Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan adanya
paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir.
Kita akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak ada
suatu paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari paragraf baik kegunaan,
macam-macam, syarat pembentukan paragraf dan pengembangan paragraf.
Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun
paragraf. Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami
makna paragraf itu sendiri. Dalam makalah yang singkat ini, kami akan
membahas tentang paragraf. Pembahasan akan kami mulai dari hal yang paling
sederhana yaitu pengertian paragraf, kegunaan, macam-macam hingga syarat-
syarat paragraf dan pengembangan paragraf itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam paragraf dan kegunaanya?
2. Bagaimanakah syarat pembentukan paragraf yang baik?
3. Dimanakah letak kalimat utama dari suatu paragraf?
4. Bagaimana cara mengembangkan suatu paragraf?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf

Pengembangan paragraph Page 1


Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.
Dalam terkandungsatu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat
dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik,
kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini
saling ertalian dsalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan
(Akhadiah dkk, 1991:144).
Paragraf dapat disebut juga dengan istilah alinea. Alinea adalah kesatuan
pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea merupakan
himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah ide.
Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek (singkat).
Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu mulai dan
berakhir.

B. Kegunaan Paragraf
Kegunaan paragraf antara lain sebagai berikut:
1. Untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik
sebelumnya.
2. Untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah
diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu.

C. Macam-macam Paragraf
Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi :
1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk
sampai pada masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragraf
pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup
mempersiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Paragrap pembuka ini tidak terlalu panjang agar pembaca tidak merasa bosan.
Di samping untuk menarik perhatian pembaca, paragraf pembuka juga
berfungsi untuk menjelaskan tentang tujuan dari penulisan itu.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh
seorang penulis. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dibahas

Pengembangan paragraph Page 2


oleh penulis diuraikan dalam paragraf ini. Oleh sebab itu, secara kuantitatif
paragraf ini merupakan paragraf yang paling panjang, antara paragraf dengan
antar paragraf harus saling berhubungan secara logis.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan.
Paragraf ini bisa berisi tentang kesimpulan masalah yang telah dibahas dalam
paragraf penghubung, atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal yang
dianggap penting dalam uraian-uraian sebelumnya.

D. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf


1. Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah
untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam
pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh
menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian
dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu
kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus
pada gagasan pokok.

2. Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau
kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan
kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun
oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran
yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat
dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan
karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.

3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama. Sebaliknya
suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau
diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Contoh :

Pengembangan paragraph Page 3


Suku Dayak tidaktermasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak
suka berselisih atau bersengketa.

Paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas


dengan pengulangan.

E. Letak Kalimat Utama


Sebuah paragraf dibangun dari beberapa kalimat yang saling
berhubungan dan hanya mengandung satu pikiran utama dan dijelaskan oleh
beberapa pikiran penjelas. Pikiran utama itu dituangkan ke dalam kalimat utama
dan pikiran-pikiran penjelas atau perincian dituang ke dalam kalimat-kalimat
penjelas.
Ada empat cara untuk meletakkan kalimat utama, yaitu :
1. Pada awal paragraf
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat
utama. Kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat panjelas yang berfungsi
menjelaskan pikiran utama.paragraf ini bersifat deduktif, dari yang umum
kepada yang khusus.
Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling
mendasar dalam kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang
mengarang. Jumlah kosa kata yang dimiliki seseorang akan menjadi petunjuk
tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu, jumlah kosa kata yang
dikuasai seseorang juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui
sekian banyak konsep. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai, semakin
tinggi pula tingkat pengetahuan seseorang. Dengan demikian, seorang
penulis akan mudah memilih kata-kata yang tepat/cocok untuk
mengungkapkan gagasan yang ada di dalam pikirannya.

2. Pada Akhir Paragraf


Paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti
oleh kalimat utama. Paragraf ini biasanya bersifat induktif, dari yang khusus
ke yang umum.
Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa
Indonesia secara metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan

Pengembangan paragraph Page 4


baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelah
anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah,
baik dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan orang tuanya. Ia
merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah berlangsung
beberapa jam. Baik waktu istirahat maupun di antara jam-jam pelajaran,
unsur-unsur bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu
bersifat homogen dan gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-
faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa
daerahnya akan melaju terus dengan cepat.

3. Pada Awal dan Akhir Paragraf


Peningkatan taraf pendidikan para petani, dirasakan sama
pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang
berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem pertanian tradisional misalnya
bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani
modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu menunjang
pembangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang
setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana
pembangunan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Itulah
sebabnya, peningkatan taraf pendidikan.

4. Tanpa Kalimat Utama


Paragraf ini tidak memiliki kalimat utama. Berarti pikiran utama
tersebar di seluluh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini
biasanya digunakan dalam karangan yang berbentuk narasi (yang berbentuk
cerita) atau deskripsi (yang berbentuk pelukisan). Pikiran utama didukung
oleh semua kalimat.
Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutan mengendur. Kian lama
kian berkurang. Akhirnya tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang
nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah mulai turun dari kandangnya, pergi ke
ladang dan pelataran. Dengung dan ruang lalu lintas di jalan raya kembali
menggila seperti kemarin. Raung klakson mobil dan suara kereta api

Pengembangan paragraph Page 5


bergema-gema menerobos ke relun-relung rumah sepanjang jalan. Sayup-
sayup terdengar dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan
menyatakan selamat tinggal pada hari kemarin.
Paragraf di atas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya
menjelaskan tentang suasana di pagi hari. Jadi, pikiran utama tersebar di
dalam beberapa kalimat yang membangun paragraf itu.

F. Mengembangkan Paragraf
Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan
membuat kerangka paragraph dahulu sebelum menulis paragraf itu. Sebagai
contoh dapat dilihat paparan di bawah ini.
Kerangka paragraf
Pikiran utama : Keindahan alam di Tawangmangu makin surut
Pikiran penjelas :
1. manusia telah mengubah segala-galanya
2. hutan, sawah, dan ladang tergusur
3. pohon-pohon tidak ada lagi
4. pagar bunga sudah diganti
5. gedung-gedung mewah dibangun
Pengembangan paragraf:
Bernostalgia tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan
menimbulkan kekecewaan saja. Dalam kurun waktu 25 tahun, dinamika
kehidupan manusia telah mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan ladang
telah tergusur oleh berbagai bentuk bangunan. Ranting dan cabang pohon telah
berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu bermekaran
dengan indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh. Batu-batu gunung
telah menghadirkan gedung plaza megah yang menelan biaya triliunan rupiah.
Arus modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan dan indahnya
alam ini.

Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi


paragraf.
1. Berdasarkan teknik
a. Secara alamiah

Pengembangan paragraph Page 6


Dalam hal ini penulis sekadar menggunakan pola yang sudah ada pada
objek atau kejadian yang di bicarakan. Susunan logis ini mengenal dua
macam urutan :
Urutan ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke titik berikutnya
yang berdekatan dalam sebuah ruang. Miasalnyagambaran dari depan
ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah dari kanan ke kiri,
dan sebagainya.
Urutan waktu (urutan kronologis) yang menggambarkan urutan
terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan.

b. Klimaks dan antiklimaks


Pikiran utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan
bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian
berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi
kedudukan/kepentingannya

c. Umum ke khusus, khusus ke umum (deduktif, induktif)


Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah
cara deduktif dan induktif. Dan karya ilmiah umunya berbentuk deduktif
artinya dari umum ke khusus.
2. Berdasarkan Isi
a. Perbandingan dan pertentangan
Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang
penulis berusaha membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini
penulis berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan antara dua hal.
Syarat perbandingan/pertentangan adalah dua hal yang tingkatannya sama
dan kedua hal itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.
b. Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini
dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.
c. Contoh-contoh
Sebuah karangan generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar
dapat memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang
memerlukan contoh-contoh yang konkret.

Pengembangan paragraph Page 7


d. Sebab-Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab
akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan
akibat sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya.
e. Definisi Luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang
penulis terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa
alinea.

f. Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita
mengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini
biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang
lebih kecil.
Berdasarkan tujuan dan sifatnya, paragraf dibedakan menjadi lima
macam, yaitu :
1. Narasi : paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.
Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena
merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit
susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun
pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di
hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan
tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena
ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin
menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu
pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.

2. Deskripsi : paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga


pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang
digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang,
benda, atau tempat.
Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan
Contoh:

Pengembangan paragraph Page 8


Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang
menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak
semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal.
Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.

3. Eksposisi : paragraf yang memaparkan, menjelaskan, menyampaikan,


menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga
orang yang membacanya akan bertambah wawasannya.
Ciri-cirinya: ada informasi
Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan
yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas
persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan
keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula
bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan,
aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial,
budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail
sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan
aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.

4. Argumentasi : paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta


alasannya.
Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab,
domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait
dengan ''meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak
kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan
pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju
seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena
memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.

5. Persuasi : paragraf yang mengajak, membujuk, menyarankan atau


mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.

Pengembangan paragraph Page 9


Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini,
pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas
baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house.
Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan
perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan
sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang
berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.
Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh
kalimat-kalimat yang memiliki hubungan timbal balik.
Pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak
boleh terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik, dan
tidak mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf akan
menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif.
B. Saran

Pengembangan paragraph Page 10


Dalam menyusun suatu paragraf hendaknya sesuai dengan ketentuan atau
syarat-syarat yang telah ada, sehingga mempermudah dalam membaca dan
dapat mengetahui isi dari suatu paragraf dengan mudah.
Khususnya bagi Pelajar atau Mahasiswa hendaknya mau memahami
bagaimana cara mengembangkan suatu tulisan-tulisan agar menjadi suatu
paragraf yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Nasucha, Yakub Drs. M. Hum dkk.2009.Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya


Tulis Ilmiah.Yogyakarta:Media Perkasa.

http://www.smak2.com/index.php?option=com_content&view=article&id=80:macam-
macam-paragraf&catid=18:indonesian-lang&Itemid=36

http://www.scribd.com/doc/29754000/Pengertian-Paragraf

http://basasin.blogspot.com/2009/06/macam-macam-paragraf.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-paragraf/

Pengembangan paragraph Page 11

Anda mungkin juga menyukai