Anda di halaman 1dari 13

LAMPIRAN MATERI

A PENGERTIAN

Air susu ibu (ASI) adalah suatu cairan yang terbentuk dari campuran dua zat yaitu
lemak dan air yang terdapat dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam
organik yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu dan bermanfaat sebagai
makanan bayi (Maryunani, 2012). Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik
bagi bayi baru lahir, baik bayi yang dilahirkan cukup bulan (matur) maupun
kurang bulan (premature) (Suradi dkk, 2010).

WHO (World Health Organization), UNICEF ( United Nations Children's Fund)


dan WHA (World Health Assembly) dalam Global Strategy for Infant and Young
Child Feeding merekomendasikan untuk menerapkan cara pemberian makan pada
bayi yang baik dan benar yaitu menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai
dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan.
(Kemenkes RI, 2010).

Rekomendasi dari lembaga-lembaga dunia ini diadopsi di Indonesia melalui UU


No.36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128 ayat 1 menyatakan setiap bayi
berhak mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan, kecuali atas
indikasi medis. Selain itu Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
50/Menkes/SK/IV/2004 menyatakan bahwa pemberian ASI dapat dilanjutkan
sampai anak berusia 2 tahun untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan
bayi yang optimal.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi mulai 0-6 bulan dalam rangka
mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan terbukti memberikan
manfaat bagi bayi dari segi aspek gizi (kolostrum uang mengandung Ig A, Whey-
Casein, DHA, dan AA dengan komposisi yang sesuai), aspek imunologik
(laktoferin dan lysosim; dan jenis leukosit yaitu BALT, GALT, MALT serta faktor
bifidus) (Firmansyah dan Mahmuda, 2012). ASI eksklusif diberikan sedini
mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak ada makanan
tambahan sampai dengan bayi berumur enam bulan kecuali obat-obatan yang
disarankan oleh dokter. Makanan tambahan yang diaksud yaitu susu formula, air
matang, jus buah, air gula, amdu dan lain sebagainya. (Dee, 2007; Pearl et all,
2004 dalam pertiwi 2012).

B MANFAAT

ASI mengandung semua nutrient yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang benar
dan tidak pernah basi. Manfaat paling penting dari menyusui adalah
perlindungan terhadap infeksi seperti diare, infeksi pernafasan, dan lain-lain.
Menyusui juga memiliki beberapa manfaat psikologis. Menyusui memberi
kesempatan yang lebih besar untuk berhubungan secara lebih dekat dengan bayi
dan mengembangkan relasi penuh kasih sayang dalam jangka panjang, bayi juga
akan berkembang menjadi anak yang aman secara emosi karena mulai mengenali
sentuhan. Kontak fisik yang teratur dan berlangsung terus dengan ibu akan
menolong bayi mengembangkan kemampuan untuk menghadapi masalah dan
konflik dalam kehidupannya dikemudian hari (Ramaiah, 2006).

Depkes (2006) menerangkan bahwa manfaat ASI adalah dapat diberikan setiap
saat, mengandung zat kekebalan terhadap penyakit, dan mempererat hubungan
kasih sayang antara ibu dan anak (Hayati, 2009).

1 Manfaat ASI bagi Ibu

a Mengurangi perdarahan dan mempercepat involusi uterus, ibu yang


menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk
penutupan pembuluh darah dan merangsang rahim untuk berkontraksi
sehingga involusi uterus berlangsung lebih cepat perdarahan akan lebih
cepat berhenti.

b Mengecilkan rahim, Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan


sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses
pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak
menyusui.
c Mengurangi terjadinya anemia, Ibu yang menyusui secara eksklusif selama
6 bulan, amenore akan berlangsung lebih lama dan ibu akan menyimpan
zat besi sehingga anemia tidak akan terjadi.

d Menjarangkan kehamilan, Menyusui merupakan alat kontrasepsi yang


aman, murah dan cukup berhasil. Apabila pemberian ASI lebih dari 8 kali
sehari, usia bayi kurang dari 6 bulan dan belum haid maka 98 persen tidak
akan hamil (6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96 persen tidak akan
hamil 12 bulan pertama).

