Kriteria Proper PKL 2017
Kriteria Proper PKL 2017
KERUSAKAN LAHAN
PERTAMBANGAN
PROPER 2017
ASPEK PENILAIAN PENGENDALIAN
KERUSAKAN LAHAN PERTAMBANGAN
MANAJEMEN/PENGELOLAAN
PENGUPASAN TANAH PUCUK (K1, K2,K4,K5,K6)
1. Kesesuaian dengan kondisi yang
direncanakan (lokasi, luasan)
PENGUPASAN BATUAN PENUTUP
2. Kesinambungan tahapan (batasan waktu)
(K1, K2, K3, K4, K5, K6)
TEKNIS
PENAMBANGAN (K1, K2, K3, K4, K5) 1.Stabilitas geoteknik
2.Menimbulkan pencemaran (batuan berpotensi
menimbulkan asam)
PENIMBUNAN TANAH PENUTUP 3.Erosi
INPIT OUTPIT 4.Kebencanaan (banjir, longsoran besar/landslide)
(K1, K2, K3, K4, K5) (K1, K2, K3, K4, K5, K6)
PERTAMBANGAN
KEGIATAN PASCA
REKLAMASI
KRITERIA KEMAMPUAN LAHAN
Sistem Drainase
Aspek Teknis Terasering
Guludan, dll.
o Nilai Total
o Kriteria
X80
55X 80
X<55 Bandingkan AMDAL
Aspek Pengendalian Kerusakan Lahan
Pertambangan
Pit 2 95 1 0 0 idem
Pengupasan Tanah Pit 1 91 1 0 0 Skala, Kemajuan luasan dan Jadwal tidak sesuai
Penutup
Pit 2 91 1 0 0 idem
Penggalian Tanah Pit 1 81 1 0 0 Skala, Kemajuan luasan dan Jadwal tidak sesuai,
Penutup tidak ada aktifitas > 1 Tahun
Pit 2 81 1 0 0 idem
Penambangan Pit 1 74 0 1 0 Skala, Kemajuan luasan dan Jadwal tidak sesuai,
tidak ada aktifitas > 1 Tahun, ada indikasi erosi
Pit 2 74 0 1 0 idem
Penimbunan Tanah Pit 1A 64 0 1 0 Skala, Kemajuan luasan dan Jadwal tidak sesuai,
Penutup tidak ada aktifitas > 1 Tahun, ada indikasi erosi,
langsung menuju badan air
Pit 1B 64 0 1 0 idem
Pit 2A 64 0 1 0 idem
Pit 2B 64 0 1 0 idem
Reklamasi Pit 1 95 1 0 0 Skala > 1 : 2000
Pit 2 95 1 0 0
Jumlah 14 8 6 0
Hasil Evaluasi 57% 43% 0%
RAPORT
RAPORT
Form Evaluasi KRAPORT
DATA KKRAPORT
LL
K
KKKKL L
Penilaian Kinerja
DATA-DATA YANG DIPERLUKAN DALAM VERIFIKASI LAPANGAN PROPER 2017:
DATA KKL
Kriteria Parameter Bukti Pendukung Satuan Pembersihan Lahan Pengupasan Tanah Pucuk
TW III-13 TW-IV-13 TW I-14 TW II-14 TW III-13 TW-IV-13 TW I-14 TW II-14
Lokasi Pit Tutupan
Mulai pengerjaan Jan-13
Rencana waktu pengakhiran Des-18
Luas Rencana Peta rencana TW-3 2013, TW-4 2013, TW-1 2014, TW-2 Ha
Umum 2014, dan matriks rencana dan realisasi 137 50 75 138
Realisasi luasan Peta rencana TW-3 2013, TW-4 2013, TW-1 2014, TW-2 Ha
2014, dan matriks rencana dan realisasi 110 45 75 120
Luas Kumulatif Lahan Terganggu Ha 350 460 505 580
Peta rencana Peta rencana TW-3 2013, TW-4 2013, TW-1 2014, TW-2 skala peta
2014, dan matriks rencana dan realisasi 1:20000 1:20000 1:20000 1:20000
Aspek Manajemen
Persetujuan Peta rencana TW-3 2013, TW-4 2013, TW-1 2014, TW-2
2014, dan matriks rencana dan realisasi tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
K1.
Kemajuan luasan Peta rencana dan realisasi TW-3 2013, TW-4 2013, TW-1 Ha 400
2014, TW-2 2014, dan matriks rencana dan realisasi Ha 350
Jadwal Peta rencana dan realisasi TW-3 2013, TW-4 2013, TW-1 bulan (satuan
12
2014, TW-2 2014, dan matriks rencana dan realisasi waktu)
bulan (satuan
12
waktu)
Aktivitas - Peta rencana dan realisasi TW-3 2013, TW-4 2013, TW-
Ada aktivitas / Ada aktivitas / Ada aktivitas / Ada aktivitas /
1 2014, TW-2 2014, dan matriks rencana dan realisasi
K2. ada aktivitas ada aktivitas ada aktivitas ada aktivitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Jika ada lahan yang ditinggal sementara, diperlukan
aktivitas aktivitas aktivitas aktivitas
persetujuan dari instansi teknis
K1
K2
Peta Rencana,
Persetujuan
Kemajuan Luasan
Jadwal
Kontinyuitas
Contoh Peta Rencana Penimbunan
Skala 1 : 2000
Keterangan :
- Skala Peta 1 : 2000
- Ada persetujuan KTT/ manager
perencanaan/manager tambang, dll
- Tanggal Pengesahan sebelum Triwulan
berjalan
RENCANA & REALISASI
PEMBUKAAN LAHAN PIT SM - B
RENCANA REALISASI
DESKRIPSI %
Ha Ha
Pemindahan
16,11 15,57 96,6%
Topsoil - Q1
Pemindahan OB -
15,24 14,69 96,4 %
Q1
Contoh Peta Rencana dan Realisasi
Triwulanan
Pembersihan Lahan
Perbandingan Rencana dan Realisasi
Aktifitas Penambangan
PIT 17,62 16,62 33,13 31,71 31,37 29,00 25,11 23,76 107,23 101,09
PENGAMBILAN TOPSOIL
WD 59,94 57,73 49,49 46,98 11,64 10,57 7,11 6,33 128,18 121,61
PEMINDAHAN OB PIT 17,49 16,62 33,13 31,71 31,37 29,00 25,89 23,76 107,88 101,09
PENAMBANGAN PIT 10,09 9,53 15,14 14,28 11,87 11,21 9,57 9,03 46,67 44,06
PENIMBUNAN WD 59,26 57,73 53,17 50,47 41,72 39,58 11,13 10,17 165,28 157,95
Area pit seluas 2.65 Ha dan creek seluas 0.84 Ha tidak ada pengambilan top soilnya karena daerah tersebut telah diambil terlebih
dahulu (total 3.49 Ha)
Area pit seluas 18.41 Ha dan creek seluas 8.05 Ha serta settling pond 2.55 Ha tidak ada pengambilan top soilnya karena daerah tersebut telah
diambil terlebih dahulu (total 29.01 Ha)
Area pit seluas 0.6 Ha dan creek seluas 3.24 Ha tidak ada pengambilan top soilnya karena daerah tersebut telah diambil terlebih
dahulu (total 3.84 Ha)
K2. KONTINYUITAS
Temuan Kesepakatan
1. Hanya menilai lokasi atau tahapan yang ada dalam 1. Lahan terganggu yang ditinggal dan tidak ada dalam
RKTTL RKTTL tetap menjadi lokasi penilaian... Diberi nilai
2. Argumentasi lahan yang ditinggalkan karena faktor sebagai LAHAN yang DITINGGALKAN.
kondisi cadangan batubara (kualitas untuk blending), 2. Argumentasi tidak dapat diterima, kecuali ada
hujan, harga pasar, dll pernyataan dari Kementeri ESDM atau Dinas
Pertambangan.
3. Matrik Rencana dan Realisasi Pertambangan menjadi
Acuan Penting
K3. POTENSI LONGSOR
K3
K4
K3. POTENSI LONGSOR
Data survey terbaru (minggu terakhir) terkait kemiringan lereng, data ini adalah yang
berlaku/standar selama ini diperusahaan.
- Laporan Tim Survey ke Pengawasan/Pimpinan/manager
operasional
MONITORING KESTABILAN LERENG
PETA LOKASI & METODA MONITORING
Contoh data survey lereng
Contoh : PT.BA Bukit Asam
MONITORING KESTABILAN LERENG
Potensi longsor
Blok PIT BZCZ
b. Melihat ada tidaknya longsoran di lapangan
TEMUAN KESEPAKATAN
1. Tidak ada data geometeri lereng 1. Data geometeri lereng HARUS diisi, data dapat
2. Ditemukan ada longsor, hanya disebagian kecil berupa data laporan terakhir Survey Tim
pemantauan kemantapan lereng (Peta Cross
section) oleh perusahaan.
2. Jika ditemukan ada longsoron, Nilai Potensi
Longsornyo langsung diberi nilai NOL .
K4. UPAYA PENANGANAN BATUAN
Material dari PIT Roto Selatan sektor-B IB seam 5ww-7ww yang berupa pasir (PAF), dan
dari PIT SM-B IB floor seam 4 yang berupa pasir, IB seam 4d3 dan IB seam 3b-3c yang
berupa pasir lempung- an, ditumpuk dilokasi yang sudah dipersiapkan untuk selanjutnya
dilapisi dengan material NAF setebal 10 meter.
IV.3. PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG
Penanganan Air Asam Tambang (AAT) yang berpotensi keluar dari lokasi penambangan
dilakukan secara aktif antara lain melakukan netralisasi dengan menggunakan kapur
(berbentuk powder/serbuk) dicampurkan pada fasilitas treatment kemudian disemprotkan
pada saluran air limbah di settling pond.
Pengukuran pH pada genangan/aliran
Temuan Kesepakatan
1. Dalam AMDAL disebutkan tidak ada potensi AAT 1. Dilihat, apakah data yang disampaikan dalam Dokumen
2. Tidak ada kajian AMDAL sudah mewakili data semua Batuan Limbah yang
3. Ada Batuan limbah (Overburden) Potensi AAT, dihasilkan. Jika Sudah mewakili maka Nilai Pengelolaan
penanganannya tidak baik AAT diberi Maksimal. Jika ternyata belum, maka diberi
Nilai NOL dan direkomendasikan melakukan
Pengkarakteristikan semua batuan limbah yang
dihasilkan. Indikator pH dapat dijadikan argumentasi
bahwa ada atau tidak ada batuan potensi AAT.
2. Tidak Ada kajian, langsung diberi Nilai NOL.
3. Harus memiliki SOP Penanganan batuan limbah Potensi
AAT
4. Penanganan batuan limbah sesuai dengan SOP yang
ditetapkan
K5. UPAYA PENGENDALI EROSI
Pengendali Erosi:
BLOK Z, Klarifikasi lapangan
K5
K6
1. Drainase
2. Kolam Sedimen
3. Check Dam
4. Terasering
5. Guludan
6. Rip Rap
7. Drop Structure
8. Cover Cropping
9. Gabion
10.Hydroseeding
38
Kondisi Sarana Pengendali Erosi
INDIKASI EROSI
40
K5 : PENGENDALI EROSI
Temuan Kesepakatan
1. Ada covercropping tetapi baru ditanam 1. Covercropping biasanya hanya dilokasi-lokasi reklamasi atau
2. Ada drainase tetapi masih terlihat air Penimbunan yang sudah Final, sedangkan untuk lokasi lain
limpasan tidak ke kolam pengendap sangat jarang ditemukan. Baru penanaman covercrop dapat
3. Ada alur erosi tetapi hanya sebagian kecil diberi penilaian
2. Jika terlihat adanya air limpasan yang tidak menuju kolam
pengendap, terbentuk void-void yang bukan berfungsi untuk
kolam pengendap, maka Nilai Kondisi Sarana Pengendali Erosi
adalah NOL (Tidak memadai)
3. Parameter Indikasi Erosi sangat sulit ditentukan jika melihat
kekeruhan didrainase, juga tidak ada data TSS di drainase,
tidak ada data jumlah sedimen dikolam-kolam pengendap
dan besaran lahan dibuka yang masuk ke kolam pengendap.
Sehingga: Sesuai Kriteria, saat ini hanya melihat alur-alur
didinding lereng dengan dimensi Lebar > 20 cm, dan dalam
>5 cm. Tanpa melihat sebaran alur dimaksud.
K6. KEBENCANAAN
1. Tidak ada jarak aman dalam 1. Jika tidak disebutkan jarak aman kegiatan
rekomendasi AMDAL ke aktivitas masyarakat, maka diminta
2. Tidak ada SOP penanganan Bencana perusahaan mempunyai SOP untuk
pengendalian Bencana.
2. SOP berupa:
- SOP pengamanan Tanggul,
- SOP Tanggapa Darurat dan mempunyai
Tim Tanggap Darurat
Direktorat Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gedung B Lantai 5
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta 13410