UKRIDA
Lion Pamungkas
102016287
2016/2017
Daftar Isi
2
Pengambilan Data. 12
Pengelolaan Data dan Analisis Data.. 13
Pengelolaan Data 13
Analisis Data... 13
Definisi Operasional.. 14
Penyajian Data.. 15
Cara Pengumpulan Data .......................................................................................... 15
Etika Penelitian. 15
Keterbatasan Penelitian ........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16
3
BAB I PENDAHULUAN
Hipertensi atau darah tinggi adalah salah satu faktor penting sebagai pemicu Penyakit
Tidak Menular seperti Penyakit Jantung, Stroke dan lain lain yang saat ini menjadi salah satu
penyebab kematian tertinggi di dunia. Di Indonesia sendiri penyakit ini menduduki prevalensi
tertinggi yaitu 25,8%. Hipertensi bias disebabkan karena banyakanya asupan yang cenderung
menghambat atau menyempitkan aliran darah, seperti konsumsi berlebih garam, lemak tak
jenuh, dan merokok.1,2
Seberapa besar beperanya faktor pola hidup dengan hipertensi kalangan mahasiswa FK
UKRIDA?
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
4
Dibuktikan korelasi Stress dengan kejadian Hipertensii kalangan mahasiswa
5
6
Bab II
2.1 Hipertensi
Hipertensi adalah factor penyebab utama kematian karena stroke dan factor yang memperberat
infark miokard(serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan gangguan yang paling umum
pada tekanan darah. Hiper merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi dengan
peningkatan tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat
bacaan diastolic rata-rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan berikut adalah 90mmHg
atau lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada dua atau lebih kunjungan
berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari 140mmHg.3-4
2.1.1 Etiologi
Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah mencapai atau lebih dari 140/90
mmHg pada usia 18 tahun dengan penyebab yang multifaktoral. Hipertensi dapat memberikan
gejala berlanjut pada target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal
kronis, hipertrofi ventrikel kiri, hingga kematian.
7
2.1.2 Patofisiologi
Terjadinya hipertensi disebabkan oleh hal-hal yang multifaktoral, bukan disebabkan hanya
oleh satu mekanisme saja. Faktor dan mekanisme tersebut antara lain adalah faktor diet dan
asupan garam, stress, usia, jenis kelamin, obesitas, merokok dan alkohol, beberapa mekanisme
tubuh juga ikut berperan menyebabkan hipertensi.Menurut The Seventh Report of The Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC 7), tekanan darah dapat diklasifikasi menjadi2,3 :
Mekanisme neural berperan dalam peningkatan tekanan darah karena peningkatan dari
aktivitas sistem saraf simpatis yang berlebih dapat menjadi penyebab awal dari terjadinya
hipertensi. Pada tahap awal, hipertensi terjadi dengan peningkatan denyut nadi dan cardiac
output, kadar norepinefrin plasma dan urin, berkurangnya reuptake norepinefrin,
berlebihannya norepinefrin pada saraf regional, dan vasokontriksi pada sirkulasi perifer yang
disebabkan karena rangsangan saraf simpatis postganglionic dan reseptor a-adrenergik.
Beberapa mekanisme yang berpotensi menaikkan rangsangan saraf simpatis antara lain adalah
emosi dan stress fisik, kompresi batang otak, rusaknya baroreseptor, dan efek sentral dari
Angiotensin II. Pengukuran kadar norepinefrin dalam penelitian dapat membantu mengukur
korelasi mekanisme saraf simpatis terhadap kejadian hipertensi.4,5
Ginjal salah satu organ yang menjadi penyebab dan akibat dari terjadinya hipertensi.
Dasar dari terjadinya hipertensi akibat mekanisme renal adalah menurunnya kemampuan ginjal
untuk mengekskresikan natrium pada diet tinggi garam sehingga terjadi retensi natrium dalam
tubuh. Retensi natrium ini dapat meningkatkan tekanan darah melalui dua cara, yaitu
autoregulasi dan produksi dari komponen steroid menyerupai quabain secara endogen yang
meruapakan volume dependen. Sedangkan mekanisme volume independen disebabkan karena
angiotensin yang memberikan efek pada sistem saraf pusat yang menaikkan kerja sistem
simpatis.4,6
8
Mekanisme vascular berupa perubahan struktur dan fungsi darah kecil dan besar
memegang peranan penting terjadinya hipertensi. Hal tersebut terjadi karena adanya gangguan
keseimbangan faktor yang menyebabkan dilatasi dan konstriksi pembuluh darah. Gangguan
tersebut dapat terjadi karena adanya peningkatan cystolic calcium pathway yang menyebabkan
kontraksi otot polos pembuluh darah, adanya disfungsi endotel, dan remodeling vaskular yang
berjalan seiring hipertensi sehingga dinding arteri semakin menebal sehingga dapat
memperburuk hipertensi. Remodelling pembuluh darah ini berhubungan erat dengan
mekanisme hormonal dengan adanya aktivasi sisten renin angiotensin aldosteron.4,6
2.1.3 Diagnosis
Diagnosis hipertensi dapat ditegakkan dengan penemuan tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan pasien di hari yang berbeda. Evaluasi pada penderita
hipertensi diperlukan untuk menilai pola hidup dan identifikasi faktor resiko kardiovaskular,
mencari penyebab kenaikan tekanan darah, dan menemukan ada tidaknya kerusakan dari target
organ dan penyakit kardiovaskular. Diagnosis memerlukan metode anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
2.1.4 Tatalaksana
9
fisik minimal berjalan 30 menit per hari selama 5 hari/ minggu, serta menghentikan kebiasaan
merokok. Modifikasi pola hidup tersebut perlu dipantau untuk mendapatkan hasil yang
signifikan.4
Tatalaksana secara farmakologis diperlukan pada pasien dengan deraja hipertensi yang
tinggi atau dengan indikasi yang memaksa. Indikasi tersebut antara lain diabetes mellitus,
payah jantung kongestif, stroke, penyakit ginjal kronis, dan albuminuria. Pada pasien dengan
hipertensi deraja 1 dapat diberikan diuretic jenis Thiazid dan dapat ditambahkan dengan Ace
Inhibitor, Angiotensin II Reseptor Blocker (ARB), Beta bloker, atau channel kalsium blocker.
Sedangkan pada penderita hipertensi derajat 2 perlu diberikan kombinasi 2 obat tersebut. Pada
kasus-kasus khusus seperti penderita DM, pemberian antihipertensi yang dapat menghambat
aktifitas sistem renin angiotensin aldosterone dapat membantu. Pada pasien dengan gagal
jantung kongestif perlu diberikan ACE inhibitor dan betablocker untuk memperbaiki tekanan
darah, sedangkan pada penyakit jantung coroner perlu diberikan ACE inhibitor, beta blocker,
dan antagonis aldosterone.4,5
2.1.5 Prognosis
10
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
11
Hipertensi
Bab III
METODE
Penelitian ini dilakukan di Kampus II FK UKRIDA yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
SeluruhMahasiswaFKUKRIDA.
12
3.5 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau yang bersedia mengikuti penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi.
Perkiraan jumlah sampel untuk menentukan korelasi pada kategori yang berbeda, di hitung
dengan rumus :
Besar sampel =
Keterangan:
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan Z() =
absolut
Dari perhitungan tersebut dengan nilai p sebesar 0.29 sehingga nilai q sebesar 0,71 dan nilai
d sebesar 0,1 maka diperoleh jumlah sampel minimal sebesar 41 sampel.
Populasi calon subjek penelitian diambil dari seluruh mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran
UKRIDA. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling yang memenuhi
kriteria inklusi.
13
Mahasiswa FK UKRIDA yang aktif dan berada di kampus II FK UKRIDA
Mahasiswa telah bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani surat
pernyataan informed-consent untuk melakukan penelitian ini
Kriteria Eksklusi :
Data primer yang dikumpulkan terdiri dari variabel terikat (dependent) dan variabel bebas
(independent).
b. Variabel bebas adalah usia, indeks massa tubuh, merokok, aktivitas fisik, jenis
kelamin,stress.
Pengumpulan data primer dan sekunder melalui pengukuran tekanan darah danwawancara
terstruktur dengan panduan kuisioner yang telah disiapkan dan data pemeriksaan indeks
massa tubuh.
Wawancara, meliputi :
Tingkatan perokok
TIngkatan Stres
Data yang terkumpul dari penelitian ini dicatat dalam suatu formulir kuesioner yang telah
disiapkan setelah diperoleh dari hasil kuesioner dan pengukuran kuesioner yang telah diisi,
14
diedit dan selanjutnya dikoding untuk dimasukkan dalam komputer (data entry) kemudian
dilakukan verifikasi data.
Analisis data dimulai dengan tahap deskriptif kemudian dilanjutkan dengan tahap analitik
dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 dan Stata dengan melakukan beberapa analisis:
Analisis univariat
Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sehingga dapat diperoleh gambaran
deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti.
Analisis multivariat
Untuk mengetahui hubungan antara variabel tergantung dengan dua atau lebih varaibel
bebas dengan nilai volume ekspirasi paksa detik pertama dengan regresi linear.
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik adalah jumlah Aktivitas fisik dihitung dari berapa menit melakukan aktivitas
fisik dalam tiap minggu dilakukan di hari apa saja dan berapa lama.
4. Merokok
Merokok dihitung dari berapa batang yang digunakan dalam sehari dan sudah berapa lama
menjadi perokok.
5. Stress
15
6. Indeks massa tubuh (IMT)
Indeks massa tubuh pekerja adalah perbandingan berat badan pekerja dengan kuadrat tinggi
badan pekerja. Data berat badan dan tinggi badan pekerja diperoleh dari data hasil medical
check up 6 bulan terakhir (pada saat dilakukan pemeriksaan tingkat kebugaran jasmani).
IMT = BB .
(TB)2
IMT = indeks massa tubuh BB = berat badan dalam satuan kg (kilogram) TB = tinggi badan
dalam satuan m (meter)
7. Hipertensi
Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk penulisan ilmiah secara narasi dan tabular.
Pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti. Persiapan pengumpulan data dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut:
Data dikumpulkan dengan melakukan pemeriksaan dengan indeks massa tubuh, dan
teknan darah menggunakan sfingtometer.
16
3.14 Etika Penelitian
Penelitian dilakukan sesuai dengan prinsip dasar etika penelitian kesehatan. Keikutsertaan
berdasarkan kesukarelaan yang sebelumnya sudah diterangkan tentang tujuan penelitian,
cara penelitian, manfaat penelitian baik bagi yang diteliti juga untuk kepentingan akademi
maupun bagi peneliti sendiri yang sebelumnya sudah menandatangani lembaran informed
consent. Identitas subyek dan data-data hasil penelitian dirahasiakan bila diperlukan.
Contoh informed consent.. Penelitian sudah disetujui oleh pihak kampus II FK UKRIDA
dan mahasiswa yang bersedia mengikuti penelitian dan memenuhi syarat kriteria inklusi
dan eklusi diambil sebagai sampel.
Pada penelitian ini karena beberapa hal memiliki keterbatasan yaitu subyek penelitian hanya
dibatasi pada responden wanita.
Daftar Pustaka
17
6. Kaplan NM, Victor RG. Kaplans clinical hypertension. 10 th edition. Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins; 2010. p.44-81.
18