e Mempercepat ibu kembali ke berat badan semula, ASI yang diproduksi


oleh ibu sebagian dari makanan yang dimakannya dan sebagian lagi dari
lemak yang tertimbun didalam tubuh ibu selama hamil, dan ketika
menyusui lemak tersebut akan terpakai sehingga berat badan ibu akan
cepat berkurang.

f Mengurangi resiko kanker payudara dan ovarium, Beberapa penelitian


menunjukkan bahwa menyusui akan menguragi kemungkinan terjadinya
kanker payudara. Selain itu, beberapa penelitian menemukan juga bahwa
menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker ovarium, resiko
terkena kanker ovarium pada ibu menyusui berkurang sampai 20-25
persen.

g Praktis dan portabel (mudah dibawa kemana-mana), ASI dapat diberikan


dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan atau diminum
serta dalam suhu yang selalu tepat. 8) Memberi kepuasan bagi ibu, Ibu
yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan,
kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam.

h Lebih ekonomis, Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu


mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 6 bulan.
Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk
memberi susu formula dan peralatanya.
i Tidak merepotkan dan hemat waktu, ASI dapat segera diberikan pada bayi
tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol
dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas

j Murah, lebih mudah, lebih ramah lingkungan

k Menyusui menolong menurunkan kenaikan berat badan berlebihan yang


terjadi selama kehamilan, karena menyusui menurunkan resiko obesitas

2 Manfaat ASI bagi Bayi

a Aspek gizi, Manfaat Kolostrum:

1) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Ig A untuk


melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi

2) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan


bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit tapi cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi

3) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan


mengandung karbohidrat dan lemak yang rendah, sehingga sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran

4) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama


berwarna kehijauan.

b Aspek Imunologi

1) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi

2) Imunoglobulin A (Ig A) dalam kolostrum dan ASI kadarnya cukup


tinggi. Sekretori Ig A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri
patogen E.Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan

3) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat


kekebalan yang mengikat zat besi disaluran pencernaan
4) Lysosim, enzim yang melindungi bayi dari bakteri E.Coli dan
salmonella serta virus. Jumlah lysosim dalam ASI adalah 3000 kali
lebih banyak dibanding kan susu sapi

5) Sel darah putih pada ASI pada dua minggu pertama lebih dari 4000 sel
per mil. Terdiri dari tiga macam yaitu Brochus-Asociated Lympocite
Tissue (BALT) antibodi pernafasan, dan Mammary Asociated
Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara

6) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,


menunjang pertumbuhan bakteri laktobacillus bifidus. Bakteri ini
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan

c Aspek Fisik

Anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif akan lebih mudah terjangkit
penyakit kronis, dan kemungkinan anak menderita kekurangan gizi
(marasmus) dan mengalami obesitas (kegemukan) juga lebih besar.

3 Manfaat ASI bagi Keluarga

a Aspek Ekonomi

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membeli susu formula dapat digunakan keperluan lain. Penghematan juga
disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga
menguragi biaya berobat.

b Aspek Psikologi

Kebahagian keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga


suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan
keluarga. 3. Aspek Kemudahan Menyusui sangat praktis, karena dapat
diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot
menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta
pertolongan orang lain.
C JENIS-JENIS ASI

Jenis ASI Berdasarkan Waktu Produksi Berdasarkan waktu di produksi, ASI dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, (Khasanah, 2010)

1. Kolostrum ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah
bayi lahir. Pada awal menyusui, kolostrum yang keluar mungkin hanya
sesendok teh saja. Kolostrum melapisi usus bayi dan melindunginya dari
bakteri. Produksinya berkurang perlahan saat air susu keluar pada hari ke 3
sampai 5. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning
kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar
karena mengandung butiran lemak dan selsel epitel. Adapun manfaat
kolostrum sebagai berikut :

a. Kaya antibodi yang berguna untuk melindungi bayi terhadap infeksi dan
alergi
b. Banyak sel darah putih yang berguna untuk melindungi bayi terhadap
infeksi
c. Pencahar yang berguna untuk membersihkan air ketuban, dan membantu
mencegah bayi kuning (ikterus)
d. Faktor pertumbuhan yang membantu usus bayi berkembang lebih matang,
mencegah alergi dan keadaan tidak tahan
e. Kaya vitamin A yang berguna untuk mengurangi keparah infeksi,
mencegah penyakit mata pada bayi

2. ASI masa transisi ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari
kesepuluh. Merupakan peralihan dari ASI kolostrum sampai menjadi ASI
mature. Pada masa ini, kadar protein berkurang, sedangkan karbohidrat dan
lemak serta volumenya semakin meningkat. ASI transisi mengandung kalori
yang lebih banyak dibandingkan dengan kolostrum.

3. ASI mature ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya. ASI
mature mengandung 90% air yang berguna untuk menjaga hidrasi bayi,
10%nya merupakan karbohidrat, protein, dan lemak yang berfungsi untuk
pertumbuhan dan energi bagi bayi. ASI mature merupakan nutrisi bayi yang
terus berubah di sesuaikan dengan perkembangan bayi sampai usia 6 bulan.
Setelah 6 bulan, ASI tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi sehingga
mulai dikenalkan dengan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI).

Menurut American pregnancy association tahun 2015, ASI mature dibagi


menjadi 2 yaitu foremilk dan hindmilk.

a. Foremilk
Foremilk disimpan pada saluran penyimpanan yang keluar pada awal
menyusui atau 5 menit pertama pada awal menyusui. Foremilk dihasilkan
sangat banyak dan berfungsi untuk menghilangkan rasa haus bayi.
Foremilk mengandung air, vitamins dan protein.
b. Hindmilk

Hindmilk Keluar setelah foremilk habis atau saat menyusui hampir


selesai. Hindmilk sangat kaya akan lemak dan baik untuk meningkatkan
berat badan bayi.

Penting untuk diingat bahwa, baik foremilk dan hindmilk sama pentingnya
bagi bayi. Oleh karena itu saat bayi menyusui, bayi wajib mendapatkan
foremilk dan hindmilk dalam satu siklus menyusui. Indikator seimbangnya
foremilk dan hindmilk bisa dilihat dari peningkatan berat badan yang baik.
Selain itu, bisa juga dilihat dari warna feses bayi. Bayi sudah mendapatkan
foremilk dan hindmilk seimbang apabila warna fesesnya menjadi keemasan.

D. CARA PEMERAHAN ASI

Ajarkan ibu untuk melakukan sendiri. Dengan seijin ibu, sentuh payudaranya
hanya untuk menunjukkan apa yang harus dilakukan, dan lakukan dengan lembut.
Siapkan wadah bersih kering dengan mulut lebar untuk ASI perah.

Ajarkan ibu untuk:

1. Mencuci tangan dengan sabun setiap akan memerah


2. Ibu buth untuk membersihkan payudaranya hanya sekali sehari.
Keseringan membersihkan khususnya dengan sabun, mengeringkan kulit
areola yang sensitif dan mudah terjadinya putting retak.
3. Buatlah dirinya nyama. Duduk atau berdiri dengan nyaman.
4. Pegang wadah dibawah areola dan puting dengan tangan lainnya.
5. Meletakkan ibu jarinya pada payudara di atas puting dan areola, dan jari
telunjuknya pada payudara di bawah puting dan areola, berseberangan
dengan ibu jari. Ibu menopang payudara dengan jari-jarinya.
6. Menekankan dan melepas jaringan payudara diantara ibu jari dan telunjuk
beberapa kali. Kadang pada payudara ibu yang menyusui mungkin
merasakan adanya bagian-bagian melebar dari ductus yang membengkak
karena ASI.
7. Jika ASInya tidak keluar, ibu sebaiknya memposisikan ulang jari dan
telunjuknya sedikit lebih dekat ke puting atau ke arah belakang-depan
sampai menemukan tempat yang menghasilkan ASI dapat mengalir. Lalu
tekan lepas payudara seperti sebelumnya.
8. Menekan dan melepaskan, menekan dan melepaskan. Ke semua arah
mengelilingi payudara. Jaga agar jari-jari kita jaraknya tetap sama dari
putting.
9. Perah satu payudara sampai ASI hanya mengalir perlahan dan menetes. Ini
memungkinkan akan memakan waktu sekitar 2-5 menit dan perah lagi
payudara satunya dengan cara yang sama sampai ASInya hanya menetes.
10. Bergantian antara payudara setelah 5 atau 6 kali dengan minimal waktu
yang membutuhkan untuk satu kali proses pemerahan minimal 20-30
menit.
11. Hentikan memerah ketika ASI sudah mengalir lambat.
12. Jika memerah kolostrum pada satu hari pertama atau dua hari, tampung
ASI dalam spuit 2 ml atau 5 ml data mengalir keluar dari puting. Seorang
penolong dapat melakukan ini. Ini akan mencegah terbuangnya ASI yang
mana bisa terjadi pada penggunaan wadah besar sedangkan volume ASI
yang keluar sendiri.
13. Beberapa ibu memerah dengan agak mendorong kedalam dan keluar
dinding payudara pada saat yang bersamaan untuk meningkatkan
pengaliran ASI.

Hindarilah hal-hal berikut ini:

14. Hindari memerah pada puting -hal itu dapat menghambat aliran ASI
15. Hindari mengurut jari-jari kita pada payudara- menggesek dapat membuat
payudara nyeri

E. CARA PENYIMPANAN ASI

1. ASI perah disimpan dalam lemari pendingin atau menggunakan portable


cooler bag
2. Untuk tempat penyimpanan ASI, berikan sedikit ruangan pada bagian atas
wadah penyimpanan karena seperti kebanyakan cairan lain, ASI akan
mengembang bila dibekukan.

3. ASI perah segar dapat disimpan dalam tempat/wadah tertutup selama 6-8
jam pada suhu ruangan (26C atau kurang). Jika lemari pendingin (4C
atau kurang) tersedia, ASI dapat disimpan di bagian yang paling dingin
selama 3-5 hari, di freezer satu pintu selama 2 minggu, di freezer dua pintu
selama 3 bulan dan di dalam deep freezer (-18C atau kurang) selama 6
sampai 12 bulan.

4. Bila ASI perah tidak akan diberikan dalam waktu 72 jam, maka ASI harus
dibekukan.

5. ASI beku dapat dicairkan di lemari pendingin, dapat bertahan 4 jam atau
kurang untuk minum berikutnya, selanjutnya ASI dapat disimpan di lemari
pendingin selama 24 jam tetapi tidak dapat dibekukan lagi.
6. ASI beku dapat dicairkan di luar lemari pendingin pada udara terbuka
yang cukup hangat atau di dalam wadah berisi air hangat, selanjutnya ASI
dapat bertahan 4 jam atau sampai waktu minum berikutnya tetapi tidak
dapat dibekukan lagi.

7. Jangan menggunakan microwave dan memasak ASI untuk mencairkan


atau menghangatkan ASI.

8. Sebelum ASI diberikan kepada bayi, kocoklah ASI dengan perlahan untuk
mencampur lemak yang telah mengapung.

9. ASI perah yang sudah diminum bayi sebaiknya diminum sampai selesai,
kemudian sisanya dibuang

E. LANGKAH-LANGKAH PENYAJIAN ASI PERAH

1. Sehari sebelumnya ASI perah beku yang tersimpan di freezer diturunkan


ke lemari pendingin. Tujuannya agar pelelehan ASI perah beku dapat
mencair secara bertahap
2. ASI perah dikeluarkan dari lemari es secara berurutan dari jam perah
paling awal atau FIFO (First in First Out)
3. Mengambil asi perah sesuai kebutuhan, yang kira-kira langsung
dihabiskan
4. ASI perah dihangatkan dengan cara merendam botol berisi ASI perah
dalam wadah yang berisi air putih dalam suhu ruangan lalu diganti dengan
air yang lebih hangat.
5. ASI perah tidak dihangatkan dengan air mendidih atau direbus karena
akan merusak kandungan gizi.
6. Menyiapkan cangkir kecil atau cangkir dan sendok untuk meminumkan
ASI perah kepada bayi.
7. Jika ASI perah sudah mencair, ASI mesti dikocok perlahan (memutar
searah jarum jam) agar cairan di atas bercampur dengan cairan bawah.
Cairan atas biasanya terlihat agak kental, dikarenakan kandungan lemak
yang lebih banyak. Bukan berarti ASI perah tersebut sudah basi.
DAFTAR PUSTAKA

Adhisivam, D.C.H., et.al. (2016). Postnatal counseling on exclusive breastfeeding


using video experience from a tertiary care teaching hospital, south India.
The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine.

American Pregnancy Association. (2013). Breastfeeding: Overview, American


Pregnancy Association. Available from:
http://americanpregnancy.org/firstyearoflife/breastfeedingoverview.html.
Diakses pada tanggal 26 februari 2017.

Arifin, S. (2004). Pemberian ASI Eksklusif dan Faktorfaktor yang


Mempengaruhinya. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara.

Badriul, dkk. (2008). Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Bobak , I.M. & Lowdermilk, D.L. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). (2006). Pedoman Umum
Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal 2006.
Jakarta: Depkes RI.

Gupte, Suraj. (2004). Panduan Keperawatan Anak. Jakarta: Pustaka Populer


Obor.
Hayati, A.W. (2009). Gizi Bayi. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Hikmawati, Isna. (2008). Faktor-Faktor Resiko Kegagalan Pemberian ASI


Selama Dua Bulan (Studi Kasus pada Umur 3-6 bulan di Kabupaten
Banyumas). Semarang: Universitas Diponegoro.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2013). Nilai Nutrisi Air Susu Ibu. Jakarta:
IDAI.

Kanchan Sharma, Vinod Sharma and Pradeep Kumar Sharma (2014). Face to
Face Counseling is Associated with Higher Exclusive Breast Feeding Rates
at Six Weeks Compared to Audio-Visual Aids: A Randomized Controlled
Trial. J Neonatal Biol. Vol (3) 137. doi:10.4172/2167-0897.1000137.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2010). Pedoman


Pekan ASI Sedunia (PAS). Jakarta: Kemenkes RI.

Khasanah, Nur. (2011). ASI atau Susu Formula. Jogyakarta: Flashbooks.

Maryunani, Anik. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif Dan Manajemen
Laktasi. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Murkoff, Heidi.,dkk. (2006). Kehamilan Apa yang Anda Hadapi Bulan Per
Bulan. Edisi 3. Jakarta : Arcan.

Nurafifah, D. (2009). Faktor-faktor yang berperan dalam kegagalan praktik


pemberian ASI ekslusif. Semarang: Magister Gizi Masyarakat Univesitas
Diponegoro.

Notoatmodjo. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pertiwi, P. (2012). Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi


Eksklusif Di Kelurahan Kunciran Indah Tangerang. Jakarta: Fakultas Ilmu
Keperawata Program Sarjana Regular Universitas Indonesia.

Rachmaniah, N. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi Dengan


Tindakan Asi Eksklusif. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Ramaiah, Savitri. (2006). Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Bhuana Ilmu
Komputer.

Roesli, U. (2008). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka
Bunda

Suradi R., Hegar B., Partiwi A. N., Marzuki N. S., & Ananta Y. (2010). Indonesia
Menyusui. Jakarta: IDAI.

Sylvia, Verralls. (1997). Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan Edisi
3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai