Anda di halaman 1dari 18

Korelasi Faktor Pola Hidup dan Terhadap Kejadian Hipertensi Primer Pada Mahasiswa FK

UKRIDA

Proposal Peneitilian PBL

Lion Pamungkas

102016287

Universitas Kristen Krida Wacana

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

2016/2017
Daftar Isi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 4
Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 5
Tujuan Umum ............................................................................................. 5
Tujuan Khusus ............................................................................................ 5
Manfaat Penelitian ....................................................................................................6
Peneliti.. 6
Rumah Sakit ................................................................................................ 6
Perawat ..................................................................................................... 6
Ilmu Pengetahuan ....................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN KERANGKA
KONSEP ....................................................................................................................... 6
Tinjauan Pustaka ...................................................................................................... 6
Hipertensi................................................. .. 6
Etiologi ................................................................................................. 6
Patofisiologi 7
Diagnosis .............................................................................................. 8
Tata Laksana ......................................................................................... 8
Prognosis............................................................................................... 9
Kerangka Teori . 10
Kerangka Konsep .................................................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 11
Disain Penelitian 11
Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................................... 11
Waktu Penelitian ..................................................................................................... 11
Populasi Penelitian .................................................................................................. 11
Populasi Terjangkau.. 11
Sampel Penelitian.. 11
Besar Sampel. 11
Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................................................... 12

2
Pengambilan Data. 12
Pengelolaan Data dan Analisis Data.. 13
Pengelolaan Data 13
Analisis Data... 13
Definisi Operasional.. 14
Penyajian Data.. 15
Cara Pengumpulan Data .......................................................................................... 15
Etika Penelitian. 15
Keterbatasan Penelitian ........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hipertensi atau darah tinggi adalah salah satu faktor penting sebagai pemicu Penyakit
Tidak Menular seperti Penyakit Jantung, Stroke dan lain lain yang saat ini menjadi salah satu
penyebab kematian tertinggi di dunia. Di Indonesia sendiri penyakit ini menduduki prevalensi
tertinggi yaitu 25,8%. Hipertensi bias disebabkan karena banyakanya asupan yang cenderung
menghambat atau menyempitkan aliran darah, seperti konsumsi berlebih garam, lemak tak
jenuh, dan merokok.1,2

Hasil Penelitian di 15 kabupaten di Indonesia pada 2011 2012 memberikan fenomena


17,7% kematian disebabkan oleh Stroke dan 10,0% kematian disebabkan oleh Ischemic Heart
Disease. Dua penyakit penyebab kematian teratas ini, selalu diiringi oleh faktor Hipertensi.
Hasil Riset Kesehatan Dasar pada 2007 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia
pada usia 18 tahun keatas sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah
mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Ini
menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap apa itu hipertensi, faktor faktor dan
bahaya hipertensi.1,2

1.2 Rumusan Masalah

Seberapa besar beperanya faktor pola hidup dengan hipertensi kalangan mahasiswa FK
UKRIDA?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Dibuktikan korelasi faktor pola hidup terhadap kejadian


Hipertensi di kalangan mahasiswa.

Tujuan Khusus

Dibuktikan korelasi asupan garamm dengan kejadian Hipertensi di kalangan


mahasiswa

4
Dibuktikan korelasi Stress dengan kejadian Hipertensii kalangan mahasiswa

Dibuktikan korelasi Aktivitas fisik dengan kejadian Hipertensi di kalangan


mahasiswa
Dibuktikan korelasi Merokok dengan kejadian Hipertensi di kalangan mahasiswa
Dibuktikan korelasi indeks massa tubuh dengan kejadian Hipertensi di kalangan
Mahasiswa

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat bagi Peneliti


Penelitian ini merupakan salahsatu aplikasi ilmu yang didapat dalam perkuliahan dan
menambah wawasan keilmuannya serta terampil dalam melakukan penelitian.

Manfaat bagi Mahasiswa UKRIDA


Dapat diketahui korelasi faktor Pola Hidup terhadap kejadian Hipertensi di kalangan
Mahasiswa FK UKRIDA

Manfaat bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Penelitian ini diharapkan korelasi faktor pola hidup terhadap kejadian Hipertensi di
kalangan dewasa muda.

5
6
Bab II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

2.1 Hipertensi

Hipertensi adalah factor penyebab utama kematian karena stroke dan factor yang memperberat
infark miokard(serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan gangguan yang paling umum
pada tekanan darah. Hiper merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi dengan
peningkatan tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat
bacaan diastolic rata-rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan berikut adalah 90mmHg
atau lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada dua atau lebih kunjungan
berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari 140mmHg.3-4

2.1.1 Etiologi

Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah mencapai atau lebih dari 140/90
mmHg pada usia 18 tahun dengan penyebab yang multifaktoral. Hipertensi dapat memberikan
gejala berlanjut pada target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal
kronis, hipertrofi ventrikel kiri, hingga kematian.

Dikarenakan etiologi hipertensi yang multifaktoral hipertensi sendiri dibagi menjadi 2


bedasarkan etiologinya yaitu hipertensi primer dimana penyebabnya multifaktoral dan
idiopatik, sedangkan Hipertensi Sekunder dimana disebabkan karena adanya gangguan pada
organ terkain seperti gagal ginjal sehingga dapat diketahui penyebabnya. Resiko terjadinya
kejadian kardiovaskular dan komplikasi yang lain tidak cukup dengan mengetahui diagnosis
tekanan darah saja, melainkan diperlukan evaluasi lebih lanjut tentang penyakit yang
menyertainya dan kerusakan organ target yang terjadi. Faktor resiko hipertensi dapat dibagi
menjadi faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi diantaranya adalah umur, jenis
kelamin, suku, pendidikan, riwayat penyakit hipertensi pada keluarga. Sedangkan faktor
lingkungan yang dapat diubah adalah asupan kalori, asam lemak jenuh dan garam, aktivitas
fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan status gizi.3-4

7
2.1.2 Patofisiologi

Terjadinya hipertensi disebabkan oleh hal-hal yang multifaktoral, bukan disebabkan hanya
oleh satu mekanisme saja. Faktor dan mekanisme tersebut antara lain adalah faktor diet dan
asupan garam, stress, usia, jenis kelamin, obesitas, merokok dan alkohol, beberapa mekanisme
tubuh juga ikut berperan menyebabkan hipertensi.Menurut The Seventh Report of The Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC 7), tekanan darah dapat diklasifikasi menjadi2,3 :

1. Normal : tekanan sistolik <120 mmHg dan diastolik <80 mmHg

2. Prahipertensi : tekanan sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg

3. Hipertensi I : tekanan sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg

4. Hipertensi II : tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 100 mmHg

Mekanisme neural berperan dalam peningkatan tekanan darah karena peningkatan dari
aktivitas sistem saraf simpatis yang berlebih dapat menjadi penyebab awal dari terjadinya
hipertensi. Pada tahap awal, hipertensi terjadi dengan peningkatan denyut nadi dan cardiac
output, kadar norepinefrin plasma dan urin, berkurangnya reuptake norepinefrin,
berlebihannya norepinefrin pada saraf regional, dan vasokontriksi pada sirkulasi perifer yang
disebabkan karena rangsangan saraf simpatis postganglionic dan reseptor a-adrenergik.
Beberapa mekanisme yang berpotensi menaikkan rangsangan saraf simpatis antara lain adalah
emosi dan stress fisik, kompresi batang otak, rusaknya baroreseptor, dan efek sentral dari
Angiotensin II. Pengukuran kadar norepinefrin dalam penelitian dapat membantu mengukur
korelasi mekanisme saraf simpatis terhadap kejadian hipertensi.4,5

Ginjal salah satu organ yang menjadi penyebab dan akibat dari terjadinya hipertensi.
Dasar dari terjadinya hipertensi akibat mekanisme renal adalah menurunnya kemampuan ginjal
untuk mengekskresikan natrium pada diet tinggi garam sehingga terjadi retensi natrium dalam
tubuh. Retensi natrium ini dapat meningkatkan tekanan darah melalui dua cara, yaitu
autoregulasi dan produksi dari komponen steroid menyerupai quabain secara endogen yang
meruapakan volume dependen. Sedangkan mekanisme volume independen disebabkan karena
angiotensin yang memberikan efek pada sistem saraf pusat yang menaikkan kerja sistem
simpatis.4,6

8
Mekanisme vascular berupa perubahan struktur dan fungsi darah kecil dan besar
memegang peranan penting terjadinya hipertensi. Hal tersebut terjadi karena adanya gangguan
keseimbangan faktor yang menyebabkan dilatasi dan konstriksi pembuluh darah. Gangguan
tersebut dapat terjadi karena adanya peningkatan cystolic calcium pathway yang menyebabkan
kontraksi otot polos pembuluh darah, adanya disfungsi endotel, dan remodeling vaskular yang
berjalan seiring hipertensi sehingga dinding arteri semakin menebal sehingga dapat
memperburuk hipertensi. Remodelling pembuluh darah ini berhubungan erat dengan
mekanisme hormonal dengan adanya aktivasi sisten renin angiotensin aldosteron.4,6

2.1.3 Diagnosis

Diagnosis hipertensi dapat ditegakkan dengan penemuan tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan pasien di hari yang berbeda. Evaluasi pada penderita
hipertensi diperlukan untuk menilai pola hidup dan identifikasi faktor resiko kardiovaskular,
mencari penyebab kenaikan tekanan darah, dan menemukan ada tidaknya kerusakan dari target
organ dan penyakit kardiovaskular. Diagnosis memerlukan metode anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesis meliputi lamanya menderita hipertensi, mencari indikasi hipertensi


sekunder, mencari faktor-faktor resiko yang meningkatkan kejadian hipertensi, dan
menanyakan gejala kerusakan organ lainnya. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan
dengan pengukuran rutin pada kamar periksa dokter/rumah sakit, pengukuran 24 jam
menggunakan Ambulatory Blood Pressure Monitoring, dan pengukuran sendiri oleh penderita
dirumah.4

2.1.4 Tatalaksana

Tujuan pengobatan penderita hipertensi dalah untuk menurunkan morbiditas dan


mortalitas penyakit kardiovaskular dan renal. Tatalaksana dapat dilakukan secara
nonfarmakologis dan secara farmakologis.

Tatalaksana secara nonfarmakologis dapat dilakukan dengan modifikasi pola hidup,


modifikasi tersebut antara lain menurunkan berat badan berlebih terutama pada pasien dengan
status gizi yang obesitas ataupun overweight, pembatasan asupan garam kurang atau sama
dengan 2,4 g natrium atau 6 g natrium klorida, meningkatkan konsumsi buah dan sayur,
menurunkan konsumsi alkohol tidak lebih dari 2 kali minum per hari, meningkatkan aktifitas

9
fisik minimal berjalan 30 menit per hari selama 5 hari/ minggu, serta menghentikan kebiasaan
merokok. Modifikasi pola hidup tersebut perlu dipantau untuk mendapatkan hasil yang
signifikan.4

Tatalaksana secara farmakologis diperlukan pada pasien dengan deraja hipertensi yang
tinggi atau dengan indikasi yang memaksa. Indikasi tersebut antara lain diabetes mellitus,
payah jantung kongestif, stroke, penyakit ginjal kronis, dan albuminuria. Pada pasien dengan
hipertensi deraja 1 dapat diberikan diuretic jenis Thiazid dan dapat ditambahkan dengan Ace
Inhibitor, Angiotensin II Reseptor Blocker (ARB), Beta bloker, atau channel kalsium blocker.
Sedangkan pada penderita hipertensi derajat 2 perlu diberikan kombinasi 2 obat tersebut. Pada
kasus-kasus khusus seperti penderita DM, pemberian antihipertensi yang dapat menghambat
aktifitas sistem renin angiotensin aldosterone dapat membantu. Pada pasien dengan gagal
jantung kongestif perlu diberikan ACE inhibitor dan betablocker untuk memperbaiki tekanan
darah, sedangkan pada penyakit jantung coroner perlu diberikan ACE inhibitor, beta blocker,
dan antagonis aldosterone.4,5

2.1.5 Prognosis

Dikarenakan hipertensi merupakan faktor resiko untuk terjadinya segala gangguan


sistem kardiovaskular dan renal, hipertensi dapat memberikan komplikasi lanjut berupa
kerusakan pada organ target, yaitu infark miokard, gagal jantung kongestif, gagal ginjal kronis,
retinopati, stroke, dan penyakit arteri perifer. Komplikasi tersebut meningkat 2,5 kali pada
wanita dan 1,6 kali pada pria disbanding dengan tekanan darah normal. 4 Oleh karena itu
penting sekali untuk melihat apakah ada komplikasi dalam menentukan prognosis hipertensi.

10
Kerangka Teori

Indeks Massa Tubuh


Jenis Kelamin Stress

Umur Asupan garam


Hipertensi

Merokok Sistem Genetik Aktivitas Fisik


Renin

Kerangka Konsep

11
Hipertensi

Faktor Pola Hidup


1. Merokok
2. Umur
3. Aktivitas Fisik
4. Indeks Massa Tubuh
5. Jenis Kelamin
6. Stress

Bab III

METODE

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan disain penelitian cross-sectional untuk mengetahui korelasi


faktor pola hidup dan faktor resiko yang lain terhadap kejadian Hipertensi di kalangan
mahasiswa FK UKRIDA yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus II FK UKRIDA yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

3.3 Waktu Penelitian

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat persetujuan komite etik.

3.4 Populasi Penelitian

SeluruhMahasiswaFKUKRIDA.

12
3.5 Populasi Terjangkau

Seluruh mahasiswa Aktif yang sedang berkampus di kampus II FK UKRIDA.

3.6 Sampel Penelitian

Populasi terjangkau yang bersedia mengikuti penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi.

3.7 Besar Sampel7

Perkiraan jumlah sampel untuk menentukan korelasi pada kategori yang berbeda, di hitung
dengan rumus :

Besar sampel =

Keterangan:
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan Z() =

derajat kepercayaan p = proporsi perawat yang

menderita LBP q = 1-p (proporsi perawat yang tidak

menderita LBP d = limit dari error atau presisi

absolut

Dari perhitungan tersebut dengan nilai p sebesar 0.29 sehingga nilai q sebesar 0,71 dan nilai
d sebesar 0,1 maka diperoleh jumlah sampel minimal sebesar 41 sampel.

Sampel minimal ditambah 20%= 40 + 8,2 = 48,2 sampel

Populasi calon subjek penelitian diambil dari seluruh mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran
UKRIDA. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling yang memenuhi
kriteria inklusi.

3.8 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.8.1 Kriteria Inklusi

13
Mahasiswa FK UKRIDA yang aktif dan berada di kampus II FK UKRIDA
Mahasiswa telah bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani surat
pernyataan informed-consent untuk melakukan penelitian ini

Kriteria Eksklusi :

Mahasiswa yang sudah mengalami penyakit ginjal.


Mahasiswa yang memiliki kelainan fisik.
Mahasiswa tidak mengikuti alur pengisian kuisioner yang sudah diintruksikan
3.9 Pengambilan Data

Data primer yang dikumpulkan terdiri dari variabel terikat (dependent) dan variabel bebas
(independent).

a. Variabel terikat adalah Hipertensi

b. Variabel bebas adalah usia, indeks massa tubuh, merokok, aktivitas fisik, jenis
kelamin,stress.

Pengumpulan data primer dan sekunder melalui pengukuran tekanan darah danwawancara
terstruktur dengan panduan kuisioner yang telah disiapkan dan data pemeriksaan indeks
massa tubuh.

Wawancara, meliputi :

Tingkatan perokok

TIngkatan Stres

Jumlah aktivitas fisik yang rutin dilakukan

Karakteristik responden, meliputi nama, umur dan jenis kelamin.

Riwayat penyakit yang pernah diderita pekerja.

3.10 Pengelolaan Data dan Analisis Data

3.10.1 Pengolahan Data

Data yang terkumpul dari penelitian ini dicatat dalam suatu formulir kuesioner yang telah
disiapkan setelah diperoleh dari hasil kuesioner dan pengukuran kuesioner yang telah diisi,

14
diedit dan selanjutnya dikoding untuk dimasukkan dalam komputer (data entry) kemudian
dilakukan verifikasi data.

3.10.2 Analisis Data

Analisis data dimulai dengan tahap deskriptif kemudian dilanjutkan dengan tahap analitik
dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 dan Stata dengan melakukan beberapa analisis:

Analisis univariat

Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sehingga dapat diperoleh gambaran
deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti.

Analisis multivariat

Untuk mengetahui hubungan antara variabel tergantung dengan dua atau lebih varaibel
bebas dengan nilai volume ekspirasi paksa detik pertama dengan regresi linear.

3.11 Definisi Operasional

1. Usia

Usia responden terhitung tanggal ulang tahun terakhir.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden.

3. Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik adalah jumlah Aktivitas fisik dihitung dari berapa menit melakukan aktivitas
fisik dalam tiap minggu dilakukan di hari apa saja dan berapa lama.

4. Merokok

Merokok dihitung dari berapa batang yang digunakan dalam sehari dan sudah berapa lama
menjadi perokok.

5. Stress

Stress dihitung dengan menggunakan kuesioner yang mempertanyakan tingakatan stress


tersebut.

15
6. Indeks massa tubuh (IMT)

Indeks massa tubuh pekerja adalah perbandingan berat badan pekerja dengan kuadrat tinggi
badan pekerja. Data berat badan dan tinggi badan pekerja diperoleh dari data hasil medical
check up 6 bulan terakhir (pada saat dilakukan pemeriksaan tingkat kebugaran jasmani).

IMT = BB .

(TB)2

IMT = indeks massa tubuh BB = berat badan dalam satuan kg (kilogram) TB = tinggi badan
dalam satuan m (meter)

7. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi dengan peningkatan


tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan
diastolic rata-rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan berikut adalah 90mmHg atau
lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada dua atau lebih kunjungan
berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari 140mmHg.

3.12 Penyajian Data

Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk penulisan ilmiah secara narasi dan tabular.

3.13 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti. Persiapan pengumpulan data dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut:

Memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada responden


dilanjutkan dengan penandatangan informed consent.

Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara dengan mahasiswa meliputi, tingkat


stress, tingkatan perkok dan jumlah aktivitas fisik yang dilakukan. karakteristik
responden, meliputi nama, umur dan lama bekerja, riwayat penyakit yang pernah diderita
pekerja.

Data dikumpulkan dengan melakukan pemeriksaan dengan indeks massa tubuh, dan
teknan darah menggunakan sfingtometer.

16
3.14 Etika Penelitian

Perlindungan subyek penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan prinsip dasar etika penelitian kesehatan. Keikutsertaan
berdasarkan kesukarelaan yang sebelumnya sudah diterangkan tentang tujuan penelitian,
cara penelitian, manfaat penelitian baik bagi yang diteliti juga untuk kepentingan akademi
maupun bagi peneliti sendiri yang sebelumnya sudah menandatangani lembaran informed
consent. Identitas subyek dan data-data hasil penelitian dirahasiakan bila diperlukan.

Persetujuan pelaksanaan penelitian

Contoh informed consent.. Penelitian sudah disetujui oleh pihak kampus II FK UKRIDA
dan mahasiswa yang bersedia mengikuti penelitian dan memenuhi syarat kriteria inklusi
dan eklusi diambil sebagai sampel.

3.15 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini karena beberapa hal memiliki keterbatasan yaitu subyek penelitian hanya
dibatasi pada responden wanita.

Daftar Pustaka

1. Diunduh dari http://www.depkes.go.id/article/print/1909/masalah-hipertensi-di-


indonesia.html. Pada 20 februari 2017
2. Diunduh dari http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15080300001/hipertensi-the-
silent-killer.html. Pada 20 februari 2017.
3. Yogiantoro M. Hipertensi Essensial. Buku ajar IPD. Jilid 2. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2009. 1079-85.
4. Tanto C, Hustrini N.M. Hipertensi. Dalam : Kapita Selekta. Jakarta : media
Aesculapous; 2014 . h.635-9.

5. N. Anggara, Prayitno. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah di


puskesmas telaga murni, cikarang barat tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2013
Jan;5(1):20-25.

17
6. Kaplan NM, Victor RG. Kaplans clinical hypertension. 10 th edition. Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins; 2010. p.44-81.

7. Sastroasmoro S. Ismael S. Dasar-dasar metodologi penilitian klinis. Edisi ke 5.Jakarta :


Sagung seto; 2014.h.397-432.

18

Anda mungkin juga menyukai