal Care sebagai strategi preventif untuk
Berdasarkan hasil analisis data mengurangi stres dan konsekuensi
dengan menggunakan uji Chi-Square pada negatifnya (Friedman, 1998). Seorang ibu
tabel 5.21 diperoleh pvalue = 0,003 < = hamil akan berniat melakukan kunjunga
0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antenatal care jika ia mempersepsi bahwa
antara kelengkapan sarana kesehatan orang-orang lain
dengan kunjungan antenatal care di yang penting berfikir bahwa ia seharusnya
Puskesmas Siwalankerto Kota Surabaya. melakukan kunjungan antenatal care.
Ketersediaan sarana kesehatan
merupakan salah faktor kenapa ibu hamil Hubungan Dukungan Petugas
melakukan kunjungan antenatal. Kesehatan Terhadap Kunjungan
Kelengkapan sarana kesehatan akan Antenatal Care
membuat ibu hamil lebih percayadengan Berdasarkan hasil analisis data
hasil pemeriksaan kehamilanya dan ibu dengan menggunakan uji Chi-Squarepada
merasa puas karena semua yang ibu hamil tabel 5.23 diperoleh pvalue = 0,016 < =
butuhkan ada dalam satu tempat. Tempat 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna
pemeriksaan kehamilan yang memiliki antara dukungan petugas kesehatan ibu
sarana kesehatan lengkap membuat ibu hamil dengan kunjungan antenatal care di
hamil melakukan kunjungan antenatal Puskesmas Siwalankerto Kota Surabaya.
lebih sesuai dibandingkan dengan tempat Menurut teori Lawrence Green
pemeriksaan yang tidak lengkap. Teori (1980) dalam Notoatmodjo dan Sarwono
WHO menyebutkan bahwa pelayanan (1985) mengatakan bahwa petugas
Puskesmas, dapat berpengaruh positif kesehatan bertanggungjawab terhadap
Hidayatun M, dkk ., Analisis Faktor Ibu Hamil Terhadap.....47

kesehatan ibu hamil. Dukungan petugas berhubungan dengan pendidikan dan


berupa tanya jawab tentang apa yang pengetahuan ibu hamil mengenai
dirasakan ibu hamil, kapan harus antenatal care, bila keduanya baik maka
meminum obat dan vitamin, kapan harus sikap ibu akan baik (positif) begitu juga
melakukan kunjungan antenatal care, dan sebaliknya.
memberikan penyuluhan pada ibu hamil Ada hubungan kelengkapan sarana
serta keluarga tentang pentingnya kesehatan terhadap kunjungan antenatal
kunjungan antenatal care. Petugas yang care. kelengkapan sarana kesehatan
mendukung akan memperkuat memberi kepuasaan pada ibu hamil dan
terbentuknya kunjungan antenatal care kepercayaan akan hasil pemeriksaan.
yang berkesinambungan. Pemberian Ada hubungan yang bermakna
petunjuk bagaimana mengurangi rasa antara dukungan keluarga terhadap
takut menghadapai kehamilan dan kunjungan antenatal care. Keluarga
persalinan, membuat ibu hamil percaya sebagai contoh serta panutan seorang ibu
terhadap petugas kesehatan yang hamil menentukan sikap untuk
melaksanakan pemeriksaan kehamilan kehamilanya.
dan memberikan pertolongan saat terjadi Ada hubungan antara dukungan
masalah. petugas kesehatan dengan kunjungan
antenatal care. Ibu hamil yang diberi rasa
KESIMPULAN nyaman dan nyaman saat melakukan
pemeriksaan kehamilan akan membuat
Karakteristik responden sebagian besar ibu hamil melakukan kunjungan antenatal
berumur reproduktif (20-35 tahun), secara berkala.
dengan jumlah paritas satu (primigravida),
pendidikan sedang (SMP dan SMA), serta
banyak yang pengetahuanya sedang, DAFTAR PUSTAKA
menjadikan sikap ibu hamil terhadap
antenatal care kebayakan negatif. Abdullah, T.R. Sinaga, G. Rantono.
Ada hubungan antara umur ibu 2011.Faktor Faktor Yang
hamil terhadap kunjungan antenatal care. Mempengaruhi Kunjungan
Umur sangat berhubungan dengan resiko Antenatal Care Di Wilayah Kerja
pada kehamilan, umur yang < 20 dan > 35 Puskesmas Darussalam
seharusnya lebih sering melakukan MedanTahun 2009.
pemeriksaan kehamilan karena sistem Adawiyah.2013.Faktor-Faktor yang
reproduksi tidak baik untuk hamil dan Berhubungan dengan Frekuensi
resikonya lebih tinggi. Kunjungan Antenatal Care di
Ada hubungan antara paritas ibu Puskesmas Kerat on
hamil terhadap kunjungan antenatal care. Yogyakarta.Program Studi Ilmu
Pengalaman dalam paritas akan mengubah Kesehatan Masyarakat Fakultas
sikap dan perilaku ibu hamil dalam Kesehatan Masyarakat
melakukan kunjungan antenatal. Universitas Ahmad Dahlan
Ada hubungan antara pengetahuan Jogjakarta.
ibu hamil terhadap kunjungan antenatal Bobak, K. Jensen. 2005.Perawatan
care. pengetahuan berkaiantan dengan Maternitas.EGC.Jakarta
bagaimana seorang ibu hamil menangkap Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 2013.
informasi sehingga ibu hamil mau Profil Kesehatan Kota Surabaya
melakukan kunjungan atau tidak. tahun 2013. Surabaya
Ada hubungan antara pendidikan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
ibu hamil terhadap kunjungan antenatal 2013. Profil Kesehatan Jawa
care. Pendidikan menentukan bagaimana Timur tahun 2013. Surabaya
seorang ibu hamil menjaga kehamilanya, Djamaludin. 1987. Psychology Of
karena mereka tahu dan ingin melakukan Leadership and Innovation.
yang terbaik dalamkehamilanya.Ada Erlangga. Jakarta.
hubungan antara sikap ibu hamil dengan Fitri.2010.Hubungan Tingkat
kunjunganantenatal care. Sikap Pengetahuan dan Sikap Tentang
48Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 39-48

Antenatal Care dengan Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi


Keteraturan Kunjungan Antenatal Penelitian Kesehatan. Rineka
Care pada Ibu Hamil di Cipta. Jakarta
Puskesmas Arjowinangun Kota Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.Kesehatan
Malang.Program Studi Ilmu Masyarakat Ilmu dan Seni.Rineka
Keperawatan FK UB Malang Cipta.Jakarta
Friedman. 1998. The Family, Mariage Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan.
and Social Change. Hal 58 Rineka Cipta. Jakarta.
IB. Mantra. 1991. Landasan Kebudayaan. Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO. 2001.
Yayasan Darma Sastra. Bali Panduan Pengajaran Asuhan
Kepmenkes RI. 2003. Keputusan Mentri Fisiologis Bagi Dosen Diploma
Kesehatan RI No. III Kebidanan. Pusdiknakes.
147/Menkes/SK/X/2003 tentang Jakarta.
Standar Pelayanan di Bidang SDKI. 2012. Survei Demogravi
Kesehatan Kabupaten Kota. Kesehatan Indonesia tahun 2012.
Kepmenkes RI. Jakarta SDKI. Jakarta
Manuaba, Ida B. 1998. Ilmu Kebidanan, UNICEF.2004. Faktor Yang
Penyakit Kandungan, dan Menyebabkan Tingginya Angka
Keluarga Berencana Untuk Kematian Ibu. Pusdiknakes.
Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo dan Solita Winjoksastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan.
Sarwono. 1985. Pengantar Ilmu Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
Perilaku Kesehatan. Bagian
Penerbit Kesehatan Masyarakat
FKM UI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai