Anda di halaman 1dari 2

Untuk merancang bangunan di sekitar tepi aliran sungai (Kawasan Tepi Air

Sungai), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Perancangan ini harus memerhatikan
beberapa aspek yang berkaitan dengan bentuk morfologi sungai serta ketentuan peraturan
yang berlaku. Beberapa peraturan yang berkaitan dengan upaya pemanfaatan kawasan tepi air
sungai antara lain :
(1) Keputusan Presiden RI No. 32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung;
(2) Peraturan Pemerintah RI No. 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
(3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no.63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan
Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai;
(4) Petunjuk Teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Tepi Air oleh
Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum RI tahun 2000.

Tidak hanya peraturan, ada juga beberapa pertimbangan yang digunakan dalam
menyusun prinsip-prinsip perancangan Kawasan Tepi Air Sungai (KTAS), antara lain :

1. Bentuk tipologi-morfologi KTAS baik secara topografis, karakteristik tanah, jenis


vegetasi, serta bentuk tepi air sungai (landai atau curam) akan memengaruhi
teknik, desain, dan konstruksi pembangunan kawasan tersebut.
2. Perancangan KTAS harus memerhatikan karakteristik lingkungan, sehingga
karakter spesifik kawasan tetap terjaga. Perlu ditetapkan fungsi peruntukan yang
sesuai dengan karakteristik setempat.
3. Kawasan tepi air mempunyai batasan-batasan atau aturan dalam perancangannya
baik dari sisi skala (ukuran) maupun kompleksitasnya (Wrenn, 1983).
4. Dampak kepada aktivitas penduduk serta kelestarian lingkungan perlu dicermati.
Pemanfaatan lingkungan tepi air sungai dilakukan dengan menjaga kualitas air,
penyediaan ruang terbuka, menjamin kemudahan akses/pencapaian, serta
antisipasi terhadap bencana (longsor, banjir) serta dampak sosial bagi penduduk di
kawasan tersebut.
5. Orientasi bangunan sebaiknya ke arah tepi air. Tepi air harus dijadikan "latar
depan sehingga "penghargaan terhadap lingkungan tepi air menjadi lebih baik.
Secara sosial, kontrol pemanfaatan ruang tepi air menjadi lebih mudah
dibandingkan jika tepi air dijadikan "daerah belakang.
Selain pertimbangan yang digunakan dalam menyusun prinsip perancangan KTAS,
ada aspek - aspek lain yang harus diperhatikan yakni; aspek keamanan, kenyamanan,
kemudahan aksesibilitas, dan kesehatan lingkungan.

Karena itu, dalam rangka pemanfaatan KTAS yang terpadu dan berkelanjutan,
perancangan harus dilakukan dengan memerhatikan beberapa hal sebagai berikut:

(1) Pembangunan harus memerhatikan keselarasan dan keseimbangan antara


lingkungan alam dan lingkungan buatan,

(2) Pembangunan harus memberikan peluang untuk berlangsungnya regenerasi


ekosistem dan menjamin kualitas kehidupan yang lebih baik,

(3) Perlu upaya-upaya partisipasi dalam pengambilan keputusan, perencanaan dalam


semua level upaya peningkatan kualitas lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai