Anda di halaman 1dari 14

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN DUKUNGAN


KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMBATASAN ASUPAN
CAIRAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) YANG MENJALANI
HEMODIALISA (HD) RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu


Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi

Di SusunOleh :

Eti Umayah
J310110033

PROGRAM STUDI ILMUGIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA

2016
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMBATASAN ASUPAN
CAIRAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) YANG MENJALANI
HEMODIALISA (HD) RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO

Eti Umayah (J 310 110 033)


Pembimbing : Ririn Yuliati S.SiT, M.Si
Tuti Rahmawati S.Gz, M.Si
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102
Email : Umayah_Eti@yahoo.com

ABTRAK
PENDAHULUAN: Keberhasilan terapi hemodialisa tergantung pada kepatuhan
pasien, termasuk kepatuhan terhadap asupan cairan. Tingkat pendidikan,
pengetahuan dan dukungan keluarga merupakan faktor yang dapat
meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi diet termasuk
pembatasan asupan cairan.
TUJUAN :Mengetahui hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan dukungan
keluargadengankepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa rawat jalandi RSUD Kabupaten
Sukoharjo.
METODE PENELITIAN :Penelitian observasional dengan pendekatan cross
sectional dengan jumlah sampel 31 orang. Data tingkat pendidikan,
pengetahuan, dukungan keluarga dan diperoleh melalui wawancara secara
langsung dengan menggunakan kuesioner, data kepatuhan didapatkan dari
persentase penambahan berat badan. Data tingkat pendidikan berdistribusi
tidak normal sehingga di analisis menggunakan Rank Spearman Test,
sedangkan data pengetahuan dan dukungan keluarga berdistribusi normal
sehingga di analisis menggunakan Pearson Produck Moment Test
HASIL: Sebagian besar responden menempuh pendidikan dasar (74.19%),
58.06%responden memiliki pengetahuan kurang, 58.06% responden memiliki
dukungan keluarga baik dan 54.84% respon den patuh terhadap pembatasan
asupan cairan. Hasil analisis uji hubungan antara tingkat pendidikan dengan
kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan diperoleh nilai p=0,019,
pengetahuan dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan diperoleh
nilai p=0,002, dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan
cairan diperoleh nilai p=0,047.
KESIMPULAN: ada hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan
dukungan keluarga denga kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada
pasien gagal ginjal kronik (GGK) yang menjalani hemodialisa (HD) rawat jalan di
RSUD Kabupaten Sukoharjo

Kata Kunci : Berat Badan, DukunganKeluarga, Gagal Ginjal Kronik,


Kepatuhan, Pengetahuan ,Tingkat Pendidikan

Kepustakaan : 44 (1998-2014)
ABSTRACT

INTRODUCTIO :The success of HD treatment depends on patient compliance,


including compliance with fluid intake restriction. Education level, knowledge
and family support are some the factors that can improve patient compliance on
dietary restriction of fluids intake.
OBJECTIVE: To determain the relationship betwen education level, knowledge,
family support and compliance on fluid intake in patients with chronic kidney
disease undergoing hemodialysis out patients in Sukoharjo General Hospital.
METHODS: Observational study with cross sectional design with a sample of 31
people was performed. Data on education level, knowledge, family support were
obtained through direct interview using questionnaire. Compliance data obtained
from the percentage of weight gain recorded during observational. Education
level was not normally distributed and analysed using Spearman Rank Test,
while knowledge and family support data normally distributed and analysed
using Pearson Produck so Moment Test.
RESULTS: Most respondent have primary education with percentage 74.19%,
58.06% of them have knowledge, 58.06% of respondents have a good family
support, and 54.84% of respondents adhere to restrictions on fluid intake. P
velue of relationship between level of education and compliance restrictions on
fluid intake was 0.019, knowledge and compliance restrictions on fluid intake was
0.002, family support and compliance restrictions on fluid intake was 0.0047
CONCLUSION: There is a relationship between education level, knowledge,
family support and adherence to restrictions on fluid intake in chronic kidney
disease patients undergoing hemodialysis in Sukoharjo General Hospital.

Keywords: Weight, Family Support, Chronic Renal Failure, Compliance,


Knowledge, Education Level

Bibliography: 44 (1998-2014)

PENDAHULUAN prevalensi Gagal Ginjal Kronik di


Gagal ginjal kronik adalah suatu Indonesia berdasarkan diagnosis
sindrom klinis yang disebabkan dokter sebesar 0,2% sedangkan
penurunan fungsi ginjal yang bersifat prevalensi Gagal Ginjal Kronik
menahun, berlangsung progresif dan berdasarkan diagnosis dokter di
irreversible. Hal ini terjadi apabila Jawa Tengah lebih tinggi yaitu
laju filtrasi glomerular (LFG) kurang sebesar 0,3%. Berdasarkan data
dari 50 ml/menit. Gagal ginjal tahap Persatuan Nefrologi Indonesia
akhir (end stage renal failure) adalah (Pernefri) pada tahun 2011
stadium gagal ginjal yang dapat diperkirakan ada 70.000 penderita
mengakibatkan kematian kecuali jika ginjal di Indonesia, namun yang
dilakukan terapi pengganti yaitu terdeteksi gagal ginjal tahap akhir
hemodialisa, dialysis pentoneal dan yang menjalani terapi hemodialisis
transplantasi ginjal. (Suhardjono, hanya 4.000-5.000 orang.
2003). Pembatasan cairan seringkali
Menurut hasil Riset Kesehatan sulit dilakukan oleh pasien, terutama
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, jika pasien mengkonsumsi obat-
obatan yang membuat membran menghilangkan godaan pada
mukosa kering seperti diuretik, ketidakpatuhandan keluarga
sehingga menyebabkan rasa haus seringkali dapat menjadi kelompok
dan pasien berusaha untuk minum. pendukung untuk meningkatkan
(Potter & Perry, 2008 dalam Kartika, kepatuhan dalam pembatasan
2009). Kepatuhan terhadap cairan. Dukungan yang diberikan
pembatasan cairan diperlukan untuk olehkeluarga yaitu berupa dukungan
mencegah terjadinya kelebihan secara instrumental, informasional,
cairan yang dapat menyebabkan emosional dan dukungan berupa
odema dan meningkatkan resiko pengharapan.
pada kardiovaskuler dan hipertensi Penelitian yang dilakukan oleh
(Barnet 2007). Yulinda (2014) dengan subjek
Salah satu cara untuk pasien gagal ginjal kronis yang
meningkatkan kepatuhan pasien melakukan hemodialisa di RS
dalam pembatasan asupan cairan Telogorejo Semarang. Hasil
adalah dengan meningkatkan penelitian menunjukkan ada
pemahan pasien mengenai hubungan positif yang signifikan
pentingnya pembatasan asupan antara dukungan sosial keluarga
cairan pada pasien yang menjalani dengan kepatuhan pasien gagal
hemodialisa. Pemahaman materi ginjal kronis dalam melakukan diet.
konseling yang baik dapat Hasil survey di RSUD Sukoharjo
mempengaruhi sikap pasien terjadi peningkatan tindakan
sehingga pasien lebih patuh dalam hemodialisa dari tahun 2013 sampai
pembatasan asupan cairan. tahun 2014 sebesar 42.68 %. Tahun
Penelitian yang dilakukan oleh 2015 pada bulan Januari-Mei 2015
Ismail dkk (2012) dengan subjek terdapat 968 kali tindakan
pasien gagal ginjal kronik di RSUD hemodialisa yang dilakukan pada
Pusat DR. Wahidin Sudirohusodo 164 pasien rawat jalan. (Rekam
Makassar menunjukkan bahwa ada medik RSUD Sukoharjo 2013, 2014,
hubungan antara pendidikan, 2015)
pengetahuan dan motivasi dengan Berdasarkan uraian tersebut
kepatuhan diet pada pasien gagal peneliti tertarik untuk mengetahui
ginjal kronik. hubungan tingkat pendidikan,
Upaya lain yang dapat dilakukan pengetahuan dan dukungan
untuk meningkatkan kepatuhan keluarga dengan kepatuhan dalam
pasien dalam pembatasan asupan pembatasan asupan cairan pada
cairan adalah dengan meningkatkan pasien Gagal Ginjal Kronik yang
pengetahuan pasien mengenai diit menjalani hemodialisa rawat jalan di
dan terapi yang sedang dijalani. RSUD Kabupaten Sukoharjo ?
(Neliya, 2012). METODE PENELITIAN
Faktor lain yang dapat Jenis penelitian ini menggunakan
meningkatkan kepatuhan pasien jenis penelitian observasional
dalam menjalani terapi pengobatan dengan metode cross sectional.
termasuk pembatasan asupan Waktu penelitian ini dilaksanakan
cairan adalah keluarga. Niven (2002) pada bulan Juni-Juli 2015 di RSUD
dalam Desitasari dkk menyatakan Kabupaten Sukoharjo. Sampel
bahwa dukungan keluarga penelitian ini pasein gagal ginjal
merupakan salah satu faktor yang kronik dengan hemodialisa rawat
mempengaruhi ketidakpatuhan. jalan berusia 18-60 tahun. Jumlah
Keluarga dapat membantu sampel penelitian ini adalah 31
orang. Cara yang digunakan untuk 71 Sukoharjo. RSUD Kabupaten
pengambilan sampel adalah non Sukoharjo mempunyai beberapa
probability sampling yaitu dengan fungsi. Fungsi tersebut meliputi
consecutive sampling. Pemilihan pelayanan medis, pelayanan
sampel dilakukan dengan penunjang medis dan nonmedis,
menetapkan kriteria inklusi dan pelayanan dan asuhan keperawatan,
eksklusi sebagai subjek penelitian pelayanan rujukan. Selain itu, rumah
sampai jumlah yang dibutuhkan sakit ini juga memberikan pendidikan
terpenuhi. dan pelatihan, penelitian dan
Data tingkat pendidikan, pengembangan, pengelolaan urusan
pengetahuan, dukungan keluarga ketatausahaan dan keuangan RSUD
dan diperoleh melalui wawancara Kabupaten Sukoharjo.Penelitian ini
secara langsung dengan dilakukan di Instalasi hemodialisa.
menggunakan kuesioner, data Instalasi RSUD Kabupaten
kepatuhan didapatkan dari Sukoharjo merupakan unit instalasi
persentase penambahan berat yang melakukan proses cuci darah
badan. Data tingkat pendidikan bagi penderita gagal ginjal kronik
berdistribusi tidak normal sehingga yang ditangani oleh dokter spesialis
di analisis menggunakan Rank penyakit dalam dan perawat sudah
Spearman Test, sedangkan data terlatih. Dalam kerjanya, unit
pengetahuan dan dukungan hemodialisa RSUD Kabupaten
keluarga berdistribusi normal Sukoharjo memiliki SDM 12 orang
sehingga di analisis menggunakan perawat dan jumlah mesin
Pearson Produck Moment Test hemodialisa sebanyak 22 unit (2
shift pagi dan sore).
HASIL DAN PEMBAHASAN B. Karakteristik Responden
A. Gambaran Umum Puskesmas Sampel pada penelitian ini
Rumah Sakit Umum Daerah adalah pasien gagal ginjal kronik
(RSUD) Kabupaten Sukoharjo dengan hemodialisa rawat jalan usia
merupakan rumah sakit negeri milik 18-60 tahun di RSUD Kabupaten
pemerintah Sukoharjo kelas B yang Sukoharjo.
berlokasi di jalan Dr. Moewardi No.
Tabel 1
Karakteristik Responden
Variabel Frekusensi Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 12 38,71
Perempuan 19 61,3
Umur
18-25 1 3,22
25-65 30 96,78
Pendidikan
Dasar 23 74,19
Lanjut 8 25,81

Tabel 1 menunjukkan bahwa 65 tahun yaitu 96,78%, sebagian


sebagian besar responden berjenis pendidikan terakhir dasar yaitu
kelamin perempuan yaitu sebesar sebesar 74,19%.
61,3%, sebagian besar berusia 25-
Tabel 2
Distribusi respnden Menurut Pengetahuan
Pengetahuan N Persentase (%)
Baik 18 58.1
Kurang Baik 13 41.9
Total 31 100.0

Berdasarkan data di atas, diketahui pengetahuan sebanyak 18 (58,07%)


bahwa distribusi responden menurut memiliki pengetahuan yang baik.
Tabel 3
Distribusi respnden Menurut Dukungan Keluarga
Pengetahuan N Persentase(%)
Baik 15 48.4
Kurang Baik 16 51.6
Total 31 100.0

Berdasarkan data di atas, diketahui (48,04%) memiliki dukungan


bahwa distribusi responden menurut keluarga yang baik.
Dukungan keluarga sebanyak 15
Tabel 4
Distribusi respnden Menurut Kepatuhan
Dalam Pembatasan Asupan Cairan
Kepatuhan N Persentase(%)
Patuh 17 54.8
Tidak Patuh 14 45.2
Total 31 100.0

Berdasarkan data di atas, C. Hubungan tingkat pendidikan


diketahui bahwa distribusi dengan kepatuhan dalam
responden menurut kepatuhan pembatasan asupan cairan
terhadap pembatasan asupan Hasil analisis hubungan
cairan, sebanyak 17 (58.9) tingkat pendidikan dengan
responden patuh dalam kepatuhan dalam pembatasan
membatasi asupan cairan yang asupan cairan pada pasien
dikonsumsi gagal ginjal kronik dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 5
Kepatuhan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kepatuhan
Total
Patuh Tidak Patuh *
Pendidikan N % N % N %Total
Dasar 15 68.2% 7 31.8% 22 100% 0.019
Lanjut 2 22.2% 7 77.8% 9 100%
Total 17 54.8% 14 45.2% 31 100%
*
pearson product moment test

Tabel diatas menunjukkan berdasarkan tingkat pendidikan.


kepatuhan responden terhadap Sebanyak 15 (68.2%) responden
pembatasan asupan cairan yang menempuh pendidikan dasar
patuh terhadap pembatasan asupan . Pendidikan kesehatan yang
cairan, sedangkan dari responden terus dilakukan dapat meningkatkan
yang menempuh pendidikan lanjut pengetahuan pasien sehingga
sebanyak 2 (22.2%) patuh dalam peningkatan berat badan yang tidak
membatasi asupan cairan. diinginkan dapat dicegah.
Dari uji hubungan yang Persentase responden yang
dilakukan diketahui nilai value telah menempuh pendidikan lanjut
yang didapat sebesar 0.019. Nilai ini sebagian besar (77.8%) tidak patuh
menunjukan bahwa ada hubungan terhadap pembatasan asupan
tingkat pendidikan dengan cairan. Hasil ini berbanding terbalik
kepatuhan pasien dalam dengan teori-teori yang ada, seperti
pembatasan asupan cairan pada yang diungkapkan teori Riskesdas
pasien gagal ginjal kronik yang (2010) menjelaskan bahwa semakin
Tingkat pendidikan yang tinggi pendidikan seseorang maka
dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan seseorang tersebut
lama tahun pendidikan formal yang akan semakin tinggi. Banyak faktor
ditempuh oleh responden. Dengan yang dapat mempengaruhi
tingkat pendidikan yang tinggi kepatuhan responden, yaitu faktor
diharapkan responden mampu pendorong (usia, jenis kelamin,
memahami anjuran yang katakana status perkawinan, pendidikan, lama
oleh petugas kesehatan termasuk sakit, tingkat pengetahuan, dan
anjuran untuk membatasi asupan status pekerjaan, faktor penguat
cairan. (pelayanan kesehatan), faktor
Menurut Kamalludin dan pemungkin (peran perawat, dokter,
Rahayu (2009) Pada pasien dengan ahli gizi, dan dukungan keluarga).
tingkat pendidikan tinggi akan Dari banyaknya faktor yang
memiliki pengetahuan yang lebih mempengaruhi kepatuhan dapat
luas juga memungkinkan pasien disimpulkan bahwa pendidikan
dapat menontrol dirinya dalam bukan satu-satunya faktor yang
mengatasi masalah yang dihadapi, dapat mempengaruhi kepatuhan,
mempunyai rasa percaya diri yang ada faktor lain yang saling berkaitan,
tinggi, serta mudah mengerti tentang sehingga tidak serta merta
apa yang dianjurkan oleh petugas responden dengan pendidikan tinggi
kesehatan. memiliki kepatuhan yang lebih baik.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan D. Hubungan Pengetahuan
oleh Ismail dkk (2012) dengan dengan Kepatuhan Dalam
subjek pasien gagal ginjal kronik di Pembatasan Asupan Cairan
RSUD Pusat DR. Wahidin Hasil analisis hubungan
Sudirohusodo Makasar menunjukan pengetahuan dengan kepatuhan
bahwa ada hubungan antara dalam pembatasan asupan cairan
pendidikan, pengetahuan dan gagal ginjal kronik dapat dilihat pada
motivasi dengan kepatuhan diet tabel 6 sebagai berikut :
pada pasien gagal ginjal kronik
Tabel 6
Kepatuhan Responden Berdasarkan Pengetahuan
Kepatuhan
Patuh Tidak Patuh Total *
Pengetahuan N % N % N %Total
Baik 14 77.8% 4 22.2% 18 100%
Kurang 3 23.1% 10 76.9% 13 100% 0.002
Total 17 54.8% 14 45.2% 31 100%
*
pearson product moment test
satu penyebab perbedaan
Tabel diatas menjelaskan pemahaman diantara responden
bahwa sebanyak 77.8% responden disebabkan karena faktor
dengan pengetahuan baik patuh pendidikan. Menurut Notoatmodjo
dalam pembatasan asupan cairan, (2007) Semakin tinggi tingkat
sedangkan 22.2% responden pendidikan, maka semakin mudah
lainnya tidak patuh dalam pula individu dapat memahami suatu
pembatasan asupan cairan. permasalahan yang mucul pada
Sebanyak 23.1 % responden dirinya ataupun di lingkungan.
dengan pengetahuan kurang patuh Hasil penelitian ini selaras
dalam pembatasan asupan cairan dengan penelitian yang dilakukan
dan 76.9% responden dengan oleh Kamalludin dan Rahayu (2009).
pengetahuan kurang tidak patuh Pada penderitayang mempunyai
dalam pembatasan asupan cairan. pengetahuan yang lebih luas
.Dari uji hubungan yang memungkinkan pasien itu dapat
dilakukan diketahui nilai value mengontrol dirinya dalam
yang didapat adalah 0.002 dan nilai r mengatasimasalah yang di hadapi,
=0,0.542. Nilai ini menunjukkan mempunyai rasa percaya diri yang
bahwa ada hubungan antara tinggi, berpengalaman, dan
pengetahuan dengan kepatuhan mempunyai perkiraan yang tepat
pasien dalam pembatasan asupan bagaimana mengatasi kejadian serta
cairan pada pasien gagal ginjal mudah mengerti tentang apa yang
kronik yang menjalani hemodialisis dianjurkanoleh petugas kesehatan,
rawat jalan di RSUD Kabupaten akan dapat mengurangi kecemasan
Sukoharjo. sehingga dapat membantu individu
Ketika pasien di diagnosis tersebut dalam membuat keputusan.
gagal ginjal kronik dan harus Hasil penelitian ini didukung dengan
menjalani hemodialisa, poliklinik gizi teori dimana pengetahuan atau
RSUD Kabupaten Sukoharjo kognitif merupakan domain yang
memberikan konseling dan pasien sangat penting untuk terbentuknya
dibekali leafleat dan buku panduan suatu tindakan,perilaku yang
diet yang haarus dijalani. Secara didasari pengetahuan akan lebih
umum sumber pengetahuan pasien langgeng dari pada yang tidak
GGK mengenai pembatasan asupan didasari pengetahuan (Notoatmodjo,
cairan berasal dari sumber yang 1985).
sama yaitu konseling serta leaflet
dan buku panduan tersebut. Namun
tingkat pemahaman yang berbeda-
beda antar individu yang
menyebabkan pengetahuan masing-
masing responden berbeda. Salah
E. Hubungan Dukungan Hasil analisis hubungan
Keluarga dengan Kepatuhan dukungan keluarga dengan
dalam Pembatasan Asupan kepatuhan dalam pembatasan
Cairan asupan cairan pada kronik dapat
dilihat pada tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7
Kepatuhan Responden Dilihat Dari Dukungan Keluarga
Kepatuhan
Patuh Tidak Patuh Total *
Dukungan Keluarga N % N % N %Total
Baik 12 66.7% 6 33.3% 18 100%
Kurang 5 38.5% 8 61.5% 13 100% 0.047
Total 17 54.8% 14 45.2% 31 100%
* pearson product moment test
Tabel diatas menunjukkan berpengaruh dalam menentukan
bahwa 66.7% responden dengan program pengobatan pasien, derajat
dukungan keluarga baik patuh dalam dimana seseorang terisolasi dari
pembatasan asupan cairan, dan pendampingan orang lain, isolasi
sebanyak 61.5% responden dengan sosial secara negatif berhubungan
dukungan keluarga kurang baik, dengan kepatuhan.
tidak patuh terhadap pembatasan Penelitian ini sesuai dengan
asupan cairan. Uji hubungan yang hasil penelitian yang dilakukan oleh
dilakukan adalah pearson product Yulinda (2014) dengan subjek
moment dari uji hubungan yang pasien gagal ginjal kronis yang
dilakukan didapat nilai value melakukan hemodialisa diRS
sebesar 0.047 dan nilai r sebesar Telogorejo Semarang. Hasil
0.0360 penelitian menunjukkan ada
Keluarga merupakan bagian hubungan positif yang signifikan
dari pasien yang paling dekat dan antara dukungan sosial keluarga
tidak dapat dipisahkan. Pasien akan dengan kepatuhan pasien gagal
merasa senang dan tentram apabila ginjal kronis dalam melakukan diet.
mendapat perhatian dan dukungan Penelitian ini juga selaras dengan
dari keluarganya, karena dengan teori yang diungkapkan Rini (2013)
dukungan tersebut akan keluarga dapat menjadi faktor
menimbulkan kepercayaan dirinya yang sangat berpengaruh dan
untuk menghadapi atau mengelola menentukan keyakinan dan nilai
penyakitnya dengan baik, sehingga kesehatan individu dan dapat juga
penderita mau menuruti saran-saran menentukan tentang program
yang diberikan oleh keluarga untuk pengobatan yang diterima. Rini
penunjang pengelolaan penyakitnya (2013) menyatakan bahwa
(Friedman, 1998). Dukungan dukungan keluarga merupakan
keluarga diartikan sebagai suatu salah satu faktor yang
bentuk hubungan sosial yang mempengaruhi ketidakpatuhan.
bersifat menolong dengan Keluarga dapat membantu
melibatkan aspek perhatian, bantuan menghilangkan godaan pada
dan penilaian dari keluarga ketidakpatuhan dan keluarga
(Kamalludin dan Rahayu, 2009). seringkali dapat menjadi kelompok
Baekeland dan Luddwall dalam pendukung untuk mencapai
Niven (2002) mengatakan bahwa kepatuhan.
keluarga merupakan faktor yang
PENUTUP atau tanpa komplikasi untuk
Kesimpulan menjalani konseling gizi,
Ada hubungan antara tingkat sehingga pasien selalu ingat
pendidikan, Pengetahuan dan tentang pembatasan asupan
dukungan keluarga dengan cairan yang harus dijalani.
kepatuhan terhadap pembatasan 2. Unit Pelayanan Hemodialisa
asupan cairan pada pasien gagal RSUD Kabupaten Sukoharjo
ginjal kronik yang menjalani Petugas di unit pelayanan
hemodialisis rawat jalan di RSUD hemodialisa hendaknya lebih
Kabupaten Sukoharjo ( * = 0.019, kooperatif dan tanggap terhadap
0.002, 0.047) adanya penambahan berat
Saran badan pasien yang menjalani
hemodialisa, sehingga diketahui
1. Poliklinik Gizi RSUD Kabupaten penyebab terjadinya kenaikan
Sukoharjo berat badan dan dapat
Perlu ditingkatkan kerjasama menemukan solusi yang tepat
antara poliklinik gizi dengan unit untuk mencegah terjadinya
hemodialisa agar merujuk kenaikan berat badan yang tidak
pasien gagal ginjal kronik yang diinginkan.
menjalani hemodialisa dengan

DAFTAR PUSTAKA Draugirdas, T.J., Blake, G.P., &


Alam & Hadibroto. 2008. Gagal Todd S. Ing. 2001. Handbook of
Ginjal. Jakarta : PT Gramedia. Dialisis. Published: lippincott
Williams & Wilkins.
Almatsier. 2005. Penuntun Diet.
Jakarta : PT Gramedia Utama Friedman, M. J. (1998).
Keperawatan keluarga: teori
Arikunto, Suharsimi, Supardi, dan praktik. Jakarta: EGC
Suhardjono. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Hasanah, U. 2010. Hubungan
Aksara Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Perawatan
Arlija, L. (2006). Dukungan Sosial
pada Pasien Gagal Ginjal Organ Genetalia Eksterna pada
Terminal yang Melakukan siswi SMAN Futtuhiyyah
Terapi Hemodialisa. Diunduh Mranggen Demak.
dari http://library.usu.ac.id/ pada
tanggal 4 Juni 2014 Hendra, AW. 2008, Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Black, M.J. & Hawk, H.J. 2005. Pengetahuan, Jakarta :
Medical Surgical Nursing Clinic Pustaka Sinar. Harapan
Management For Positive
Outcomes. Volume 2. Australia: Hudak C.M.,Gallo B.M. 2004.
Elsevier Keperawatan Kritis, Pendekatan
Holistik. Edisi VI, Volume II.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ajar keperawatan Medikal Jakarta
Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC
Ihsan Fuad. 2005. Dasar-dasar Nephrology Nursing Journal. Vol
Kependidikan Jakarta. PT 34, No.5, 479-485.
RINEKA CIPTA. Jakarta
Kring, D.L & Crane. (2009). Factors
Istanti Permatasari Yuni 2014. affecting Quality of life in
Hubungan Antara Masukan persons on hemodyalisis.
Cairan dengan Interdialytic Nephrology Nursing Journal, 36,
Weight Gains (IDWG) Pada 1555, (2014).
Pasien Chronic Kidney Disease
Di Unit Hemodiaalisa RS PKU Kresnawan, Triyani.2005.
Muhammadyah Yogyakarta. Penatalaksanaan Diet Pada
PROVESI Volume 10 Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta
: PERNEFRI &PGII
Istanti, Y. P. 2009. Faktor-Faktor
yang Berkontribusi terhadap Morgan, Lois. BSN, RN, (2000):
interdialytic weight gains A Decade review: Methods to
(IDWG) pada Pasien chronic improve Adherence to the
kidney Disease (CKD) di Unit Treatment Regimen Among
Hemodialisis RS PKU Hemodialysis Patients,
Muhammadiyah Yogyakarta. Nephrology Nursing Journal;
Jurnal Universitas Indonesia Jun 2000; 27,3; Academic
Research Library, pg 299.
Kim, Y., Evangelista l.S., Phillips,
L.R., Pavlish, C., & Kopple, J.D. National Kidney Foundation Disease
(2010). The End-Stage Renal Outcomes Quality Initiative /
Disease Adherence NKF DOQI, 2002. Definition
Questionnaire (ESRD-AQ): And Stages Of Chronic
Testing the psychometric Kidney Disease. American
properties in patients receiving Journal of Kidney Diseases, Vol
in-center hemodialysis. 39,
Nephrology Nursing Journal, 37
(4), 377-393. Neliya, S. W. 2012. Hubungan
Pengetahuan tentang Asupan
Kamaluddin, Ridwan, Rahayu Eva. Cairan dan Cara pengendalian
2009. Analisis Faktor-faktor Asupan cairan terhadap
yang Mempengaruhi Kepatuhan Penambahan Berat
Asupan Cairan Pada Pasien Badan.JurnalNursing Studies
Gagal Ginjal Kronik dengan
Hemodialisis di RSUD Prof. Niven, N. (2002). Psikologi
Dr.Margono Soekarjo kesehatan: pengantar untuk
Purwokerto. Jurnal perawat & profesional
Keperawatan Soedirman ( The kesehatan lain. Edisi 2.
Soedirman Journal of Jakarta: EGC.
Nursing).Volume 4 No.1 Maret
2009. Notoatmodjo, S. 1985, Pengantar
ilmu perilaku Kesehatan,
Kammerer J., Garry G., Hartigan M., Badan Penerbit Kesehatan
Carter B., Erlich L. 2007. Masyasrakat, Fakultas
Adherence in Patients On Kesehatan Masyarakat
Dialysis: Strategies for Succes, Universitas Indonesia, Jakarta
Notoatmodjo, S. 2007. Metodelogi Riyanto, W. (2011). Hubungan
Penelitian Kesehatan. Edisi antara penmabahan berat
Revisi. Cetakan Ketiga. Jakarta badan diantara dua waktu
: Rineka Cipta. hemodialisa (interdialysis
weight gain = IDWG)
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi terhadap kualitas hidup pasien
Penelitian Kesehatan. Jakarta : penyakit ginjal kronik yang
Rineka Cipta menjalani terapi hemodialisa di
unit Hemodialisa IP2K RSUP
Nursalam. 2006. Asuhan Fatmawati Jakarta.
Keperawatan pada Pasien
dengan Gangguan Sistem Saragih, A. Desita. 2010. Hubungan
Perkemihan. Edisi Pertama. Dukungan Keluarga dengan
Jakarta : Salemba Medika Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Kronis yang Menjalani
Perhimpunan Dokter Spesialis Terapi Hemodialisa di RSUP
Penyakit Dalam Indonesia. Haji Adam Malik Medan. Skripsi.
Panduan Pelayanan Mediki. Fakultas Keperawatan USU.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Medan.
Universitas Indonesia. 2006
Susalit, Endang. 2003.
Perhimpunan Nefrologi Indonesia, Rekomendasi Baru
JNHC, 2004. Penatalaksanaan Penyakit
Ginjal Kronik Jakarta: JNHC
Pernefri. 2003. Konsensus Dialisis.
Edisi pertama. Jakarta : FKUI. Suhardjono, J. R. 2009 . Sehat
dengan Penyakit Ginjl Kronik.
Price, A. S., Wilson M. L., 2006. Jakarta: Pernefri, AsDI dan
PatofisiologiKonsep Klinis Fresenius Kabi
Proses-Proses Penyakit. Alih
Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Suharyanto., Abdul, Madjid. 2009.
EGC .Jakarta Asuhan Keperawatan Pada
KLien dengan Gangguan
Rini Setia, Rahmalia Siti, Dewi Sistem Perkemihan. Trans Info
Pristiana. Hubungan Antara Media. Jakarta.
Dukungan Keluarga Terhadap
Kepatuhan dalam Pembatasan Utami, S. 2011.Faktor-faktor ynag
Asupan Nutrisi dan Cairan pada Mempengaruhi Kepatuhan
Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Pembatasan Diet dan
dengan Hemodialisa . Program Asupan Cairan Pada Pasien
Studi Ilmu Kesehatan Gagal Ginjal Kronik di Ruang
Universitas Riau. Pekanbaru Hemodialisa RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2010.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Kultura Volume 12 No. 1
Jakarta: Badan Penelitian dan September 2011
Pengembangan Kesehatan.
Departemen Kesehatan, USRDS: The United StatesRenal
Republik Indonesia Data System: Overall
hospitalization and mortality. Am
J Kidney Dis 2009; 1(Suppl Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia.
1):S1 2008.

Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori Yulinda, 2004. Karakteristik


dan Pengukuran Pengetahuan , Penderita GGK Yang Di Rawat
Sikap dan Perilaku Manusia. Inap Di RSUDr. Pirngadi
Yogyakarta : Nuha Medika Medan Tahun 2002. Skripsi.
Fakultas KesehatanMasyarakat
Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia. USU. Medan.
2013. Buletin Dialife.

Anda mungkin juga menyukai